Original Network : Channel 7
Nanny Aon menjamin kalau Chuen bukanlah tipe orang yang
akan mencari masalah duluan. Tapi itu bukanlah hal yang Ton lihat, menurutnya
sikap Chuen juga buruk. Karena hal inilah, makanya dia membela Madam Kanda dan
Kade tadi. Juga karena dia tidak ingin ada kebencian dan masalah semakin besar,
sebab bagaimanapun mereka semua adalah kerabat. Mendengar itu, Nanny Aon pun
diam.
“Aku akan pergi mengecek Chuen,” pamit Tor. Lalu dia
pergi.
Tor berkeliling mencari- cari Chuen, tapi tidak ketemu.
Dia sampai pergi ke rumah Nat dan Nan untuk bertanya, tapi Chuen juga tidak ada
disana. Lalu dia bertemu dengan Loy, dan dari Loy dia mendapatkan kabar tentang
Chuen. Loy memberitahu Tor bahwa Chuen sudah pergi sedari tadi ke pasar, tapi
sampai sekarang belum pulang juga. Dan alasan Chuen pergi sendirian ke sana,
karena Chuen mendapatkan surat dari teman lamanya barusan yang mengajak untuk
bertemu disana.
Mengetahui itu, Tor pun langsung pergi ke pasar untuk
mencari Chuen. Dan Loy juga mengikutinya. Tapi sesampainya dipasar, Chuen sama
sekali tidak ada di sana. Mereka sampai bertanya- tanya ke orang- orang di
pasar, tapi tidak ada satupun yang melihat Chuen.
Setiap orang panik, karena Chuen menghilang. Chuen tidak
tahu hilang kemana, bahkan mengenai surat yang Chuen terima, tidak ada nama
yang tertera disana. Jadi mereka sama sekali tidak memiliki petunjuk apapun.
Oleh karena ini, Tor pun memutuskan untuk melapor ke polisi, dan Ton setuju
serta mengikutinya.
“Loy, coba pikirkan, apa ada hal yang tidak biasa tentang
surat itu?” tanya Lord Pichai. Dan Loy diam serta mencba mengingat- ingat.
Orang yang menculik Chuen adalah Songwut dan
komplotannya. Pada saat Chuen terbangun, dia terkejut melihat Songwut yang
duduk disampingnya. Dan dengan genit, Songwut ingin mencium Chuen. Tapi jelas
saja, Chuen langsung menghindarinya. Namun Songwut sama sekali tidak marah,
karena Chuen menghindari ciumannya, malahan dia semakin bersemangat menggoda
Chuen. Dia memberitahu Chuen bahwa dia akan membawa Chuen ke rumah pengantin
mereka.
“Itu kamu kan. Kamu yang menulis surat itu?” tanya Chuen
dengan yakin.
“Aku kira kamu tidak akan bertanya. Gimana yah? Bisa
dikatakan ‘iya’ dan ‘tidak’,” jawab Songwut, tidak memberikan jawaban yang
jelas.
“Apa kamu yang merencanakan ini atau orang lain yang
menyuruhmu?” tanya Chuen, mengubah pertanyaannya.
“Sial! Gadis ini, bukannya takut saat bangun, tapi malah
terus bertanya!” bentak Songwut, tidak sabaran dengan sikap Chuen.
“Kamu seperti monyet!” balas Chuen. Dan mendengar itu,
komplotan Songwut yang menyindir tertawa. Lalu Songwut pun memarahinya.
Sesampainya ditempat tujuan, Songwut membawa Chuen keluar
dari mobil dan lalu menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah. Tapi Chuen tidak
mau, dia mau Songwut melepaskan ikatan tangannya terlebih dahulu. Namun tentu
saja, Songwut menjawab tidak.
“Aku sendirian, ditambah aku hanya seorang gadis biasa.
Sedangkan kalian ada berdua,” kata Chuen, mencoba membuat Songwut supaya
melepaskan ikatan tali ditangannya.
“Aku bilang masuk ke dalam! Mengerti?!” bentak Songwut
sambil mengangkat tangannya yang memegang pistol.
Dengan terpaksa, Chuen pun masuk ke dalam rumah. Lalu
Songwut juga ikut masuk ke dalam rumah. Dan dengan sikap jinak, Chuen duduk.
Kemudian Chuen mengatakan bahwa dia janji tidak akan memperkara kan masalah
ini, asalkan Songwut mengantarkannya pulang sekarang. Tapi tentu saja, Songwut
tidak mau. Juga Songwut sama sekali tidak merasa takut, dengan tenang dia duduk
disebelah Chuen dan memeluk bahu Chuen.
“Biar kuberitahu kamu. Aku sudah menyukaimu, sejak
pertama kali kita bertemu. Kamu tahu itu?” kata Songwut dengan lembut sambil
mengelus wajah Chuen. Lalu dia mendekatkan wajahnya dan ingin mencium Chuen.
Tanpa berpikir, Chuen pun langsung mengigit tangan
Songwut. Dan hal itu membuat Songwut marah serta menampar Chuen.
Dengan paksa, Songwut kemudian ingin memperkosa Chuen
saja langsung. Tapi Chuen terus melawan dengan cara menendangnya, jadi Songwut
pun memukulnya lagi. Lalu Chuen pun pingsan.
Si komplotan mengira Chuen dan Songwut sedang bersenang-
senang didalam rumah sekarang. Jadi diapun masuk ke dalam mobil untuk
beristirahat sejenak.
Saat memeriksa kalau Chuen sudah beneran pingsan, Songwut
pun langsung duduk diatas Chuen dan melepaskan pakaiannya. Tapi ternyata, Chuen
hanya berpura- pura pingsan saja. Jadi ketika Songwut berada diatasnya, Chuen
langsung menendang kemaluan Songwut. Kemudian disaat, Songwut sedang merasa
kesakitan, Chuen langsung mencari cara untuk melepaskan ikatan tali
ditangannya. Setelah ikatannya berhasil lepas, dia mengambil setiap barang yang
ada didalam rumah dan melemparkan itu pada Songwut.
Tapi sebagai pria, Songwut jelas lebih kuat daripada
Chuen. Walaupun awalnya dia kesakitan, dan agak kesulitan karena harus terus
menghindar dari lemparan Chuen. Tapi akhirnya, dia berhasil menangkap Chuen.
Dan tanpa ampun, dia menonjok perut Chuen dengan kuat. Lalu dia mencekik leher
Chuen.
“Jika aku tidak membuat mu menjadi Istriku hari ini, maka
aku bukan manusia!” geram Songwut, emosi.
Dengan panik, Chuen meraba- raba meja di belakang nya.
Lalu dia tersentuh sebuah tongkat, dan tanpa berpikir, dia langsung mengambil
tongkat itu untuk memukul kepala Songwut. Sehingga kepala Songwut pun terluka
dan berdarah.
“Kamu tidak tahu Chuen, cucu Kakek Chom!” kata Chuen.
Lalu selagi Songwut lemah, Chuen mengambil pistol Songwut dan keluar dari
rumah. Setelah keluar, dia tidak lupa untuk mengunci pintu rumah.
Kemudian Chuen masuk ke dalam mobil dan mengancam si
Komplotan untuk mengantarkannya pulang. Jika tidak, maka dia akan menembak.
Karena takut ditembak, maka si Komplotan pun menjalankan
mobilnya.
“Arm! Arm!” teriak Songwut, memanggil komplotannya. Tapi
sayangnya, tidak ada jawaban sama sekali. Karena si komplotan dan Chuen sudah
pergi.
Didalam mobil. Si komplotan menjelaskan pada Chuen bahwa
dia tidak tahu apa- apa. Songwut mengundangnya untuk melakukan suatu pekerjaan,
jadi diapun mengikuti Songwut. Dan Songwut itu adalah sepupunya.
“Jangan tembak aku! Jika kamu tembak aku, tidak akan ada
yang mengantarkanmu pulang!” pinta si komplotan, takut Chuen bakal menembaknya.
Lady Veena menangis sedih, karena Chuen masih belum
ketemu. Dan Madam Kanda menghibur Lady Veena untuk jangan sedih, karena tanpa
Chuen, Lady Veena masih memiliki Kade, keponakan kandung dan keturunan asli
keluarga Chawal. Lalu dia menyarankan bahwa seharusnya Lady Veena bersyukur,
karena seseorang menculik Chuen, bukan Kade.
“Khun Kanda!” kata Lady Veena sambil menatap Madam Kanda
dengan tatapan kecewa. “Apa kamu sadar apa yang kamu katakan?” tanyanya.
“Aku hanya ingin mengingatkanmu,” jawab Madam Kanda.
“Bagiku setiap orang terlahir sama rata. Bahkan Chuen
juga boleh menerima cinta dan kepedulian seperti Kade,” kata Lady Veena,
menasehati.
“Ya,” jawab Madam Kanda, tidak tulus. “Tapi kamu sedih,
seperti jika Chuen adalah keponakan kandungmu,” keluh nya.
“Chuen adalah keponakan kandungku. Seperti Kade. Mungkin
kamu sudah merasakan itu, kan? Chuen adalah putri P’Niwat,” kata Lady Veena,
memberitahu. “Aku tidak ingin mengungkapkan ini, karena P’Niwat memberitahuku
jangan. Tapi kamu berbicara seperti jika Chuen adalah sejenis binatang. Tidak
pantas di cintai ataupun di pedulikan oleh siapapun. Karena hal inilah aku
mengungkapkan ini!” jelasnya dengan sedih.
“Kemudian aku kutuk dia supaya hidup dineraka!” teriak
Madam Kanda, dengan tajam. Lalu dia pergi.
Kade sangat terkejut saat tahu kalau Chuen ternyata
adalah putri Mr. Niwat. Pantas saja Lady Veena memanjakan Chuen. Dan Madam
Kanda menyalahkan Mr. Niwat karena memiliki selera rendahan dulunya, sehingga
hal ini terjadi. Lalu dia menenangkan Kade untuk jangan khawatir, karena dia
pasti akan membuat Chuen tersingkir dan tidak akan pernah bisa kembali lagi.
Si komplotan sangat takut Chuen akan melaporkannya kepada
polisi nanti. Jadi dia terus memohon agar Chuen jangan melaporkannya nanti,
apalagi dia masih punya istri dan anak dirumah. Namun Chuen tidak peduli,
karena dia juga punya Ibu serta Kakek, tapi pada saat Songwut dan si komplotan
menculiknya, mereka berdua tidak memikirkan dirinya.
“Nona, aku janji tidak akan melakukan ini lagi,” pinta si
komplotan.
“Tungguh sampai aku tiba dirumah dulu, baru kita
bicarakan!” balas Chuen.
Tor sangat panik, karena Chuen menghilang. Jadi dia pergi
ke sana- ke sini untuk mencari Chuen. Dia mencari tanpa tujuan dan tanpa arah.
Sedangkan Ton, dia bersikap berkepala dingin dan tenang.
Dia menyarankan Tor untuk pulang terlebih dahulu dan lalu rencanakan harus
bagaimana. Tapi Tor tidak mau mendengarkan sama sekali.
“Setiap orang mengkhawatirkan dia,” kata Ton, mengerti
perasaan Tor.
“Tapi tidak sepertiku! Aku mencintai Chuen,” balas Tor.
“Jika terjadi apapun pada Chuen, aku tidak ingin hidup lagi!” katanya dengan
keras.
Ton sangat panik sekali, sehingga dia bersikap agak
emosional. Bahkan dia berniat untuk membunuh orang yang menculik Chuen, bila
nanti Chuen ketemu. Mendengar itu, Ton langsung memarahi Tor, karena emosi
tidak akan membantu apapun.
“Kamu tidak mencintai dia seperti aku mencintainya. Kamu
tidak tahu betapa menyiksa nya ini,” kata Tor. Dan Ton pun diam. Kemudian dia
menawarkan diri untuk bertukar tempat dan dia akan menyetir. Dan kali ini Tor
setuju.
Dipembelokkan jalan, si komplotan tiba- tiba saja membuka
pintu mobil dan melompat keluar dari dalam mobil. Chuen yang tidak menyangka,
tidak sempat untuk bereaksi apapun. Lalu mobil menabrak pohon, dan Chuen
terhentak ke depan serta pingsan.
Ketika Tor dan Ton lewat, mereka melihat banyak warga
berkerumun di dekat sebuah mobil. Melihat itu, mereka berdua pun mendekat untuk
memeriksa ada apa.
Lalu pada saat Ton dan Tor melihat bahwa ternyata orang
yang berada didalam mobil tersebut adalah Chuen, mereka langsung membawa Chuen
yang pingsan.
Didalam kamar. Yupa serta Kade tertawa keras, mereka
mengira alasan Chuen dibawa ke rumah sakit adalah karena sehabis Songwut
memperkosa Chuen, Songwut membuang Chuen didalam mobil. Tapi Madam Kanda tidak
berpikir demikian, menurut nya jika Songwut beneran membuang Chuen, mengapa
mobil itu bisa menabrak pohon. Jadi dia agak curiga, apakah mungkin rencana
mereka gagal.
“Besok Songwut palingan akan memberikan kita kabar,
mengapa sesuatu yang sederhana berubah menjadi sesuatu yang rumit,” kata Yupa, menenangkan Madam Kanda.
Sambil tertawa, si komplotan kembali ke rumah Songwut.
Dia membuka kan pintu yang terkunci dan membawa Songwut keluar. Lalu dia
menceritakan kepada Songwut tentang apa yang terjadi sebelumnya dan apa yang
dia lakukan juga. Dia yakin kalau sekarang Chuen pasti sudah mati, karena
itulah dia tertawa. Tapi Songwut tidak senang, malahan dia merasa stress.
“Kita harus bersembunyi,” kata Songwut, memutuskan. Dan
si komplotan merasa bingung, kenapa. “Bodoh! Kamu mau menunggu Chuen membawa
polisi dan menangkap mu?!” keluh Songwut, memarahi si komplotan. “Chuen itu
pintar. Selain itu, mobil itu adalah mobil curian, dan mungkin pemiliknya
sedang mencari itu sekarang!” jelasnya. Lalu dia pergi duluan.
“Kakak, kamu mau kemana?!” teriak si komplotan, mengikuti
Songwut.
Dirumah sakit. Ketika Chuen sudah sadar, Tor memegang
tangan Chuen dan dengan perhatian, dia mengatakan kepada Chuen bahwa semalam
dia sangat khawatir. Mendengar itu, Chuen mengucapkan terima kasih.
Lalu Ton datang. Melihat tangan Tor memegang tangan
Chuen, Ton merasa agak tidak senang, tapi dia tidak menampakannya. Dan dia
menyampaikan pada Chuen bahwa Mr. Niwat mau datang menjenguk. Tentu saja, Chuen
menolak. Mendengar penolakan Chuen, Ton mengerti dan tidak mengatakan apa- apa.
Lalu dia keluar.
“Chuen,” kata Tor, tidak mengerti, kenapa Chuen tidak
menyukai Mr. Niwat.
“Kepala ku sakit, aku ingin beristirahat. Maaf ya,” kata
Chuen, beralasan. Lalu dia langsung menutup matanya. Dan Tor pun diam.
Setelah fakta kalau Chuen adalah putri Mr. Niwat
terungkap, Madam Kanda mulai bertengkar dengan Mr. Niwat. Dan mereka berdua
saling menampar satu sama lain. Kebetulan disaat itu, Kanok lewat. Dan Mr.
Niwat pun pergi.
“Apa kamu baik- baik saja, ma?” tanya Kanok, menghampiri
Madam Kanda dengan perhatian. Tapi Madam Kanda malah mendorong nya. Dan Kanok
merasa sedih.
Madam Kanda sangat marah sekali. Dia masuk ke dalam kamar
dan menjerit dengan kuat sambil menangis. Lalu saat melihat pakaian Mr. Niwat
yang tergantung, dia mengambil pakaian tersebut dan mengunting nya.
Di halaman, Pelayan Jan dan Pelayan Juea membakar seluruh
pakaian Mr. Niwat. Sialnya, mereka ketahuan oleh beberapa orang, termasuk
Kanok. Melihat itu, Kanok sangat syok, sedih, dan tidak tahu harus berkata apa.
Banyak orang yang datang untuk menjenguk Chuen. Setelah
Nat dan Nan menjenguk, Lady Veena, Lord Pichai, serta Mr. Niwat juga datang
menjenguk Chuen.
Ketika Nat dan Nan datang, Chuen menyambut dengan ramah.
Tapi pada saat Mr. Niwat yang datang, dia menyambut dengan ketus, tapi tetap
sopan, karena dia tidak enak pada Lady Veena dan Lord Pichai yang datang
bersama- sama dengan Mr. Niwat.
Dirumah kecil. Nanny Aon merasa lega, saat mengetahui
kalau Chuen sudah baikan. Lalu dia menceritakan kepada Ton, mengenai Madam
Kanda serta Mr. Niwat yang bertengkar sampai saling memukul tadi pagi, lalu
Madam Kanda membakar semua pakaian Mr. Niwat, dan karena hal itu Kanok datang
menangis kepadanya.
Ditaman. Kade mengeluh kepada Yupa. Dia sangat membenci
Chuen, karena sejak ada Chuen, kedua orangtuanya jadi sering bertengkar. Namun
Yupa membalas bahwa Kade salah. Sebelum Chuen ada, kedua orang tua Kade memang
sudah suka bertengkar, tapi Kade saja yang tidak tahu, karena Kade tidak
tinggal dengan mereka berdua. Mendengar hal ini, Kade merasa terkejut dan agak
tidak percaya.
“Khun Yupa,” panggil Pelayan Juea. “Ada telpon untukmu,”
katanya, memberitahu.
Orang yang menelpon Yupa adalah Songwut. Dia menyuruh
Yupa untuk datang menemuinya, dan jelas saja Yupa menolak, karena dia takut
tertangkap. Namun Songwut mengancamnya, jadi dengan terpaksa Yupa pun
mengiyakan bahwa dia akan pergi menemui Songwut nanti.
Selesai bertelponan, Yupa kembali ke taman untuk
mengambil tas nya. Melihat itu, Kade menanyai, Yupa mau pergi kemana. Dan Yupa
berbohong bahwa dia ingin pergi jalan- jalan, lalu dia menanyai, apakah Kade
mau ikut dengan nya juga. Dan Kade tertarik untuk ikut, jadi diapun mengiyakan
ajakan Yupa.
“Kalau begitu, kamu minta izin pada Ibumu dulu,” kata
Yupa dengan bersemangat.
“Tidak perlu. Ibu menangis sambil tertidur barusan, jadi
aku tidak ingin mengganggunya,” balas Kade. Lalu dia berniat untuk berganti
baju dulu, jadi dia meminta Yupa untuk menunggunya sebentar.
“Melewatkan Chuen, tapi aku masih
punya Kade untuk menghibur mu,” pikir Yupa, berpikiran jahat sambil tersenyum kejam.
Sepertinya Yupa berniat untuk menjebak Kade. Dia ingin
memberikan Kade kepada Songwut, sebagai ganti Chuen yang gagal di perkosa oleh
Songwut.
Sayangnya, rencana jahat Yupa gagal.
Ketika Kade sudah selesai berganti pakaian, dia datang ke
kamar Madam Kanda untuk pamit, tapi melihat Madam Kanda seperti sedang tidur,
jadi dia tidak mau mengganggu. Namun saat Kade mau pergi dan menutup pintu
kamar, Madam Kanda tiba- tiba saja bangun dan dia memanggil Kade untuk
menemaninya.
Karena hal itulah, makanya Kade tidak jadi mengikuti Yupa
untuk pergi berjalan- jalan. Walaupun Yupa merasa kesal, karena rencananya
gagal, tapi di depan Kade dia tidak berani untuk menunjukkan rasa kesalnya,
malahan dia bersikap penuh pengertian.
Lalu setelah itu, Yupa pun terpaksa pergi sendirian untuk menemui Songwut.
Terimakasih..
ReplyDeleteSemangat semangat...