Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 04-2



Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 04-2
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF

Ny. Lee sekarang mengelola panti asuhan alam baka dengan harta yang di milikinya. Weol Ju dkk menuju tempat tersebut. Kang Bae tidak menyangka kalau di alam baka ternyata juga ada panti asuhan. Gwi memjelaskan kalau panti asuhan ini adalah tempat roh anak yang wafat sebelum orang tuanya.
Gwi memperkenalkan diri kepada staff panti kalau mereka berasal dari Dunia Mimpi dan datang untuk menemui Ny. Lee.  Karena Ny. Lee masih ada jadwal konsultasi, maka mereka di minta untuk menunggu sebentar. Sembari menunggu, Weol Ju meminta izin untuk menggunakan dapur panti.


Di dapur, Weol Ju membuat mie sesuai dengan yang pernah nenek jelaskan padanya. Menggunakan kimchi dan tanpa daging apapun. Mie itu kemudian di hidangkan kepada anak-anak panti. Semua anak-anak tampak menyukai dan bahkan minta tambah.
Ny. Lee akhirnya selesai dengan konsultasinya dan menemui Weol Ju dkk. Tanpa membuang waktu, Weol Ju memberitahu masalah dan keperluan mereka. Ny Lee ternyata adalah teman baik dari Nenek Jin Dong dan mengetahui cucu nenek, Jin Dong, akan meninggal, Ny. Lee ikut sedih dan mau membantu.
“Dia bisa diselamatkan bila kau membagi perbuatan baikmu. Semua nilai perbuatan baik orang dikumpulkan oleh Yeomraedaewang. Bila dibagi, Tuhan juga pasti bisa mengubah keputusannya,” beritahu Weol Ju.
“Aku akan memberikannya. Tentu saja. Jeom-rye adalah penolongku satu-satunya selama aku masih hidup.”
“Ini... adalah nomor lotre yang diberikan oleh bapak mertua Nenek Jeom-rye,” jelas Weol Ju dan memberikan tiket nomor lotere tn. Choi.
“Tidak. Kau tak usah memberikannya,” tolak Ny. Lee.
“Menurut Hukum Alam Baka, kau harus menerima ini. Lakukan sesukamu dengan ini.”
“Baiklah kalau begitu. Akan kuterima.”
Dan ny. Lee juga memberikan kantong yang berisi perbuatan baiknya. Ny. Lee juga meminta tolong agar Weol Ju membantu mengurus nenek di Dunia Nyata.
--
Jin Dong bangun dengan semangat usai bermimpi kemarin. Begitu bangun, hal yang pertama di carinya adalah pena dan kertas. Dia ingin mencatat nomor yang di lihatnya kemarin di mimpi sebelum lupa. Nenek jelas heran dengan tingkahnya. Jin Dong memberitahu kalau kemarin malam dia bermimpi… eh, tapi kalau di beritahu malah nomor loterenya nggak menang. Karna itu, Jin Dong batal bercerita.
--
Karna sudah mendapatkan perbuatan baik dari Ny. Lee, Weol Ju dkk segera pergi ke pelabuhan Alam Baka, menunggu perahu yang akan mengantarkan mereka kembali ke Dunia Nyata. Sembari menunggu, Kang Bae memberitahu perasaannya yang merasa tidak enak setelah melihat anak-anak tadi. Dia berharap kalau Ny. Lee bisa merawat anak-anak itu dengan baik.
“Mereka menunggu orang tuanya di sana.”
“Jika begitu, kelak mereka dapat bertemu dengan orang tuanya?” tanya Kang Bae, memastikan.
“Tentu saja. Semua manusia pada akhirnya akan meninggal. Mereka pasti akan bertemu.”
“Senang mendengarnya. Itu berbeda dengan Dunia Nyata.”
“Apa yang berbeda?”
“Di Dunia Nyata, seberapa lama pun menunggu di panti asuhan, banyak orang tua yang akhirnya tak datang menjemput. Aku seperti itu dulu,” ujar Kang Bae, tampak sedih.
Suasana menjadi hening. Untuk merubah suasana, Kang Bae merubah topik membahas mengenai waktu sekarang. Sekarang terlihat masih pagi dan karena waktu kematian Jin Dong jam 11.03, jadi masih ada cukup waktu.

Tapi, di dekat mereka, ada tn. Kim yang mengintai sedari tadi. Dia melihat kantong perbuatan baik yang ada di saku jaket Weol Ju. Dan begitu Weol Ju lengah, saat sedang minum, tn. Kim langsung mencuri kantong itu dan kabur. Gwi langsung lari mengejarnya.

Kang Bae juga ikutan lari, tapi Weol Ju menahannya karna mereka harus segera kembali. Mereka harus kembali dan melindungi Jin Dong sementara Gwi yang menangkap tn. Kim.
--
Swalayan Kapeul,
Kang Bae sudah kembali bekerja. Dia membaca pesan strategi dari Weol Ju. Weol Ju akan berjaga di luar swalayan, untuk menghentikan Yeom masuk sementara Kang Bae harus terus mengawasi Jin Dong di dalam supermarket.

Karena itu, Kang Bae selalu memperhatikan dan mengikuti Jin Dong. Sikapnya sangat berlebihan hingga Jin Dong mengira Kang Bae tahu dia membeli lotere. Dengan senang, Jin Dong memberitahu kalau semalam dia bermimpi hebat dan berharap nomor lotere-nya bisa menang. Jika dia menang, dia akan mengajak Kang Bae pergi ke Hawaii. Kang Bae menanggapi dengan canggung.

Dan di mulailah misi melindungi Jin Dong. Saat Jin Dong mau manjat, Kang Bae langsung mengambil alih. Saat Jin Dong mengangkat kardus, Kang Bae melindunginya dari semua orang yang mendekat. Saat melihat ada kulit pisang di lantai, Kang Bae langsung lari mengambil kulit pisang sebelum terinjak Jin Dong. Dan di mata Jin Dong, tingkah Kang Bae itu sangat aneh.
Jam sudah menunjukkan pukul 10.53. Waktu yang tersisa hanya 10 menit lagi. Yeom juga sudah datang ke swalayan Kapeul untuk menjemput Jin Dong. Yeom merasa kasihan pada Jin Dong, tapi semua sudah menjadi takdir.
Eitt!! Tidak semudah itu untuk Yeom masuk ke swalayan karna ada Weol Ju yang berjaga di depan. Weol Ju menegur Yeom yang datang begitu cepat. Dia meminta Yeom untuk menunggu sebentar karena kantong perbuatan baik akan segera tiba.
“Aku sudah katakan padamu, aku takkan menunggu,” ingati Yeom, serius.
Weol Ju tidak peduli dan menatapnya dengan sinis. Tapi, Yeom walau takut, tetap mengelabui Weol Ju dan akhirnya berhasil masuk ke dalam supermarket. Weol Ju langsung mengejarnya.
--
Jin Dong lagi di gudang bersama Kang Bae. Mereka hendak memasukan beberapa kotak barang. Kang Bae sangat khawatir dan mengajak Jin Dong untuk segera keluar karna gudang ini berbahaya. Jin Dong tidak peduli dengan Kang Bae karna dia tetap harus bekerja.

Dan di saat itu, sebuah troli yang ada di sudut gudang, tiba-tiba bergerak sendiri ke arah Jin Dong. Troli itu di gerakan oleh kekuatan Yeom. Weol Ju tiba telat dan berteriak. Teriakannya terdengar oleh Kang Bae sehingga Kang Bae berhasil menarik Jin Dong agar tidak terkena tabrakan troli.
Eh, tapi, Jin Dong malah pingsan. Kang Bae panik hingga memukuli pipi Jin Dong agar sadar.

Tringg! Jin Dong sadar kembali tapi karna sentuhan Kang Bae, dia malah curhat semua masalahnya.
“Aku sudah pergi 50 kali kencan buta sampai sekarang, tapi akhirnya semua menolakku. Apa ini masuk akal? Aku tidak sejelek itu kan?” cerita Jin Dong.
Pas Jin Dong cerita, Kang Bae baru tersadar kalau Jin Dong sudah terkena efek sentuhannya.
Sementara itu, Weol Ju menahan Yeom agar tidak bisa menjemput nyawa Jin Dong. Karena Yeom memberontak, mereka jadinya bergelut.
--

Gwi berhasil menangkap tn. Kim dan mengikatnya di tangga pelabuhan. Dia beneran marah dan memperingati tn. Kim karena sudah mengganggu pekerjaan mereka. Jika terjadi sesuatu pada Choi Jin Dong maka tn. Kim akan di dakwa membunuh!

Masalahnya, perahu yang akan ke dunia nyata baru akan tiba 2 jam lagi. Dan saat itu, Jin Dong sudah pasti meninggal. Gwi beneran bingung harus gimana. Setelah berpikir, Gwi akhirnya memutuskan untuk melompat ke dalam sungai. Dia akan berenang hingga ke seberang.
--

Jam 11.03!
Waktu nyawa Jin Dong di ambil sudah tiba. Yeom beneran kesal karena Weol Ju sudah menghalangi tugasnya. Karena tidak bisa mencabut nyawa Jin Dong dengan kecelakaan, maka Yeom mencoret penyebab kematian Jin Dong dan menggantinya menjadi : serangan jantung.
Yeom sudah menggunakan kekuatannya, tapi kembali di halangi oleh Weol Ju. Yeom tidak menyerah dan memanfaatkan momen Weol Ju yang terluka, tapi saat itu, tiba-tiba kekuatannya menjadi tidak aktif karna kedatangan Yeo Rin. Beneran aneh!

Yeo Rin datang karena mendengar suara ribut-ribut. Kang Bae panik dan segera menarik Jin Dong bersembunyi. Untungnya, Yeo Rin tidak lama di sana karna mendapat panggilan untuk memeriksa ke lift.
Ada yang aneh, saat Yeo Rin berjalan melewati Yeom (Yeom tidak terlihat, jadi kayak arwah), Yeom tiba-tiba merasa perutnya terasa kembung. Yeom sampai bersendawa.


Lebih untungnya lagi, Gwi akhirnya tiba dengan tubuh basah kuyup dan cara berjalan yang keren. Untuk sesaat, tampaknya Weol Ju sempat terpesona. Gwi menyerahkan kantong perbuatan baik pada Yeom. Yeom meletakkan kantong itu ke daftar nama Jin Dong, dan nama itu langsung menghilang setelah menyerap kantong perbuatan baik tersebut.
--
Nenek sedang menjahit kaus kaki Jin Dong yang sobek. Tapi, punggungnya terus terasa sakit. Dna setelah itu, dia menjadi mengantuk.
“Jeom Rye,” terdengar suara yang membangunkan nenek.
Ny. Lee datang menemuinya. Mereka tampaknya adalah saudara yang akur. Nenek tampak senang melihat Ny. Lee dan bahkan menanyakan keadaan ny. Lee.
“Terima kasih, Jeom-rye. Karena perbuatanmu padaku, aku bisa berbuat banyak kebaikan sehingga bisa naik ke atas dengan hati yang penuh kedamaian.”
“Mengapa kau sebut cerita lama? Buat aku malu saja. Aku baru saja membersihkan lemari es, jadi, aku kini mengantuk,” ujar nenek dan berbaring di paha Ny. Lee.
“Semua akan membaik, Jeom-rye. Sampai itu terjadi, hiduplah sehat dan bahagia,” ujar Ny. Lee pada nenek yang tertidur. Dia mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya dan memasukkannya ke dalam punggung nenek.
Weol Ju akhirnya muncul. Dia mengenali benda yang Ny. Lee berikan pada nenek adalah obat untuk segala penyakit dan merupakan obat yang sulit di dapatkan. Ny. Lee membenarkan dan memberitahu kalau dia membeli obat itu dengan nomor lotere yang Weol Ju berikan.
“Tidakkah ini hebat? Dengan hubungan yang terjadi saat masih hidup, kami bisa saling menolong pada saat ini,” ujar Ny. Lee bahagia karna bisa membantu Nenek sekarang untuk membalas budi.
“Benar. Karena itu, semua harus hidup dengan baik selama masih ada di dunia ini. Bila kalian membantu seseorang dengan tulus, nantinya perbuatan kalian akan dibalas oleh orang lain tanpa kalian sadari,” ujar Weol Ju, seolah bicara kepada kita (para penonton).
“Benar sekali. Itu adalah nilai dari kehidupan yang sebenarnya.”
--
Nenek terbangun saat hari sudah malam. Itu juga karena Jin Dong yang pulang kerja memanggil namanya. Karena Jin Dong sudah pulang, nenek segera menyiapkan makan malam.

Sebelum makan, Jin Dong memeriksa nomor lotere yang di belinya. Dan tidak menang. Jin Dong tampak kecewa karna dia sudah berharap bisa memperbaiki kehidupan. Tapi, walau kecewa, Jin Dong tetap membantu neneknya membawa barang karena tahu neneknya sakit pinggang.
Ehhhh. Tunggu! aneh! Ajaib! Nenek sekarang sudah tidak sakit pinggang dan bahkan bisa menari dengan bahagia. Jin Dong beneran takjub.
“Ini benar-benar aneh. Sepertinya leluhur kita memberi pinggang baru, bukan nomor lotre,” simpul Nenek.
“Kalau begitu, ini bagus sekali!” ujar Jin Dong, beneran bahagia. Seperti baru memenangkan lotere.
--
Treng! Treng! Treng! Kini jumlah orang yang sudah di capai oleh Weol Ju adalah : 99994. Hanya tersisa target 6 orang lagi.
Kedai mistis juga sudah buka seperti biasa. Gwi juga sudah selesai mengupas semua bawang dan kentang karena itu dia asyik main hp. Tapi, Weol Ju tidak memberikannya waktu istirahat sama sekali dan menyuruhnya untuk membersihkan ikan teri.
“Hei, tidakkah kau kelewatan? Aku pernah menjadi kepala detektif Kepolisian Alam Baka. Apa aku harus bersihkan ini?”
“Kau bukan itu sekarang,” balas Weol Ju, tidak peduli.
“Bila aku tidak dipindahkan ke kedai ini, aku bisa saja menjadi kepala kepolisian sekarang. Mengapa kau seperti ini?”
Weol Ju tetap tidak peduli. Gwi beneran kesal tapi tidak melawan dan akhirnya pasrah saja melakukan tugasnya : membersihkan ikan teri. Sambil membersihkan ikan teri, Gwi bernyanyi.

Sementara itu, Kang Bae masuk dengan lemas usai membersihkan halaman luar. Dia tampak pucat dan lemas hingga tidak sanggup berdiri. Keadaannya membuat Weol Ju dan Gwi cemas. Weol Ju memeriksa suhu tubuh Kang Bae. Tidak bisa, Kang Bae harus di antar pulang. Weol Ju yang mengantar sementara Gwi di suruh menyelesaikan pekerjaannya.
Yeom kebetulan datang berkunjung dan sempat melihat Kang Bae yang di papah sama Weol Ju. Dia mau tahu yang terjadi. Gwi hanya menjawab kalau tampaknya Kang Bae kelelahan bekerja. 
“Semua itu tentu melelahkan untuknya. Orang yang masih hidup melewati Sungai Kebinasaan menuju Alam Baka dan kembali ke Dunia Nyata. Namun, dia benar-benar spesial, 'kan? Omong-omong, Choi Seok-pan berterima kasih kepada kalian. Kim Du-yeong juga sudah diberi hukuman setimpal.”
Yeom kemudian membahas mengenai Gwi yang sekarang sibuk membersihkan ikan teri. Yeom merasa prihatin dengan Gwi yang dulunya banyak menangkap roh jahat tapi gini menjadi pembersih ikan teri.
“Omong-omong, petinggi kepolisian memintamu untuk segera kembali,” beritahu Yeom.
“Nanti saja. Waktunya belum pas,” jawab Gwi dan raut wajahnya tampak sedih.
Umur panjang, baru di bicarakan Yeom sudah mendapat telepon dari petinggi kepolisian yang memberitahu kalau ada roh jahat di sekitar sini. Karena itu, Yeom meminta bantuan Gwi untuk menolongnya menangkap roh jahat tersebut.
--



Kemampuan Gwi tidak main-main. Dia beneran kuat, cepat dan cekatan dalam menangkap roh jahat tersebut. Tidak butuh waktu lama bagi Gwi untuk memusnahkan roh itu. Dan setelah roh jahat musnah, tertinggal sebuah bola bening gitu. Aku juga tidak tahu apaan. Tapi, Gwi tersenyum saat mengambil bola tersebut.
--



Weol Ju mengantar Kang Bae sampai rumah. Dan tampaknya, Weol Ju kasihan melihat Kang Bae yang tinggal sendirian. Dia hendak memasakkan bubur, tapi Kang Bae masih dengan mata terpenjam, memegang tangan Weol Ju dan bergumam : “Jangan pergi.”
Raut wajah Weol Ju berubah sedih, teringat masa lalunya.



Flashback
Weol Ju teringat saat dia harus mengobati Putra Mahkota. Saat-saat itu, dia terus memegangi tangan Putra Mahkota, mencoba membujuk para roh jahat di mimpi Putra Mahkota agar pergi. Dan ada satu saat, di saat Weol Ju hendak pergi, Putra Mahkota yang masih tertidur, menahan tangannya.
End
Dan sekarang, Kang Bae yang menahan tangannya.
--

Flashback
Di masa lampau,
Putra Mahkota berjalan ke Pohon Keramat dengan membawa pedang penuh darah. Di tubuhnya juga ada darah. Dia menangis di depan pohon itu. Pohon dimana Weol Ju menggantung dirinya.
“Pada akhirnya, aku tak bisa melindungimu, Weol-ju. Bila ada kehidupan selanjutnya, aku pasti akan mencarimu. Saat itu, walau harus mengorbankan rohku, aku akan melindungimu.”







Post a Comment

Previous Post Next Post