Sinopsis Drama Korea : VOICE Episode 14

Previous Episode
 Content and Images Copyrights by OCN



Episode 14, dimulai dengan adegan pembunuhan terhadap Ji Hye, istri Jin Hyuk.

Namun, dia tidak bisa pulang ke rumah. Tiga tahun dari sekarang, pada tanggal 25 November 2014.

Ji Hye memohon agar tidak dibunuh. Pembunuh tidak peduli dan menghantamkan bola besi ke kepala Ji Hye.

Istri Petugas Moo Jin Hyuk, Heo Ji Hye, terbunuh tanpa bisa memberikan kunci rahasia pada siapapun.


Adegan beralih kepada Jin Hyuk yang begitu terpukul melihat mayat istrinya. Dia berjanji akan menangkap pelaku tersebut.

Dan, pembunuhan juga tidak hanya dilakukan pada Heo Ji Hye, tetapi juga kepada seorang petugas polisi patroli, Kang Gook Hwan, Ayah dari Kwon Joo.

Dan ayah Kang Kwon Joo pun, Kang Gook Hwan, tewas mengerikan karena dia menyaksikan pembunuhan tersebut.


Pelaku mengambil walkie talkie Gook Hwan dan berbicara kepada Kwon Joo.

Di depan si pembunuh, Mo Tae Gu, yang tidak bisa merasakan rasa bersalah. Jin Hyuk dan Kwon Joo sangat putus asa dalam mencari siapa pembunuhnya. Namun, kotak pandora Mo Tae Goo akhirnya terbuka.


Adegan beralih kepada Tae Gu yang sedang menyisir gumpalan rambut di tangannya. Kwon Joo yang melihat data yang sudah di kumpulkannya selama ini, di dinding kamarnya.

Setelah 3 tahun telah berlalu, sebelum orang tahu, CEO Mo, tanpa cacat sekecilpun, dia menutupi kejahatannya dan menjabat sebagai CEO Sungwun Express, dan masih saja menikmati pesta pembunuhan mengerikannya dan hidup sebagai suara kertakan gigi.



Tae Gu membunuh siapapun yang menghalanginya, yaitu Go Dong Chul dan Shim Chun Ok,

Getaran semangat yang dia rasakan setiap kali dian mengayunkan bola besinya dan aroma manis darah yang memompa adrenalin-nya. Kejaran polisi yang mengarah ke tempat yang berbeda, semua hal ini membuatnya bergairah.



Jin Hyuk dan Kwon Joo menemukan mayat Chun Ok dan pesan tertinggan pelaku, Luke : 17 : 29. Kemudian, madam Jang yang melaporkan pada Kwon Joo keberadaan Nam Sang Tae, juga dibunuh oleh Tae Gu.

Go Dong Chul yang memohon untuk menyelamatkannya, Shim Chun Ok, yang mengutuk sampai di detik terakhirnya, dan Jang Gyu Ah yang gemetar ketakutan, bagi dia, mereka dianggap sebagai mainannya.


Kwon Joo menemukan pesan tertinggal pelaku dan bola mata Madam Jang. Tae Gu yang dengan tenang membersihkan darah di tangannya. Dan ternyata, dia juga menyimpan mayat Madam Jang di rumahnya.

Seolah mencibir pada Jin Hyuk dan Kwon Joo yang mengejarnya, Mo Tae Gu malah lebih berani.




Tae Gu datang ke rumah sakit tempat Dong Woo, anak Jin Hyuk, dirawat dan meninggalkan sebuah hadiah.

Namun, Jin Hyuk dan Kwon Joo juga menunggu kesempatan buat menangkapnya. Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi kamu berkata kami melihat, maka tetaplah dosamu.

EPISODE 14



Mereka berdua masuk dan melihat Tae Gu tetapi tidak mengenalnya.

“Kau datang tepat waktu. Bukankah kau seharusnya lebih tahu untuk tidak membuatku kesulitan? Kau bahkan memanggil Tn. Mo yang berada di Fantasia atas apa yang terjadi disana. Mengapa? Aku sudah bilang dia bukan orang yang harus diinvestigasi untuk kasus ini. Kau sudah gila? Beraninga kau memanggil CEO Sungwun Express?” teriak Komisaris Bae.

“Tidak apa,” tenang Tae Gu, “Jangan memarahi mereka. Kau membuat mereka tidak nyamam saja,” lanjutnya. Telinga Kwon Joo menangkap suara Tae Gu dan merasa tidak asing. “Halo. Aku Mo Tae Gu dari Sungwun Express.”



Kwon Joo seperti hendak kehilangan keseimbangannya. Tae Gu beranjak dari tempat duduknya dan menyapa Jin Hyuk. Mereka saling bersalaman. “Aku Moo Jing Hyuk, manajer Team Golden Time.”  

“Dan Anda… Ms. Kang Kwon Joo?” ujar Tae Gu dan menyodorkan tangannya untuk salaman. Mata Kwon Joo membesar. Tangannya mengepal kuat. Tae Gu melihatnya. “Kurasa kau tidak suka bersalaman dengan orang lain. Kau ingin bertanya sesuatu? Bertanyalah.” Kwon Joo terhenyak. Suara itu, suara yang sama yang di dengarnya di saat dia menerima telpon 113 dari Ji Hye. Suara pelaku kasus Eunhyung-dong. Tangan Kwon Joo mengepal semakin erat.

Tae Gu kemudian berbicara dengan Jin Hyuk. Dia meminta maaf atas kejadian di Fantasia. Dia menjelaskan kalau waktu itu mereka ada pertemuan bisnis di sana. Kwon Joo terus memperhatikan suara Tae Gu. Tae Gu bertanya kepada Jin Hyuk kalau bukankah kasus ini ditangani oleh Unit Tindak Kejahatan? Jin Hyuk membenarkan. Tae Gu kemudian pamit pergi.

Komisaris Bae mengikuti Tae Gu yang hendak pulang. Jin Hyuk sedikit curiga pada Tae Gu. Kwon Joo schock dan memberi tahu Jin Hyuk kalau Tae Gu adalah orangnya.


“Suaranya sama dengan pelaku insiden Eunhyung-dong.”

“Kau yakin?” tanya Jin Hyuk. Kwon Joo menjawab kalau dia yakin.

Jin Hyuk merasa marah. Dia hendak mengejar Tae Gu tetapi Kwon Joo memegang lengan Jin Hyuk.

“Kau tidak boleh ke sana sekarang. Orang itu, dia sedang bermain-main dengan kita sekarang. Karena itulah dia menjebak Heo Ji Hye dan main-main dengan kita.”

Jin Hyuk tidak peduli. Yang penting adalah jika Tae Gu melakukan kejahatan, maka dia harus dihukum. Dan jika hukum tidak bisa, maka dia sendiri yang akan menghukumnya. Jin Hyuk melepas tangan Kwon Joo dan mengejar Tae Gu. Kwon Joo ikut mengejar Jin Hyuk.


Tae Gu sedang berjalan di koridor didampingi para penjaganya dan diikuti Komisaris Bae. Komisaris Bwe berjanji akan segera menyelesaikan kasus ini. Tae Gu mengerti. Mereka saling pamit pergi dan berpisah.


Jin Hyuk mucul dari belokan koridor dan berteriak memanggil Tae Gu, psiko!! Komisaris Bae bingung melihat Jin Hyuk yang berteriak seperti itu. Dia menegur Jin Hyuk tetapi Jin Hyuk terus berjalan melewatinya.

Para penjaga Tae Gu mencegah Jin Hyuk untuk mendekati Tae Gu, tetapi Jin Hyuk lebih kuat dan menjatuhkan mereka. Kwon Joo juga tiba di sana.

Jin Hyuk mendekat dan meraih baju Tae Gu. Dia bertanya apakah Tae Gu adalah si suara kertakan gigi itu? Kwon Joo menanti jawabannya juga.

“Zaman sekarang ini, jika polisi meraih kerah warga seperti ini, polisi bisa dalam masalah besar,” ujar Tae GU tenang dan tidak menjawab pertanyaan Jin Hyuk.

“Kertakan gigi. Aku punya banyak dendam terhadapmu. Kau tahu itu, kan? Kita masih punya banyak waktu. Akan kubawa semua bukti yang ada dan mencabik-cabikmu.”


“Detektif Moo. Kau banyak bicara juga, ya.” Tae Gu kemudia mendekatkan wajahnya dan berbisik, “Aku tahu betul kalau kau belum pernah mencabik-cabik orang… di kehidupan nyata.”

Kwon Joo terhenyak mendengarnya. Jin Hyuk membalas kalau dia sudah pernah mencabik-cabik orang penjahat seperti anjing gila samapai dia sendiri muak melakukannya. Mereka saling membalas perkataan.


“Hei, psiko. Apa mengayunkan bola besi-mu itu dan mencelakakan orang yang lebih lemah dari kau membuatmu senang dan semangat? Katakan padaku, bajingan cabul. Dasar kau psikopat menyedihkan. Apa? Apa kau marah sekarang? Kalau begitu, lakukan saja apa yang biasa kau lakukan kalau sedang marah.”

Mata Tae Gu menunjukkan amarah yang sangat. Bibirnya bahkan sempat gemetar karena berusaha menahan amarahnya. Jin Hyuk mengeluarkan pistolnya dan mengangkatnya ke depan Tae Gu. Kwon Joo sedikit khawatir melihatnya. Apalagi, Jin Hyuk terus memprovokasi Tae Gu dengan berkata Tae Gu suka menjadi pusat perhatian.


Penjaga Tae Gu bangkit dan berusaha menangkap Jin Hyuk. Jin Hyuk berhasil melawan lagi dan meletakkan pistolnya di leher penjaga. Komisaris Bae menghampirinya dan menyuruhnya untuk meletakkan senjatanya.

Jin Hyuk menurunkan pistolnya. Komisaris Bae bertanya keadaan Tae Gu.

“Aku baik-baik saja. Anjing Gila terkenal dari Polda Sungwun. Seru juga melihat kegilaannya ini.” Tae Gu menyeringai dan berbalik pergi.

Giliran Kwon Joo yang memanggilnya. Dia berucap : “Sampai bertemu lagi. Saat kita bertemu nanti disini, kau takkan bisa keluar dari sini.” Tae Gu berlalu pergi.


Komisaris Bae menegur Jin Hyuk dan Kwon Joo. Dia mengingatkan kalau team Golden Time sudah diberhentikan. Komisaris Bae juga hendak pergi kembali keruangannya, tetapi Kwon Joo memanggilnya.

“Apa yang Anda lakukan hari ini, saya yakin Anda akan menyesali hari ini.”

Komisaris Bae segera berlalu meninggalkan mereka.

Tae Gu teringat ancaman dan penghinaan Jin Hyuk tadi padanya. Dia merasa marah tetapi juga senang karena mendapat lawan yang menarik.


Choong Ki keluar dan melihat Tae Gu. Dia bertanya apakah Tae Gu kesini untuk memenuhi pemanggilan jadi saksi, kan? Choong Ki juga memperkenalkan dirinya. Tae Gu balas memperkenalkan dirinya. Choong Ki juga berkata kalau para pengawal Tae Gu tidak di perbolehkan masuk.


Tae Gu mengikuti Choong Ki masuk ke ruang interogasi. Dari ruang sebelah, Kwang Soo dan Jin Hyuk serta Kwon Joo memperhatikannya. Mereka berdua kaget, karena pelaku pembunuhan keluarga mereka, dapat berjalan percaya diri, keluar masuk kantor polisi. Kwon Joo berkata kalau begitu selama Tae Gu hidup, dia tidak pernah menyembunyikan dirinya yang haus darah dan datang dengan sendirinya ke penyelidikan.

“Itu artinya, dia yakin sekali tindak pembunuan yang dia perbuat, tidak pernah membuat dia masuk dalam daftar tersangka. Bacalah,” ujar Jin Hyuk dan menyerahkan data pribadi Tae Gu, “Dia tidak pernah tercatat punya riwayat aksi kriminal. Ini artinya dia berada di bawah perlindungan ekstrim dari seseorang yang sangat berkuasa. Seseorang yang kaya dan berpengaruh seperti Presdir Mo.”

Dan, ternyata Dae Shik juga ada di ruang interogasi dan mendengarkan segala penjelasan Kwon Joo.


Interogasi Tae Gu di mulai. Dia sangat to the ponit dan meminta agar detektif bertanya langsung mengenai pembunuhan Jang Gyu Ah. Bukankah polisi ingin tahu apakah dia membunuh atau ada melihat pelaku pembunuhan Jang Gyu Ah? Choong Ki membenarkan. Tae Gu dengan percaya diri dan lancar menceritakan kalau dia ke Fantasia untuk membicarakan proyek terminal bus senilai 100milyar won. Dia bisa menjawab semua pertanyaan Choong Ki dengan lancar dan tanpa rasa gugup. Bahkan ketika dia berbohong seperti lupa-lupa ingat mengenai Nam Sang Tae dan berkata kalau mereka hanya pernah bertemu beberapa kali. Dia memberitahu kalau perusahaanya merekrut supir bus dengan perantara perusahaan Nam Sang Tae. Dia menjawab tanpa rasa takut dan bersalah.


“Dia tidak kenal Nam Sang Tae?” ujar Jin Hyuk mendengar jawaban Tae Gu. “Tanpa perlindungan ayahnya dan Nam Sang Tae jadi anjingnya, dia tidak mungkin bisa hidup tenang sekarang. Karena itulah dia tidak pernah tertangkap.”

Anehnya, Tae Gu memandang kaca pembatas ruang interogasi dan ruang pengamat, seolah dia bisa melihat atau mendengar perkataan Jin Hyuk tersebut.

“Dan kurasa dia menggunakan kutipan dari Alkitab dan menganggap dirinya itu seperti Tuhan tapi sepertinya itu semua trik untuk mengecoh kita. Kurasa dia seorang pembunuh yang berorientasi kekuasaan. Karena itulah dia mungkin membuatmu bingung di Solhyang Resort dan dia menikmati melihatmu bingung. Ditambah lagi, dia kejam pada orang-orang. Yang mencoba menghentikan tindakan pembunuhan yang dilakukan olehnya,” timpal Kwon Joo.

“Karena dia berani menganggu aku si anjing gila ini, akan kugigit lehernya sampai dia tidak bisa bernapas lagi.”

Interogasi selesai. Dan Choong Ki berterimkasih atas kerja sama Tae Gu, Tae Gu mengangguk dan tersenyum. Dia terus menatap kaca hitam pembatas. Jin Hyuk menatapnya juga.

Choong Ki menghadap Gyung Hak dan melapor kalau sepertinya Tae Gu biasa-biasa saja. Gyung Hak berkata memangnya dia pernah melihat seorang psikopat yang mengakui kalau dia psiko. Tapi, tetap saja Choong Ki tidak setuju dengan pendapat Gyung Hak karena belum pernah ada orang kaya yang mau datang untuk diinterogasi polisi. Gyung Hak meninggalkan Choong Ki.

Sekretaris Presdir bertanya keadaan Tae Gu. Tae Gu dengan semangat menjawab kalau itu menyenangkan karena dia jadi bisa melihat wajah yang ingin ditemuinya. Ponsel sekretaris berbunyi, dan dia memberitahu Tae Gu kalau presdir menelpon.



Sekretaris menjawab telpon dan memberitahu kalau interogasi sudah selesai dan dia sudah mencari tahu apa yang di suruh Presdir.

“Kepala Center Kang Kwon Joo memang mengincar pembunuh ayahnya dan Moo Jin Hyuk mengincar pembunuh istrinya. Karena itulah team Golden Time terrbentuk,” lapor Sekretaris tersebut.

Di meja Presdir, berserak berkas yang berisi data diri Kwon Joo dan Jin Hyuk. Presdir bertanya kalau dia mendengar kalau anjing gila (Jin Hyuk) disana berbicara omong kosong (mengenai Tae Gu adalah pelaku tadi) dan bertanya berapa banyak orang yang mendengar? Sekretaris menjawab hanya Komisaris Bae. Dan kasus ini sudah ditutup dengan hasil Nam Sang Tae sebagai pelakunya. Dan hanya dua posisi di 112 (Jin Hyuk dan Kwon Joo) saja yang mencurigai Tae Gu sebagai pelaku.

“Menurut saya, minta bantuan Jaksa Park adalah keputusan yang tepat.” Presdir menyetujui pendapat sekretarisnya.



Presdir kemudian menghubungi Komisaris Bae. Dia memberitahu kalau Jaksa Park akan ke sana. Hal ini membuat Komisaris Bae terkejut. Presdir dengan marah berkata kalau dia mendapat info dari sekretarisnya bahwa ada seorang polisi bernama Jin Hyuk yang mencari pembunuh istrinya dan selalu mengecar Tae Gu. Dia menyuruh Komisaris Bae untuk diam saja, dan Jaksa Park yang akan mengurusnya. Presdir segera mematikan telponnya tanpa mendengar persetujuan Komisaris Bae.


Di mobil, Tae Gu mengingat pertemuannya dengan Jin Hyuk dan Kwon Joo pertama kali. “Di antara mereka berdua, siapa yang harus kubunuh duluan? Aku bingung jadinya.”

Tae Gu memenjamkan matanya. Dia ingat saat membunuh polisi patroli 3 tahun lalu dan dari walkie talkie yang dibawa polisi tersebut terdengar suara Kwon Joo. Dia saat itu tidak menyangka kalau polisi itu memiliki anak seorang polisi juga.


Sebuah pesan masuk ke ponselnya. [Pak Mo, maaf sekali tapi menurutku apa kita bisa menunda acara penandatanganan kontrak Nota Kesepahaman (MOU) beberapa hari lagi? Keadaan lagi kacau sekarang tapi yang lebih penting, kami akan mempertimbangkan beberapa hal setelah mengulas rencana bisnis-nya. Tolong sampaikan ini pada Presdir Mo.]

Membaca pesan tersebut, Tae Gu segera menghubungi Direktur Kwon.



Di kantornya, Gyung Hak masih memikirkan suatu hal. Mengenai pernyataan Jin Hyuk kalau dia tahu Gyung Hak mengkhianati mereka karena laporan dari Dae Shik yang mengatakan Gyung Hak menghubungi seseorang di bawah tangga basement dan membicarakan soal Fantasia. (di episode 09). Dan itu laporan yang di terima Jin Hyuk, dua hari yang lalu dari Dae Shik.

Gyung Hak memikirkan aktivitasnya dua hari yang lalu. Dia merasa aneh. Gyung Hak menatap Dae Shik yang ada di sebelahnya dengan pandangan curiga.

Jin Hyuk dan Kwon Joo berada di sebuah ruangan dan masih membahas Tae Gu yang bisa bebas dengan mudah dari interogasi. Mereka yakin Tae Gu menggunakan kekuasaan dan uangnya agar tuntutan terhadapnya bisa di cabut.

Dari luar ruangan terdengar suara ribut-ribut. Sekelompok pria masuk ke ruangan kerja Jin Hyuk dan team Gyung Hak. Mereka mengambil dokumen di ruangan tersebut. Gyung Hak berdiri dan bertanya dengan keras siapa mereka dan mau apa disini? Semua detektif yang ada di sana juga bingung.

“Kami dari Satuan Tugas Khusus. Kami akan menyita dan menggeledah meja Det. Moo Jin Hyuk dari team Golden Time karena menyerang tersangka dan menerima suap,” jelas petugas. Gyung Hak dan Kwon Joo keluar dari ruangan mendengar hal itu.


Semua detektif cuma memperhatikan tanpa berusaha menghentikan. Jin Hyuk berteriak kepada mereka untuk meletakkan semua dokumen kasus yang mereka ambil. Salah satu petugas, bertanya mengkonfirmasi identitas Jin Hyuk. Dan kemudian menunjukkan surat perintah. Jin Hyuk mengambil dan membaca Surat Perintah Penyitaan dan Penggeledahan tersebut. Ternyata, tersangka yang di tuduh di serang oleh Jin Hyuk adalah Baek Sung Hak (dari episode 03).

Dae Shik maju dan menjelaskan kalau Jin Hyuk menyerang karena Baek Sung Hak saat itu melanggar hukum berat dan para korban sekarat di depan mata mereka. Jin Hyuk bertanya pada mereka siapa yang memerintahkan hal itu.

Seorang pria masuk dengan gaya sombong. Dia adalah Jaksa Park. Dia mengomentari ruangan tersebut yang bau dan menyuruh mereka untuk memasang ventilasi.

“Ahhh.. apa bau ini karena ada polisi korup di sini?” tanyanya menyindir. Pria itu menunjukkan tanda pengenalnya sebagai jaksa Park Eun Chul

Jin Hyuk mendekat padanya dan bertanya apa maksud perkataannya tadi. Jaksa itu tertawa kesal dan berkata bagaimana bisa seorang detektif bicara kasar ke Jaksa? Jin Hyuk tidak peduli akan hal itu. Dia merasa marah melihat tawa Jaksa Park. Gyung Hak dan Dae Shik berusaha membawanya menjauh dari Jaksa Park.


“Apa salah mereka sampai kalian menyuruh Satgas Khusus kesini?” tanya Gyung Hak.

Jaksa Park tidak menjawab pertanyaan Gyung Hak dan menyuruh para petugasnya untuk cepat menyita semua barang. Dia memberitahu kalau mulai hari ini, team Golden Time diberhentikan dan juga Moo Jin Hyuk sebaiknya kau jaga sikap mulai sekarang.


Jaksa Park berjalan ke arah Kwon Joo dan bertanya kau pasti Kang Kwon Joo bukan? Kenapa kau tidak duduk di meja terima telepon saja? Kenapa kau harus membuat masalah jadi tambah besar?

“Kalau pekerjaanku adalah hanya menerima telepon, lantas pekerjaan apa yang kau lakukan sekarang ini? Pekerjaanmu gangster?” balas Kwon Joo.

Jaksa Park tertawa. Tetapi dia kemudian mendekat dan mengancam jika sekali lagi Kwon Joo bicara, dia tidak akan membiarkannya.


Salah seorang petugas 112, masuk ke markas dengan panik dan memberitahu kalau team Golden Time dalam masalah. Dia memberitahu kalau Satgas Khusus sudah datang kesini dan mereka menganggap team Golden Time melakukan investigasi yang bersifat penekanan. Dan mereka juga membawa surat perintah.

Hyun Ho dan Eun Soo pergi ke ruangan Jin Hyuk untuk memastikannya. Dan mereka melihat para petugas sedang menyita barang-barang Jin Hyuk.

Jaksa Park sudah selesai menyita. Dia menghadap Jin Hyuk dan berkata kalau dia akan menemui Jin Hyuk lagi jika sudah memeriksa dan menemukan bukti. Jin Hyuk mengusir Jaksa Park untuk keluar.



Jaksa Park keluar dengan bersukacita. Di koridor, dia melihat Komisaris Bae dan menyuruh anggotanya untuk pergi duluan. Mereka saling berpamitan.

“Aku tidak mengerti kenapa tapi Presdir Mo sepertinya marah sekali. Aku jadi membereskan masalah ini dan membantumu menyelesaikannya, ya kan? Kalau begitu, traktir aku minum kapan-kapan, ya. Juga, Presdir Mo ingin main golf denganmu. Oh iya, aku tidak yakin jika ada tempat tersisa untukmu. Permisi,” ujar Jaksa Park dengan menghina. Dia kemudian berlalu pergi.

Komisaris Bae merasa terhina tetapi tidak bisa membalas.




Kwon Joo datang memanggilnya. Komisaris Bae segera hendak pergi tetapi Kwon Joo langsung berkata kalau KomisariS Bae sudah keterlaluan.

“Walaupun Anda tidak mendukung kami, kami masihlah tetap orang yang bekerja di bawah kendali Anda. Anda harus mencegah kejaksaan ikut campur dalam kepolisian. Ketika saya pertama kali bercita-cita menjadi seorang polisi, saya tidak pernah membayangkan ada situasi seperti ini di kepolisian.”

“Karena itulah…. aku sudah peringatkan kalian berdua, jangan seenak kalian bertindak. Jika kau mengindahkan peringatanku, ini pasti tidak aka terjadi,” ujarnya dan hendak pergi lagi.

“Komisaris Bae, permisi!! Apa itu salah kami jika kami ingin menangkap penjahat? Bukankah kita semua di sini untuk menangkap penjahat? Ayah saya bilang begini saat dipukuli sampai mati. ‘Tugas polisi-lah menangkap penjahat.’ Saya sekarang malu jadi polisi. Suruh saja kami mengundurkan diri. Suruh saja kami tak usah menangkap penjahat. Mungkin menurut saya, Anda lebih suka bilang begitu daripada menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kami.”

Kwon Joo berbalik pergi. Komisaris Bae terdiam. Dia merasa tertohok dengan pernyataan Kwon Joo.

Jin Hyuk dan Dae Shik bicara berdua di suatu ruangan. Dae Shik tidak percaya dengan pernyataan Jin Hyuk kalau semua ini perbuatan Presdir Mo demi melindungi anaknya yang melakukan tindakan pembunuhan. Jin Hyuk memberitahu kalau Tae Gu adalah orang yang aneh karena dia meniru dan mencampur semua cara pembunuhan yang pernah ada. Dae Shik menghela nafas.

“Jadi, maksudnya, ini sama saja : penjahat berkeliaran sedangkan polisi yang mengejarnya diberhentikan dalam semalam?” tanya Dae Shik.

Jin Hyuk memintanya untuk tidak usah cemas. Para petinggi boleh berbuat sesuka mereka tetapi dia akan tetap menangkap bajingan itu dan orang-orang yang membantunya dan menjebloskan mereka di penjara.


Gyung Hak masuk dan meminta Dae Shik untuk meninggalkan mereka sebentar. Begitu Dae Shik keluar, Gyung Hak duduk di depan Jin Hyuk dan berkata kalau dia yang akan mengambil semua tanggung jawab dan meminta Jin Hyuk bersabar. Dia mungkin bukan orang yang berpengaruh seperti Jaksa, tetapi Jin Hyuk bisa mengandalkannya. Juga, Komisaris Bae pasti ada hubungannya dengan Sungwun Express.  

Jin Hyuk tidak bisa menyetujui rencana Jin Hyuk. Dia lebih memilih mengundurkan diri daripada menutup mata dan telinganya. Lagi pula, dengan itu, dia bisa menggila untuk menangkap mereka. Gyung Hak meminta Jin Hyuk untuk membuat mereka menyesal karena sudah menganggun anjing gila.

Gyung Hak kemudian memberitahu suatu hal mengenai Dae Shik yang mendengarnya bicara lewat telpon di tangga.




“Aku tidak pernah menelepon siapa pun hari itu. Aku tahu ini bukan waktunya membicarakan hal ini sekarang, tapi aku sudah muak sekarang menjadi informan. Aku tidak menelpon orang hari itu. Hari itu aku sangat sibuk karena kami sedang mengintai dan menangkap Nam Sang Tae. Setelah itu, kami langsung pergi ke sauna. Mana mungkin aku punya waktu menelpon orang saat itu? Aku bersama anak buahku seharian. Kau mau lihat riwayat panggilanku?”

Jin Hyuk sedikit ragu jika Dae Shik membohonginya.
“Jin Hyuk. Aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi kau menyangkal kenyataan ini tidak akan mengubah apapun. Ada hal lain yang mencurigakan. Hari itu, kami juga membawa tas itu saat berusaha menangkap Nam Sang Tae. Dia menawarkan diri untuk mengantarkan tas itu sendirian. Aku waktu itu berpikir dia begitu karena dia ingin bersikap baik. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, bukankah ayahnya dulu direktur perusahaan bus? Mungkin saja dia bekerja di Sungwun Express. Berapa banyak perusahaan bus yang ada di Sungwun ?”

Jin Hyuk menjadi bimbang. Dae Shik masuk lagi dan bertanya apa yang mereka bicarakan. Kenapa bicara dengan pelan sekali? Hal itu membuatnya jadi penasara.


Gyung Hak berkata bukan apa-apa dan pamit keluar. Dae Shik bertanya kepada Jin Hyuk. Jin Hyuk menyuruhnya duduk. Jin Hyuk memberitahu kalau Gyung Hak bilang dia tidak bicara dengan orang dalam telpon dua hari lalu. Dia bertanya apa Dae Shik yakin kalau saat itu melihat dia telponan? Dae Shik pura-pura terkejut. Dia menjadi tidak yakin dan berkata kalau dia sibuk bekerja dengan Jin Hyuk dan mungkin salah mengingat hari.

“Apa itu penting sekarang?” tanya Dae Shik.



Jin Hyuk meraih tangan Dae Shik dan mengelusnya. “Dae Shik-ah. Tetap awasi Sungwun Express.” Dae Shik mengangguk.

Jin Hyuk beranjak keluar dan wajah Dae Shik tampak menyiratkan rasa bersalah dan kesedihan.



Tae Gu sedang berjalan di basement. Dia menelpon seseorang bernama Tn. Kim dan menyuruhnya membelikan kuse sukuran kotak kue yang ada pitanya. Dia dalam mobil, telponnya berdering. Dia mengangkatnya dan ternyata Jin Hyuk yang menelpon dan memanggilnya psiko gila. Dia menyuruh Jin Hyuk menyampaikan pesannya pada Presdir Mo : ‘Kau tidak bisa membesarkan anak seperti itu.’ Tae Gu pura-pura tidak mengerti dan Jin Hyuk menyuruhnya untuk bertanya pada ayahnya.


Tae Gu tersenyum dan berkata walau dia tidak mengerti tetapi dia akan mewakili ayahnya meminta maaf pada Jin Hyuk yang sudah bekerja keras melindungi negara ini. Jin Hyuk balas tertawa dan berkata kalau psikopat memang selalu bicara sopan. Tae Gu tertawa dan Jin Hyuk mendengarnya. Jin Hyuk menyuruhnya untuk tertawa bebas sekarang tetapi dia akan segera mencari bukti dan membuatnya terkurung di tempat pengasingan bisa dia bisa membusuk selamanya disana. Terlebih lagi, dia akan menemukan orang dalam yang di letakkan Tae Gu dan meletakkannya di samping ruangan Tae Gu.

Tae Gu tidak takut. Dia membalas kalau Jin Hyuk juga sedang mencari orang ya. Berarti, pepatah lama yang mengatakan kalau sepasang kekasih itu sama saja, memang benar. Heo Ji Hye juga ahli dalam mencari sesuatu. Dia sudah tidak takut lagi akan identitasnya terungkap dan berkata : “Apa kau menikmati acara nostalgia yang kusiapkan untukmu?”

Jin Hyuk merasa marah. Dan berkata untuk Tae Gu bersenang-senang terlebih dahulu sebelum dia menangkapnya dan mencabik-cabiknya. Tae Gu membalas kalau dia suka orang seperti Jin Hyuk yang kuat dan berani. Dia berkata akan mengajak Jin Hyuk bermain lain waktu. Dia sekarang sibuk karena harus mengembalikan foto dan memberikan sebuah hadiah.

“Oh… jangan tangkap orang dalam itu. Nanti kau akan terluka dan sedih karenanya,” ujarnya dan menutup telepon.


Di sebuah rumah perawatan. Dae Shik datang dan mengunjungi ayahnya yang sedang sibuk membaca. Dia membawakan roti kesukaan ayahnya. Dae Shik bertanya ayahnya sedang membaca apa? Dan ayahnya memberitahu kalau dia membaca Alkitab karena itu bisa menenangkan pikirannya.


Mereka berbicang santai. Ayahnya terbatuk dan Dae Shik bertanya apakah ada masih sering terbatuk di malam hari? Ayahnya menjawab kalau kondisi paru-parunya dalam kondisi kritis. Ayahnya ingin bertemu dengan Jin Hyuk.

“Ajalku semakin dekat. Tapi aku selalu memikirkan masa-masa dulu. Kau tahu. Kecelakaan tabrak lari itu. Detektif Moo yang menyelamatkan kita saat itu. Dan kalau kupikir-pikir, aku tidak pernah bilang terimakasih dengannya. Berkat dia, aku bisa dapat ruang perawatan ini,” ujar Ayahnya.

Dae Shik berkata kalau Jin Hyuk orang sibuk dan sulit ditemui. Ayahnya membujuk untuk bertemu dengan Jin Hyuk tetapi Dae Shik menjadi marah sesaat dan berkata tidak usah. Dia kemudian memberikan uang buat ayahnya dan pamit pergi.


Di luar kamar rumah sakit, Dae Shik bersandar dan terlihat stress. Dia teringat pertanyaan Dae Shik dan keraguannya. Dae Shik memenjamkan matanya.

Teleponnya berbunyi. Dia mengangkatnya dan berkata : “Kubilang, tak usah telepon aku lagi. Kubilang, aku akan meneleponmu kalau Jin Hyuk Hyung dapat buktinya,” teriaknya, “Jangan lupa janjimu kalau kau takkan menyakiti Jin Hyuk Hyung.”


Di rumahnya, Kwon Joo sedang berkerja meneliti data-data yang dimilikinya. Dia sedang mencari bukti untuk menangkap Tae Gu. Bukti yang kuat. Dia teringat informasi dari Tn. Park.

“Sudah jelas sekarang kalau Mo Tae Gu orang yang membunuh Gong Cheol Han. Gong Cheol Han mengira dia dipekerjakan sebagai sopir bus tapi nyatanya, dia menjadi pengawal dan teman bertarungnya. Tapi orang seperti Mo Tae Gu, tidak masuk akal dia memperkerjakan orang sebagai teman bertarung. Gong Cheol Han pasti dimanfaatkan sebagai subyek untuk memuaskan rasa haus darahnya. Setelah itu, Gong Cheol Han pasti telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan akhirnya melarikan diri. Dan kemudian dia pasti telah menghubungi Ji Hye untuk menceritakan apa yang terjadi di sana. Dan tak lama sesudahnya, dia tertangkap. Nam Sang Tae orang yang membantu merekrut para tunawisma. Dan Mo Tae Gu adalah predator yang menikmati saat membunuh mereka. Itu artinya, jika aku menemukan TKP pembunuhan itu, aku bisa membuktikan bahwa ada pembunuhan di tempat itu,” analisis Kwon Joo sambil mengingat dan membanyangkannya.

Dia menghubungi Hyun Ho dan meminta rincian transaksi antara Sung Wun Express dengan Pembangunan GP atau Nam Sang Tae. Hyun Ho mengerti dan akan mencarinya. Hyun Ho juga berkata kalau team Golden Time tidak akan berhenti seperti ini. Kwon Joo memintanya untuk tidak khawatir karena mereka akan kembali menjadi satu team.


Jin Hyuk masih memikirkan perkataan Tae Gu yang menyuruhnya untuk tidak menangkap orang dalam tersebut. Jin Hyuk terlihat stress. Dia ingat saat di kedai Byul, Kwon Joo memberitahu kalau ada orang yang masuk ke rumahnya dan mengambil fotonya dengan ayahnya. Dia teringat saat Tae Gu berkata kalau dia harus mengembalikan foto dan memberikan hadiah pada seseorang. Jin Hyuk sadar akan sesuatu.



Seseorang dengan jas hujan dan hoodie masuk ke rumah Kwon Joo. Jin Hyuk menghubungi Kwon Joo dan menyuruh Kwon Joo untuk segera pergi dari rumahnya karena Tae Gu mau ke tempat Kwon Joo. Dia memberitahu pembicaraannya dengan Tae Gu tadi di telepon. Kwon Joo kaget.




Kwon Joo melihat sekeliling. Pria berjas hujan membawa sesuatu seperti sebuah kotak di tangannya. Kwon Joo berjalan mendekati pintu. Pria itu memegang bola besi di tangan kirinya. Dia berjalan dan membenturkan bola besi ke sisi pengaman tangga. Dia semakin mendekati apartemen Kwon Joo.

Kwon Joo mendengarnya dan melapornya pada Jin Hyuk. Pria itu tersenyum dan mirip seperti Tae Gu.

“Orang itu tingginya sekitar 180cm dan dia sedang membawa sesuatu,” lapor Kwon Joo. Jin Hyuk berkata dia akan segera kesana.

Pria iru semakin mendekat. Kwon Joo menanti dengan cemas. Dia mengambil pisau dapurnya dan memegangnya. Dia berjalan perlahan begitu pula dengan pria berjas hujan.

Kwon Joo mendekati pintu masuk. Pria itu juga mendekati pintu. Kwon Joo mengintip di lubang pintu dan terkejut melihat ada mata yang juga mengitip lubang pintu dari luar. Kwon Joo kaget. Pria itu tertawa senang diluar.



Pria itu mengeluarkan alat perekam dari sakunya. Dia memutarnya dan itu adalah suara rekaman Kwon Joo yang meminta agar ayahnya tidak dibunuh. Kwon Joo teringat saat-saat itu. Emosinya menjadi tidak stabil.

“Dia punya rekaman suara yang hilang dari rumahku,” lapor Kwon Joo. Sepertinya itulah, rekaman yang di sebutkan Kwon Joo di persidangan dulu (di episode 1) dan hilang sebelum diterima kejaksaan.

Jin Hyuk menyuruh Kwon Joo untuk tidak emosi dan menunggunya sampai disana. Jin Hyuk jika menghubungi divisi patroli Hwaseol dan melaporkan ada penyusup di 920 Hwaseol-dong.



Pria itu tidak masuk ke rumah Kwon Joo dan malah pergi selesai memutar rekaman. Kwon Joo merasakannya dan mengintip ke lubang pintu. Tidak ada orang. Kwon Joo memberitahu Jin Hyuk kalau dia akan mengulur waktu agar mereka bisa menangkapnya. Jin Hyuk melarangnya dan menyuruhnya untuk tidak terbawa emosi.

Jin Hyuk ngebut ke rumah Kwon Joo. Kwon Joo membuka hendel pintunya. Dengan pisau di tangannya, dia berjalan di koridor. Dia melihat sekeliling dengan perlahan. Hanya ada sebuah kotak kado yang tergeletak di tepi tangga. Pria tersebut memperhatikan dari sudut yang gelap.




Jin Hyuk sampai di apartemen Jin Hyuk bersamaan dengan polisi patroli. Kwon Joo melihat sekeliling dan berusaha menangkap suara. Pria itu tetap memperhatikan dari sebuah ruangan dengan pintu terbuka. Jin Hyuk datang dan memanggil Kwon Joo. Pria itu melihat Jin Hyuk dan tersenyum. Dia kemudian menutup pintunya. Kwon Joo seperti mendengar suara pintu tertutup.


Jin Hyuk membuka kotak hadiah yang tergeletak di lantai. Isinya adalah gumpalan rambut dan foto Kwon Joo bersama ayahnya. Mereka kaget melihat gumpalan tersebut dan Jin Hyuk menyuruh untuk di alihkan penyelidikan ini Satuan Tindak Kejahatan. Sementara, Kwon Joo merasakan emosi yang membuncah melihat rambut tersebut.

Jin Hyuk melaporkan kejadian ini ke kantor dan meminta lebih banyak petugas keamanan berpatroli di sini. Jin Hyuk menyuruh petugas pulang dan dia akan memberi kabar jika menemukan informasi lebih lanjut mengenai penyusup.

Sepergian petugas, Jin Hyuk mengemukakan pendapatnya kalau itu pasti ulah dari Mo Tae Gu. Jin Hyuk bertanya apa Kwon Joo memiliki tempat lain untuk tinggal malam ini? Kwon Joo menolak dan berkata dia akan lebih hati-hati. Dia mengatakan dia memiliki informasi mengenai Mo Tae Gu.


Mereka sudah berada di ruangan Kwon Joo. Ruangan tersebut merupakan ruangan nirgema*. Kwon Joo membenarkan karena jika bukan, dia tidak bisa tidur lebih dari lima menit karena adanya kebisingan.

*nirgema = ruangan yang dirancang untuk menahan adanya refleksi dan suara atau gelombang elektromgnetik masuk ke ruangan.

“Aku sudah dapat semua dugaan yang mungkin terjadi. Kemungkinan besar Mo Tae Gu memperkerjakan orang tunawisma muda dan sehat untuk memuaskan rasa haus akan pembunuhan yang dilakukannya. Mengingat hubungan antara dia dan Nam Sang Tae, dia pasti sudah dari lama telah melakukan kebiasaan membunuh ini. Menurutku kita bisa menemukan bukti untuk menangkap Mo Tae Gu setelah kita menemukan tempat pembunuhannya. Tapi akau tidak tahu dimana tempatnya.”

Jin Hyuk menduga kalau istrinya kemungkinan terbunuh karena mencoba menemukan tempat itu atau karena dia tau dimana tempat tersebut. Jin Hyuk berktata mungkin saja di alat perekam Ji Hye yang digunakan ketika dia mencari Gong Cheol Han dapat menjadi petunjuk tempatnya.


Kwon Joo segera mengambil perekam suara tersebut dan memutarnya di laptop. Dia menggunakan headphone-nya dan mendengar dengan seksama. Jin Hyuk bertanya apa dia mendengar sesuatu? Kwon Joo menggelengkan kepalanya dan mengatakan dia sudah memperbesar volumenya tetapi kualitas suaranya sangat jelek.

Kwon Joo mencoba sekali lagi. Dia berkata ada perangkat yang bisa menghilangkan suara kualitan jelek.



Kwon Joo mendengarkan sekali lagi.

“Suara background apa ini? Tapi sepertinya ini suara ombak. Tunggu. Sekarang sepertinya dia pergi ke suatu tempat. Dia baru merekam lagi. Tapi kenapa suara itu masih ada? Padahal aku sudah menghilangkan suara itu. Berarti, ini… suara bergema. Betul.”

Kwon Joo memberitahu Jin Hyuk kalau tempatnya di area tertutup dekat pantai. Area yang dimasuki terbuat dari bahan-bahan yang bisa menimbulkan suara gema. Seperti kontainer. Jin Hyuk mengatakan dia ingat ada orang yang bilang padanya kalau menyewa kontainer itu mahal harganya saat dia mengorek kasus Pembangunan GP.  

Kwon Joo berkata bagaimana jika masih ada bukti-bukti pembunuhan sebelumnya di sana? Jin Hyuk setuju karena mungkin saja dia terus menggunakan tempat yang sama. Jejak pelakunya sangat mungkin ada di sana karena tempatnya seperti lokasi pembunuhan. Dai akan memeriksa besok dan mencari tempatnya.



Tae Gu keluar dari mobilnya dengan jas hujan di tangannya. Dia membuka bagasi mobilnya. Di sana terdapat sebuah koper. Dia membuka koper itu dan meletakkan jas hujan yang dikenakannya tadi dan sebuah bola besi didalamnya. Dia menutup koper itu dan menutup bagasi mobilnya. Dia tertawa senang.


Esok harinya.
Tae Gu menelpon seseorang mengenai nota kerjasama. Ayahnya menelpon dan Tae Gu menjawab kalau dia akan segera kesana.



Di depan perusahaan, Tae Gu masuk ke dalam mobil Presdir. Presdir curhat dan merasa kesal terhadap Direktur Kwon yang menolak kerjasama. Tae Gu hanya tersenyum. Presdir kemudian mulai bertanya kemana Tae Gu kemarena saat jam kerja? Tae Gu berkata dia ada janji. Presdir mengerti dan berkata kalau dia sudah mengurus polisi-polisi yang banyak tingkah. Dia memberihatu Tae Gu, jika ada masalah, silahkan hubugi Jaksa Park.



Di tempat parkir bus, seorang manajer memarahi Tn. Park karena terus mengajukan laporan pengeluaran padahal kendaraaannya baik-baik saja. Tn. Park itu menjelaskan kalau rem-nya kurang pakem beberapa hari ini. Takutnya, karena rem itu nanti bisa menyebabkan kecelakaan. Dan dia juga tidak merasa nyaman menggunakan ban tubeless (ban tanpa ban dalam).

Manager tidak peduli karena tidak pernah terjadi kecelakaan. Dia menyuruh Tn. Park untuk menjaga ucapannya. Manager terus memarahi Tn. Park dengan kasar dan mengatakannya tidak tahu terimakasih sudah di pekerjakan sebagai supir.

“Saya sangat berterimakasih. Tapi saya tidak bicara begini demi diri saya sendiri.”



Manager tidak peduli dan terus marah. Dia bahkan menendang tungkai kaki Tn. Park sehingga dia terjatuh. Dia kemudian memberikan formulir asuaransi kesehatan dan menyuruh Tn. Park untuk menandatanganinya.

Tn. Park membaca isi asuransi tetapi manager memarahinya dan menyuruhnya untuk segera tandatangan saja. Lagipula dia tidak akan mengerti walau sudah membacanya. Tn. Park tidak membantah dan menandatangainya. Selesai itu, dia langsung memarahi Tn. Park yang sangat bodoh dan berteriak menyuruhnya keluar.



Di luar, Tn. Park menyalakan busnya dan mencoba rem-nya, dia merasa tidak nyaman. Seorang rekan kerjanya datang dan memberikan sebuah kertas. Dia memberitahu kalau ada survei tanah di Surim-dong hari ini dan mereka harus putar arah sesuai rute yang diberikannya. Tn. Park melihat rute tersebut dan berkata kalau jaln tersebut tidak beraspal. Rekannya tidak peduli. Tn. Park menghela nafas.



Bus Tn. Park berangkat. Di halte bus, sepasang suami istri sedang menunggu bus. Istrinya sedang hamil besar. Mereka pasangan yang romantis. Tidak lama, seorang anak berlari ke halte. Ibunya mengejar dan memarahi anak tersebut karena mau mengikutinya ke tempat kerja dan bukannya les. Anak itu menjawab kalau dia tidak suka guru lesnya dan berjanji dia hanya akan duduk di kantor ibunya dan takkan berisik. Ibunya kesal dan memarahi anak tersebut. Ibu tersebut baru sadar kalau ada orang lain di halte dan meminta maaf.


Tn. Park sampai di halte bus. Pasangan itu dan anak ibu masuk kedalam bus tersebut. Tn. Park menyapa ramah mereka. Bus tidak terlalu ramai.


Di sebuah gedung, sedang diadakan pertemuan untuk Presdir Mo. Dia bahkan berbincang ramah pada menteri-menteri. Ini acara peresmian proyek kota Sung Wun.

Hyun Ho datang dan memberikan data yang diminta Kwon Joo kemaren mengenai data Nam Sang Tae. Dia bahkan sampai bergadang.

Jin Hyuk sudah tiba di tempat yang menyediakn kontainer di sewakan. Dia masuk satu-satu ke dalam kontainer di temani pemilik kontainer.


Eun Soo menelpon Hyun Ho yang sedang berada di kamar mandi. Dia menanyakan keberadaan Hyun Ho. Hyun Ho bertanya apa Eun Soo khawatir padanya? Eun Soo menjawab kalau dia membelikan kopi untuk Hyun Ho karena dia kelihatan lelah tetapi dai tidak ada disini. Mereka berbincang sampai ponsel Hyun Ho jatuh ke dalam wastafel dan tersiram keran air yang menyala. Tetapi, ponsel tetap menyala dan berfungsi. (sepertinya iklan)



Woogyeong-ri, Dongpo-eup

Tn. Park mengemudikan mobil di jalan pedesaan. Ibu yang bersama anaknya protes karena menggunakan jalan pesesaan. Tn. Park meminta maaf dan menjelaskan kalau mereka melewati jalan ini karena ada pembangunan jalan di Surim-dong sehinggan ada perubahan rute. Tn. Park bertanya apa tadi tidak ada tanda pemberitahuan perubahan rute di halte? Ibu tersebut kesal dan berkata tidak ada.


Anaknya, Cho In Jun, mau muntah karena merasa mual lewat jalan pedesaan. Ibu tersebut segera memberikan kantong plastik untuk anaknya muntah. Wanita hamil yang melihatnya jadi ikutan mual. Suaminya jadi khawatir dan kesal karena hanya bus ini saja yang lewat tadi. Istrinya memarahi suaminya dan berkata kalau ini bukan kesalahan supir bus. Tn. Park meminta maaf.


Presdir berpidato mengenai pembangunan jalan di Surim-dong. Semua hadirin bertepuk tangan.




Bus menjadi tidak terkendali di jalan yang tidak rata. Tn. Park meminta maaf. Didepan, ada bongkahan tanah besar yang menghalangi, Tn. Park menginjak rem tetapi tidak berfungisi. Mobil menjadi kacau. Ditambah, ban mobil pecah.

Ibu meminta In Jun untuk pegangan yang kuat. In Jun menangis keras. Suami berusaha memegang istrinya yang hamil dan meminta Tn. Park untuk menghentikan bus. Semua penumpang panik.

Hingga, sebuah batu di tengah jalan, tertabrak bus, dan bus pun terbalik. Ada penumpang yang terlempar dari kaca mobilbus. Semua dalam keadaan sekarang dan terhimpit.

Jin Hyuk masih memeriksa kontainer.






Wanita hamil sadar dan melihat sekeliling. Ibu membelai anaknya yang terluka parah. Wanita bertanya apa mereka masih hidup? Ibu mengangguk pelan. Di bawah kaki wanita tersebut, tergeletak tubuh suaminya yang bersimbah darah. Wanita itu berusaha meraih suaminya dan memanggilanya. Dia meminta tolong. Ibu menyuruh wanita itu, Jung Eun untuk menghubungi 112.

Jung Eun dengan kekuatan lemah, meraih ponsel di kantong bajunya dan menelpon 112. Yang menerima panggilannya adalah Hyun Ho.

“Apa? Penelpon, Anda terjatuh dimana?”

“Kami terjatuh. Kami terjatuh. Tolong kami,” pinta Jung Eun lemah.




Hyun Ho melapor pada Kwon Joo kalau ada penelpon yang menelpon dan terus berkata kalau dia terjatuh. Kwon Joo meminta di sambungkan.

Kwon Joo meminta Jung Eun tenang dan bertanya apa saja yang dilihat Jung Eun di sekitanya? Jung Eun tidak tahu.

“Aku ada di bus. Semua penumpang terluka dan berdarah. Tolong kami.”

“Anda berada di bus? Maksudnya, Anda mengalami kecelakaan?”

“Ya. Aku dan suamiku berada di bus yag menuju Kwasan Industri Sungwun. Kami berada di Bus nomor 1020. Bus kami terjatuh.”

“Apa mungkin Anda tahu dimana halte terdekat dari lokasi Anda sekarang ini?”

“Aku tidak tahu. Kami diberitahu kalau ada pembangunan jalan di Surim-dong. Jadi si Pak Supir tadi tak lewat rute biasa. Kami putar arah dan lewat jalan pedesaan. Apa kau tahu tempat dimana banyak rumput ilalang? Kami memasuki wilayah itu ketika …. perutku,” ringis Jung Eun. Dia merasa kesakitan di perutnya. Dia sudah hamil 7bln.

Hyun Ho memeriksa GPS wanita itu dan dia berada di Woogyeong 3-gil, Dongpo-eup. Pemilik ponsel bernama Na Jung Eun.

Code zero dinyalakan dan pemberitahuan lokasi da penyelamatan di sebar.




Kwon Joo berbicara kepada Jung Eun dan menyebutkan lokasi Jung Eun. Dia meminta Jung Eun untuk tetap tenang karena tim mereka sedang kesana. Dia juga menyuruh Jung Eun mengikutinya untuk menarik napas dalam-dalam.

Jung Eun sedikit membaik. Kwon Joo bertanya mengenai kondisi penumpang lain. Jung Eun melihat sekeliling dan melapor kalau semuanya terluka parah termasuk suaminya. Suaminya tidak bergerak.

Ibu berteriak meminta tolong dengan putus asa. Dia berteriak memberitahu kalau putranya sedang sekarat. Dia menangis putus asa.



Jin Hyuk masuk ke sebuah kontainer yang kosong. Tetapi dalamnya sangat bau. Dia menyalakan senter dan melihat sekeliling kontainer. Berserak di dinding kontainer seperti cat warna merah. Jin Hyuk menelpon Kwon Joo dan memberitahu kalau sepertinya dia sudah menemukan lokasinya. Di Kontainer nomor 42 dari zona G. Dia meminta di kirim team bantuan dan team forensik ke sini. Dan dia sehabis ini langsung menuju Surim-dong. Dia ingin menemui Tae Gu dan mencari tahu apa ada sesuatu yang mecurigakan.


Acara penandatanganan kontrak sudah selesai. Sekretaris Presdir menerima laporan dan memberitahu Presdir yang baru turun dari panggung kalau bus 1020 milik mereka telah jatuh di Woogyeong-ri. Presdir kesal dan bertanya bagaimana bisa. Dia juga bertanya seberapa parah kondisinya? Sekretaris menjawab kalau dia juga tidak tahu tetapi team penyelamat sudah bergegas ke sana. Presdir kesal karena kecelakaan ini bisa mengacaukan acara mereka.



Jin Hyuk memasuki ruangan acara. Para penjaga menghalanginya tetapi Jin Hyuk menunjukkan identitas polisinya. Dia memanggil Tae Gu dengan keras dan berkata kalau ada yang ingin dia bicarakan. Tentu saja, hal ini menarik perhatian para tamu undangan.

Tae Gu tersenyum dan menghampiri Jin Hyuk. Tae Gu mengajaknya berbicara di luar.


Di markas 112, Kwon Joo mendengar suara aneh di lokasi TKP. Dia bertanya kepada Sang Pil dimana pemadam kebakaran wilayah Dongpo sekarang? Sang Pil memberitahu kalau mereka sekarang sedang bersiaga di jalan yang sedang ditutup karena ada mobil yang di parkir secara ilegal. Butuh 4menit untuk memindahkan mobilnya dan 10menit jika mereka ke lokasi kecelakaan. Sedangkan ambulans sudah lewat jalan pintas, jadi mereka akan tiba dalam waktu 4 atau 5menit lagi.


Kwon Joo menghubungi divisi patroli dan memberitahu mereka harus tiba dalam waktu 3menit. Sebagian besar penumpang terluka dan merupakan situasi darurat. Dan mereka tidak bisa membuka pintu bus. Divisi patroli memberitahu kalau mereka tidak bisa sampai lokasi dalam waktu tiga menit karena semua jalan tidak beraspal dan hanya satu jalur saja.

Kwon Joo bertanya pada Eun Soo dimana lokasi petugas patroli lain yang terdekat? Eun Soo memberitahu ada di Surim-dong. Kwon Joo menyuruh Hyun Ho menghubungi mereka.

Jin Hyuk berbicara dengan Tae Gu di atap. Dia bertanya pada Tae Gu, dimana dia mainan yang dibelikan ayahnya itu? Di rumah atau di ‘sana’? Tae Gu pura-pura tidak tahu.

“Jangan pura-pura tidak tahu. Ingat apa yang kukatakan kemaren? Kubilang akan menemukan bukti bagaimanapun caranya dan membuatmu membusuk di tempat pengasingan selama sisa hidupmu.”

“Det. Moo, aku suka semangat besarmu ini, tapi sepertinya kau terlalu banyak ikut campur. Jika kau kurang jelas melihat, mendengar, dan membiarkan orang selalu menyuapmu hidupmu akan jauh lebih mudah. Toh kalau kau begini, takkan ada orang yang memujimu. Aku ingin bermain denganmu lebih, tapi aku sibuk hari ini. Sampai ketemu lagi,” ujarnya berlalu pergi.


Jin Hyuk memanggilnya dan mempelihatkan kunci kontainer yang dimilikinya.

“Kau tahu apa artinya, kan? Kau sekarang, tamatlah sudah. Kuulangi sekali lagi. Kau… tamatlah sudah.”


Di markas 112, Kwon Joo mendengar dengan seksama lokasi TKP. Dia mendengar suara mesin yang masih menyala dan suara kecil. Dia memikirkannya dan sadar kalau suara kecil itu berasal dari suara gas. Bus-nya ternyata terbalik. Jika terjadi kebakaran sekarang, semua orang di sana akan mati. Dia ingat kalau tadi Jin Hyuk berkata kalau dia akan berangkat menuju Surim-dong. Kwon Joo segera menghubungi Jin Hyuk.


Jin Hyuk masih bersama dengan Tae Gu dan mengangkat telpon dari Kwon Joo.

“Det. Moo, apa kau lagi di Surim-dong sekarang? Ada bus yang berangkat dari Gojeong-dong ke Kawasan Industri Sungwun mengalami kecelakan di Woogyeong-ri. Sepertinya sebagian besar penumpang terluka parah.”

“Apa maksudmu?”

“Dan aku dengar suara kebocoran gas dari tangki bahan bakar. Mesinnya masih menyala dalam keadaan pelan, tapi cetus api sedikitpun bisa menimbulkan kebakaran. Layanan darurat akan tiba disana duluan. Tapi jika tim bantuan terlambat kesana, ditakutkan akan terjadi hal yang berakibat fatal.”


Di lokasi TKP, Jung Eun semakin lemah. Ibu terus memanggil In Jun. Mereka berdua menangis.

Next Episode

2 Comments

  1. Jadi was" ni buat baca sinopsis selanjutnya 😂 takut kalau ada setumpul korban"nya Tae Gu.

    ReplyDelete
  2. wah tinggal 2 episode lagi, semagat author····

    ReplyDelete
Previous Post Next Post