Tae Yi mengajak In Sung untuk mengajak baju couple yang di belinya, di tempat lain. Mereka berjalan melewati So Ra dan Gong Moo. So Ran dan In Sung saling melirik. Terlihat kecemburuan dan kesedihan di mata mereka.
So Ra mengajak Gong Moo untuk makan karena dia tiba-tiba merasa lapar. So Ra berbicara dengan suara keras sehingga In Sung mendengarnya dan sempat menghentikan langkahnya. Tae Yi menatap heran dan In Sung lanjut berjalan. So Ra dan In Sung melewati arah yang berbeda.
In Sung dan Tae Yi sudah memakai baju couple mereka yang bertuliskan ‘I Love Guam.’ Tae Yi sangat senang melihatnya dan tertawa bahagia. Dia bahkan memberikan topi yang di belinya pada In Sung. Tetapi In Sung hanya diam melamun tanpa merespon apapun. Tae Yi bertanya apa In Sung tidak menyukainya? In Sung tersadar dan segera tersenyum menjawab kalau dia menyukainya.
Tae Yi marah dan bertanya kalau begitu kenapa In Sung tidak fokus kepadanya? In Sung meminta maaf dan beralasan kalau ujiannya sebentar lagi. Merkea kembali berdiam diri.
So Ra dan Gong Moo makan bersama. Gong Moo memesan banyak makanan dan menjelaskan mengenai tempat tersebut. Tetapi, So Ra hanya diam dan hanya Gong Moo yang terus bicara. Melihat So Ra yang hanya diam, Gong Moo jadi khawatir kalau So Ra sedang sakit.
“Beneran?”
“Aku ingin dihibur. Aku perlu orang untuk kuandalkan. Apa aku terlalu egois?” tanya So Ra.
Gong Moo tidak keberatan. Dan malah merasa senang. Dia bahkan sampai memesan soju. Senyum tidak terlepas dari wajahnya.
In Sung dan Ji Sub sedang berada di taman. Ji Sub sedang latihan bergantung di palang sementara In Sung melamun. Dia memikirkan kejadian kemaren, dimana So Ra mengajak Gong Moo untuk makan bersama.
Ji Sub kemudian mulai bicara kalau dia merasa ujian tingkat 7 bukan bidang untuk orang yang aktif sepertinya. In Sung tetap diam. Ji Sub melanjutkan kalau dia sudah memutuskan untuk menjadi petugas damkar. Tetap tidak ada respon. Ji Sub kembali bicara dan menekan kata ‘Aku merubah tujuanku.’ In Sung menghela nafas tidak peduli.
Mereka sedang berada di loker tempat les. Ji Sub bersandar di loker dan membuka buku pelajarannya. Matanya terus melirik ke arah koridor. Seorang wanita cantik lewat. Ji Sub menyapa wanita yang bernama Ae Gyo tersebut dan wanita itu balik menyapanya dengan ramah. Ji Sub merasa senang. Wanita tersebut lewat. Ji Sub memberitahu In Sung kalau wanita tersebut bernama Song Ae Gyo dan dia jamin kalau wanita itu akan butuh waktu seminggu sebelum jatuh ke pelukannya. Dia melambai pergi pada In Sun dengan percaya diri. In Sung berbalik dan bersandar di loker dengan penuh pikiran.
So Ra menerima pembayarannya sebagai pemain piano di restoran. Dia menghitung jumlahnya dan merasa manager salah menghitung karena sangat banyak. Manager memberitahu kalau sebenarnya ‘orang’ itu melarangnya memberitahu So Ra tetapi dia tidak mungkin menyembunyikannya. Dia memberitahu kalau teman pria kemaren yang menggantikan So Ra bermain piano menerima banyak uang tip dari pelanggan dan memintanya untuk memberikannya pada So Ra. So Ra terdiam. Itu dari In Sung.
Di rumah, So Ra masih memikirkan hal itu. Dia kemudian memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Ketika hendak makan ramyeon, dia teringat dengan kimchi. So Ra ke kulkas dan hendak mencarinya tetapi dia malah menemukan sebuah bundelan yang di atasnya bertuliskan memo : Ini punya So Ra. Kalau menyentuh, kamu akan gagal ujian.
So Ra sedikit ragu dan kemudian mengambil bundelan tersebut. Dia membukanya dan ternyata isinya adalah sikhye yang telah membeku. Dia tahu itu dari In Sung.
Ponselnya berbunyi. Pesan dari Gong Moo yang meminta bertemu besok karena dia ingin memberikan sesuatu. So Ra membalasnya ‘baik.’
In Sung sedang duduk di atap goshiwon. Matanya tertuju pada jemuran kaus kaki yang bertuliskan ‘LULUS.’ Ingatannya melayang ke saat dia bermesra-mesraan di kamar bersama So Ra dengan menggunakan kaus kaki tersebut.
Sebuah pesan dari Tae Yi masuk ke ponsel In Sung. Tae Yi bertanya kenapa In Sung tidak membaca pesannya? Dia juga memberitahu kalau dia mengacaukan ujiannya dan meminta bertemu agar terhibur. Dia minta bertemu besok. In Sung menghela nafas membacanya. Dia berdiri dan menatap pemandangan dari atas atap.
So Ra juga sedang merenung di kamarnya. Mereka sama-sama sedang mengingat kenangan mereka malam itu.
In Sung sedang menunggu di pemberhentian bus. Dia melihat sepasang kekasih yang saling bercanda. In Sung teringat dengan kenangannya dengan So Ra ketika sedang belajar bersama di kantin. Saat itu, So Ra mencoret mukanya ketika dia sedang tertidur dengan tulisan ‘Pabbo - Bodoh.’ In Sung merindukan saat-saat itu.
In Sung berjalan di tepi jembatan. Dia ingat kenangannya di sana, saat menenagkan So Ra yang menangis.
So Ra berjalan dan melewati sebuah cafe. Dia teringat kenangannya, saat In Sung membawakan kimbab segitiga untuknya ketika dia sedang beristirahat kerja.
Gong Moo hendak membeli hadiah untuk So Ra. Tae Yi sedang memakai lipstik-nya di cafe dan menanti In Sung.
So Ra berjalan di jembatan penyemberangan. Tiba-tiba, dia mengingat saat dirinya dan In Sung sedang belajar di atap goshiwon.
Flashback
Saat itu, In Sung sedang membaca mengenai kasus bencana alam buatan manusia dan polisilah organisasi yang membantu. So Ra mendengarnya dan berpikir.
“Misalkan ada bencana. Kita tidak bisa memakai ponsel atau telepon umum. Kita tidak bisa saling menghubungi. Apa yang harus kita lakukan dalam situasi itu?” tanya So Ra.
“Itu tidak akan menjadi masalah karena kita akan selalu bersama.”
“Hei, berhentilah bercanda. Maksudku, walaupun saat tidak ada bencana, akan ada situasi dimana kita tidak bisa saling menghubungi. Mari putuskan dimana kita akan bertemu saat itu terjadi.”
Flashback END
Gong Moo sedang menanti So Ra di tempat janjian mereka. Dia sangat senang menanti So Ra. Begitu pula dengan Tae Yi.
So Ra tiba di tempat penyeberangan jalan. So Ra sudah menyeberang ketika teringat lanjutan pembicaraannya dengan In Sung saat itu.
Flashback
In Sung mengangguk. “Ya. Itu bagus. Tidak akan ada yang ke sana. Tempat lain akan penuh orang. Kita tidak akan saling menemukan.”
Flashback END
So Ra segera berbalik dan kembali menyeberang. Dia menuju taman bermain. Dibelakangnya, juga ada In Sung yang terlihat berpikir.
So Ra duduk di ayunan taman tersebut. Dia ingat saat itu mereka membuat janji untuk siapapun yang tiba duluan di sana harus menunggu yang lain sampai yang satunya datang. Mereka bahkan saling menautkan kelingking, tanda perjanjian saat itu.
So Ra menunggu dan merasa tidak akan ada yang datang, dia beranjak pergi. Dia berjalan dan tiba-tiba In Sung muncul di depannya. Mereka saling menatap. In Sung bertanya kenapa So Ra mau pergi. Dia seharusnya menunggu hingga dirinya datang.
Mereka sudah duduk di ayunan bersama. Mereka berbincang santai karena keduanya tiba di sana. Ponseln keduanya berbunyi. Telpon dari Tae Yi dan Gong Moo dan mereka menolak telpon tersebut.
Tae Yi dan Gong Moo ternyata sedang menunggu di depan Goshiwon. So Ra dan In Sung pulang bersama. Tae Yi marah melihat mereka berdua. Tae Yi bertanya apakah In Sung menyukai dia (So Ra)? In Sung membenarkan, dia menyukainya, selalu. Tae Yi marah dan hendak menampar In Sung. Tetapi In Sung yang pandangannya sudah tajam, melihat gerakan tersebut, dan reflek menghindar.
Semua kaget karena In Sung menghindar. In Sung kemudian mendekat lagi dan memberikan wajahnya pada Tae Yi. Tae Yi sangat marah dan meninju wajah In Sung. Tae Yi segera pergi dari sana. So Ra memperhatikan dengan khawatir.
Gong Moo menghampiri So Ra. Dengan tenang walau nampak kecewa, dia memberikan barang hadiahnya pada So Ra. Dia menyuruh So Ra beristirahat dan dia akan pergi. So Ra merasa bersalah. Gong Moo dan In Sung saling menatap.
So Ra masuk ke dalam kamarnya dan melihat hadiah yang di berikan Gong Moo. Persediaan vitamin-vitamin dan sebotol susu pisang. So Ra merasa sangat bersalah pada Gong Moo.
“Kupikir setelah lulus ujian, semuannya akan berjalan baik, termasuk berkencan. Jadi, aku meninggalkan yang lainnya dan belajar begitu giat. Aku tidak peduli pendapat lain. Aku pasti telah dihukum. Sejujurnya, aku meremehkanmu. Kupikir setelah lulus ujian, aku bisa merebut So Ra darimu tanpa masalah. Saat kudengar kalian putus, kupikir akhirnya semua berjalan sesuai keinginanku,” ujar Gong Moo.
Mereka saling berbincang secara jujur malam itu secara pribadi.
In Sung pulang meninggalkan Gong Moo dan merasa bersalah. Gong Moo masih melanjutkan minum-minumnya sendiri dalam kesedihan. Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Dari So Ra yang meminta maaf. Gong Moo merasa semakin sedih dan kecewa.
Besoknya, In Sung berjalan bersama Ji Sub. Ji Sub asyik bercerita mengenai Ae Gyo. Dia memberitahu kalau dia mengirim pesan pada Ae Gyo tetapi di abaikan. Dan menurutnya, Ae Gyo sedang jual mahal.
Mereka berjalan dan melewati rombongan Tae Yi. Ji Sub menyapanya secara ceria tetapi Tae Yi berjalan melewati mereka. Ji Sub sadar kalau In Sung sedang bertengkar dengan Tae Yi.
In Sung sudah menceritakan semuanya dan Ji Sub merasa kalau In Sung sudah gila karena sudah menolak si cantik Tae Yi dan malah memilih So Ra yang dingin. In Sung tidak tahu dan berkata itu terjadi begitu saja. Ji Sub mengomel terus dan bahkan berkata dia sudah merelakan Tae Yi untuk In Sung demi persahabatan mereka.
In Sung bosan mendengar dan menyuruh Ji Sub untuk masuk kelasnya. Ji Sub tidak mau dan berkata dia harus menghibur In Sung saat putus. Tiba-tiba, Ae Gyo muncul dan bertanya apa Ji Sub tidak masuk kelas? Ji Sub segera meninggalkan In Sung dan berjalan bersama Ae Gyo.
Di goshiwon, In Sung sedang berbaring. Dia teringat kejadian kemaren ketika dia mengakui masih menyukai So Ra. Dia merasa menyesal dan bodoh karena sudah melakukan hal itu.
So Ra mengirim pesan padanya dan meminta In Sung ke atap. In Sung khawatir akan dipukul oleh So Ra. Dia memegang pipinya.
In Sung naik ke atap. Dan So Ra sudah menunggunya. In Sung bertanya ada apa? So Ra dengan ragu bertanya apa In Sung serius dengan ucapannya? Bahwa In Sung tidak pernah berhenti mencintainya. In Sung bingung harus menjawab apa. So Ra tiba-tiba menjawab kalau dia juga.
Suasana menjadi canggung. So Ra mencairkan dengan memberitahu kalau ujiannya di adakan minggu ini dan meminta In Sung menyemangatinya. In Sung dengan masih kaget berkata semangatlah. So Ra kemudian berkata kalau dia sebenarnya tidak pervaya diri dan membenarkan perkataan In Sung kalau dia adalah ular berhati dingin. In Sung langsung membantah dan berusaha menjelaskan.
“Terimakasih,” ujar So Ra tiba-tiba.
Hujan tiba-tiba turun. In Sung bertanya apakah So Ra tidak akan turun? So Ra menjawab kalau ini menyenangkan dan menyegarkan. Dia mengadahkan wajahnya ke atas merasakan jatuhnya hujan. In Sung meminta So Ra menunggu dan dia akan mengambil payung. So Ra hendak menolak tetapi In Sung segera berlari.
Sebelum turun, In Sung terdiam dan menyadari sesuatu. Dia berbalik dan menghampiri So Ra. So Ra bingung karena In Sung cepat sekali dan tidak membawa payung. In Sung tidak menjawab dan langsung mencium So Ra. So Ra kaget namun tidak melawan.
Telinga In Sung menangkap sesuatu. Dia segera menghentikan ciumannya. So Ra sampai bingung. In Sung mencarik So Ra bersembunyi di sudut atas yang ada pembatasnya. Ternyata, para penghuni goshiwon pada berlarian ke atas mengambil jemuran mereka. Para penghuni mengeluh karena hujan yang turun tiba-tiba.
“Kamu selalu sepandai ini dalam mencium?” tanya So Ra heran.
“Tentu saja,” jawab In Sung gugup.
“Tidak. Ada yang aneh denganmu.”
“Lalu? Kamu tidak meyukainya?”
“Bukan. Aku menyukainya,” senyum So Ra. Dia mulai mencium In Sung kembali. Malam itu dengan ciuman mereka di tengah hujan, hubungan mereka kembali membaik.
Gong Moo sedang di mobil patrolinya. Dia menatap sedih pada hujan yang turun. Senionya masuk. Dia mendengar ada panggilan dari walkie talkie dan heran kenapa Gong Moo tidak menjawabnya. Gong Moo tersadar dan segera mengambil walkie talkie.
Ternyata laporan dari sebuah cafe mengenai seorang wanita yang menganggu. Pemilik cafe menujuk wanita yang dimaksud pada Gong Moo. Wanita itu adalah Tae Yi yang memarahi semua pria yang ada di cafe karena mencampakkannya. Tae Yi sedang mabuk. Gong Moo mendekatinya dan kaget karena melihat ternyata itu mantan pacar In Sung.
Gong Moo sudah membawa Tae Yi keluar cafe. Mereka duduk di sebuah kursi / gazebo. Gong Moo memberikan minuman peblacka mabuk pada Tae Yi. Tae Yi berdiri dan menunduk berterimakasih. Dia kemudian mulai menangis histeris.
“Aku tidak percaya aku dicampakkan. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya,” tangisnya.
“Baik. Duduklah di sini dan sadarkan dirimu.”
“Aku sangat menyukainya. So In Sung brengsek,” tangisnya dan bersandar ke dada Gong Moo.
Gong Moo sedikit kaget da mulai menepuk pundak Tae Yi secara lembut. “Tidak apa. Kamu akan baik-baik sajah setelah beberapa saat. Kamu juga akan menemui seseorang yang jauh lebih baik.”
“Aku tidak pernah di campakkan dalam hidupku.”
”Aku juga.”
”Aku juga.”
“Benarkah?” tanya Tae Yi dan menatap Gong Moo. Gong Moo tersenyum dan membenarkan. Tae Yi lanjut berkata, “Aku sangat tersinggung. Dia jauh lebuh tuan dan lebih jelek dariku. Aku jauh lebih baik darinya.’
“Aku tahu. Si berandal itu jauh lebih muda dariku, tapi dia jauh lebih jelek dan aku jauh lebih baik,” timpal Gong Moo.
Tae Yi kemudian tersenyum mendengarnya. Hujan telah berhenti. Dan mereka berdua memandang langit.
Tags:
Romance Full of Life