Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 06 - 2


Sinopsis C-Drama : Forget You, Remember Love Episode 06 - 2
Images by : Tencent TV

Tonghao siap untuk pergi ke Indonesia. Dia mengenakan jas-nya (pakaian yang di kenakan-nya saat di temukan Qianyu and family). Jinzhi memuji Tonghao yang jika berpakaian seperti itu, sedikit mirip dengan orang kaya. Tapi… hanyalah mirip.
Qianyu tidak ada. Dia hanya meminta Jinzhi memberikan bantal kodoknya untuk Tonghao. Jinzhi juga memberitahu kalau bantal itu adalah bantal kesayangan Qianyu bahkan tidak memperbolehkan siapapun menyentuhnya. Jinzhi saja tidak menyangka Qianyu memberikan bantal itu pada Tonghao.
Tonghao mengambil bantal itu. Ada sebuah surat dari Qianyu yang menyuruh Tonghao membawa bantal itu. Jinzhi tampak sedih dan tidak enak juga. Dia memilih mengambilkan beberapa makanan untuk Tonghao selama perjalanan dan memasukkanya ke tas Tonghao.
Tonghao meraba bantal kodok itu. Di dalam kantong bantal, Tonghao menemukan segepok uang. Dia tersenyum menyadari niat Qianyu memberikan bantal itu padanya. Akan tetapi, Tonghao tidak berniat mengambil uang itu. Dia mengembalikannya ke dalam kantong bantal itu kembali.

Jinzhi mengisi tas Tonghao dengan banyak sekali mie cup dan roti. Dengan begitu, Tonghao tidak akan merasa lapar di jalanan. Walau Jinzhi sudah jahat padanya, Tonghao tetap berterimakasih padanya. Jinzhi merasa tidak enak dan berniat mengantarkan Tonghao ke pelabuhan. Dengan sopan, Tonghao menolak karena dia tahu kalau Jinzhi masih harus menjaga kedai.
Tonghao juga pergi tanpa membawa bantal kodok itu. Dia merasa kalau Qianyu lebih membutuhkan bantal itu.
Jinzhi tampak sedih setelah Tonghao pergi. Sepertinya dia merasa bersalah.
Setelah Tonghao pergi, tidak lama, Qianyu kembali ke rumah dengan langkah tertatih (karna kakinya masih sakit). Jinzhi langsung memberitahu kalau Tonghao sudah pergi. Qianyu melihat bantal kodoknya yang tidak di bawa dan uangnya juga masih ada. Qianyu menggerutu kesal mengira Tonghao tidak mengerti niatnya memberikan bantal itu. Qianyu tampak lebih sedih.
Dan tepat saat itu, berita di ponsel (Jinzhi lagi nonton berita live streaming) menyiarkan mengenai polisi yang baru saja menyelesaikan sebuah kasus yang mengirim pekerja ilegal ke Indonesia. Perantara picik mengatakan akan memberikan persyaratan dan upah yang bagus untuk memancing pekerja untuk di kirimkan ke Indonesia, Malayasia dan sekitarnya. Dan jika tertipu keluar dari perbatasan negara, pekerja akan kehilangan kebebasan. Reporter TV juga menunjukan brosur yang di gunakan untuk menjerat korban. Dan itu, brosur yang sama, seperti yang Jinzhi perlihatkan.
Qianyu langsung meletakkan ponsel itu dan berlari dengan langkah terseok, bergegas menuju pelabuhan. Dia tidak mempedulikan kakinya yang sakit. Jinzhi yang masih belum sadar dedngan yang terjadi, bingung melihat reaksi Qianyu yang seperti itu.
--
Tonghao sudah naik ke kapal kecil. Karena dia tiba paling terakhir, Tonghao tidak mendapatkan baju pelampung. Qianyu tiba saat kapal sudah jalan. Dia berteriak-teriak memanggil nama Tonghao agar tidak pergi.

Tonghao mendengar teriakannya dan melihatnya yang berdiri di pinggir dermaga. Tapi, karena suara mesin kapal dan jarak yang cukup jauh, Tonghao hanya melihat Qianyu yang melambai-lambai dan tidak bisa mendengar sama sekali teriakannya.
Tonghao meminta nahkoda untuk kembali ke dermaga karna masih ada urusan. Tapi, permintaannya di tolak karena jika memutar balik, mereka bisa terlambat.
Karena bingung melihat Qianyu yang terus berteriak dan dia juga tidak bisa mendengarkan sama sekali apa yang Qianyu katakan, Tonghao bertindak nekat. Dia lompat masuk ke dalam laut.
Melihat itu, Qianyu semakin panik dan langsung melompat ke dalam laut, menyelamatkan Tonghao yang tidak bisa berenang sama sekali. Sama seperti pertemuan pertama mereka dulu.

Qianyu berhasil menyelamatkan Tonghao. Tapi, Tonghao tidak sadarkan diri. Qianyu mulai menangis ketakutan. Dia memberikan CPR dan nafas buatan. Dan untunglah, akhirnya Tonghao sadar. Rasa khawatirnya berubah menjadi amarah karena Tonghao melompat ke dalam laut padahal tidak bisa berenang. Menakutinya saja!
“Aku mengira kau ada urusan penting mencariku. Kapal juga tidak bisa putar balik. Aku hanya bisa melompat,” jawab Tonghao masih dalam kondisi lemah.
Qianyu memarahinya karena tidak memakai baju pelampung. Tonghao menjawab kalau dia orang terakhir yang tiba dan tidak ada lagi baju pelampung. Qianyu menggerutu kesal pada para penculik picik yang bahkan tidak memberikan baju pelampung! Qianyu memberitau kalau brosur pekerja itu palsu untuk mendapatkan pekerja ilegal dan akan berakhir di pertambangan.
“Terimakasih sudah menolongku, Qianyu.”
“Kau sudah tidak bisa berenang, malah melompat ke laut. Waktu itu, demi menolongmu, ciuman pertamaku sudah hilang!” marah Qianyu.
Ucapan itu, membuat Tonghao mendapatkan sedikit ingatannya. Dia ingat Qianyu juga dulu pernah menolongnya saat tenggelam di laut.
“Qianyu. Apakah sebelumnya, kau pernah menolongku?”
“Benar! Setiap kali bertemu denganmu, aku pasti sangat sial.”
“Apakah kau juga pernah memberiku nafas buatan?”
“Benar! Semua salahmu! Ini sudah kedua kalinya,” omel Qianyu.
“Nafas buatan dan ciuman itu berbeda,” beritahu Tonghao.
Eh, Qianyu menganggapnya sama karena dari lips to lips. Apa bedanya? Tonghao tersenyum kecil dengan kepolosan Qianyu.
Dan tiba-tiba saja, dia meraih kepala Qianyu, menariknya ke arahnya dan mencium-nya. Qianyu terkejut untuk sesaat dan kemudian mendorongnya. Tonghao bukannya menyesal dan malah tersenyum bertanya, sekarang sudah tahu perbedaan nafas buatan dengan ciuman?
Qianyu sedikit gugup dan menyembunyikan perasaannya dengan marah.
“Qianyu. Aku tidak ingin pergi,” ujar Tonghao, serius.
“Pergi saja! Semakin jauh, semakin baik. Jangan datang mencelakaiku lagi,” ujarnya menangis.
“Aku tidak ingin meninggalkanmu. Aku ingin bersamamu selamanya.”
Qianyu terperangah mendengarnya. Dan kali ini, Tonghao kembali menciumnya. Qianyu terdiam, tidak bereaksi.
--
Tonghao akhirnya di bawa pulang oleh Qianyu. Mereka makan siang bersama. Jinzhi terus diam dan tampaknya dia merasa bersalah. Suasana tampak canggung. Shengzhe tiba-tiba menyudahi makannya, berdehem dan mengeluarkan secarik kertas dari sakunya. Kertas itu bertuliskan : Undangan. Selamat kamu mendapat izin untuk tidur di kamar Shengzhe.
“Kau adalah orang pertama yang mendapatkan undanganku. Selamat! Kedepannya, kau tidak perlu tidur di gudang lagi,” ujar Shengzhe.

Jinzhi tampak tersenyum dengan sikap Shengzhe. Tonghao juga senang apalagi Shengzhe meletakkan daging ke mangkuknya dan mengajaknya main rubik bersama. Mereka lanjut makan dengan lebih tenang.
Jinzhi tampaknya benar-benar merasa bersalah. Dia memberikan sepiring daging untuk Tonghao. Dia meminta maaf karna dia benar-benar tidak tahu kalau brosur itu penipuan. Jika tahu, dia tidak akan membiarkan Tonghao pergi.
Tonghao tidak mempermasalahkannya karena dia juga sudah kembali.
Qianyu tidak bisa fokus makan. Dia terus teringat ciumannya dengan Tonghao tadi. Tonghao tiba-tiba berterimakasih pada Jinzhi dan keluarganya yang sudah menampungnya saat amnesia. Baginya, mereka adalah keluarganya. Dan dengan begitu, bolehkah dia tinggal di sini? Dia janji kalau ingatannya kembali, dia akan pergi. Dan sebelum itu, dia akan bekerja dengan giat di sini.
Shengzhe langsung bilang dia setuju. Qianyu hanya diam dan terus melihat Tonghao. Shengzhe menyadari itu dan langsung bertanya kenapa melihat Tonghao terus? Qianyu jadi salting dan memilih makan di meja makan luar. Tonghao mengikutinya.
Jinzhi memperhatikan mereka. Dia jadi ragu untuk membiarkan Tonghao tinggai di sini.

Tonghao makan sambil terus menatap Qianyu, membuat Qianyu jadi semakin salting.
--
Ziqian dan anggotanya rapat dengan Minghan and the gang. Minghan membahas mengenai inpeksi rahasia apa yang Junhao lakukan hingga tidak menelpon atau mengirim email sama sekali. Mereka terus memojokkan Ziqian.
“Aku sudah bilang berulang kali. Sekarang, yang paling penting, adalah menjalankan rencana proyek Guanmei,” tegas Ziqian.
“Menjalankan proyek memanglah yang terpenting, tapi perusahaan juga membutuhkan pemimpin.”
“Penyakit Presdir Shan sedang dalam fase membaik, aku akan menyampaikan pesan Anda padanya. Tapi, perusahaan lebih butuh orang yang bekerja. Kita harus bekerja sama menjalankan perencanaan kerja masing-masing. Dengan begini, saat GM Shan tidak berada di tempat, Senwell tidak akan berantakan,” tegas Ziqian.

“GM Xu. Tanggal pembongkaran kita sudah terundur selama seminggu. Jika tidak bisa menyelesaikan masalah Hotel Guanmei, pengembangan Guanmei tidak akan bisa di kerjakan. Jika begini terus, Zhiwen Capital akan mundur. Jika mereka mundur, maka rantai pendanaan akan berhenti. Jika rantai pendanaan terhenti, proyek ini pasti akan gagal!” marah Minghan.
“Aku besok akan pergi ke Guanmei dan menandatangani kontrak dengan Hotel Guanmei. Apakah kau masih punya masalah?”
Minghan tidak bisa menjawab pertanyaan Ziqian dan memilih keluar dari ruang rapat.

3 Comments

Previous Post Next Post