Sinopsis K-Drama : Mystic Pop-up Bar Episode 04-1
Images by : JTBC
SEMUA KARAKTER, TEMPAT, ORGANISASI, DAN
KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKTIF
Kang Bae sedang mendapat masalah. Ada seorang pelanggan yang hendak mengembalikan barang dan minta penggantian uang, tapi dia tidak bisa menunjukkan kwitansi pembelian barang tersebut. Kang Bae berusaha bersikap baik, tapi pria itu malah hendak memukul Kang Bae.
Dan sebelum pria itu memukul,
sudah ada tangan yang menahan tangan pria tersebut. Dan itu adalah Yeo Rin.
Pria tersebut berusaha menampik tangan Yeo Rin, tapi dia malah tidak sanggup
mengalahkan kekuatan pegangan Yeo Rin. Memalukan!
Dan di saat yang sama, Jin Dong
datang melaporkan kalau barang yang di beli pria itu, di beli secara online.
Dan untuk barang yang di beli secara online, tidak bisa di bawa ke toko untuk
meminta pengembalian penuh. Karena sudah ketahuan, pria itu jadi bungkam.
Apalagi melihat Yeo Rin, dia jadi tambah ketakutan dan langsung kabur. Jin Dong
juga langsung pergi untuk mengurus hal lainnya.
Urusan dengan pria tersebut sudah selesai, tapi urusan Yeo Rin dengan Kang Bae masih belum selesai. Yeo Rin mengira Kang Bae datang dengan menyamar dan hendak mencuri lagi. Walaupun Kang Bae berulang kali bilang dia adalah pegawai Kapeul, Yeo Rin tidak percaya. Dia menarik Kang Bae untuk ikut dengannya ke ruangan keamanan.
Untunglah di saat yang tepat, Weol
Ju muncul dan menahan tangan Yeo Rin untuk tidak membawa Kang Bae ke ruang
keamanan. Weol Ju juga mengajak Yeo Rin untuk bicara baik-baik dan tanpa
bertengkar.
--
Yeo Rin akhirnya mau bicara dengan Kang Bae dan Weol Ju di pantry yang kebetulan sedang kosong. Tanpa basa-basi, Yeo Rin menanyakan alasan mereka waktu itu menyusup ke hotel dan membeberkan informasi penting ke media. Dan juga, dia tidak yakin kalau Kang Bae hanyalah seorang karyawan supermarket biasa.
Kang Bae mau menjelaskan, tapi
bingung harus darimana karena kerjaannya rahasia dan tidak mungkin bisa di
percayai oleh manusia biasa. Yeo Rin sampai geram dan menebak apa mereka hendak
menjadi Robin-hood?
“Robin Hood? Yang benar saja. Mereka
bergerak atas kemauannya sendiri. Namun, kami bekerja keras untuk memenuhi
target yang ditetapkan,” ujar Weol Ju.
“Bisa dikatakan seperti itu. Namun,
sebenarnya, kami lebih besar.”
“Lebih besar? Ada organisasi
seperti itu di Korea?”
“Di Korea? Kau harus coba
membayangkan lebih luas dari negara kita,” jelas Weol Ju.
“Benar, lebih luas dari itu,”
setuju Kang Bae.
Kang Bae tidak merasa
penjelasan Weol Ju bisa membuat Yeo Rin salah paham, malah berbisik nanya pada
Weol Ju, apa boleh memberitahu Yeo Rin yang mereka kerjakan? Yeo Rin kan hanya
manusia biasa.
Dan untuk membuat Yeo Rin semakin salah paham, Weol Ju berteriak menyuruh Mr. Smith untuk masuk. Dan masuklah seorang pria bule ber-jas rapi dan memanggil Weol Ju dengan panggilan : Agent Ju. Mr. Smith juga bicara dengan bahasa Inggris. Tapi, Weol Ju menanggapi dengan bahasa Korea.
Kang Bae malah tidak tahu siapa Mr. Smith dan terus menatap Weol Ju dengan Mr. Smith dengan tatapan bingung. Sebaliknya, Yeo Rin malah merasa tidak asing dengan wajah Mr. Smith, sepertinya sering bertemu.
Weol Ju segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto dan biodata Mr. Smith yang ada di artikel berita. Judul artikel tersebut adalah : John Smith menjadi Direktur CIA baru.
Yeo Rin kaget. Tapi, Kang Bae
lebih kaget. Weol Ju jadi panik dan segera memukul Kang bae sambil berkata pada
Yeo Rin kalau Kang Bae adalah anggota baru jadi masih belum tahu apapun. Dan
setelah itu, Yeo Rin akhirnya mau melepaskan Kang Bae dkk. Weol Ju juga meminta
Yeo Rin agar bersikap tidak mengenali mereka karena jika tidak mereka bisa
mati.
“Itu juga yang kuharapkan dari awal. Aku kehilangan pekerjaan sebagai pengawal karena kalian,” ujar Yeo Rin, menatap Kang Bae dengan kesal.
“Untuk masalah itu, aku minta
maaf kepadamu.”
“Karena itu, jangan berbicara
apa pun tentang aku dalam swalayan ini. Jangan menyapaku juga. Bila rumor yang
ada tersebar lagi, aku sungguh tak bisa bekerja,” peringati Yeo Rin.
Dan karena urusan sudah
selesai, Yeo Ri pergi melanjutkan pekerjaannya. Sementara Kang Bae, malah
menatap Mr. Smith dengan tatapan berbinar sambil melampaikan tangan sembari
berujar : Hello. Nice to meet you. I’m
Kang-Bae Han.
Eh, Mr. Smith malah bicara
dengan bahasa Korea dan menyuruh Kang Bae untuk tidak terlalu tegang. Kang Bae
masih belum sadar dan malah kagum dengan bahasa Korea Mr. Smith yang bagus.
Tapi, apa Mr. Smith mengenalnya?
Dan akhirnya, Mr. Smith
menunjukkan wajah aslinya. Jrengg! Dia adalah Gwi.
Kang Bae melongo baru teringat
dengan kemampuan menyamar Gwi. Weol Ju juga mengejek Kang Bae yang benar-benar
tidak bisa membaca situasi. Sungguh mencemaskan.
Karena sudah selesai mengurus
masalah Yeo Rin, Weol Ju mengajak Gwi untuk berbelanja. Dia akan mencari mie
sementara Gwi mencari sayur.
Episode 04
Weol Ju belanja mie tanpa
tanggung-tanggung. Dia mengambil semua mie yang ada di rak dan memasukkannya ke
troli. Seorang nenek yang hendak membeli mie jadi tidak bisa membeli dan
memarahi Weol Ju karena memborong semua mie. Walau begitu, nenek tetap meminta
Weol Ju untuk membagi beberapa bungkus mie. Dengan dingin, Weol Ju menolak.
Nenek masih belum menyerah dan meminta satu bungkus saja mie. Dia ingin memasak
mie untuk makan malam hari ini karna cucunya bilang mau makan mie.
“Maaf, nanti malam aku juga ada
acara,” tegas Weol Ju, menolak dan langsung pergi.
Nenek masih belum menyerah. Dia terus mengikuti Weol Ju kemanapun. Dan saat Weol Ju lengah, Nenek langsung berniat mencuri sebungkus mie dari troli Weol Ju. Ups! Ternyata Weol Ju hanya berpura-pura lengah untuk menangkap basah nenek.
Weol Ju memarahi nenek karna
berusaha mencuri belanjaannya. Nenek tidak terima di bilang mencuri karna Weol
Ju juga belum membayar mie tersebut jadi mie itu belum sepenuhnya milik Weol
Ju. Nenek juga menceramahi Weol Ju karena tidak mau membantu orang tua
sepertinya yang ingin makan mie dengan cucu. Weol Ju jadi makin kesal karena
nenek menggunakan senjata umur, apa mau tandingan soal umur dengannya?!
“Astaga. Aku baru kali ini
bertemu wanita muda yang menantangku soal umur. Baiklah. Ayo kita buka. Berapa
umurmu? Dua puluh? Dua puluh satu?”
“Apa? Kau pikir aku 20 tahun?”
tanya Weol Ju, mengeraskan suara. “Apa aku terlihat semuda itu, Nek?” tanyanya
lagi tapi kali ini dengan suara sok imut. Dia beneran senang karena di bilang
berumur 20 tahun.
“Benar! Wajahmu terlihat sangat
muda dan kulitmu masih putih kenyal seperti itu. Lihat alis dan rambutmu. Mereka
masih berwarna hitam seperti anak kecil saja. Lihat tanganmu sekarang. Tanganmu
sangat halus seperti tidak pernah bekerja kasar sekali pun dalam hidupmu. Lihat
saja sendiri!” ujar nenek dengan nada sok kesal, tapi sebenarnya memuji untuk
mengambil hati Weol Ju.
“Nenek ini benar-benar
melihatku... dengan sangat baik.”
Karna bahagia dengan pujian
Nenek, Weol Ju bersedia membagi beberapa bungkus mie-nya. Hahahaha, begitu
mudah!
--
Usai berbelanja, Nenek dan Weol
Ju masih berbincang bersama. Kali ini, Weol Ju bicara dengan nada sok imut. Dia
meminta maaf karna sudah membuat masalah dengan Nenek tadi. Nenek tidak
mempermasalahkannya lagi karena Weol Ju juga membelikannya minuman seperti ini.
Sebaliknya, nenek juga ikutan memuji Weol Ju yang tampaknya lahir di keluarga
berpendidikan.
“Mi masakanku tak butuh daging
dan sayur. Saat ini orang membuat mi dengan telur dan daging. Namun, untuk kami
yang dulu miskin, itu sesuatu yang sulit kami dapatkan. Kau tinggal mencuci
kimci yang sudah matang, dan potong sesuai selera. Aduk kimci dengan kecap dan
minyak wijen, lalu taruh di atas mi. Itu memberi rasa yang gurih. Kau bisa
tambahkan kuah rebusan ikan teri ke dalamnya dan itu menjadi sangat enak. Cucuku
sangat suka dengan mi buatanku itu,” jelas Nenek dengan ekspresi bahagia.
“Jadi, kau menggunakan kimci
matang dan minyak wijen.”
“Namun, ada acara besar apa sampai
beli mi sebanyak ini?”
“Berjualan? Nona, kau bilang
kau belum menikah, 'kan? Bagaimana dengan cucuku?” tanya nenek, tertarik pada
Weol Ju. “Dia bekerja di Pusat Kepuasan Pelanggan. Apa kau mau bertemu dia?”
“Pusat Kepuasan Pelanggan?”
“Namanya Choi Jin-dong. Dia sangat
rajin dan baik.”
Weol Ju ternyata ingat nama
Jin-dong yang adalah teman Kang Bae, jadi dia langsung akting kalau sudah
terlambat untuk urusannya. Jadi, dia segera pamit pergi sebelum nenek
menjodohkannya dengan Jin Dong.
--
Kedai mistis penuh dengan sayuran,
mie, bawang, alat-alat olahraga dan sebagainya. Beneran penuh. Weol Ju sibuk
menata bumbu untuk memasak sementara Gwi sibuk menulis spanduk. Weol Ju jadi
penasaran dengan kerjaan Gwi di masa lalu. Gwi juga bingung menjelaskan
pekerjannya tapi tumben Weol Ju nanya?
“Kau pintar menulis. Mungkin
dulu kau bekerja di bidang itu,” jawab Weol Ju.
Gwi tertawa karena Weol Ju
memuji tulisan di spanduk yang di buatnya. Dia menjelaskan kalau yang di
lakukannya ini di namakan : seni menulis indah. Dia dulu belajar membuatnya di
Pusat Budaya dengan biaya 30.000 won untuk enam kali pertemuan, biaya bahan
terpisah.
“Benar juga. Bila dilihat masa
lalu atau masa depanmu, kau bukan bangsawan,” komentar Weol Ju, sinis.
“Kau ini... Bila kau lihat
dengan benar, aku ini... Lupakan saja. Aku malas membicarakannya,” kesal Gwi.
“Aku pikir kau malas ikut
acara, ternyata sebaliknya.”
“Tentu aku suka. Aku tak perlu
dengarkan manusia, tapi bisa naik tingkat dengan mudah.”
“Benar juga. Maka, Kang-bae tak
diperlukan. Tak ada pekerjaan,” komentar Gwi.
“Apa maksudmu? Kita akan ada
banyak tamu grup. Untuk apa bos ikut melayani bila ada pekerja?”
“Kau tak beri dia istirahat. Baiklah.
Gunakan dia semaksimal mungkin selagi dia masih ada di sini,” komentar Gwi.
Karena semua yang di butuhkan
sudah selesai, Weol Ju mengajak Gwi untuk pergi sekarang saja. Gwi belum mau
karena mereka kan masi harus menunggu Kang Bae. Dengan santai, Weol Ju menjawab
kalau dia sudah membuat jalur express untuk Kang Bae.
--
Yeo Rin pulang kerja. Tapi, Kang Bae terus berjalan di belakangnya. Yeo Rin sadar hal itu, tapi membiarkannya. Kang Bae mengikutinya karena penasaran kenapa Yeo Rin tidak memberikan respon apapun saat dia menyentuhnya waktu itu. Dian sangat penasaran dan hendak menyentuh Yeo Rin.
Yeo Rin tidak tahan lagi dan
berbalik, menanyakan tujuan Kang Bae mengikutinya. Kang Bae membantah. Yeo Rin
tidak percaya karnaa Kang Bae sudah mengikutinya dari supermarket sampai di
sini. Ada apa?
Kang Bae menegaskan kalau dia memang berjalan di sini karena tujuannya ada di ujung jalan. Beneran. Percaya deh. Yeo Rin pun memutuskan percaya dan menyuruh Kang Bae untuk jalan duluan. Sebelum pergi, Kang Bae bertanya memastikan, apa Yeo Rin benar-benar tidak merasakan apapun padanya?
“Merasakan? Tentu ada.”
“Benar, 'kan? Ada?”
“Kau membuatku merasa canggung,
kesal, dan tak nyaman, sehingga aku sama sekali tak mau berhubungan denganmu,”
tegas Yeo Rin.
--
Kang Bae beneran bersemangat
mau menemui Weol Ju, menyampaikan kalau Yeo Rin beneran tidak merasakan apapun
setelah terkena sentuhannya. Tapi, pas dia masuk kedai mistis, dia malah sampai
di sebuah lapangan luas dan hari masih siang. Seperti olimpiade. Semua
mengenakan pakaian olahraga putih sementara penyelenggara mengenakan hanbok.
Kang Bae beneran bingung melihat pemandangan di hadapannya. Saking bingungnya, Kang Bae keluar dengan pintu yang di masukinya, dan yang terlihat adalah pemandangan malam kota Seoul. Dan yang di masukinya memang kedai mistis, tapi ada tanda kalau kedai tutup.
Dan terdengarlah
suara teriakan Gwi dan Weol Ju yang memanggilnya. Mereka sedang ada di depan
gerobak dan menyiapkan mie untuk para kontestan. Kang Bae masih bingung dan
bertanya mereka ada dimana?
“Dunia Mimpi. Kau
tahu itu, 'kan? Hari ini adalah Kontes Lotre Dunia Mimpi yang diadakan setiap
tahun. Anggap ini kontes olahraga arwah,” jelas Gwi.
“Pemenang kontes
hari ini bisa beri tahu keturunannya nomor lotre yang akan menang. Orang yang
menang lotre setelah memimpikan leluhurnya adalah keturunan pemenang Kontes
Lotre!”
“Jadi, kita
berjualan saja hari ini?”
“Astaga, kau ini.
Untuk apa aku datang ke sini bila hanya berjualan saja? Semua orang di sini mencemaskan
keluarga mereka. Bila kita bisa masuk ke dalam mimpi keluarga pemenang, satu
kasus terhitung selesai. Dengan kata lain, acara ini sangat menguntungkan
kita,” jelas Weol Ju.
Weol Ju juga
memasangkan celemek pada Kang Bae dan menyuruhnya pergi melayani para kontestan
awah.
Di sebuah meja, para arwah berkumpul membicarakan tekad mereka untuk menang. Seorang arwah ingin menang agar cucunya bisa hidup dalam kemewahan. Seorang arwah berteriak marah kalau keturunan arwah-arwah itu sudah punya rumah sendiri sementara anaknya masih hidup di kamar sempit dengan sewa bulanan. Seorang arwah lain, tn. Choi Seok Pan juga merasa sedih karena belum bisa mewariskan apapun pada keluarganya. Padahal kata orang, kemiskinan di turunkan selama 3 generasi, tapi keluarganya sudah miskin selama 5 generasi.
Kang Bae tiba
untuk mengantarkan pajeon pesanan
mereka. Dia tanpa sengaja mendengar ucapan tn. Choi yang bertekad untuk menang
hari ini demi menghentikan kemiskinan keluarganya. Dia harus mendapatkan nomor
lotere untuk cicitnya, Jin-dong!
Kang Bae terkejut
mendengar nama Jin-dong di sebut arwah tn. Choi. Apalagi marganya juga sama :
Choi.
“Apa kau leluhur
dari Jin-dong yang bekerja di Swalayan Kapeul?” tanya Kang Bae.
“Halo, namaku Han
Kang-bae. Aku teman kerja Jin-dong hyung.”
“Benarkah? Aku
senang sekali bertemu kau. Namun, bagaimana kau bisa ke tempat ini? Astaga, kau
sudah harus pergi di usia semuda ini? Sedih sekali aku melihatnya. Mengapa kau
bisa pergi dari dunia secepat ini?”
Tn. Choi mengira Kang Bae sudah meninggal. Kang Bae juga tidak tahu harus menjelaskan bagaimana, jadi dia tidak meluruskan kalau dia masih hidup. tn. Choi juga bersikap baik pada Kang Bae. Tapi dari meja lain, seorang arwah, tn. Kim Du Yeong, malah merasa kalau tn. Choi sangat berisik.
--
Sambil mengurusi makanan pesanan para arwah, Gwi juga sempat memperkenalkan Kang bae dengan Yeom yang adalah Kematian, biasa di panggil Yeombujang. Kang Bae sedikit takut berada di dekat Yeom, mungkin takut kalau nyawanya di cabut. Yeom bersikap ramah karna sudah pernah melihat Kang Bae di rumah sakit (episode 02), tapi mungkin saat itu Kang Bae tidak melihatnya.
Pas tahu kalau
Yeom yang waktu itu bertugas menjemput Andong ahjumma, Kang Bae jadi bersikap ramah. Dan dia bisa melihat Yeom
sekarang karena mereka ada di Dunia Mimpi. Yeom menjelaskan kalau saat dia
sedang tidak bertugas di dunia nyata, Kang Bae juga bisa melihatnya kok.
--
tn. Choi sangat
bersemangat dan bahkan melakukan peregangan sebelum memulai kontes. Tapi, tn.
Kim malah dengan sengaja menyenggolnya dan tidak meminta maaf sama sekali. tn.
Choi tidak marah dan memaklumi saja karna tn. Kim adalah bangsawan.
--
Jin Dong menikmati mie buatan
neneknya sambil menonton TV. Dia benar-benar menyukai mie tersebut hingga
memakannya dengan sangat lahap walaupun tidak ada daging sama sekali di mie
tersebut. Dan juga, Jin Dong tampak sangat menyanyangi neneknya. Waktu nenek
menebak alur drama yang ada di TV, Jin Dong memujinya sangat pintar dan cocok
menjadi penulis drama.
Tidak hanya itu, Jin Dong juga menyerahkan buku tabungannya untuk nenek. Dia memberikannya agar nenek bisa menggunakannya untuk operasi punggung. Dia sudah mengumpulkannya cukup lama dan sekarang tabungannya sudah mencukupi.
Nenek tidak enak menerimanya.
Dia menyuruh Jin Dong menyimpannya karena dia tidak bisa menggunakan uang Jin
Dong. Sebaliknya, Nenek malah mengomeli Jin Dong untuk menggunakan uang itu
untuk menikah.
Jin Dong tetap bersikeras
meminta nenek menjalani operasi, tapi nenek tetap bersikeras menolak.
--
Pertandingan pertama
adalah memilih jawaban BENAR atas SALAH. Pertanyaan pertama : Siput memiliki
gigi. Benar atau salah? Bila benar, pilih O. Bila salah, pilih X.
Semua arwah mulai
sibuk memilih O dan X. tn. Choi berpikir keras menentukan jawabannya. Siput
memakan daun perlahan, jadi artinya, siput pasti mempunyai gigi! Jadi,
jawabannya O. Dan analisis itu di dengar seksama oleh tn. Kim. Di saat yang
lain sibuk berlari memilih jawaban, tn. Kim hanya terus berdiri di tempatnya
dengan sikap bangsawannya. Beruntungnya, tempatnya berdiri adalah untuk jawaban
O.
Jawaban yang
benar O. Dengan begitu, tn. Choi dan tn. Kim lolos ke babak selanjutnya. Dan
bagi yang tereliminasi di persilahkan untuk segera naik Kereta Cepat Alam Baka.
Pertandingan
kedua adalah lomba memakan kerupuk kemudian di lanjutkan dengan memakan kerupuk
yang ada di tepung kemudian lari ke garis finish.
tn. Choi mengikuti lomba dengan serius dan tanpa kecurangan apapun. Dia memenangkan tempat pertama. Sementara itu, tn. Kim selama lomba dan tidak ada yang memperhatikan, dia berbuat curang, seperti : saat makan kerupuk, dia mengambil kerupuk dengan tangannya, saat mencari kerupuk di tepung, dia mencarinya dengan tangan dan hanya mengotori muka dengan mengusapkan tepung, terakhir saat lari ke garis finis, dia melemparkan tepung yang di pegangnya di tangan kepada mata lawannya. Dengan cara itulah tn. Kim menang. Weol Ju dkk melihat hal tersbeut, tapi tidak bisa berbuat apapun karna juri lain tidak melihat.
Pertandingan ketiga adalah lomba melewati palang. Ada banyak arwah yang kalah di lomba tersebut. Weol Ju dkk yang menjadi juri. tn. Choi menggunakan seluruh kemampuannya dan dengan kehebatan punggung-nya, dia berhasil menang. Sementara tn. Kim kembali berbuat curang. Saat perhatian Weol Ju dkk teralihkan pada arwah yang terjatuh, tn. Kim langsung berbalik badan dan menundukkan tubuh untuk melewati palang. Hal itu tidak terlihat oleh Weol Ju sehingga mau tidak mau mereka meloloskannya.
Dan akhirnya,
tiba di pertandingan terakhir. tn. Choi vs tn. Kim. Pertandingan yang akan
menentukan pemenang adalah Tarung satu kaki. Dan tentu saja, Kang Bae mendukung
tn. Choi.
tn. Kim menatap tn. Choi dengan pandangan merendahkan. Dia yakin tn. Choi tidak akan bisa mengalahkan bangsawan sepertinya. Sementara tn. Choi, bertekad di dalam hatinya, walau miskin, tapi hatinya tidak demikian dan dia harus menang demi cicitnya.
Pertandingan di mulai. Dan saat pertandingan, tn. Kim lagi-lagi berbuat curang dengan menusuk pantat tn. Choi dan menendang menggunakan kakinya padahal hal tersebut tidak boleh. Tapi, walaupun di curangi, tn. Choi tetap bertahan dan mengeluarkan jurus andalannya : Pinggul Tornado! Dengan jurus tersebut, dia berhasil mengalahkan si curang tn. Kim! Hooraaaay!!!!
Kemenangan dengan
kejujuran! Choi Seok Pan pantas menerimanya! Tapi, tn. Kim tidak bisa menerima
kekalahannya tersebut.
tn. Choi naik ke panggung untuk menerima hadiahnya. Tidak hanya tn. Choi yang bahagia, tapi Kang Bae juga berbahagia. Dia senang karena Jin Dong akhirnya bisa hidup senang.
--
Dengan tiket lotere yang di terimanya dan dengan bantuan Weol Ju dkk yang mengatur dunia mimpi, tn. Choi masuk ke dalam mimpi Jin Dong. Mereka membuat Jin Dong yang seolah sedang melayani pelanggan. Dan pelanggan yang di layani adalah tn. Choi.
tn. Choi
menunjukkan tiket antreannya. Ada banyak. Dan semuanya di susun rapi. Itu
adalah nomor lotere yang akan di menangkan. Jin Dong bingung dan tidak
mengerti, tapi tn. Choi terus menunjuk ke angka-angka tersebut.
--
Sementara itu, Yeom
bertanya kepada penyelenggara kalau semua arwah yang mengikuti kontes sudah
kembali ke alam baka bukan? Penyelenggara mengiyakan dan memberitahu yang
tertinggal hanyalah yang di perintahkan untuk bersih-bersih.
Karena tugas sudah
selesai, Yeom akan melanjutkan pekerjaannya. Dia melihat daftar nama orang yang
harus di jemputnya besok. Oh No!!! Wajah Yeom berubah muram.
Tapi, kemuraman
itu segera di sembunyikan saat Weol Ju dkk datang untuk mengantar tn. Choi yang
sudah menyampaikan nomor lotere pada Jin Dong. Yeom juga menyuruh tn. Choi
untuk segera kembali ke Alam Baka karna jika terlalu lama di Dunia Mimpi, roh
tn. Choi bisa menjadi lemah.
Di saat Yeom bicara dengan tn. Choi, Weol Ju malah tertarik melihat tablet berisi daftar tugas Yeom yang di pegang oleh asistennya. Dan terlihatlah kalau orang yang harus di cabut nyawa-nya besok oleh Yeom adalah : Choi Jin Dong – 21 April 2020, Wafat karna kecelakaan.
“Apa ini? Choi
Jin Dong akan meninggal?” tanya Weol Ju, kaget.
tn. Choi lebih kaget tahu cicitnya akan meninggal besok. Kang Bae juga kaget. tn. Choi menangis putus asa.
Weol Ju lebih
khawatir dengan targetnya. Jika Jin Dong meninggal, maka targetnya tidak akan
di hitung. Weol Ju tidak bisa menerimanya karna dia sudah memasak mie dan
bekerja sukarela di acara hari ini!
tn. Choi memohon
pada Yeom untuk membantunya. Tapi, Yeom juga tidak bisa melakukan apapun. tn.
Choi terus menangis dan memohon karna Jin Dong adalah anak yang baik dan
merawat nenek dengan tulus. Tidak pernah buat masalah apapun. Tapi, kenapa
harus meninggal tanpa menikah?!
Yeom jadi tidak
tega mendengar permintaan tn. Choi. Dia akhirnya memberitahu kalau ada cara
untuk menyelamatkan Jin Dong.
“Bila kita mau
mengubah keputusan Tuhan, kita harus mengubah pikiran-Nya. Jika begitu, kita
perlu sesuatu yang besar untuk membuat Dia berpikir kembali. Namun, setelah
kuperiksa, perbuatan baikmu tak cukup untuk mengubah itu,” beritahu Yeom.
“Kalau begitu aku
harus berbuat apa?”
“Ada satu cara
terakhir untuk ini,” tanya tn. Choi, Weol Ju dkk dengan penasaran.
“Caranya
adalah... Cara terakhir yang bisa kau lakukan adalah meminta perbuatan baik dari
arwah lain. Namun, di Alam Baka, hal itu dilarang dilakukan secara gratis. Kau
harus memberikan semua yang berharga dalam dirimu kepada orang itu.”
“Nomor lotre,”
ujar Kang Bae, terpikir sesuatu. “Nomor lotre tak berguna bila dia mati. Bagaimana
kalau nomor itu ditukar dengan perbuatan baik?”
“Apa bisa?”
“Itu bukan tak
mungkin. Namun, uang tak selalu berhasil di Alam Baka. Hal yang terpenting adalah
takdir di antara kalian. Di antara yang punya banyak perbuatan baik, carilah
orang yang punya hubungan dengan keluargamu.”
“Tamatlah kita.
Bagaimana bisa kita mencari orang seperti itu?” Weol Ju mulai putus asa. “Kita
hanya punya waktu sehari. Kakek, lebih baik kau menyerah saja kali ini. Berikan
saja nomor lotre itu pada cicitmu saat dia hidup kembali nanti. Dengan begitu,
dia akan terlahir kembali menjadi orang kaya. Ya?”
“Aku mohon,
tolonglah Jin-dong. Sebagai arwah, aku tak bisa bolak-balik. Weol-ju, hanya kau
yang bisa membantu...”
“Aku juga sedang
dikejar waktu. Aku bukan bekerja untuk mengisi waktu luang.”
“Tanpa diriku,
dia tak akan dilahirkan. Aku lebih baik dikirim ke neraka bila harus melihat
dia seperti itu. Aku mohon, mengertilah sedikit perasaan leluhur sepertiku
ini,” tangis tn. Choi.
Tangisan dan ucapan tn. Choi, mengingatkan Weol Ju saat ibunya memilih menyelamatkan nyawanya. Saat dia menangis putus asa saat ibunya meninggal di bunuh.
“Di kehidupan
berikutnya, aku tak apa bila terlahir kembali sebagai budakmu. Jadi, kumohon...
Kumohon, selamatkan cicitku,” mohon tn. Choi, terus menerus.
“Di masa sekarang
tidak ada namanya budak, Kek. Baiklah. Anggap saja ini bagian tugasku dan kita
coba sebisanya,” ujar Weol Ju dengan dingin, menyembunyikan niat tulusnya
membantu.
tn. Choi sangat
berterimakasih pada bantuan Weol Ju hingga dia berlutut untuk menyampaikan rasa
terimakasihnya. Yeom juga membujuk tn. Choi untuk kembali ke Alam Baka karna
roh tn. Choi sudah melemah.
Setelah itu, Yeom
memberitahu kalau Jin Dong akan mati besok di Swalayan Kapeul jam 11.03 karena
kecelakaan. Jadi, Weol Ju harus membawa perbuatan baik sebelum jam tersebut.
Tidak boleh terlambat. Jika terlambat, dia tidak akan bisa membantu sama
sekali. Weol Ju mengerti.
--
Weol Ju dkk pergi ke kantor pusat data. Dia meminta kepada petugas izin untuk memeriksa kartu keluarga juga catatan perbuatan baik. Dia meminta kunci ruang data. Petugas memberitahu kalau ruang data sudah lama tidak ada. Weol Ju dan Gwi kaget. Gwi mengira kalau terjadi kebakaran.
Petugas dengan bangga memberitahu kalau mereka mendapat arwah yang pintar komputer dan semua data di masukkan ke sistem komputer agar lebih rapi. Dan arwah yang di maksud adalah orang bule yang sedang memakan apel (merujuk ke : Steve Jobs).
“Jadi, bisa cari
seseorang dengan catatan perbuatan baik dan berkerabat dengan Choi Seok-pan?”
pinta Weol Ju.
Canggih euy! Hanya dengan mengetik nama Choi Seok Pan, keluarlah pohon silsilah keluarga tn. Choi. Lengkap. Loading-nya juga cepat! Kemudian tinggal klik “Pemilik perbuatan baik” dan keluarlah semua list nama yang ada hubungannya dengan tn. Choi. Nama yang muncul adalah Lee Kkeut Sun (kakak dari Nenek Jin Dong).
Level perbuatan
baik Ny. Lee sangat tinggi. Dengan level seperti itu, ny. Lee hidup di Alam
Baka seperti miliarder! Daebak!
“Benar. Karena
itu saat Kematian datang, banyak orang yang menyesal tak banyak berbuat baik. Perbuatan
baik lebih berharga daripada apa pun di sini. Bila ada yang ingin dicuri di
sini, tentu saja perbuatan baik orang lain,” jelas petugas.
“Di mana bisa
bertemu orang ini?” tanya Weol Ju.
Tags:
Mystic Pop-up Bar