Original
Network : tvN
"Semua
karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”
Joon Seok memarahi Shin Woong, sebab menurutnya semua kekacauan ini terjadi, karena Shin Woong tidak bisa menangani Dong Baek. Dan dengan berani, Shin Woong membela Dong Baek, menurutnya ini bukanlah kesalahan Dong Baek, melainkan kesalahan Joon Seok sendiri 20 tahun lalu, itulah yang memunculkan Iblis yang di kenal sebagai Si Penghapus saat ini.
Mendengar itu, Joon Seok tertawa sinis. “Aku
yakin kamu pusing. Bagaimana mungkin tidak jika kamu di tempat yang terlalu
tinggi untuk anjing piaraan?” ejek nya.
“Pak Bang,” kata Shin Woong dengan sabar. “Aku tidak membantumu keluar dari masalah karena setia padamu. Itu karena aku yakin itu benar. Itu akhir terbaik untuk para korban dan semua yang terlibat. Sayangnya, itu menimbulkan pengorbanan yang tidak terduga,” jelas nya.
“Lalu?”
“Inikah yang kamu sebut kompeten?” keluh Joon Seok, kesal. “Kamu pikir kamu memiliki semua kekuasaan hanya karena kamu punya pengaruh terhadapku.”
“Tentu saja tidak. Mungkin terdengar klise, tapi
bisa dikatakan takdir kita terhubung,” balas Shin Woong sambil tersenyum.
Pil Seon yang sedari tadi hanya diam saja
mulai berbicara. Pertama, dia tidak peduli jika Soo Kyung selamat atau tidak.
Kedua, dia tidak ingin Putranya, yaitu Joon Seok, tercemar nama nya karena
skandal ini. Dan Shin Woong mengerti. Tapi Joon Seok merasa tidak terima,
karena dia sungguh khawatir untuk Istrinya, yaitu Soo Kyung.
“Ketiga, pembunuh yang tahu kebenarannya tidak
boleh masuk ke ruang sidang,” tegas Pil Seon. Dan Shin Woong mengiyakan. “Terakhir,
orang yang dikritik juga harus dikubur.”
“Maksud Anda, Dong Baek,” tanya Shin Woong,
memastikan.
“Siapa pun yang bisa menjadi ancaman bagi
putraku harus disingkirkan.”
Joon Seok berdiri dengan marah. Dia menegaskan kepada Shin Woong bahwa Istrinya harus pulang dengan selamat. Jika tidak, maka Shin Woong harus membayar dengan nyawa. Dan Shin Woong menjawab bahwa dia akan berusaha semampunya.
Mendengar jawaban tersebut, Joon Seok pun
pergi.
“Agar jelas, kepulangan istrinya dengan selamat bukan urusanku. Aku tidak keberatan jika hasilnya sebaliknya. Ingat itu,” tegas Pil Seon. Setelah Joon Seok pergi.
“Mungkin pandangan kita berbeda, tapi tujuan
kita sama,” balas Shin Woong. “Menyingkirkan si Penghapus dan Dong Baek adalah
satu-satunya cara untuk melindungi anak-anak kita,” jelasnya. Dan Pil Seon
tersenyum puas.
Dong Baek berlari mengejar Cho Won. Lalu sesudah jarak mereka berdua cukup dekat, dia berteriak memanggil nama Cho Won, tapi Cho Won mengabaikannya. Dan karena itu, Dong Baek pun menangkap tangannya. Tapi ketika Cho Won berbalik menghadap ke arah dirinya, wajah Cho Won berubah menjadi wajah Ibunya.
Dong Baek lalu mengambil jaket nya dan berniat
untuk pergi secara diam- diam.
Sun Mi terbangun, karena mendengar sedikit suara. Dia keluar dari dalam kamar dan menyalakan lampu. “Pergi berlari tengah malam?” tanyanya.
“Kamu terjaga semalaman untuk mengawasiku?”
balas Dong Baek, kesal.
“Aku mudah terbangun.”
“Pura-puralah tidak tahu.”
Sun Mi tahu apa yang menjadi kegelisahan Dong Baek. Jadi dengan tegas dia menjelaskan bahwa Cho Won yang dimaksud oleh Jae Gyu, bukanlah Cho Won teman lama dari Dong Baek, melainkan Cho Won adalah nama bayi Soo Kyung yang belum lahir. Dan Dong Baek menyangkal semua itu.
“Itulah alasannya,” kata Sun Mi dengan yakin.
“Kamu masih dihantui rasa bersalah tujuh tahun lalu.”
“Aku berusaha mencegah orang lain terluka
karena aku,” balas Dong Baek.
“Bagaimana bisa ini semua karenamu?” tanya
Sun Mi. “Dia mempermainkan pikiranmu,” jelas nya. Tapi Dong Baek tampak tidak
mau mendengarkan. “Kamu akan mati.”
“Aku tidak peduli. Aku lebih benci orang lain
terluka karena aku,” balas Dong Baek dengan kesal.
Dong Baek berbalik dan membuka pintu. Tapi ketika dia melakukan itu, tiba- tiba lonceng keamanan berbunyi. Dan disaat itu, Se Hoong serta Kyung Tan yang masih tertidur langsung terbangun dan menghampirinya. Mereka berdua tahu kalau Dong Baek akan kabur, jadi mereka memasang bel tersebut biar tahu.
“Ini pertarunganku sekarang,” kata Dong Baek.
“Jangan ikut campur. Kamu harus melihat Kacang menikah.”
“Diam, Berandal,” umpat Kyung Tan dengan
kesal. “Walaupun ke neraka, kita akan pergi bersama. Jika kamu mendengarkanku
dan tidak membuatku stres, aku bisa hidup sampai 100 tahun tanpa masalah,”
jelas nya.
“Kamu juga jangan ikut campur, Se Hoong,”
kata Dong Baek, mengabaikan Kyung Tan.
“Kita satu tim,” tegas Sun Mi.
Mendengar perkataan mereka dan melihat sikap
setia mereka kepadanya, Dong Baek tersenyum senang. Dan suasana pun berubah
menjadi hangat.
Pagi hari. Dalam perjalanan ke tempat Joon
Seok. Semuanya mempersiapkan mental masing- masing. Se Hoong, Kyung Tan, Dong
Baek, dan Sun Mi.
Putra Shin Woong tersadar. Dan Shin Woong merasa sangat senang. Apalagi saat Dokter mengatakan, kalau Putranya sudah melewati masa kritis dan dalam tahap penyembuhan.
Ki Soo menemui Shin Woong di tempat parkir. Dia menanyakan, kondisi Putra Shin Woong. Dan Shin Woong mengingat perkataan Dokter yang mengatakan kalau sekarang masa kritis Putranya sudah berlalu. Tapi dia tidak mau jujur kepada Ki Soo dan dia berbohong bahwa sekarang Putranya masih dalam kondisi kritis.
“Di mana letak kesalahannya?” tanya Ki Soo
dengan lemas.
“Apa kamu membenciku?” balas Shin Woong,
bertanya.
“Kamu penyelamatku sampai beberapa hari lalu.
Seharusnya aku dipecat sejak lama, tapi kamu menjadikanku wakil kepala,” jawab
Ki Soo dengan jujur.
“Dan sekarang?” tanya Shin Woong, lagi.
“Sia-sia saja karena putraku sudah tewas.”
Shin Woong tampak malas berbicara dengan Ki Soo. Dia menyuruh Ki Soo untuk beristirahat saja dan dia yang akan membalaskan dendam Ki Soo. Setelah mengatakan itu, dia berniat untuk pergi. Tapi Ki Soo langsung menahan tangannya.
“Identitas si Penghapus,” tanya Ki Soo dengan
tegas.
“Dong Baek,” jawab Shin Woong, berbohong. Lalu dia menunjukkan foto Dong Baek yang membawa sebuah tas hitam besar sebagai bukti. “Setidaknya dia komplotan. Ini diambil di persembunyian. Dia menggunakan benda itu di belakangnya untuk melakukan itu kepada putraku,” jelas nya, berbohong dengan lancar.
Kebenaran dari kebohongan Shin Woong yang sebenarnya adalah, tas hitam besar yang dibawa oleh Dong Baek, itu berisikan tiga buah masker. Salah satu masker diberikan oleh Dong Baek kepada kepada Shin Woong untuk di pakai olehnya, ketika dia tahu kalau Yong Gang akan menggunakan obat bius untuk membuat semua orang tertidur. Tapi Shin Woong malah memutar balikkan fakta.
“Kudengar dia mengincar Pimpinan Hwang,” kata Shin Woong, menghasut Ki Soo. Setelah mengatakan itu, dia pun keluar dari mobil Ki Soo. Dan membiarkan nya untuk pergi.
Truk pengawasan metro yang berasal dari kantor polisi pusat dan mobil Intelijen. Dua mobil tersebut tampak terparkir di depan gedung Joon Seok. Bahkan ada mobil milik media TVC juga. Melihat itu, Sun Mi memberitahu semuanya dan berpikir.
Atasan TVC merasa puas melihat hasil rating acara berita mereka. Lalu dengan tegas, dia mengingatkan kedua anak buahnya untuk mengurus Ji Eun. Dan mereka berdua mengiyakan.
Barang- barang dimeja kerja Ji Eun di pindahkan ke gudang. Karena tempat itu akan menjadi ruangan kerja Ji Eun selanjutnya. Dengan kesal, Ji Eun pun terpaksa menerima, tapi anehnya laptopnya tidak ada.
“Di mana laptopku?” tanya Ji Eun.
“Itu aset perusahaan.”
“Minta izin sebelum meninggalkan area yang
diberikan untukmu. Bahkan saat pergi ke kamar mandi. Jika tidak, kamu akan
dihukum karena pelanggaran.”
Ji Eun merasa sangat kesal kepada dua orang rekannya. Lalu disaat dia masih merasa kesal, dia mendapatkan telpon dari nomor pribadi. Dan diapun mengangkat nya. “Halo? … Apa?” jawabnya dengan raut wajah seperti terkejut.
“Mantan Anggota Majelis Bang Joon Seok akan
segera bicara. Kebanyakan mengira dia akan membujuk penculik istrinya. Di saat
yang sama, orang mengira dia akan meminta keputusan yang tepat, mengingat
kepemimpinannya dalam mengurus orang yang kurang beruntung dan pandangannya
pada ketaatan hukum untuk melawan ketidakadilan,” kata Host berita.
Menonton berita tersebut, Joon Seok merasa puas. Lalu dia meminum obat yang diantarkan oleh Hui Soo kepadanya. Sesudah Joon Seok meminum obat tersebut, Pil Seon menanyainya, apakah dia sudah menghafal dialog nya. Dan dengan senang, Joon Seok mengiyakan, serta bertanya, apakah dengan dia membaca dialog itu, semuanya akan baik- baik saja.
“Tidak. Soo Kyung tidak akan kembali,” kata
Pil Seon dengan yakin. Dan Joon Seok merasa terkejut. “Kamu pikir para penculik
itu tidak akan mengatakan apa pun padanya?” tanyanya.
“Tidak. Dia mungkin akan mencampakkanmu. Jika
dia pulang dengan selamat, masihkah dia memihakmu? Mengingat sifatnya?” tanya
Pil Seon dengan tegas. Dan Joon Seok tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Pil Seon memberikan sebuah contoh nyata kepada Joon Seok. Dia mengungkapkan pengkhiatan Hui Soo. Lalu dia memanggil Pelayan Jo. Dan Pelayan Jo tanpa ragu langsung maju dan mencekik leher Hui Soo. Melihat itu, Pil Seon tertawa puas.
“Itu baru kesetiaan. Dia bersedia membunuhnya
begitu aku menyuruhnya,” jelas Pil Seon dengan bangga. Lalu dia membiarkan Hui
Soo dan Pelayan Jo untuk pergi.
“Sudah kubilang. Dia akan menelantarkanmu,”
balas Pil Seon.
“Kita harus mencoba meyakinkan dia. Dia
mengandung anakku.”
“Nak. Jangan takut dengan apa yang akan
hilang. Kamu seharusnya takut karena tidak bisa mendapatkan lebih banyak. Kamu
akan terus kehilangan sesuatu mulai sekarang. Kamu mungkin harus membagi
kekuasaanmu dengan orang-orang di sekitarmu. Tapi setiap kehilangan sesuatu,
ingatkan dirimu bahwa apa yang hilang hanya akan membantumu mendapatkan lebih
banyak. Jika Soo Kyung tewas, kamu bisa meraih kesempatan sekali seumur hidup. Itu
akan menjadi investasi yang paling sukses. Kamu mengerti?” jelas Pil Seon,
mengajari dengan keras, tanpa mau di bantah.
Dan mendengar itu, Joon Seok hanya bisa diam
saja dengan perasaan dilema.
Para wartawan berdatangan masuk ke dalam gedung, termaksud dengan Dong Baek yang menyamar. Melihat itu, Do Soo langsung berlari mengejar Dong Baek. Tapi sayangnya, dia kehilangan jejak Dong Baek, karena Dong Baek masuk ke dalam lift.
“Dong Baek menuju perangkap,” kata Do Soo,
memberitahu Tim Detektif yang berjaga di lantai atas.
Sun Mi masuk ke dalam truk dan meminta Young
Soo untuk jangan menembak. Mendengar itu, Young Soo mengingat pembicaraan nya
dengan Shin Woong di telpon.
Young Soo memberitahu Shin Woong bahwa mereka tidak bisa sembarangan menembak dan membunuh Dong Baek begitu saja, karena mereka belum bisa membuktikan bahwa Dong Baek adalah Si Penghapus. Tapi Shin Woong sama sekali tidak mau di bantah.
“Siapa pun yang menyerang Pimpinan Hwang
adalah si Penghapus,” perintah Shin Woong.
“Atas dasar apa?” balas Young Soo.
“Percaya saja perkataanku!” bentak Shin
Woong. Lalu telpon dimatikan.
Sun Mi tahu alasan Young Soo sengaja
memakirkan truk di depan gedung, itu untuk memperingat kan Dong Baek, sebab
Young Soo pasti tahu kalau Dong Baek tidak bersalah. Dan Young Soo sama sekali
tidak menyangkal nya.
Sun Mi memohon kepada Young Soo untuk memberikan Dong Baek waktu, supaya Dong Baek bisa mencari bukti.
“Aku sudah memberi perintah,” kata Young Soo.
Dan Sun Mi merasa terkejut serta protes. “Aku melarang mereka menembak siapa
pun itu,” jelas nya. Dan Sun Mi merasa lega.
Pintu lift terbuka. Dan ternyata Dong Baek yang berada di dalam lift, itu adalah Se Hoong yang menyamar. Melihat itu, semua orang merasa kesal. Dan dengan sikap tenang, Se Hoong tersenyum.
Joon Seok bersikap seperti sangat sedih, dan dia berlutut di depan para wartawan. Lalu dari belakang, Dong Baek datang dan menyentuh bahu nya. Melihat itu, Joon Seok merasa terkejut. Dan semua orang langsung memotret Dong Baek.
Dong Baek mengeluarkan pistol dari sakunya. Dan semua orang merasa ngeri sambil menunjuk pistol yang Dong Baek pegang.
Dong Baek berteriak kesakitan sambil
menyentuh kepalanya. Dan Joon Seok merasa bingung.
Ji Eun datang dan menarik Dong Baek supaya cepat pergi darisana. Lalu dengan segera para anggota intelijen dan wartawan langsung berlari mengejar mereka berdua.
Kyung Tan datang dan membantu Ji Eun membawa Dong Baek masuk ke dalam lift. Disaat itu, tanpa sengaja, pistol yang di pegang oleh Dong Baek terjatuh. Dan ketika anggota Intelijen memeriksa pistol tersebut, ternyata itu hanya pistol gas.
Para Intelijen hampir sampai di lantai parkiran juga. Dan mendengar suara mereka, Kyung Tan pun menyerahkan Dong Baek kepada Ji Eun. Sementara dia berusaha untuk menahan pintu darurat supaya tidak seorang pun yang bisa datang.
Dong Baek terjatuh lemas ke lantai karena
merasa kesakitan. Karena itu, Ji Eun pun meninggalkan nya dan pergi duluan
untuk mengambil mobil.
“Kirim unit ke rumahnya,” perintah Sun Mi.
“Baik, bu.”
Dong Baek berusaha berjalan sendiri. Tapi karena saking lemas nya, dia jadi tidak bisa fokus. Dan dari jauh, seseorang berpakaian hitam memperhatikan Dong Baek.
Ji Eun membawa mobil dan mempersilahkan Dong Baek untuk masuk. Dan disaat itu, pria hitam tersebut menjalankan mobilnya untuk menabrak Dong Baek. Lalu tepat di saat itu, Kyung Tan datang. Dia mendorong Dong Baek untuk menyelamat kan nya. Dan dengan berani, dia menghadapi mobil yang mengarah kepadanya.
Pria hitam di dalam mobil tersebut adalah Ki
Soo.
Tags:
Memorist
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete