Original
Network : tvN
Lee Rang
merasa curiga, karena Lee Yeon mentraktir nya hari ini. Dan Lee Yeon bersikap
acuh serta makan dengan tenang. Dan sambil makan, mereka berdua mengobrolkan
banyak hal. Pertama mereka mengobrol tentang Yoo Ri, kemudian tentang Soo Ho.
Lalu mereka tertawa bersama.
“Berikan telurmu jika tidak kamu makan,” kata Lee Rang, tidak serius. Tapi tanpa disangka, Lee Yeon beneran memberikan telur kepadanya. Dan diapun langsung memakannya dengan senang hati.
Yoo Ri
merasa sangat bosan tinggal bersama dengan Imoogi Terry. Dan dia yakin bahwa
sekarang Lee Rang serta Shin Joo sedang menunggu nya.
“Sebenarnya, di
sinilah tempatmu,” kata Imoogi
Terry dengan percaya diri. “Kamu dipukuli manusia, bukan? Untuk waktu
yang lama sampai jiwamu hancur. Aku melihat kegelapan di dalam dirimu.”
“Jangan melihat orang seperti itu. Itu yang
menjadikanmu makin aneh,” balas Yoo
Ri, tidak senang.
Imoogi Terry
dengan serius menyarankan Yoo Ri untuk jangan repot- repot berpikir terlalu
muluk- muluk, karena Yoo Ri sama sepertinya, hanya membawa kesialan bagi Lee
Rang atau Shin Joo. Juga tidak akan ada yang datang menyelamatkan Yoo Ri. Ini
berdasarkan pengalamannya.
Mendengar
itu, Yoo Ri diam dan menatap Imoogi Terry dengan ragu.
Selesai
makan, Lee Rang langsung berbicara ke intinya, kenapa Lee Yeon rela
mengorbankan nyawa nya sendiri untuk Ji A. Dan Lee Yeon menjawab bahwa ini
karena, Ji A pernah menyelamatkan nya dikehidupan lampau nya dan mati untuknya.
Jadi jika dia tidak menghentikan Ji A sekarang, maka Ji A akan berkorban lagi
untuknya.
“Biarkan dia menyelamatkanmu,” bujuk Lee
Rang. Tapi Lee Yeon menolak.
“Harga diriku tidak mampu menerimanya
menyelamatkanku dua kali.”
Mendengar
jawaban itu, Lee Rang mendengus serta mengumpat. Lalu dengan serius, Lee Yeon
mengajak Lee Rang untuk ikut bersamanya besok, ke Sungai Samdo. Dia ingin Lee
Rang untuk mencegah, bila terjadi hal- hal yang tidak terduga.
“Apa yang kamu rencanakan?” tanya Lee
Rang, ingin tahu.
“Tidak perlu tahu detailnya. Datang saja untuk
membantu agar semuanya berjalan sesuai rencana,” jelas Lee Yeon, menjawab.
“Akan kupikirkan,” balas Lee
Rang, sok jual mahal.
“Hei. Hanya itukah
reaksi yang bisa kamu berikan untuk kakakmu? Bukankah seharusnya kamu menangis
saat aku mungkin mati?” tanya Lee Yeon, heran.
“Tapi kamu tidak akan mati,” jawab Lee
Rang dengan yakin. “Rubah berekor sembilan tidak mati semudah
itu.”
Imoogi Terry
merasa langit hari ini begitu indah dan mengkagumi nya. Tapi Yoo Ri sama sekali
tidak peduli dengan itu, dia lebih peduli apa yang akan Imoogi Terry lakukan.
Dan Imoogi Terry menjawab bahwa Yoo Ri sudah mendengar pembicaraan nya dengan
Lee Yeon tadi.
“Jadi, kamu benar-benar akan menjadi dewa?
Lalu apa yang terjadi setelahnya?” tanya Yoo Ri, ingin tahu.
“Aku akan menguasai dunia dan mengambil Ji A untuk diriku,” jawab
Imoogi Terry.
“Bukan itu yang kamu janjikan!” protes Yoo
Ri.
“Apa yang dia minta tidak bisa dikabulkan. Aku
yakin Lee Yeon merasakan hal yang sama. Karena itu kamu harus menemaniku ke Sungai
Samdo,” balas
Imoogi Terry, tidak mau di bantah. “Siapa tahu dia tidak sendirian. Aku ingin
kamu menyibukkan mereka.”
Yoo Ri
menolak. Tapi Imoogi Terry tidak mengizinkan, karena ini perintah bukan
permintaan. Jika Yoo Ri menolak, maka dia akan menelpon Lee Rang dan Shin Joo,
lalu membuat Yoo Ri bunuh diri dihadapan mereka.
“Bunuh saja aku, Berengsek!” teriak Yoo
Ri, frustasi.
“Bukan begitu cara kerjanya,” balas
Imoogi Terry, menjelaskan. “Jika aku membunuhmu, mereka tidak akan bisa
melihatmu putus asa,” katanya sambil
tertawa.
Hye Ja
memberanikan dirinya untuk menemui Taluipa. Dia meminta Taluipa untuk membantu
Lee Yeon. Dan dengan tegas, Taluipa menjelaskan bahwa ini bukanlah sesuatu yang
bisa Hye Ja cegah. Dan Hye Ja tidak setuju.
“Pengantin Siput, di mana kamu sekarang?” tanya
Taluipa sambil mengelus wajah Hye Ja dengan lembut.
“Jembatan antara Akhirat dan Dunia Orang
Hidup,” jawab Hye
Ja, dengan gugup.
“Beri tahu aku siapa aku,” tanya
Taluipa.
“Nonya Sungai Samdo,” jawah Hye
Ja, dengan patuh.
“Kalau begitu, kamu pasti tahu bahwa kamu
sudah melewati batas,” kata Taluipa sambil memegang dagu Hye Ja
dengan kuat.
“Aku tahu itu. Namun,
kamu bukan hanya Nyonya Sungai Samdo. Kamu juga istri, ibu, dan teman
seseorang,” balas Hye
Ja dengan berani.
Mendengar
itu, Taluipa teringat akan perkataan Hyeonuiong. Lalu dia mendorong Hye Ja.
Kemudian dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah menjadi Istri, Ibu, atau teman
seseorang. Dan mendengar itu, Hye Ja menanyai, bagaimana dengan perasaan
Taluipa. Dia tahu Taluipa membantu Lee Yeon selama ini dan menyayangi Lee Yeon,
karena Lee Yeon mengingatkan Taluipa tentang mendiang Bok Gil, putra Taluipa.
“Apa suamiku mengatakan itu padamu?” tanya
Taluipa, tidak senang. “Berarti dia juga memberitahumu apa yang
kulakukan pada putra tunggalku. Putraku juga berdiri di sana dan memohon
kepadaku seperti Yeon. Dia memintaku agar membiarkan istrinya hidup. Namun, aku
menolak untuk membantu putraku,” katanya, bercerita dengan sikap dingin.
“Karena itulah kamu menyalahkan dirimu selama
bertahun-tahun ini,” balas Hye Ja, langsung.
“Beraninya kamu…” kata Taluipa, mulai marah.
Dengan
takut, Hye Ja meminta maaf dan pamit. Namun sebelum pergi, dia memberikan obat
Glukosamina kepada Taluipa. Itu adalah obat dari Hyeonuiong. Dan untuk terakhir
kalinya, dia memohon, supaya Taluipa jangan melepas Lee Yeon ataupun
Hyeonuiong.
Saat Imoogi
Terry ingin pergi, Yoo Ri bertanya. Dan Imoogi Terry memberitahu bahwa Yoo Ri
tidak perlu ikut.
Lee Rang
merasa sangat marah, ketika tahu kalau Shin Joo telah berkata kasar kepada Yoo
Ri. Karena menurutnya Yoo Ri tidak bersalah. Sebab Yoo Ri memang tidak perlu
memedulikan kedua orang tua Ji A. Dan Shin Joo mengaku bahwa dia menyesal, tapi
dia tidak tahu caranya menghubungi Yoo Ri dan meminta maaf.
“Habislah kamu sekarang. Dia sangat pendendam,” kata Lee
Rang, tanpa merasa bersimpati sedikitpun.
“Bisakah kamu bicara dengannya…” pinta Shin
Joo.
“Aku tidak akan pernah merestui hubunganmu dan
Yoo Ri,”balas Lee
Rang.
“Kamu pikir dia bisa kembali dengan selamat?” tanya Shin Joo, khawatir. Dan Lee Rang tidak
tahu, lalu dia mengajak Shin Joo untuk ikut bersamanya.
Lee Rang
membawa Shin Joo ke rumah Imoogi Terry, untuk menemui Yoo Ri. Dan melihat
kedatangan mereka berdua, Yoo Ri merasa sangat rindu, tapi dia juga merasa ragu
untuk bertemu mereka berdua.
“Yoo Ri, ini aku. Semuanya sangat tidak nyaman tanpamu. Tidak
ada yang bisa membelikanku naengmyeon. Anak kecil itu menempeli tubuhku dengan
stiker. Dia membuatku gila,” kata Lee Rang, bercerita didepan interkom
rumah.
“Kamu datang untuk mengatakan itu? Bagaimana
jika dia tidak mendengarkan?” tanya Shin Joo, khawatir.
Mendengar
itu, Yoo Ri merasa geli dan tertawa.
Ketika Shin
Joo ingin mencoba berbicara. Lee Rang langsung berteriak supaya Yoo Ri jangan
memaafkan Shin Joo. Dan dengan kesal, Shin Joo menatap Lee Rang.
“Yoo Ri.
Aku akan meminta maaf nanti. Kuharap kamu
kembali dengan selamat,” kata Shin Joo dengan lembut. “Jangan
mendengarkan perkataannya. Pastikan kamu tetap aman. Begini, aku berencana
melamarmu,” katanya dengan bersemangat sambil menunjukkan cincin
yang dibawanya.
“Hentikan,” kata Lee Rang, mendorong Shin Joo ke
belakang.
Mendengar
itu, Yoo Ri tertawa geli sambil menangis bahagia.
“Yoo Ri. Aku akan
menyelamatkanmu. Bertahanlah sampai besok,” kata Lee Rang dengan
serius. Lalu dia menarik Shin Joo untuk pergi.
Dengan
sedih, Yoo Ri duduk dilantai dan menangis frustasi.
Ji A datang
dan memeluk Lee Yeon dari belakang. “Tebak siapa.”
“Aku bisa tahu siapa kamu hanya dengan melihat
tangan ini,” jawab Lee
Yeon sambil tertawa.
Lee Yeon
kemudian menggandeng tangan Ji A dan menjelaskan bahwa hari ini mereka akan
berkencan seperti pasangan normal.
Pertama, Lee
Yeon membawa Ji A ke tempat game dan bermain mesin capit untuk mendapatkan gantungan
boneka. Tapi sialnya, dia selalu gagal. Namun dia tidak pantang menyerah. Dan
Ji A pun mengajarkan caranya. Lalu akhirnya mereka berhasil mendapatkan dua
gantungan boneka yang mirip.
Selanjutnya,
mereka berdua bermain game lempar bola basket. Dan Ji A selalu saja gagal
memasukkan bola basket ke dalam net. Dan Lee Yeon pun kemudian mengajarkan cara
yang benar padanya.
Lee Yeon dan
Ji A terus bermain bersama sampai puas. Lalu setelah itu, mereka berdua
berjalan- jalan ke taman sambil menikmati es krim yang enak.
Ditaman. Lee
Yeon mencium Ji A dengan lembut. “Kurasa aku sangat mencintaimu. Aku sudah
hidup sangat lama. Dan ingatanku tentang semua orang yang pernah kutemui samar.
Tapi aku ingat setiap momen yang kulewatkan bersamamu,” katanya,
menyatakan cinta nya.
“Jangan melupakanku. Jangan pernah,” balas Ji A.
“Bagaimana bisa aku melupakan wajah ini?” balas Lee
Yeon sambil menyentuh wajah Ji A.
“Aku mencintaimu, Yeon,” kata Ji A
sambil menahan rasa sedih dihatinya. Dan Lee Yeon mengerti itu serta
memeluknya.
Taluipa
berbicara kepada abu Bok Gil, putranya. Dia merasa sedih dan bersalah, karena
dia tidak bisa menjadi seorang Ibu bagi Bok Gil. Lalu dia menangis dengan penuh
penyesalan.
Lee Yeon
menceritakan keinginannya. Dia berharap, Ji A aman, tidak terluka, sakit,
ataupun menangis. Dan berharap, semoga Ji A bisa melupakan semuanya. Dan dengan
serius, Ji A membalas bahwa dia akan menunggu Lee Yeon, seperti Lee Yeon
menunggu nya.
“Tidak, jangan. Hidup manusia terlalu singkat,” tolak Lee Yeon. Lalu dia menanyai, apa
harapan Ji A.
“Aku berharap dewa yang sangat baik ada di
suatu tempat di dunia ini, dan mendoakan sesuatu seperti keajaiban. Dan aku
berharap dewa itu akan menyelamatkan kita berdua,” jawab Ji A, sangat berharap.
Tepat disaat
itu, Taluipa menelpon. “Nenek… Apa?
Sekarang?”
Lee Yeon
buru- buru menemui Taluipa, dan menanyai apa maksud Taluipa saat ditelpon
barusan.
Taluipa
menceritakan mengenai putranya, Bok Gil, dengan sedih. Dan Lee Yeon pun
menghiburnya. Lalu Taluipa menegaskan bahwa dia berencana untuk berhenti
merokok. Karena dia sudah hidup cukup lama, maka dia ingin mencoba sesuatu yang
berbeda.
“Apa maksudmu?” tanya Lee Yeon, tidak mengerti.
“Maksudku, ada cara untuk mengakhiri ini tanpa
kematianmu atau wanita itu,” jawab Taluipa, menjelaskan.
Gubernur,
beruang pemilik cermin bulan. Ketika taman bermain telah ditutup, dia pergi ke
kamar mandi untuk mencuci muka nya.
Disaat itu,
sesuatu diam- diam menyelinap di dekat nya.
Taluipa
memberikan sebuah pedang kepada Imoogi dan menjelaskan bahwa saat Imoogi ke
sini besok, maka Lee Yeon harus menusuk Ji A dengan pedang itu. Tusuk dengan
cukup keras, saat Ji A hampir mati, maka separuh Imoogi ditubuh Ji A pasti akan
berusaha untuk kabur dari tubuh Ji A. Untuk sisik Imoogi, Taluipa menyarankan
Lee Yeon untuk jangan menggunakan itu. Karena dia ingin separuh Imoogi ditubuh
Ji A menyatu dengan Imoogi Terry. Setelah itu, dia akan mengubah Imoogi menjadi
batu. Lalu dia akan menyelamatkan Ji A. Dan sebenarnya ini adalah hal yang
tabu, jadi dia pasti akan dihukum juga.
“Nenek,” kata Lee Yeon, tersentuh.
“Jangan mengatakan hal cengeng, dan bawa
mereka ke sini tepat waktu. Dia dan Imoogi,” balas Taluipa sambil bersikap seperti biasa.
Dengan
senang, Lee Yeon memeluk Taluipa dan berterima kasih serta memuji Taluipa. Dan
dengan malu- malu, Taluipa mendorong Lee Yeon untuk melepaskan pelukannya. Lalu
dia masuk kembali ke dalam gedung.
Imoogi Terry
muncul didalam kamar mandi. Dan melihat itu, si Gurbenur menyarankan Imoogi
Terry untuk pergi, karena taman sudah di tutup.
“Aku mencari sesuatu,” kata Imoogi
Terry, memberitahu. “Dan baru
saja kutemukan,” jelasnya.
“Apa itu?” tanya si Gurbenur, dengan datar.
Disaat si Gurbenur sedang lengah seperti itu, Imoogi Terry langsung menyerang nya. “Cermin bulan,” katanya, menjawab.
Disaat Ji A sedang merawat rekan Kim, dia mendapatkan telpon dari Imoogi Terry yang mengajak untuk bertemu.
Secara diam-
diam, Ji A mengambil pistol dan keluar dari apatermen untuk menemui Imoogi
Terry yang menunggu nya.
“Akhirnya, kamu datang menemuiku,” sapa Imoogi
Terry.
“Di mana obat penawarnya?” tanya Ji A,
langsung ke intinya.
“Kenapa mencemaskan orang lain? Kondisimu juga
tidak baik,” balas
Imoogi Terry dengan sikap santai.
“Di mana obat penawarnya?” tanya Ji A,
menuntut.
“Hal itu tidak ada. Aku lahir dari wabah itu, jadi,
aku tahu cara membunuh orang, tapi aku tidak pernah belajar cara menyelamatkan
mereka,” balas
Imoogi Terry. Dan dengan kesal, Ji A mengutuki nya.
Ji A
berharap Imoogi mati dan membusuk di Dunia bawah. Dan mendengar itu, Imoogi
Terry tersenyum geli. Lalu dia mengulurkan tangannya.
“Perlihatkan dirimu,” panggil
Imoogi Terry.
Dan Imoogi
di dalam Ji A, terbangun. “Jangan bekerja sama dengan Lee Yeon.
Orang-orang bodoh itu merencanakan sesuatu,” katanya langsung, setelah terbangun.
“Itu tidak penting. Lagi pula, ada tugas yang
harus kamu lakukan,” balas Imoogi Terry sambil tersenyum. Dan
melihat itu, Imoogi ikut tersenyum juga.