Kwang Ho pergi ke tempat pertama kali dia bertemu dengan Kwang Ho 1988 (baca : episode 02), dia teringat saat Kwang Ho 88 hampir menabraknya dan kabur. Pada saat itu, ada sebuah mobil juga yang melaju kencang di belakangnya dan hampir menabraknya juga. Kwang Ho menyadari kalau saat itu Kwang Ho 88 sedang di kejar seseorang. Tapi siapa yang mengejarnya?
Di area dekat pendakian, di bawah jurang, mobil Kwang Ho 88 berada di sana, hancur dan di tutupi dedaunan kering.
Keesokkan Harinya,
Ketua Sung Shik datang ke kantor dan melihat meja Kwang Ho, dia menghela nafas.
Tidak lama, Kwang Ho datang. Ketua Sung Shik segera mendekatinya dan bertanya apakah dia sampai ke rumah dengan selamat? Dia khawatir karena Kwang Ho masih belum tahu rute jalanan yang sudah banyak berubah.
Kwang Ho tidak menjawabnya. Dia malah bertanya bagaimana pelacakann mobil Kwang Ho 88. Ketua Sung Shik sedikit kaget karena mengira Kwang Ho masih marah soal kemaren. Dia memberitahu kalau dia sudah menyuruh seniornya untuk membantu pencarian tetapi belum ditemukan.
Ketua Sung Shik juga menunjukkan posisi ponsel Kwang Ho 88 lewat GPS di ponselnya. Dia sampai membesarkan maps. Kwang Ho menatapnya dan bertanya apa penglihatan Sung Shik sudah kabur? Tunjukkan saja padanya. Sung Shik mengerti dan mengecilkan maps, dia memberitahu kalau posisi terakhir ponsel sebelum mati adalah di sekitar daerah Hwaho. Kwang Ho menggerutu kesal karena Hwaho itu sangat luas.
Kwang Ho mengajak Sung Shik untuk segera ke sana. Tapi, Sung Shik yang masih merasa bersalah dan aneh, bertanya apa Kwang Ho baik-baik saja? Dan masalah kakak ipar… Kwang Ho segera menghentikannya dan berkata kalau sebaiknya mereka cepat menemukan Kwang Ho 88.
Sun Jae baru datang ke kantor polisi. Di depan kantor polisi, dia bertemu dengan Kwang Ho yang berjalan dengan Ketua. Kwang Ho menyapanya dan bertanya apa Sun Jae sudah makan? Ketua Sung Shik sampai heran karena Kwang Ho bisa bertanya seperti itu. Sun Jae yang teringat saat Kwang Ho berkata dia sudah mengerti alasan Sun Jae mengejar penjahat dan akan membantunya. Kwang Ho heran melihat Sun Jae yang melamun, mengulangi pertanyaaannya lagi. Dan Sun Jae akhirnya menjawab sambil melangkah masuk. Kwang Ho tersenyum mendengarnya. Sementara Ketua Sung Shik merasa heran karena Sun Jae mau menjawab.
Ketua Sung Shik kemudian mengejar Kwang Ho yang berjalan pergi. Dia memanggil Kwang Ho dengan sebutan ‘Sunbae-nim” dan Sun Jae yang belum masuk, mendengarnya. Dia memandang heran.
Tepat saat itu, Dr. Mok menelponnya.
Sun Jae sudah tiba di tempat kerja Dr. Mok dan sedang memperhatikan hasil autopsi mayat. Penyebab kematian korban (yang diduga dibunuh Ho Young - baca : episode 04) adalah kesulitan bernafas.
Sun Jae menghela nafas. Dia memberitahu kalau dua tahun lalu, korban Yang Hyo Jin juga meninggal karena kesulitan bernafas. Sun Jae menduga bahwa pelaku pasti suka memiliki kontrol atas kehidupan korban. Dr. Mok bertanya apa Sun Jae yakin kalau pelakunya adalah orang yang sama? Sun Jae yakin karena metode pembunuhannya serupa, stocking, susah nafas, dan wanita 20-an. Dia tidak memilih korban secara acak dan mengawasi mereka secara dekat.
“Mengawasi tentu menguntungkan,” ujar Dr. Mok.
Dia juga menjelaskan seperti yang ada dilaporan, tidak ada petunjuk lain di mayat korban. Dan yang terpenting dalam kasus ini adalah identitasnya. Dengan begitu, kita bisa memperkirakan pergerakannya. Sun Jae terlihat berpikir.
Universitas Hwayang
Jae Yi sedang di ruangannya memeriksa sesuatu. Hye Rin juga ada di sana. Dia memperhatikan tangan Jae Yi yang dibalut perban. Hye Rin menasehati Jae Yi agae sebaiknya mundur sebagai konsultan. Dia menyesal tidak menghentikan Jae Yi saat medatangi TKP dulu. Dia merasa ini terlalu berbahaya bagi Jae Yi,
“Dari awal tidak akan kumulai jika memang aku ingin hidup damai,” jelas Jae Yi.
Hye Rin tetap menyuruhnya untuk mundur. Dia bahkan menyuruh Jae Yi melihat tangannya yang terluka. Jae Yi melihat luka di tangannya dan teringat saat Sun Jae membersihkan luka itu. Jae Yi kemudian meminta izin pergi untuk mengajar.
Jae Yi masuk ke kelas dengan membawa sekantong barang. Dia mengeluarkan barang-barang tersebut. Ada palu, tali, pemecah es dll. Dia menyuruh para mahasiswa untuk maju dan mengambil sesuatu yang ada di meja. Alat yang akan dipilih mereka jika ingin membunuh seseorang.
Mahasiswa kaget mendengarnya tetapi tetap memilihnya. Semua barang di ambil dan hanya tersisa satu. Sebotol obat tidur.
“Jadi, kalian tidak ingin membunuh tanpa menyebabkan rasa sakit?” ujar Jae Yi sambil mengenggam obat tidur.
Dia memberi tugas pada para mahasiswa untuk membuat makalah tentang metode pembunuhan dari barang yang mereka pilih. Mahasiswa mulai mengeluh. Jae Yi tidak peduli dan mulai mengajar.
Sun Jae mulai melihat berkas kasus mengenai pembunuhan di Hwayang yang sudah dikumpulkannya selama ini. Dia juga menandai sebuah nama : Lee Kwang Chul. Dan dia mulai mencopot berkas itu kecuali foto ibunya dan dirinya saat bayi.
Sun Jae berjalan di koridor Universitas Hwayang. Dia berpas-pasan dengan Hye Rin. Hye Rin mengajaknya bicara berdua.
Diruangan Hye Rin.
Hye Rin mengingatkan kalau Sun Jae pernah bertanya mengenai orang seperti apa Jae Yi dimata Hye Rin dan apakah dia sudah pikiran sekarang?
“Letnan Kim, bagaimana menurutmu sosok Prof. Shin?” tanya Hye Rin.
“Orang yang tidak dapat mengekspresikan rasa sakitnya.”
“Berarti, kau menyadari untuk tidak sampai membuatnya terluka. Mulai sekarang, Prof. Shin, jangan biarkan dia ke TKP langsung. Dia konsultasi psikologi, bukan polisi.”
Sun Jae meminta maaf dan berkata hal itu tidak akan terjadi lagi. Sun Jae kemudian bertanya kepada Hye Rin, bagaimana orang tua Prof. Shik bisa meninggal? Karena dia mendengar itu disebabkan oleh kebakarang. Hye Rin memberitahu kalau penyebab sesungguhnya dari kebakaran belum diketahui. Pada saat itu, Jae Yi masih berusia 15tahun dan ketika dia pulang dari sekolah, rumahnya sudah dilalap api. Polisi menduga bahwa ibunya, yang memiliki riwayat gangguan psikologis, sengaja membakan rumah setelah bertengkar dengan sang suami. Namun tidak ada bukti. Dan mungkin itu alasan Jae Yi mempelajari psikologis wanita kriminal.
Sun Jae kemudian bertanya lagi kenapa ada rumor kalau Jae Yi yang membakar rumah? Hye RIn memberitahu karena Jae Yi adalah anak adopsi dan warga asing. Dia di adopsi saat kecil. Jae Yi terkejut mendengarnya. Dia memandang foto Jae Yi remaja dengan Hye Rin.
Jae Yi masuk ke ruangannya dan sudah ada Sun Jae yang menunggunya didalam. Sun Jae memberitahu kalau dia mau berhenti memburu dan menunggu hingga sang pelaku muncul. Jae Yi melihat berkas yang dibawa Sun Jae. Berkas kasus Jung Ho Young.
Sun Jae meminta bantuan Jae Yi. Dia ingin memahami Ho Young sehingga bisa menangkapnya. Jae Yi mulai mempelajari berkas itu.
Sun Jae melihat tangan Jae Yi yang di perban. Dia menjadi khawatir dan bertanya apa dia baik-baik saja? Jae Yi memberitahu kalau masih ada tangan kiri yang bisa digunakan. Sun Jae menjawab kalau begitu Jae Yi tidak baik-baik saja. Jae Yi menjauh canggung dan mengalihkan kalau dia hendak mengembalikan saputangan Sun Jae. Sun Jae menjawab lain kali juga tidak apa-apa dan pamit keluar.
Kwang Ho dan Sung Shik sampai d tempat pengawasan CCTV. Mereka melihat rekaman CCTV saat mobil Kwang Ho 88 melintas. Dan … mereka menemukan memang benar ada mobil yang mengejar Kwang Ho 88. Sayangnya, plat tidak terlihat jelas karena ditutupi kabut. Petugas memberitahu kalau mereka akan mengirim gambar CCTV jika sudah berhasil menemukan yang jelas. Sung Shik memberikan nomor teleponnya agar dihubungi jika sudah ketemu.
Di mobil, Kwang Ho berharap agar Kwang Ho 88 tetap hidup. Tetapi, Sung Shk khawatir karena selama 4bulan terakhir Kwang Ho 88 tidak terlacak dimanapun. Kwang Ho berkata kalau bisa saja dia ada di rumah sakit. Sung Shik memberitahu kalau dia sudah mencari di semua rumah sakit tapi tidak ada.
Kwang Ho merasa sangat kesal. Begitu pula Sung Shik. Ditambah mereka tidak bisa melakukan pencarian terbuka karena Kwang Ho menggunakan identitas Kwang Ho 88. Sung Shik kemudian teringat bagaimana cara Kwang Ho bisa mendapat laporan ijin kecepatan milik Kwang Ho 88 itu? Kwang Ho memarahinya karena baru bertanya sekarang. Dia memberitahu kalau dia mendapatkannya dari Divisi Patroli Kepolisian Soojeong. Sung Shik kaget mendengarnya, dia takut kalau mereka akan tertangkap basah. Kwang Ho menyakinkan kalau itu tidak akan terjadi.
Mobil mereka melewati sebuah perusahaan dimana didepannya terpakir mobil patroli polisi. Kwang Ho penasaran melihatnya dan menyuruh Sung Shik putar balik menuju ke sana.
Di dalam, seorang wanita muda mengancungkan gunting. Dia berteriak kalau bukan dia yang memakainya. Petugas patroli berusaha menenangkannya. Wanita itu tetap histeris, dia memberitahu kalau dia tidak mengambil angsuran tunai maupun hutang apapun. Dia marah karena di sebut penipu. Kwang Ho dan Sung Shik memperhatikan dari belakang.
Kwang Ho bertanya pada petugas di depannya apa maksud dari perkataan wanita itu. Sung Shik menunjukkan identitas polisinya. Petugas segera memberi hormat pada mereka dan menjelaskan.
“Dia membuat keributan disini akibat tagihan kartu kreditnya. Dia sudah melapor pada kami tentang pencurian kartu kredit miliknya. Tapi semua transaksi diketahui berasal dari laptopnya. Jelas dia berfoya-foya. Entah kenapa dia begini…” jelas petugas.
Wanita itu terus berteriak frustasi. Dia menangis dan bertanya pada semua yang ada disana apa mereka melihatnya mermakai kartu langsung. Dia berteriak marah karena tidak ada yang mempercayainya.
Kwang Ho melihat tas milik wanita itu yang terbuka berada di dekatnya. Dia melihat kartu identitas wanita itu : Yoon Yeong Joo.
Wanita itu berteriak kalau seseorang mencuri identitasnya. Kwang Ho menatapnya.
Wanita itu sudah dibawa ke kantor polisi. Ketua Sung Shik memberitahu kalau wanita itu telah membuat keributan dengan gunting dan di tangkap di TKP. Wanita itu terus berkata kalau dia tidak menggunakannya.
Ketua Sung Shik jadi penasaran karena wanita itu terus berkata hal yang sama. Dia bertanya siapa yang telah mencuri identitasnya? Kwang Ho memperhatikan dari belakang.
“Kurasa, dimulai hari itu…” Yeong Joo mulai bercerita.
Flashback
“Aku mendapat surat dari perusahaan kartu kredit padahal bukan nasabahnya.”
Yeong Joo memeriksa kota suratnya dan mendapat tagihan kartu kredit dari bank. Dia merasa heran namun tidak mempedulinkannya karena menganggap iklan perusahaan saja.
Namun, Yeong Joo terus mendapat tagihan dan telponan dari bank. Dia merasa sangat terganggu, apalagi tagihannya dalam jumlah besar.
Sampai, ada orang-orang yang datang ke tempat kerjanya dan menuduhnya meminjam uang dari tempat SPA. Yeong Joo menyangkal tapi mereka tidak peduli dan menyeretnya keluar dari kantor.
Yeong Joo menjadi frustasi. Dia terpaksa membayar hutang-hutang tersebut walaupun bukan dia yang memakai uang. Dia bahkan sampai di pecat dari perusahaannya karena absensi yang banyak terkait masalah itu.
Seorang pria bahkan datang ke rumahnya. Yeong Joo berteriak frustasi karena mengira hendak di tagih lagi. Tetapi… pria itu memberitahu kalau Yoon Yeong Joo adalah tunangannya.
Yeong Joo kaget karena penipu itu bahkan bertunangan dengan namanya.
Flashback END
“Tahu yang lebih menakutkan lagi? Dia tahu alamat rumah, tempat kerja, bahkan nomor kartu kredit asliku. Dia bahkan bisa mengakses laptopku untuk bertransaksi, sedangkan aku tidak tahu apa-apa tentangnya. Aku ingin menuntut dia, tapi bahkan tidak tahu identitasnya,” ujar Yeong Joo.
Kwang Ho mendengarnya dari belakang. Dia maju menemui Yeong Joo dan bertanya dimana mereka bisa bertermu dengan tunangannya? Tae Hee dan Min Ha mulai menggerutu kesal.
Kwang Ho berkata kalau kata-kata pria itu benar, berarti pria itu bukan tunangan Yeong Joo dan jika mereka bertemu dengannya, mereka bisa mengungkap siapa wanita penipu yang bertunangan dengan namanya. Yeong Joo senang karena ada seseorang yang percaya dengannya. Dia memberikan kartu nama pria itu. Manajer Perencanaan : Cho Dong Ik.
Sung Shik membawa Kwang Ho kesebuah sudut dan berkata kalau tidak mungkin bagi Kwang Ho mengambil kasus ini. Kwang Ho menjelaskan kalau dia memang benar menggunakan identitas Kwang Ho 88 tetapi dia tidak menggunakannya untuk kejahatan. Sung Shik menjelaskan kalau itu sama saja. Pencurian identitas saja merupakan tindak kriminal!
Kwang Ho kesal dan Sung Shik menjelaskan kalau dia hanya khawatir. Dia bertanya memastikan pada Kwang Ho kalau tidak ada yang curiga kan? Kwang Ho menegur Sung Shik balik, kalau dialah yang harus berhati-hati karena hampir memanggilnya ‘Sunbae-nim’ di depan banyak orang.
“Kita berdua harus berhati-hati semua, Kwang Ho-ya,” ujar Sung Shik banmal. Dan Kwang Ho malah marah dan memukul belakang kepala Sung Shik.
Tae Hee dan Min Ha melihatnya curiga. Kwang Ho langsung pura-pura memijit pundak Sung Shik.
Sung Shik menegaskan pada Kwang Ho untuk hati-hati pada Sun Jae karena dia sangat teliti. Kwang Ho menyuruh Sung Shik untuk bicara banmal padanya. Sung Shik kemudian kesal karena Sun Jae belum datang dan hendak memarahinya nanti. Kwang Ho menegurnya untuk baik-baik pada Sun Jae dan jangan keras pada anggota timnya.
Sung Shik menghela nafas bingung.
Kwang Ho bersama dengan Sun Jae pergi ke tempat kerja Dong Ik. Kwang Ho hendak meletakkan tanganya di pundak Sun Jae tapi Sun Jae menegurnya untuk tidak sok akrab. Kwang Ho sangat kesal tetapi dia merasa kasihan karena mengetahui masa lalu Sun Jae (baca : episode 5 part 2)
Mereka masuk ke ruangan kantor Dong Ik tetapi tidak ada. Karyawan di sana memberitahu kalau Dong Ik sudah meniggal minggu lalu. Mereka berdua kaget mendengar kabar tersebut. Karyawan itu bertanya siapa mereka? Sun Jae menunjukkan kartu identitas Letnan-nya dan bertanya kenapa Dong Ik meninggal? Karyawan memberitahu kalau itu kematian mendadak, tanpa sebab. Dia juga memberitahu kalau hari ini adalah pemakamannya dan kremasi mungkin dilakukan sekarang. Sun Jae segera bertanya lokasinya?
Sun Jae dan Kwang Ho tiba di lokasi pemakaman. Kwang Ho segera keluar dari mobil dan meminta mereka untuk tidak melakukan kremasi. Mereka memperkenalkan diri sebagai polisi.
Sun Jae dan Kwang Ho mulai menginterogasi salah satu keluarga korban. Kwang Ho menunjukkan foto Yeong Joo namun keluarga korban tidak mengenal fototersebut. Sun Jae mulai bertanya mengenai kematian Dong Ik.
Keluarga korban menjelaskan kalau saat itu, di tengah malam, dia mendapat telpon dari Dong Ik tapi yang bicara adalah seorang wanita yang memintanya untuk segera datang. Dan ketika dia pergi ke rumah Dong Ik, dia sudah meninggal. Menurut dokter tidak ada penyebab aneh atas kematiannya.
Keluarga korban juga berkata kalau Dong Ik memberitahu dia memiliki kekasih. Dan dia rasa yang menelponnya adalah kekasih Dong Ik. Dia merasa bersyukur kekasih Dong Ik menelponnya karena dia pasti sangat ketakutan saat menemukan mayat Dong Ik. Tapi, anehnya, ketika dia hendak menghubungi wanita itu kembali, tidak ada nomornya. Lebih anehnya lagi, tidak ada satupun orang yang pernah bertemu dengan kekasih Dong Ik, mulai dari teman sepermainan hingga teman kerja. Dia dulu sempat ingin dipertemukan dengan kekasih Dong Ik tetapi kekasihnya tiba-tiba membatalkan pertemuan karena ada urusan mendadak.
Sun Jae kemudian meminta izin agar diijinkan mengautopsi tubuh Dong Ik. Keluarga korban terkejut dan bertanya apa mungkin Dong Ik dibunuh? Sun Jae menjelaskan kalau mereka baru tahu jika sudah di autopsi. Keluarga korban menangis sedih.
Dimobil, Kwang Ho bertanya-tanya kalau tidak ada satupun orang yang pernah bertemu kekasih Dong Ik jadi mereka tidak bisa tahu apakah Yeong Joo jujur atau tidak. Sung Jae membenarkan, apalagi dihari dia bertemu Yeong Joo, dia meninggal.
Mayat Dong Ik sudah di bawa oleh petugas untuk dilakukan autopsi. Para keluarga menangis melihatnya. Kwang Ho memperhatikan dari dalam mobil dengan prihatin. Sementara Sun Jae menelpon Ketua Sung Shik untuk mencari tahu keberadaan Yeong Joo minggu lalu karena Dong Ik meninggal hari itu. Dia juga memberitahu kalau dia dan Kwang Ho akan langsung ke rumah Cho Dong Ik.
Kwang Ho teringat saat suami korban keempat, ayah Sun Jae, menabur abu istrinya di tengah laut. Saat itu dia memperhatikan dari jauh, dibawah sebuah pohon. Dan saat itu juga, dia bertemu dengan anak korban keempat, Sun Jae kecil.
“Aku ingin tahu apa Ayah dan anak itu baik-baik saja,” gumam Kwang Ho. (dia belum tahu kalau Sun Jae adalah anak itu).
“Apa maksudmu?” tanya Sun Jae.
“Dulu, ada seorang pria yang isterinya dibunuh. Dia datang ke kantor polisi setiap hari sambil menggendong puteranya. Dia selalu bertanya adakah tersangka atau bukti baru. Itu membuaku sedih dan marah pada diriku sendiri. Bajingan sinting itu… aku sungguh ingin menangkapnya.”
“Dia lolos?”
“Ya.”
“Kupikir ini kali pertama kau bekerja di divisi pembunuhan.”
“Kau tidak akan mengerti meski ku jelaskan.”
Di kantor polisi Hwayang,
Ketua Sung Shik menginterogasi posisi Yeong Joo di hari Jumat minggu lalu. Yeong Joo menghela nafas dan memberitahu kalau setelah di pecat, dia hanya diam di rumah. Ketua bertanya apa ada yang bisa mengkonfimasi alibinya itu? Yeong Joo kesal dan bertanya kenapa perlu konfirmasi?
Ketua memerintah Min Ha dan Tae Hee untuk pergi ke rumah Yeong Joo dan periksa kamera CCTV-nya. Yeong Joo terlihat bingung.
Mayat Dong Ik mulai di autopsi dr. Mok.
Kwang Ho dan Sun Jae pergi ke rumah Dong Ik. Mereka mulai memeriksa TKP. Kwang Ho melihat ke sekeliling dan menduga ada seseorang yang buru-buru membersihkan TKP. Dia mulai memerintah Sun Jae untuk memeriksa di sana dan dia akan memeriksa di sini. Sun Jae menurut.
Mereka memeriksa dan tidak menemukan barang wanita. Bahkan laptop korban juga menghilang. Kwang Ho mulai mencari album foto. Sun Jae menyindirnya kalau zaman sekarang tidak ada orang yang menggunakan album foto. Tetapi, Kwang Ho menemukannya.
Dia melihat foto yang ada tetapi tidak ada foto korban bersama kekasihnya. Sun Jae menduga kalau pelaku pasti sangat berhati-hati. Kwang Ho memperhatikan foto lagi dan menduga pasti orang yang memotret akan terpantul di salah satu foto. Dan dia menemukannya.
Kantor Polisi Hwayang,
Kwang Ho memperhatikan foto yang ada pantulan pemotretnya dan membandingkannya dengan Yeong Joo yang berada dalam sel. Tetapi, karena pantulan tidak begitu jelas dia jadi kesulitan.
Sung Shik menghampiri mejanya dan bertanya dari mana dia mendapat foto jadul yang di pegang oleh Kwang Ho. Dia berbicara dengan bahasa banmal. Kwang Ho menatapnya dan berbicara dalam hatinya kalau Sung Shik sudah kelewatan batas.
Ketua Sung Shik mendapat telpon dari Tae Hee mengenai hasil pemeriksaan CCTV. Dan ternyata Dong Ik memang ada ke sana jam 9malam namun pergi setelah 10menit. Sementara Yeong Joo keluar dari apartemen hari sabtu pagi. Tapi, ada pintu belakang di apartemen dan di sana tidak ada CCTV jadi mereka tidak bisa tahu apakah Yeong Joo keluar dari pintu belakang atau tidak. Dia memberitahu Ketua Sung Shik, kalau mereka akan memeriksa blackbox besok pagi. Ketua marah dan menyuruhnya untuk memeriksa sekarang juga. Tae Hee berkata kalau sudah malam sekarang. Ketua kesal dan meyuruhnya pulang saja.
Ketua Sung Shik bertanya kapan laporan autopsi akan keluar pada Sun Jae? Sun Jae memberitahu besok petang tapi dia sudah menandai nomor yang mungkin milik kekasih Cho Dong Ik. (dia memeriksa panggilan telpon Dong Ik). tapi, itu nomor ilegal (tidak terdaftar). Ketua mengerti dan menyuruh mereka untuk pulang dan melanutkan besok.
Kwang Ho pulang dengan di antar oleh Sung Shik. Sun Jae masih bekerja dan melihat album foto yang di ambil Kwang Ho.
Di perjalanan, Kwang Ho melihat Jae Yi yang berjalan sendirian dengan membawa box besar. Dia menyuruh Sung Shik menghentikannya saja disini. Dia mengejar Jae Yi dan memanggilnya namun di abaikan. Dia memanggil sekali lagi dan bertanya tangan Jae Yi yang terluka.
Kwang Ho bertanya apa itu luka karena insiden itu? Seberapa parah? Kau baik-baik saja? Sudah ke rumah sakit? Namun, tidak ada satupun yang di jawab oleh Jae Yi. Jae Yi sibuk membuka pintu rumah dengan membawa box itu.
Kwang Ho membantunya. Dia mengambil box itu dan membawanya masuk ke dalam rumah Jae Yi. Dia bergumam kenapa box itu sangat berat dan membukanya. Dia heran karena ada berkas kasus Jung Ho Young. Kwang Ho menduga kalau Sun Jae pasti meminta bantuan pada Jae Yi.
Jae Yi menduga kalau Kwang Ho pasti juga hendak meminta bantuannya. Apa itu? Kwang Ho memuji Jae Yi yang seperti hantu.
“Um, itu… seseorang tiba-tiba menghilang.”
“Pria atau wanita?”
“Pria. Dia polisi, lalu tiba-tiba menghilang.”
“Kalau begitu, cari tahu dulu bukti-bukti dasar. Toh ada CCTV di seluruh penjuru negeri.”
”Sudah kulakukan. Tapi aku ingin tahu kemana dia dan alasannya tiba-tiba menghilang.”
”Sudah kulakukan. Tapi aku ingin tahu kemana dia dan alasannya tiba-tiba menghilang.”
Jae Yi berkata kalau dia perlu tahu nama orang itu dan usianya baru bisa mencaritahu. Dia bertanya nama orang tersebut. Kwang Ho menjadi gugup dan mengalihkan pembicaraan. Dia melihat perabotan Jae Yi yang sedikit dan tidak ada kompor. Jae Yi mengusirnya keluar.
Keesokan harinya,
Kantor Polisi Hwayang,
Kwang Ho masuk dan heran melihat Sun Jae yang sudah ada disana. Dia bertanya apa Sun Jae semalaman bekerja? Sun Jae memberikan sebuah berkas. Dia memberitahu kalau ada orang lain serupa yang dituntut atas penipuan dan dipecat dari perusahaan. Orang tersebut meninggal 27September2016 karena bunuh diri.
Kwang Ho kaget karena korban ini sampai bunuh diri. Sun Jae memberitahu kalau dia mencari apakah ada kasus lain yang mirip seperti Yeong Jo dan ternyata orang ini juga mengalami hal-hal yang sama. Dia menanggung banyak hutang kartu kredit dan dituntut atas penipuan. Semuanya sama persis. Dan kemungkinan besar, Yang Yeong Joo berkata jujur. Sun Jae kemudian mendapat telpon dari dr. Mok.
Mereka pergi menemui dr. Mok.
“Aku menyadari dokter sebelumnya mengatakan tidak ada penyebab. Aku juga dokter, tapi daripada ‘tidak ada’, lebih tepat ‘tidak diketahui’. “Penyebab Tidak Diketahui” lebih tepat begitu. Zolpidem (obat tidur) dan nikotin (zat kimia, biasanya terkandung pada rokok) ditemukan dalam darahnya. Selama kandungan nikotin dalam darahnya kurang dari 0.17mg, tidak masalah. Kalau 3.7mg sampai 5.8mg ditemukan, jelas fatal. Namun, ada juga kasus kematian akibat 1.4mg nikotin dalam darah. Dari tubuh Cho Dong Ik, terdeteksi 1.95mg. Begitu nikotin masuk tubuhnya, kesulitan bernafas dan jantung berpacu akan terjadi. Kadang sampai serangan jantung,” jelas dr. Mok.
Kwang Ho berkata kalau dia tidak menemukan rokok di rumah Dong Ik, jadi ini pembunuhan kan? dr. Mok membenarkan. Ditambah korban juga tidak punya riwayat perawatan menggunakan Zolpidem.
Kantor kepolisian Hwayang,
Seluruh team sedang melakukan rapat. Ketua Sung Shik mengira kalau ini hanya kasus pencurian identitas biasa namun ternyata lebih rumit. Tae Hee membenarkan. Min Ha memberitahu kalau dia sudah memeriksan black box di parkiran dan menduga bahwa Yeong Joo bukan pelakunya. Ketua menyuruhnya untuk tidak menyimpulkan dulu dan lakukan pemeriksaan medis Yeong Joo atas penggunaan Zolpidem dan periksa apa ada pembelian nikotin atau tidak. Kemudian, arahkan team forensik di rumah Dong Ik. Tae Hee dan Min Ha mengerti dan berangkat. Sementara, Kwang Ho dan Sun Jae akan pergi ke rumah Ko A Ra -korban lain-.
Kwang Ho menggerutu mengenai kasus yang rumit padahal di masalalu cukup beberapa kali telepon sudah terungkap. Sun Jae mendengarnya dan menatapnya curgia. Kwang Ho masih terus bergumam kalau sudah banyak yang berubah selama 30tahun ini.
Sung Shik melihat reaksi Sun Jae. Ketika Sun Jae keluar, dia menegur Kwang Ho agar tidak selalu mengungkit masa lalu. Dia takut Sun Jae akan curiga. Kwang Ho menenangkannya untuk tidak khawatir.
Tags:
TUNNEL