Original Network : Channel 7
“Aku ingin
kamu menyingkirkan Chuen dalam dua hari ini,” perintah Madam Kanda. Dan Songwut
langsung mengeluh, karena itu sulit. “Jangan ‘Wow! Wow!’. Aku sudah ada
rencana, kamu hanya perlu mendengarkan ku saja,” tegas Madam Kanda, tidak mau
dibantah.
“Baiklah,”
kata Songwut, mengerti.
Ketika Madam
Kanda pulang, Kanok sedang belajar ditaman. Saat Kanok melihat Madam Kanda
pulang, dengan penasaran dia menanyai, kenapa Madam Kanda tadi pergi tanpa
menggunakan mobil. Tapi Madam Kanda malah memarahi Kanok untuk jangan bertanya.
Kemudian Madam Kanda masuk ke dalam rumah.
Dengan heran,
Kanok terdiam.
Lalu Kanok
pun ikut masuk ke dalam rumah. Kebetulan Pelayan Juea ada diruang tamu, tanpa
ditanya Pelayan Juea langsung memberitahu Kanok bahwa Madam Kanda pergi menuju
ke kamar Yupa dan dia dia menebak kalau pasti ada sesuatu yang penting.
Mendengar
itu, tanpa mengatakan apapun, Kanok pun pergi.
Sepertinya
akibat Kade menangis sebelumnya, mood Madam Kanda jadi agak tidak nyaman,
karena dia sangat mengasihi Kade. Makanya dia pergi menemui Songwut untuk
mempercepat rencana mereka dalam menyingkirkan Chuen. Dan juga ketika Kanok
bertanya, dia menjawab dengan ketus. Lalu kepada Yupa juga begitu, ketika Yupa
berbicara, dia juga menanggapin dengan sikap ketus.
“Apa?! Kamu
pergi menemui Songwut?” tanya Yupa, terkejut, menurutnya Madam Kanda bersikap
terlalu terburu- buru. “Jadi apa rencana Songwut?” tanyanya, ingin tahu.
“Kita yang
akan pikirkan rencananya. Rencana untuk membuat Chuen pergi menemui Songwut.
Sisanya, barulah Songwu yang tangani,” jawab Madam Kanda sambil tersenyum, dia
sangat percaya diri akan rencana ini.
“Namun kita
perlu orang yang Chuen percayai untuk bisa membuat Chuen mau keluar,” kata
Yupa, menyuarakan keraguannya.
“Gadis
bodoh!” bentak Madam Kanda. “Mengapa kamu perlu orang untuk itu?! Kamu punya
mulut tapi tidak tahu apa- apa,” omelnya. Dan Yupa pun diam.
Rencana Madam
Kanda adalah Yupa ketikkan surat untuknya. Surat cinta.
Loy datang ke
rumah kecil dan melaporkan tentang keanehan Madam Kanda kepada Nanny Aon.
Biasanya setiap berpergian, Madam Kanda pasti selalu menyuruh- nyuruh mereka
untuk mengantarkannya. Tapi hari ini, Madam Kanda malah berpergian sendiri,
tanpa menggunakan mobil. Namun mendengar itu, Nanny Aon tidak terlalu peduli
dan dia menasehati Loy untuk jangan mencampuri urusan orang.
Dibioskop.
Ketika Chuen dan Ton keluar dari bioskop, mereka bertemu dengan teman- teman
Kade. Dan saat teman- teman Kade melihat Chuen bersama dengan Ton, mereka
langsung mengejek dan menyindir Chuen, karena berjalan bersama dengan Ton, yang
merupakan pacar Kade. Mendengar itu, Chuen tersenyum, lalu dia sengaja berjalan
sedikit ke samping dan bersengolan dengan orang lain, sehingga diapun hampir
terjatuh. Disaat itu, Ton langsung menangkap Chuen dan memeluk bahunya.
“Maaf,” kata
Chuen sambil menatap Ton.
“Tidak apa.
Kamu baik- baik saja?” tanya Ton, perhatian.
“Kakiku
sedikit terkilir,” jawab Chuen sambil melirik ke arah teman- teman Kade.
Kemudian
Chuen pun memeluk tangan Ton dan berjalan bersama dengannya menuju ke mobil.
Melihat itu, teman- teman Kade merasa kesal.
Kade berdiri
diluar rumah dan menunggu- nunggu kepulangan Ton. Lalu disaat itu, Pelayan Juea
keluar dari rumah. Pelayan Juea memberitahu Kade bahwa ada teman Kade yang
menelpon. Jadi Kade pun masuk ke dalam rumah.
“Halo?” kata
Kade, menjawab telpon.
Pada saat
Kade menjawab telpon mereka, dua teman baik Kade langsung menceritakan pada
Kade bahwa barusan mereka bertemu dengan Ton dan Chuen di bioskop, bahkan Chuen
memeluk tangan Ton dengan mesra. Mendengar itu, Kade merasa kesal.
Didalam
kamar. Ton memikirkan pembicaraannya dengan Madam Kanda barusan. Chuen adalah
putri Mr. Niwat. Dan nama asli Ibu Choi adalah Cheewan. Nama asli Kakek Chom
adalah Luang Pitiyapaiboon. Namun tentang semua ini, Chuen sama sekali tidak
tahu. Juga dulu Mr. Niwat yang membuat keluarga Chuen menjadi seperti sekarang,
Ayah mati, Ibu cacat.
Saat
mengetahui semua kebenaran itu, Ton merasa kalau Chuen berhak tahu. Tapi Lady
Veena tidak setuju, karena dia sudah berjanji kepada Mr. Niwat. Karena inilah,
Ton jadi agak stress memikirkan harus bagaimana.
Pagi hari.
Kanok memergoki Yupa berada didalam ruang kerja Mr. Niwat dan memakai mesin tik
Mr. Niwat. Dan ketika Kanok datang, Yupa merasa terkejut serta gugup untuk
menutupi surat yang diketiknya. Untungnya, Madam Kanda datang dan juga Yupa
sudah selesai mengetik surat cinta untuk Chuen tersebut.
Keluar dari
ruang kerja, Madam Kanda memperingatkan Yupa untuk lebih berhati- hati, karena
Kanok sangat pintar. Lalu dia meminta surat yang telah Yupa ketik. Setelah
membaca surat itu, dia memuji Yupa dan meminta amplop.
Ditaman belakang. Ketika Chuen sedang menulis surat untuk
Kakek Chom, Kade datang. Kade memperingatkan Chuen bahwa Ton adalah
tunangannya. Dan Chuen berpura- pura tidak tahu, karena itu adalah hal yang
tidak terlalu penting, lagian Ton juga tidak pernah mengatakan apapun tentang
‘pertunangan’. Kemudian, dia memanas- manasin Kade dengan menceritakan tentang
kencannya kemarin dengan Ton. Hal ini membuat Kade sangat emosi.
“Oh ya, kamu ingat, ketika kamu memberitahu setiap orang
aku mau memperkosa mu? Saat itu aku tertawa keras. Wanita memperkosa wanita.
Kamu setuju kan?!” ejek Chuen sambil tertawa, menstimulasi Kade supaya semakin
emosi.
“Kau!” teriak Kade. Lalu dia mengangkat tangannya dan
ingin menampar Chuen. Untungnya, Chuen berhasil menghindar.
Tapi sial nya, karena Chuen menghindar, Kade yang tidak
berhasil mengenai Chuen, jadi terjatuh ke depan. Telapak tangan dan lutut nya
terluka. Melihat itu, Chuen tertawa.
“Apa itu sakit? Kasihan,” ejek Chuen.
Diruang tamu. Madam Kanda meminta Lady Veena untuk
memberi Chuen pelajaran, dan Madam Kanda mengingatkan dengan keras pada Lady
Veena bahwa Kade adalah keponakan kandung Lady Veena, bukan Chuen yang
merupakan anak kampungan. Mendengar itu, Lady Veena diam.
Lalu dengan sikap polos dan rendah hati, Chuen mengatakan
bahwa dia memang tidak layak dibandingkan dengan Kade, dia kotor dan jorok,
sedangkan Kade adalah berlian. Karena alasan ini, mana mungkin dia berani
menyentuh Kade. Jelas- jelas Kade jatuh karena diri sendiri. Juga saat itu, dia
sedang duduk sendirian di taman belakang, dan Kade lah yang datang
menghampirinya.
Disaat suasana sedang panas, Tor pulang. “Ada apa ini?”
tanyanya, ingin tahu. Tapi tidak ada satupun yang menjawab. “Ada apa, Khun
Ton?” tanyanya pada Ton. Dan Ton diam sambil menatap Chuen, menilai Chuen.
Setelah pertemuan selesai, sebagai pihak ketika Lord
Pichai menjelaskan pendapatnya kepada Lady Veena. Menurutnya, Lady Veena
terlalu berpihak pada Chuen. Dia tahu Lady Veena pasti merasa kasihan pada
Chuen, karena Chuen juga adalah keponakan kandung Lady Veena, sehingga Lady
Veena pun menjadi lebih berpihak pada Chuen. Tapi semakin Lady Veena ingin
memperlakukan Chuen dengan baik, itu malah membuat Chuen semakin sulit. Karena
Madam Kanda serta Kade pasti cemburu. Juga pasti ada semacam kebencian antara
Kakek Chom pada keluarga Chawal, yang membuat nya menghasut Chuen.
“Kamu berpikir agak berlebihan,” komentar Lady Veena.
“Kakek Chuen menembak dia. Itu yang membuatku berpikir
begitu,” balas Lord Pichai, ini pendapatnya sebagai pihak luar.
Akibat kejadian barusan, Chuen merasa sangat bad mood.
Dan Tor pun berusaha menghibur Chuen supaya tersenyum. Lalu akhirnya, Chuen pun
tersenyum. Tapi tiba- tiba Ton datang, dan mood Chuen kembali memburuk, karena
dia menebak kalau Ton pasti ke sini untuk memata- matainya.
“Khun Ton pasti memang akan berpihak pada pacarnya,”
bisik Tor kepada Chuen. Dan Chuen setuju dengan perkataan itu.
Lalu Chuen pun berniat untuk pergi saja, dan Tor ingin
mengikutinya. Tapi Ton menghentikan Tor dan menyuruh nya untuk tinggal serta
berbicara.
“Kamu tinggal dan dengarkan ceramah nya dengan baik. Aku
sudah hampir setiap hari mendengar itu,” kata Chuen, menyindiri Ton. Lalu dia
tersenyum dan pergi.
Mendengar itu, Tor dan Nanny Aon tersenyum kecil sambil
menggeleng- gelengkan kepala mereka. Dan Ton ingin bicara, tapi Chuen sudah
terlanjur pergi.
Aku punya
urusan penting yang membutuhkan bantuanmu
Aku tunggu
kamu di pasar depan gang ya
Aku harap
kamu mau membantu teman lamamu ini.
Ketika Chuen menerima surat itu dari Wing dan membacanya,
Chuen merasa bingung dan bertanya- tanya, siapa teman lamanya. “Lor, Piak, atau
Berm?” gumamnya. “Kemudian aku akan pergi mengeceknya,” katanya, memutuskan.
“Tunggu Khun Chuen, kamu mau aku temani?” tanya Wing,
menawarkan diri.
“Tidak perlu. Kerjaanmu kan masih belum selesai,” tolak
Chuen, merasa tidak enak mengganggu pekerjaan Chuen.
Menggunakan becak, Chuen pergi menuju ke tempat yang
disebut di dalam surat. Tapi pada saat dia barusaja menaiki becak, sebuah mobil
mengikutinya dari belakang.
Lalu ketika mereka sampai ditempat yang sepi, mobil tersebut menghentikan becak yang Chuen naiki dan menculik Chuen dengan menutupi mulut Chuen menggunakan saputangan bius. Sedangkan si tukang becak di tendang jatuh dan tidak sadarkan diri.