Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 04 – 1
Images : Channel 3
Peat bermain basket dengan penuh emosi, dia
terus menerus melempar bola basket ke arah ring. Katha, Kris dan Chaya yang melihat
dari pinggir lapangan jelas merasa heran dengan Peat yang beberapa hari ini mood nya tidak bagus. Dan jelas membuat
mereka khawatir. Katha mengira kalau Chaya tahu apa yang terjadi, tapi Chaya
ternyata tidak tahu juga.
“Kalau Chaya saja tidak tahu, siapa yang bisa
tahu,” komentar Katha.
--
Kiew pulang bersama dengan Pa. Pa menyarankan
agar Kiew beristirahat, karena dia merasa kalau Kiew kurang tidur dan lelah. Kiew
tidak bisa, setiap kali dia pulang, dia pasti merindukan ibunya dan ketika pergi
ke rumah sakit, dia hanya bisa menjenguk sebentar karena jam besuk yang
terbatas.
“Bagaimana kalau begini? Aku akan menjenguk
ibumu sore ini,” ujar Pa.
Kiew tersenyum dan berterimakasih pada
perhatian Pa. Pa meminta Kiew untuk tidak terlalu sungkan padanya. Dia meminta
Kiew untuk bersemangat agar dapat melawan Peat. Dan dia akan membantu untuk
menghajar Peat.
Pas sekali mereka lewat di samping lapangan
basket dimana Peat sedang bermain. Saat melihat Kiew, Peat langsung melempar
bola basketnya ke pagar pembatas lapangan. Kiew dan Pa jelas kaget, tapi mereka
memilih untuk mengabaikanna. Peat tidak menyerah, dia melempar berkali-kali
agar Kiew merespon tindakannya, tapi Kiew sama sekali tidak peduli.
“Aku tahu apa yang membuat Peat seperti ini,”
komentar Kris. “Ini menarik. Biasanya dia tidak pernah menaruh perhatian pada
siapapun.”
Chaya cemburu mendengar komentar Kris. Dia menghampiri
Peat dan dengan emosi bertanya, apa masalahmu dengan wanita itu?
“Tidak ada.”
“Tapi tindakanmu menujukkan ada.”
“Tinggalkan aku sendiri,” perintah Peat. Dia
kemudian duduk sendirian di pinggir lapangan.
--
Khun Nai menjaga Khun Sa di rumah sakit. Dia
tampak sangat cemas dan bahkan memohon agar Khun Sa segera sadar. Tiba-tiba
saja, jari jemari Khun Sa sedikit bergerak dan kemudian dia membuka matanya. Khun
Nai sangat senang melihat hal itu.
“Kiew!” itu kata pertama yang di ucapkan Khun
Sa saat sadar.
--
Pa sangat kesal dengan kelakukan Peat tadi,
dan dia terus mengomel sepanjang jalan mengenai hal itu. Dia bahkan masih sulit
percaya kalau Kiew tinggal serumah dengan orang seperti Peat. Kiew memberitahu
Pa kalau dia sudah menghindari Peat sejak ibunya masuk rumah sakit.
Kris ternyata mengejar mereka. Dia meminta
waktu untuk bicara pada Kiew. Kiew menolak, tetapi Kris tidak menyerah. Pa yang
jadi kesal dan memarahi Kris yang sudah di bilangin.
“Jika kau mau membicarakan mengenai temanmu
(Peat). Aku tidak mau bicara,” tegas Kiew.
“Bukan. Aku mau bicara mengenai kerjaan. Tapi…
kau punya masalah dengan temanku? Kau dan Peat, masalah apa yang kalian miliki?”
“Aku hanya akan membicarakan kerjaan. Jika
mengenai pria itu, aku tidak mau bicara.”
Kris setuju. Dia hanya akan membicarakan
kerjaan.
--
“Aku mempercayakan putriku padamu juga,” ujar
Khun Sa dengan terbata-bata.
“Kiew adalah putriku. Aku akan menjaganya. Kau
tidak perlu khawatir, okay,” ujar Khun Nai.
“Aku ingin memberitahu putriku… siapa ayahnya.
Tapi, aku takut dia akan marah dan membenciku.”
“Kiew, tidak akan pernah membencimu, Khun Sa. Aku
yang akan memberitahunya. Kau tahu, aku ingin memberitahunya hingga hatiku
serasa sudah mau meledak. Aku ingin bilang kalau ayahnya masih hidup dan dia
berdiri di sini sekarang. Berdiri tepat di sebelahnya,” ujar Khun Nai dengan
berbinar.
“Aku minta maaf.”
“Ini bukan salahmu, Sa. Aku yang salah. Aku orang
yang membuat dosa ini untukmu.”
“Ini… dosa… untuk kita berdua,” tangis Khun Sa
dan kemudian nafasnya menjadi tidak stabil.
Khun Nai jelas panik dan berteriak memanggil
dokter. Suster dan dokter segera datang dan meminta Khun Nai untuk menunggu di
luar. Mereka juga menutup tirai jendela hinggan Khun Nai tidak bisa melihat ke
dalam.
--
Pa dan Kiew mendengar tawaran pekerjaan yang
di tawarkan oleh Kris. Dan Pa langsung menyarankan Kiew untuk menerima pekerjaan
itu karena pekerjaannya menarik dan gajinya juga lumayan. Kiew masih merasa
bimbang karena dia sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan segala hal yang terkait
dengan Peat.
“Peat tidak pergi ke restoranku. Kalian tidak
akan saling bertemu,” ujar Kris langsung.
“Aku tertarik dengan tawaranmu. Tapi aku
merasa tidak nyaman.”
“Karena?”
“Karena…,” belum sempat Kiew menjawab,
ponselnya berbunyi. Dari Khun Nai, dan mendengar apa yang di sampaikan Khun Nai
membuat wajah Kiew langsung memucat.
Pa bertanya apa yang terjadi? Dan Kiew
langsung menjelaskan kalau kondisi ibunya tidak baik dan dia harus segera ke
rumah sakit sekarang. Pa langsung menawarkan diri untuk menemani. Kris yang
mendengar apa yang terjadi pada ibu Kiew, menawarkan diri untuk mengantarkan
mereka.
Peat masih duduk sendirian di pinggir lapangan.
Chaya dan Katha mendekatinya. Pas sekali, Katha melihat Kiew yang tampak
terburu-buru bersama dengan Pa dan Kris. Peat yang seolah mendapat firasat
buruk, langsung pergi mengikuti mereka.
--
Dokter keluar usai memeriksa Khun Sa dan
memberikan kabar buruk. Kondisi Khun Sa mendadak kritis. Kiew baru sampai dan
bertanya bagaimana kondisi ibunya? Khun Nai dengan berat hati memberitahu kalau
dokter meminta mereka untuk menyiapkan diri.
Kiew langsung menangis dan masuk ke kamar
rawat ibunya. Peat juga baru tiba dan melihat hal itu.
“Pembunuh!” umpat Pa begitu melihat Peat.
“Hey, bisa kau jelaskan padaku apa yang
terjadi?” tanya Kris penasaran.
Peat jelas mendengar umpatan Pa, tapi dia diam
saja dan tidak membalas.
“Segalanya terjadi karena temanmu,” beritahu
Pa.
Peat berdiri diam di depan pintu.
Khun Sa dalam kondisi kritis meminta Kiew
untuk tinggal bersama dengan Khun Nai. Kiew jelas menangis dan memohon agar
ibunya tidak meninggalkannya sendirian. Peat tampak bersalah melihat hal tersebut.
“Aku tidak bisa bersamamu lebih lama lagi. Mulai
dari sekarang, paman Nai akan menjaga dan merawatmu, dear. Janji padaku kalau kau akan menyanyangi dan menghormati
pamanmu seperti ayahmu sendiri. Kau harus tinggal dengan paman Nai, dear. Dapatkah kau berjanji?”
Dan dengan menangis Kiew berjanji akan
mengikuti perkataan ibunya. Khun Sa meminta pada Khun Nai untuk menjaga
putrinya, dan Khun Nai menyanggupinya.
“Aku menyanyangimu, putriku,” ujar Khun Sa.
“Aku juga menyanyangi ibu,” tangis Kiew.
“Aku mencintaimu, Sa,” ujar Khun Nai.
Melihat itu, membuat Peat teringat saat ibunya
juga dalam kondisi kritis dan mencari ayahnya, tetapi ayahnya tidak juga tiba. Dan
saat ibunya mengucapkan rasa sayangnya padanya, dan sebelum dia sempat membalasnya,
ibunya sudah pergi untuk selamanya.
Khun Sa dengan di kelilingi oleh orang-orang
yang mencintainya, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Kiew sontak
menangis menjerit di tinggal oleh ibunya. Kris dan Pa melihat dari depan pintu
dengan prihatin. Kiew berbalik dan melihat Peat (mata Peat juga berkaca-kaca,
lho). Peat langsung berbalik pergi, dan Kris mengejarnya. Kiew juga mengejarnya
dan di ikuti oleh Peat.
“Nai Peat! Berhenti!” teriak Kiew. “Ibuku meninggal
karena kau! Jika kau tidak ada, ibuku tidak akan meninggal seperti ini! Ibuku akan
terus hidup dan melihatku wisuda. Ibuku akan melihatku lulus. Dan dia akan
hidup lebih lama dari sekarang. Kau pembunuh! Pembunuh! Pembunuh! Nai Peat,
pembunuh! Kenapa kau seperti ini?!” tangis Kiew dan terus memukuli tubuh Peat.
Peat hanya diam dan menerima semua pukulan
tersebut. Tangannya terangkat, hendak memeluk Kiew. Tapi, dia sadar, dia lah
penyebab tangis Kiew, dan karna itu, dia hanya berdiri diam dan membiarkan Kiew
terus memukulinya. Rasa bersalah merayapi hatinya.
Dan setelah pukulan Kiew terhenti. Peat dengan
menahan air matanya, pergi dari sana. Pa langsung menghampiri Kiew dan memeluknya.
Khun Nai menatap wajah Khun Sa terakhir
kalinya dan teringat semua kenangan manis mereka. Dia mencium kening Khun Sa
dengan penuh kasih.
--
Peat pergi ke patung Malaikat (sepertinya itu
adalah kuburan ibunya Peat). Dia meluapkan perasaannya di sana.
“Aku tidak bermaksud. Ibu, kau mengerti aku
kan?” ujar Peat dengan jujur.
Dia menyesali yang terjadi pada Khun Sa.
Tags:
Pink Sin
masa kies sama peat seayah?? OMG :'(
ReplyDeletekiew
DeleteAku ngerasa mungkin peat bukan anak khun nai
DeleteInget waktu pembantunya bilang kalau khun nai dulu tidak sekamar dengan ibu peat
Mksih sinopx mbak.... Mbak kalau mau download lakorn yg sub indo di mana ya??? Maksih mbak
ReplyDeleteMksh sinopsisnya...lanjut terus sampai terakhir.
ReplyDeleteKalo bisa tiap hari update.
Trims kakak
ReplyDeleteAhir nya hari ini datang juga...makasih zaa sll sehat...
ReplyDeleteDuuuhh nunggunya lamaaaa... akhirnya lanjut jgak... Makasih ya min...semangaat jng lama2 lnjutannya
ReplyDeleteMau nanya min, dimana download drama ini?
ReplyDeletekak jangan lama2 lanjutnya.
ReplyDeleteKlo mau liat film nya yg sub indo dimana yak. Please yg tau infonya
ReplyDelete