Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 14-1


Sinopsis K-Drama : Hi Bye, Mama Episode 14-1

Images by : TvN
Prolog,

Tahun 2015

Yu Ri menelpon ibu memberitahu kalau dia hendak keluar untuk membeli barang untuk customer-nya. Ibu melarangnya untuk pergi keluar rumah karena sedang hamil besar dan akan melahirkan dua hari lagi. Tapi, Yu Ri menyuruh ibu untuk tenang dan tidak khawatir karena dia tidak akan mati. Dia akan cepat-cepat belanja dan pulang ke rumah segera. Usai mengatakan itu, Yu Ri langsung mematikan telepon.


Ayah yang mendengar dari tadi, mau tahu ada apa. Ibu memberitau kalau orang yang membeli pekerjaan Yu Ri, meminta memperbaiki sesuatu, jadi Yu Ri pergi untuk membeli bahan. Ayah juga khawatir karena Yu Ri pergi keluar saat sedang hamil besar seperti ini.

Ayah bercerita kalau dia mengalami mimpi tadi, tapi tidak bisa ingat apa mimpinya. Yang jelas, saat bangun tadi pagi, perasaannya terasa aneh. Sangat gelisah. Ibu tertawa mendengarnya dan merasa kalau itu hanya mimpi tanpa arti karena tidak bisa di ingat juga.

Tidak lama, telepon rumah mereka berbunyi. Dan seketika dunia serasa runtuh bagi ayah dan ibu. Yu Ri mengalami kecelakaan.

Aku berharap ada lampu peringatan sebelum nasib buruk tiba-tiba datang. Rasa sakitnya tidak terhindarkan, tapi setidaknya aku siap.


Setelah kematian Yu Ri, ibu mulai mengikuti komunitas para ibu yang kehilangan anak mereka. Semua ibu itu bercerita mengenai penyesalan mereka dan merasa kalau kematian anak mereka adalah salah mereka. Ibu Yu Ri pun demikian. Dia berharap bisa kembali ke hari itu dan menahan Yu Ri untuk bekerja. Jika dia bisa menahannya 1 menit saja, mungkin Yu Ri bisa terhindar dari bahaya. Kenapa dia tidak menahannya?

Walau lampu peringatan ada, nasib buruk takkan membiarkannya menyala agar kita tidak tahu kapan ia tiba.

Gang Hwa terus mabuk-mabukkan dan menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Yu Ri.

Dengan begitu, kau tidak perlu menyalahkan diri karena tidak mengetahuinya.

Episode 14 :

Bukan salahmu


Gang Hwa akhirnya memberitahu Min Jeong kalau Do Yeon (bibi pengasuh Seo Woo. Nama samaran Yu Ri) adalah Cha Yu Ri. Mendiang istrinya dan ibu dari Seo Woo yang hidup kembali. Min Jeong terhenyak mendengarnya.

--

Yu Ri ada di rumahnya. Dia teringat pengusiran Min Jeong tadi karena tidak menjaga Seo Woo dengan baik.

--




Min Jeong ada di kamar seorang diri. Dia melihat foto Gang Hwa dan Cha Yu Ri yang di simpannya. Dia masih sulit percaya dengan pengakuan Gang Hwa. Gang Hwa ada di depan kamar, mengetuk pintu, akan tetapi Min Jeong hanya diam. Gang Hwa menghela nafas panjang dan tidak berani untuk masuk ke dalam.

Gang Hwa juga tampak stress dan bingung dengan semua yang terjadi.

--

Gang Hwa terus duduk di depan kamar hingga hari pagi. Min Jeong juga keluar kamar setelah pagi dan mulai merawat Seo Woo seperti biasanya. Mencuci muka, memandikan dan mengganti baju Seo Woo. Min Jeong juga tampak mengabaikan Gang Hwa seolah Gang Hwa tidak ada di hadapannya.


Saat Min Jeong masuk ke dalam kamar, Gang Hwa mengikutinya. Min Jeong berusaha bersikap seperti biasa, seolah tidak mendengar ucapan Gang Hwa kemarin malam mengenai Yu Ri. Gang Hwa bisa tahu kalau Min Jeong tidak percaya dengan ucapannya karena awalnya pun dia sulit percaya akan hal itu. Min Jeong membenarkan. Dia tidak percaya karena hal itu tidak mungkin terjadi.

“Walau kau tak percaya, ini kenyataannya.”

“Aku tak percaya.”

“Lalu, kenapa kau menangis tadi malam?”

“Baiklah. Anggap saja ucapanmu benar. Lantas kenapa kau baru bilang sekarang?” tanya Min Jeong.

“Maafkan aku. Awalnya, aku sangat bingung, aku tidak sanggup bilang, tapi... Aku juga tidak sanggup menutupinya darimu. Min-jeong. Walau sulit dipercaya, ini kenyataannya.”

--

Kedai Misaeng,

Geun Sang duduk di sebuah meja kosong. Dan di depannya ada arwah Gang Bin yang menatapnya. Setelah diam cukup lama, Geun Sang akhirnya bersuara menanyakan alasan arwah itu mengikutinya. Gang Bin sangat terkejut karena mengira Geun Sang bisa melihatnya. Tapi, rasa terkejutnya kesal saat melihat pandangan mata Geun Sang yang tidak fokus.

Geun sang bicara sendiri pada dirinya sendiri kalau hantu itu tidak ada. Ah, apa mungkin dia di ikuti karena pernah main dukun-dukunan? Kenapa Yu Ri harus mengatakan hal seperti itu, sih. Membuat takut saja.

Gang Bin jadi kesal dan memilih pergi saja.


Hyeon Jeong juga tidak fokus dalam bekerja. Buktinya, Hyeong Jeong meletakkan tumpukan bubuk cabe membentuk gunung ke atas sayuran yang akan di olah. Geun Sang sampai harus memanggilnya berulang kali agar Hyeon Jeong sadar dari lamunan. Geun Sang tahu kalau Hyeon Jeong pasti memikirkan mengenai Yu Ri. Geun Sang juga merasa kasihan pada Yu Ri, tapi dia juga tidak tahu harus membantu seperti apa. Dia tahu kalau Hyeon Jeong dan Gang Hwa juga merasa bingung dengan masalah yang terjadi karena mereka berdua terus menghela nafas.

“Sekarang aku tahu alasan Yu-ri ingin bersembunyi dan tidak ingin menemui kita,” ujar Hyeon Jeong.

“Kenapa?”

Hyeon Jeong teringat ucapan Yu Ri kemarin bahwa Gang Hwa dan Hyeon Jeong terus menderita karena dia kembali hidup. Dan karena itu, Hyeon Jeong memutuskan melakukan sesuatu untuk Yu Ri. Dia menyuruh Geun Sang yang menjaga rumah.

--


Ibu memarahi Ayah setelah tahu bahwa ayah menghilangkan Seo Woo kemarin malam. Ayah terus menundukan kepala, merasa bersalah. Dia menjelaskan kalau Seo Woo awalnya ada di belakangnya dan dia hanya berpaling sebentar, tapi tiba-tiba Seo Woo menghilang.

Ayah merasa sangat bersalah dan memukuli kepalanya sendiri.

--

Yu Ri mengirim pesan pada Min Jeong untuk meminta maaf, tapi Min Jeong tidak membalas sama sekali. Yu Ri menghela nafas panjang.

Flashback

Kemarin malam, Midong memberitahu kalau arwah keluarga Pil Seung yang menyelamatkan Seo Woo dari Guk Bong. Mereka menyembunyikan Seo Woo dan Guk Bong terus menanyakan dimana mereka menyembunyikannya. Arwah keluarga Pil Seung tidak menjawab pertanyaan Guk Bong sama sekali dan akibatnya, mereka di kirimkan paksa ke atas. Mereka sudah pergi.

Yu Ri terkejut dan merasa bersalah karena mereka melakukan itu demi Seo Woo-nya. Midong menyuruh Yu Ri untuk tidak merasa bersalah karena itu adalah keputusan keluarga Pil Seung. Keluarga itu melakukan itu pasti karena tahu perasaan Yu Ri. Dan juga, Yu Ri kan juga akan segera ke atas. Jika bertemu mereka nanti, jangan lupa berterimakasih saja.

“Aku harus memasak sekali lagi untuk Pil-seung,” ujar Yu Ri.

“Kau tidak punya waktu. Tidak perlu memikirkan orang lain. Lakukan saja keinginanmu. Dasar bodoh.”

End

“Pengorbanan keluarga Pil-seung membuatku terharu. Aku tidak bisa berterima kasih karena mereka sudah pergi,” gumam Yu Ri dengan nada sedih.

Saat itu, ibu datang memberitahu kalau Hyeon Jeong datang.


Saat keluar, Yu Ri melihat Hyeon Jeong datang dengan menggunakan mobil keren berwarna merah. Dia menyuruh Yu Ri untuk ikut dengannya. Hyeon Jeong bahkan pamer kalau dia yang membeli mobil itu. Yeon Ji juga sudah bersiap. Saat mendengar instruksi dari Hyeon Jeong, Yeon Ji langsung lari ke depan, memberikan tas dan jaket Yu Ri.

Ibu dan Yeon Ji senang karena Yu Ri akhirnya tersenyum. Mereka memuji Hyeon Jeong sebagai yang terbaik.



Yu Ri sangat senang bisa berjalan-jalan bersama Hyeon Jeong. Mereka bahkan mengebut di jalanan yang sepi. Mereka juga menaiki permainan zip line. Hari itu, mereka bersenang-senang.

Mereka kemudian melanjutkan kegiatan dengan bersepeda santai di taman. Hyeon Jeong tersenyum bahagia melihat Yu Ri yang tampak senang.

--


Seo Woo bermain bersama Min Jeong di rumah. Mereka main masak-masakan. Min Jeong masih tampak memikirkan ucapan Gang Hwa mengenai Yu ri. Dan akhirnya memutuskan mengirim pesan pada Gang Hwa agar tidak bercanda seperti itu lagi.

--

Gang Hwa menerima pesan Min Jeong dan menghela nafas panjang. Dia tidak bercanda sama sekali, tapi Min Jeong tetap menganggapnya demikian.


Saat itu, dr. Jang masuk dan memberikan jadwal operasi. Besok dia akan melakukan operasi dan Gang Hwa harus masuk untuk melihatnya. Gang Hwa menolak. Dr. Jang memarahinya dan membujuknya. Mau sampai kapan Gang Hwa seperti ini? Sudah saatnya Gang Hwa berhenti menderita seperti ini.

--

Hyeon Jeong membelikan minuman untuk Yu Ri. Mereka duduk di pinggir danau. Hyeon Jeong kemudian bertanya, apakah selama 5 tahun ini, Yu Ri juga selalu ada di sampingnya?

“Tentu saja. Aku selalu di sampingmu. Kau selalu merayakan ulang tahunku, padahal aku sendiri lupa.”

“Itu usahaku untuk tidak melupakanmu. Aku selalu merayakannya karena itu. Setelah kau meninggal, awalnya tidak terasa nyata bagiku. Seperti setahun tidak bertemu saat aku bersekolah di luar negeri. Rasanya seperti kau hanya pergi sebentar dan akan kembali lagi. Setelah aku menyadari kita tidak bisa bertemu lagi, aku mulai tidak nafsu makan, dan terus menangis. Tapi setelah melewati masa itu, aku mulai kelaparan. Aku mulai mau makan, mengasuh Ha-jun, dan bekerja. Lalu suatu hari, aku tersadar sudah mulai melupakanmu. Aku merayakan ulang tahunmu karena ingin terus mengingatmu, dan karena merasa bersalah. Kau juga tahu, 'kan?” cerita Hyeon Jeong dengan sedih.

“Tentu saja. Sejujurnya aku kecewa karena kau mulai melupakanku. Tapi... aku lebih takut kau tidak melupakanku. Melihat orang-orang menderita karena aku seperti neraka bagiku.”

“Gang-hwa?” tebak Hyeon Jeong. “Kau juga pasti tahu penyakit Gang-hwa.”

“Tentu saja. Aku selalu di sampingnya. Aku baru tahu belakangan ini dia dihukum karena penyakitnya. Aku yang membuatnya seperti itu. Aku melukainya.”

“Itu bukan salahmu. Kau tidak memilih untuk mati.”

“Tapi itu pilihanku. Aku yang membuatnya merasa bersalah.”

--


Geun Sang yang di tinggal sendirian di kedai, jadi merasa semakin ketakutan. Dan dia jadi teringat dengan kartu nama yang pernah di berikan Midong.

--


Midong ada di rumah abu. Dia berdoa untuk arwah keluarga Pil Seung yang sudah di kirim ke atas. Arwah lain jadi merasa sedih karena mereka bahkan tidak di berikan kesempatan untuk mengucapkan perpisahan.

Midong menasehati mereka semua untuk segera membereskan urusan mereka di dunia ini. Jangan sampai mereka berakhir di kirim ke atas tanpa sempat mengucapkan perpisahan.

--

Min Jeong di dalam kamarnya sendirian. Dia tidak bisa mengenyahkan pikiran mengenai Cha Yu Ri yang kembali hidup. Dan karena itu, Min Jeong berlari menuju kedai Hyeon Jeong.


Tapi, dia malah melihat Hyeon Jeong yang baru kembali dengan Yu Ri. Min Jeong tidak jadi menemui mereka dan malah bersembunyi. Dia diam-diam mengikuti mereka berdua. Yu Ri mengajak Hyeon Jeong untuk ke rumahnya. Di depan rumah, ayah, ibu dan Yeon Ji menyambut dengan ramah.


Saat pintu rumah sudah tertutup, Min Jeong baru mendekat. Dia membaca tag name keluarga yang ada di depan pintu : Cha Mu Pung (ayah), Jeon Eun Suk (ibu), Cha Yu Ri, Cha Yeon Ji.

Min Jeong tidak bisa menahan tangisnya lagi. Dia menangis terisak-isak, menyadari bahwa Cha Yu Ri, mungkin, memang benar telah hidup kembali.

--


Di dalam rumah, Hyeon Jeong dan keluarga Yu Ri mengadakan pesta BBQ. Mereka semua tampak bersenang-senang. Saat mengambil soju di dalam kulkas, Yu Ri melihat pemandangan di depannya. Seluruh anggota keluarganya dan Hyeon Jeong yang tertawa bahagia.


Hyeon Jeong ternyata sudah lama tidak datang sejak Yu Ri meninggal. Ibu tahu kalau alasannya karena Hyeon Jeong takut mereka jadi sedih karena teringat Yu Ri. Dan karena itu, sekarang mereka bahagia karena bisa berkumpul bersama seperti ini lagi.

Hyeon Jeong memikirkan sesuatu dan mengajak semuanya untuk berfoto bersama.

--



Min Jeong berjalan pulang dalam keadaan seperti orang linglung. Dan dia bertemu dengan Gang Hwa yang juga baru pulang kerja. Gang Hwa berjalan mendekat padanya. Min Jeong menatapnya dengan mata nanar dan mulai memukuli dada-nya. Min Jeong terus menangis dan memukuli dada Gang Hwa, meluapkan rasa frustasinya.

--

Hyeon Jeong sudah pulang. Keluarga Yu Ri melakukan kegiatan selanjutnya, memakai masker mentimun. Tampaknya, hari itu benar-benar membahagiakan bagi mereka karna mereka tidak berhenti tertawa.

--


Midong yang sudah mendapat telepon dari Geun Sang, segera ke kedai Misaeng. Beruntung sekali dia melihat arwah Gang Bin di depan kedai dan segera menangkapnya. Dia membawa arwah Gang Bin ke dalam kedai menemui Geun Sang. Geun Sang jadi takut saat tahu beneran ada arwah yang mengikutinya.



Akhirnya di adakan rapat. Antara Geun Sang dan Gang Bin dengan perantara Midong. Geun Sang sudah tahu kalau arwah yang mengikutinya adalah Gang Bin. Dia takut dan tidak mengerti kenapa Gang Bin mengikutinya. Apa karena dia menolak menulis diagnosis palsu?

Gang Bin menjawab, bukan itu. Midong menyampaikan jawabannya itu pada Geun Sang. Tapi, Midong juga jadi penasaran, apa alasan Gang Bin mengikuti Geun Sang? Gang Bin menjawab kalau hanya Geun Sang yang bisa membantunya.

“Tolong beri tahu ibuku bahwa aku tidak bunuh diri. Dia tahu itu bukan bunuh diri,” jawab Gang Bin.

Midong terkejut. Tidak menyangka itu alasan Gang Bin selama ini mengikuti Geun Sang.

--

Esok hari,


Min Jeong sudah agak tenang. Dia melihat foto keluarganya dengan Gang Hwa.

“Pasti menggelikan melihatku menyayanginya seperti orang bodoh,” ujar Min Jeong pada Gang Hwa.

“Sama sekali bukan begitu.”

“Kau tahu yang kupikirkan? Aku ingin mengenalnya karena dia mirip ibunya Seo-woo. Aku cemburu karena dia mirip Seo-woo. Aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Seharusnya kau memberitahuku sejak awal. Bukankah seharusnya begitu?”

“Setelah sekian lama sejak kau terlihat sangat bahagia saat bersama orang lain. Aku menjadi takut kau akan terluka. Maafkan aku.”

“Sebelum memikirkan kebahagiaanku, pikirkan dahulu kebahagiaanmu,” marah Min Jeong. “Sebelum menyembuhkan hatiku, sembuhkan sakit hatimu dahulu. Kau kacau sekali. Kenapa kau terus menyiksa diri?”

Gang Hwa terdiam mendapat pertanyaan seperti itu dari Min Jeong. Dia tidak dapat menjawabnya.

--


Yu Ri merasa khawatir karena Seo Woo belum juga tiba di TK. Dia menanyakan perihal itu pada kepsek, dan kepsek memberitahu kalau Seo Woo tidak sekolah hari ini. Seo Woo tidak sakit tapi ada di rumah bersama ibunya.

Yu Ri melihat pesannya yang masih belum juga di balas Min Jeong.

--

Gang Hwa hari ini akan masuk ke ruang operasi. Dia akan melihat operasi yang di lakukan dr. Jang. Itu langkah awal untuknya mengatasi trauma ruang operasi. Sebenarnya, Gang Hwa masih enggan, akan tetapi teringat kemarahan Yu Ri dan Min Jeong padanya yang menderita, Gang Hwa akhirnya mau melakukannya.

Dr. Jang jelas senang dengan keputusan Gang Hwa. Ini suatu kemajuan.




Post a Comment

Previous Post Next Post