Sinopsis K- Drama : Memorist Episode 14 part 2


Original Network : tvN
"Semua karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”

Joon Seok memarahi Shin Woong, sebab menurutnya semua kekacauan ini terjadi, karena Shin Woong tidak bisa menangani Dong Baek. Dan dengan berani, Shin Woong membela Dong Baek, menurutnya ini bukanlah kesalahan Dong Baek, melainkan kesalahan Joon Seok sendiri 20 tahun lalu, itulah yang memunculkan Iblis yang di kenal sebagai Si Penghapus saat ini.
Mendengar itu, Joon Seok tertawa sinis. “Aku yakin kamu pusing. Bagaimana mungkin tidak jika kamu di tempat yang terlalu tinggi untuk anjing piaraan?” ejek nya.

“Pak Bang,” kata Shin Woong dengan sabar. “Aku tidak membantumu keluar dari masalah karena setia padamu. Itu karena aku yakin itu benar. Itu akhir terbaik untuk para korban dan semua yang terlibat. Sayangnya, itu menimbulkan pengorbanan yang tidak terduga,” jelas nya.
“Lalu?”
“Aku mengatakan bahwa kesetiaan bukan yang terpenting. Yang penting adalah kompetensi dan karena itu Pimpinan menunjukkan untuk pekerjaan itu,” kata Shin Woong. Yang dimaksud Pimpinan olehnya adalah Pil Seon.

“Inikah yang kamu sebut kompeten?” keluh Joon Seok, kesal. “Kamu pikir kamu memiliki semua kekuasaan hanya karena kamu punya pengaruh terhadapku.”
“Tentu saja tidak. Mungkin terdengar klise, tapi bisa dikatakan takdir kita terhubung,” balas Shin Woong sambil tersenyum.
Pil Seon yang sedari tadi hanya diam saja mulai berbicara. Pertama, dia tidak peduli jika Soo Kyung selamat atau tidak. Kedua, dia tidak ingin Putranya, yaitu Joon Seok, tercemar nama nya karena skandal ini. Dan Shin Woong mengerti. Tapi Joon Seok merasa tidak terima, karena dia sungguh khawatir untuk Istrinya, yaitu Soo Kyung.

“Anda bisa mengubahnya demi keuntungan Anda. Aset terbesar politikus adalah pilihan simpati,” jelas Shin Woong, menyarankan.
“Ketiga, pembunuh yang tahu kebenarannya tidak boleh masuk ke ruang sidang,” tegas Pil Seon. Dan Shin Woong mengiyakan. “Terakhir, orang yang dikritik juga harus dikubur.”
“Maksud Anda, Dong Baek,” tanya Shin Woong, memastikan.
“Siapa pun yang bisa menjadi ancaman bagi putraku harus disingkirkan.”

Joon Seok berdiri dengan marah. Dia menegaskan kepada Shin Woong bahwa Istrinya harus pulang dengan selamat. Jika tidak, maka Shin Woong harus membayar dengan nyawa. Dan Shin Woong menjawab bahwa dia akan berusaha semampunya.
Mendengar jawaban tersebut, Joon Seok pun pergi.

“Agar jelas, kepulangan istrinya dengan selamat bukan urusanku. Aku tidak keberatan jika hasilnya sebaliknya. Ingat itu,” tegas Pil Seon. Setelah Joon Seok pergi.
“Mungkin pandangan kita berbeda, tapi tujuan kita sama,” balas Shin Woong. “Menyingkirkan si Penghapus dan Dong Baek adalah satu-satunya cara untuk melindungi anak-anak kita,” jelasnya. Dan Pil Seon tersenyum puas.



Dong Baek berlari mengejar Cho Won. Lalu sesudah jarak mereka berdua cukup dekat, dia berteriak memanggil nama Cho Won, tapi Cho Won mengabaikannya. Dan karena itu, Dong Baek pun menangkap tangannya. Tapi ketika Cho Won berbalik menghadap ke arah dirinya, wajah Cho Won berubah menjadi wajah Ibunya.

Dong Baek terbangun dari mimpi tersebut.
Dong Baek lalu mengambil jaket nya dan berniat untuk pergi secara diam- diam.


Sun Mi terbangun, karena mendengar sedikit suara. Dia keluar dari dalam kamar dan menyalakan lampu. “Pergi berlari tengah malam?” tanyanya.
“Kamu terjaga semalaman untuk mengawasiku?” balas Dong Baek, kesal.
“Aku mudah terbangun.”
“Pura-puralah tidak tahu.”

Sun Mi tahu apa yang menjadi kegelisahan Dong Baek. Jadi dengan tegas dia menjelaskan bahwa Cho Won yang dimaksud oleh Jae Gyu, bukanlah Cho Won teman lama dari Dong Baek, melainkan Cho Won adalah nama bayi Soo Kyung yang belum lahir. Dan Dong Baek menyangkal semua itu.
“Itulah alasannya,” kata Sun Mi dengan yakin. “Kamu masih dihantui rasa bersalah tujuh tahun lalu.”
“Aku berusaha mencegah orang lain terluka karena aku,” balas Dong Baek.
“Bagaimana bisa ini semua karenamu?” tanya Sun Mi. “Dia mempermainkan pikiranmu,” jelas nya. Tapi Dong Baek tampak tidak mau mendengarkan. “Kamu akan mati.”
“Aku tidak peduli. Aku lebih benci orang lain terluka karena aku,” balas Dong Baek dengan kesal.

Dong Baek berbalik dan membuka pintu. Tapi ketika dia melakukan itu, tiba- tiba lonceng keamanan berbunyi. Dan disaat itu, Se Hoong serta Kyung Tan yang masih tertidur langsung terbangun dan menghampirinya. Mereka berdua tahu kalau Dong Baek akan kabur, jadi mereka memasang bel tersebut biar tahu.
“Ini pertarunganku sekarang,” kata Dong Baek. “Jangan ikut campur. Kamu harus melihat Kacang menikah.”
“Diam, Berandal,” umpat Kyung Tan dengan kesal. “Walaupun ke neraka, kita akan pergi bersama. Jika kamu mendengarkanku dan tidak membuatku stres, aku bisa hidup sampai 100 tahun tanpa masalah,” jelas nya.
“Kamu juga jangan ikut campur, Se Hoong,” kata Dong Baek, mengabaikan Kyung Tan.
 

“Aku terluka. Ke mana Batman pergi, Robin harus ikut,” balas Se Hoong.
“Kita satu tim,” tegas Sun Mi.
Mendengar perkataan mereka dan melihat sikap setia mereka kepadanya, Dong Baek tersenyum senang. Dan suasana pun berubah menjadi hangat.
Pagi hari. Dalam perjalanan ke tempat Joon Seok. Semuanya mempersiapkan mental masing- masing. Se Hoong, Kyung Tan, Dong Baek, dan Sun Mi.

Putra Shin Woong tersadar. Dan Shin Woong merasa sangat senang. Apalagi saat Dokter mengatakan, kalau Putranya sudah melewati masa kritis dan dalam tahap penyembuhan.

Ki Soo menemui Shin Woong di tempat parkir. Dia menanyakan, kondisi Putra Shin Woong. Dan Shin Woong mengingat perkataan Dokter yang mengatakan kalau sekarang masa kritis Putranya sudah berlalu. Tapi dia tidak mau jujur kepada Ki Soo dan dia berbohong bahwa sekarang Putranya masih dalam kondisi kritis.
“Di mana letak kesalahannya?” tanya Ki Soo dengan lemas.
“Apa kamu membenciku?” balas Shin Woong, bertanya.
“Kamu penyelamatku sampai beberapa hari lalu. Seharusnya aku dipecat sejak lama, tapi kamu menjadikanku wakil kepala,” jawab Ki Soo dengan jujur.
“Dan sekarang?” tanya Shin Woong, lagi.
“Sia-sia saja karena putraku sudah tewas.”

Shin Woong tampak malas berbicara dengan Ki Soo. Dia menyuruh Ki Soo untuk beristirahat saja dan dia yang akan membalaskan dendam Ki Soo. Setelah mengatakan itu, dia berniat untuk pergi. Tapi Ki Soo langsung menahan tangannya.
“Identitas si Penghapus,” tanya Ki Soo dengan tegas.


“Dong Baek,” jawab Shin Woong, berbohong. Lalu dia menunjukkan foto Dong Baek yang membawa sebuah tas hitam besar sebagai bukti. “Setidaknya dia komplotan. Ini diambil di persembunyian. Dia menggunakan benda itu di belakangnya untuk melakukan itu kepada putraku,” jelas nya, berbohong dengan lancar.

Kebenaran dari kebohongan Shin Woong yang sebenarnya adalah, tas hitam besar yang dibawa oleh Dong Baek, itu berisikan tiga buah masker. Salah satu masker diberikan oleh Dong Baek kepada kepada Shin Woong untuk di pakai olehnya, ketika dia tahu kalau Yong Gang akan menggunakan obat bius untuk membuat semua orang tertidur. Tapi Shin Woong malah memutar balikkan fakta.

“Kudengar dia mengincar Pimpinan Hwang,” kata Shin Woong, menghasut Ki Soo. Setelah mengatakan itu, dia pun keluar dari mobil Ki Soo. Dan membiarkan nya untuk pergi.

Truk pengawasan metro yang berasal dari kantor polisi pusat dan mobil Intelijen. Dua mobil tersebut tampak terparkir di depan gedung Joon Seok. Bahkan ada mobil milik media TVC juga. Melihat itu, Sun Mi memberitahu semuanya dan berpikir.

Atasan TVC merasa puas melihat hasil rating acara berita mereka. Lalu dengan tegas, dia mengingatkan kedua anak buahnya untuk mengurus Ji Eun. Dan mereka berdua mengiyakan.

Barang- barang dimeja kerja Ji Eun di pindahkan ke gudang. Karena tempat itu akan menjadi ruangan kerja Ji Eun selanjutnya. Dengan kesal, Ji Eun pun terpaksa menerima, tapi anehnya laptopnya tidak ada.
“Di mana laptopku?” tanya Ji Eun.
“Itu aset perusahaan.”
“Minta izin sebelum meninggalkan area yang diberikan untukmu. Bahkan saat pergi ke kamar mandi. Jika tidak, kamu akan dihukum karena pelanggaran.”

Ji Eun merasa sangat kesal kepada dua orang rekannya. Lalu disaat dia masih merasa kesal, dia mendapatkan telpon dari nomor pribadi. Dan diapun mengangkat nya. “Halo? … Apa?” jawabnya dengan raut wajah seperti terkejut.
“Mantan Anggota Majelis Bang Joon Seok akan segera bicara. Kebanyakan mengira dia akan membujuk penculik istrinya. Di saat yang sama, orang mengira dia akan meminta keputusan yang tepat, mengingat kepemimpinannya dalam mengurus orang yang kurang beruntung dan pandangannya pada ketaatan hukum untuk melawan ketidakadilan,” kata Host berita.

Menonton berita tersebut, Joon Seok merasa puas. Lalu dia meminum obat yang diantarkan oleh Hui Soo kepadanya. Sesudah Joon Seok meminum obat tersebut, Pil Seon menanyainya, apakah dia sudah menghafal dialog nya. Dan dengan senang, Joon Seok mengiyakan, serta bertanya, apakah dengan dia membaca dialog itu, semuanya akan baik- baik saja.
“Tidak. Soo Kyung tidak akan kembali,” kata Pil Seon dengan yakin. Dan Joon Seok merasa terkejut. “Kamu pikir para penculik itu tidak akan mengatakan apa pun padanya?” tanyanya.

“Tetap saja, kenapa Ibu mencampakkannya?” keluh Joon Seok.
“Tidak. Dia mungkin akan mencampakkanmu. Jika dia pulang dengan selamat, masihkah dia memihakmu? Mengingat sifatnya?” tanya Pil Seon dengan tegas. Dan Joon Seok tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut.



Pil Seon memberikan sebuah contoh nyata kepada Joon Seok. Dia mengungkapkan pengkhiatan Hui Soo. Lalu dia memanggil Pelayan Jo. Dan Pelayan Jo tanpa ragu langsung maju dan mencekik leher Hui Soo. Melihat itu, Pil Seon tertawa puas.
“Itu baru kesetiaan. Dia bersedia membunuhnya begitu aku menyuruhnya,” jelas Pil Seon dengan bangga. Lalu dia membiarkan Hui Soo dan Pelayan Jo untuk pergi.

“Aku tetap tidak bisa menelantarkan Soo Kyung,” protes Joon Seok.
“Sudah kubilang. Dia akan menelantarkanmu,” balas Pil Seon.
“Kita harus mencoba meyakinkan dia. Dia mengandung anakku.”
“Nak. Jangan takut dengan apa yang akan hilang. Kamu seharusnya takut karena tidak bisa mendapatkan lebih banyak. Kamu akan terus kehilangan sesuatu mulai sekarang. Kamu mungkin harus membagi kekuasaanmu dengan orang-orang di sekitarmu. Tapi setiap kehilangan sesuatu, ingatkan dirimu bahwa apa yang hilang hanya akan membantumu mendapatkan lebih banyak. Jika Soo Kyung tewas, kamu bisa meraih kesempatan sekali seumur hidup. Itu akan menjadi investasi yang paling sukses. Kamu mengerti?” jelas Pil Seon, mengajari dengan keras, tanpa mau di bantah.
Dan mendengar itu, Joon Seok hanya bisa diam saja dengan perasaan dilema.



Para wartawan berdatangan masuk ke dalam gedung, termaksud dengan Dong Baek yang menyamar. Melihat itu, Do Soo langsung berlari mengejar Dong Baek. Tapi sayangnya, dia kehilangan jejak Dong Baek, karena Dong Baek masuk ke dalam lift.
“Dong Baek menuju perangkap,” kata Do Soo, memberitahu Tim Detektif yang berjaga di lantai atas.


Young Soo mengawasi dari monitor CCTV yang berada di dalam truk.
Sun Mi masuk ke dalam truk dan meminta Young Soo untuk jangan menembak. Mendengar itu, Young Soo mengingat pembicaraan nya dengan Shin Woong di telpon.


Young Soo memberitahu Shin Woong bahwa mereka tidak bisa sembarangan menembak dan membunuh Dong Baek begitu saja, karena mereka belum bisa membuktikan bahwa Dong Baek adalah Si Penghapus. Tapi Shin Woong sama sekali tidak mau di bantah.
“Siapa pun yang menyerang Pimpinan Hwang adalah si Penghapus,” perintah Shin Woong.
“Atas dasar apa?” balas Young Soo.
“Percaya saja perkataanku!” bentak Shin Woong. Lalu telpon dimatikan.
Sun Mi tahu alasan Young Soo sengaja memakirkan truk di depan gedung, itu untuk memperingat kan Dong Baek, sebab Young Soo pasti tahu kalau Dong Baek tidak bersalah. Dan Young Soo sama sekali tidak menyangkal nya.


Joon Seok naik ke atas panggung. Dia berbicara dengan sikap sedih dan menyalahkan Dong Baek atas kehilangan Istrinya.
Tim Detektif menunggu sampai lift terbuka.

Sun Mi memohon kepada Young Soo untuk memberikan Dong Baek waktu, supaya Dong Baek bisa mencari bukti.
“Aku sudah memberi perintah,” kata Young Soo. Dan Sun Mi merasa terkejut serta protes. “Aku melarang mereka menembak siapa pun itu,” jelas nya. Dan Sun Mi merasa lega.

Pintu lift terbuka. Dan ternyata Dong Baek yang berada di dalam lift, itu adalah Se Hoong yang menyamar. Melihat itu, semua orang merasa kesal. Dan dengan sikap tenang, Se Hoong tersenyum.


Joon Seok bersikap seperti sangat sedih, dan dia berlutut di depan para wartawan. Lalu dari belakang, Dong Baek datang dan menyentuh bahu nya. Melihat itu, Joon Seok merasa terkejut. Dan semua orang langsung memotret Dong Baek.

Dong Baek mengeluarkan pistol dari sakunya. Dan semua orang merasa ngeri sambil menunjuk pistol yang Dong Baek pegang.
Dong Baek berteriak kesakitan sambil menyentuh kepalanya. Dan Joon Seok merasa bingung.



Dong Baek melihat adegan Yong Dae di siksa, di kencingin, dan di bunuh. Dong Baek juga melihat adegan Joon Seok memperkosa wanita. Melihat semua itu, Dong Baek merasa marah dan membentur kan kepala nya kepada Joon Seok. Lalu dia mengarahkan pistol nya kepada semua orang supaya mereka tidak menyentuh dan menangkap dirinya.
Menonton kejadian tersebut, Pil Seon merasa terkejut dan khawatir.

Ji Eun datang dan menarik Dong Baek supaya cepat pergi darisana. Lalu dengan segera para anggota intelijen dan wartawan langsung berlari mengejar mereka berdua.

Kyung Tan datang dan membantu Ji Eun membawa Dong Baek masuk ke dalam lift. Disaat itu, tanpa sengaja, pistol yang di pegang oleh Dong Baek terjatuh. Dan ketika anggota Intelijen memeriksa pistol tersebut, ternyata itu hanya pistol gas.

Sesampainya di lantai parkiran. Kyung Tan memasang pelekat di pintu lift.


Para Intelijen hampir sampai di lantai parkiran juga. Dan mendengar suara mereka, Kyung Tan pun menyerahkan Dong Baek kepada Ji Eun. Sementara dia berusaha untuk menahan pintu darurat supaya tidak seorang pun yang bisa datang.
Dong Baek terjatuh lemas ke lantai karena merasa kesakitan. Karena itu, Ji Eun pun meninggalkan nya dan pergi duluan untuk mengambil mobil.


Dong Baek menghubungi Sun Mi dan memberitahu bahwa pada hari kematian Yong Dae, ada seorang korban lain. Korban tersebut tewas karena pemerkosaan, nama korban itu adalah Yoo Ah Young, berusia 20 tahun. Ayahnya adalah kepala Damkar di Kota Shimbae. Dan Kepala Damkar itulah yang merupakan Si Penghapus.

Kepala Damkar menonton berita Joon Seok dengan raut wajah benci.
“Kirim unit ke rumahnya,” perintah Sun Mi.
“Baik, bu.”

Dong Baek berusaha berjalan sendiri. Tapi karena saking lemas nya, dia jadi tidak bisa fokus. Dan dari jauh, seseorang berpakaian hitam memperhatikan Dong Baek.



Ji Eun membawa mobil dan mempersilahkan Dong Baek untuk masuk. Dan disaat itu, pria hitam tersebut menjalankan mobilnya untuk menabrak Dong Baek. Lalu tepat di saat itu, Kyung Tan datang. Dia mendorong Dong Baek untuk menyelamat kan nya. Dan dengan berani, dia menghadapi mobil yang mengarah kepadanya.
Pria hitam di dalam mobil tersebut adalah Ki Soo.

1 Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post