Khun
Chai Puttipat (2013) Episode 2 - Part 1
Network
: Channel 3
Dirumah
sakit. Tiga orang perawat sedang memainkan permainan Miss Kecantikan, dan
melihat itu Chai Pat langsung mengomentari mereka, sudah bagus bisa menjadi
perawat, tapi mereka malah ingin menjadi Miss Kecantikan.
“Miss
Kencantikan bisa berpakaian cantik, mendapat banyak uang, dan populer di kota,”
jelas si Perawat.
“Wanita
yang mengenakan pakaian terbuka, menunjukan tubuh mereka untuk mendapatkan
penonton, dan kritik. Apa bagus nya?” balas Chai Pat dengan serius.
Yodsawin dengan segera langsung menengahi mereka dan menyuruh
para perawat itu untuk kembali bekerja. Kemudian dia menasehati Chai Pat agar
tidak terlalu pesimis begitu, karena banyak kota yang mengadakan kontes ini,
dan ini hal yang menarik di dunia.
“Yodsawin. Pikirkan tentang pakaian yang kamu kenakan sebelum
kamu bicara,” kata Chai Pat dengan serius. Menurutnya tugas seorang perawat
adalah untuk menyelamatkan nyawa pasien dan merawat mereka. Dan Perawat lebih
berguna daripada Miss Kecantikan.
Marathee bertepuk tangan, dan mengatakan bahwa dia setuju
dengan Chai Pat. Lalu dengan sikap berlagak baik, dia menasehati para perawat
yang lain bahwa apa yang Chai Pat katakan benar, pekerjaan perawat lebih baik
daripada Kontes Miss Kecantikan.
Kemudian sambil memegang tangan Chai Pat. Marathee memuji
dirinya sendiri, dia mengatakan bahwa seorang perawat seputih malaikat yang
bekerja dengan seorang dokter adalah pasangan yang cocok. “Benarkan, P’ Chai
Pat?”
Chai Pat melepaskan tangan Marathee yang memegangnya, lalu
tanpa menjawab, Chai Pat berjalan pergi. Dan Yodsawin pun mendekati Marathee,
“Seputih malaikat?” sindirnya sambil tersenyum.
Keempat saudara Chai Pat, mereka mengintip Chai Pat yang
sedang sangat serius sekali bekerja diruang membaca. Dan kemudian sebagai alasan
untuk bisa masuk ke dalam, Chai Ruj membawa kan teh untuk Chai Pat.
Lalu setelah itu, Chai Pee masuk ke dalam dan mengajak Chai
Ruj berbicara. “P’Chai Ruj! P’Chai Ruj! Sabtu depan, bisakah kamu menemanin ku
untuk melihat Kontes Kecantikan?”
“Sabtu depan kah, Chai Pee?” tanya Chai Ruj sambil melirik ke
arah Chai Pat yang masih fokus bekerja. “Aku… aku tidak bisa pergi. Aku.. aku
punya janji dengan Rasa,” jawab Chai Ruj dengan nada keras, sengaja agar Chai
Pat dengar.
Namun walaupun Chai Ruj dan Chai Pee telah sengaja berbicara
dengan keras, tapi Chai Pat tetap sibuk mengerjakan tugasnya. Dan mereka berdua
pun kehabisan akal harus gimana lagi. Lalu Chai Pee pun menjentikan jarinya
sebagai tanda agar yang lain masuk.
Chai Yai yang menyadari itu masuk dan ikut mengobrol bersama
mereka. Dengan sengaja, Chai Pee bertanya dengan nada keras kepada Chai Yai,
apa bisa sabtu depan Chai Yai menemanin nya untuk melihat acara Kontes Miss
Kecantikan, karena dia tidak ingin pergi sendirian.
Dan dengan gugup, Chai Yai terbatuk kecil, lalu sambil
melirik ke arah Chai Pat, Chai Pee memberikan tanda agar Chai Yai segera
menjawab.
“Aku… aku sibuk. Aku punya janji. Mengapa kamu tidak mengajak
Chai Lek?” jawab Chai Yai sambil membaca jawaban yang telah tertulis di
tangannya.
Chai Lek pun masuk dan berkata dengan keras bahwa dia ingin
pergi, dia ingin pergi, tapi sayang nya tidak bisa. “Aku dengar disana banyak
gadis cantik. Tapi aku… harus… pergi ke kota sebelah Kamis ini. Oh, sayangnya!”
kata Chai Lek sambil melirik ke arah Chai Pat.
Tapi Chai Pat sama sekali tidak tampak tertarik atau bereaksi
mendengar pembicaraan mereka. Sehingga mereka pun menjadi kebingungan. Lalu
secara persamaan mereka mengatakan dengan sangat keras.
“Mengapa kamu tidak mengajak Chai Pat?!!”
“Oh. Itu benar!!” kata Chai Pee dengan semangat.
Chai Pee lalu mendekati meja Chai Pat. Dia mengajak Chai Pat
untuk tolong pergi bersama nya. Dan sebelum Chai Pat sempat menolak, Chai Pee
langsung menjelaskan bahwa dia tahu kalau Chai Pat free sabtu ini, jadi Chai
Pat harus menemaninnya. Kecuali jika Chai Pat tidak merasa kasihan padanya.
“Aku tidak punya siapapun. Aku merasa seperti aku sendirian
di dunia ini,” kata Chai Pee dengan wajah yang dibuat tampak memelas.
“Maaf, Chai Pee. Pergi dan ajak teman mu saja. Aku tidak
tertarik kontes semacam in,” balas Chai Pat.
“Kamu kejam. P’Chai Pat begitu kejam! Aku punya saudara tapi
aku merasa seperti tidak punya saudara. Aku benar- benar merasa kecewa padamu!
Kita saudara, tapi itu tidak artinya untuk mu? Apa aku perlu meminta temanku?
Dikatakan bahwa darah lebih kental daripada air!” kata Chai Pee dengan suara
besar. Dia sengaja mengeluh dan mengambek, agar Chai Pat mau ikut dengan nya.
“Tunggu! Apa kamu baik- baik saja, Chai Pee? Ini bukanlah
masalah besar,” balas Chai Pat. Tetap tidak mau ikut.
Chai Pee lalu memberikan kode dengan matanya kepada ketiga
saudaranya. Dan menyadari itu, Chai Yai berdiri. “Chai Pee. Aku pikir Chai Pat
memikirkan perasaan Marathee,” kata Chai Yai menasehati Chai Pee sambil
memandang ke arah Chai Pat.
“Itu benar. Seorang dokter dijodohkan dengan seorang perawat.
Kamu tidak di perbolehkan melihat wanita lain, kan?” tambah Chai Ruj yang ikut
berpura- pura setuju dengan Chai Pat.
“Oh. Itu benar. P’Chai Pat takut Marathee akan marah. Mereka
saling mencintai” tambah Chai Lek juga.
Cara itu berhasil. Chai Pat menyangkal dengan keras. Dia
bukanlah tunangan Marathee. Dia tidak mencintai ataupun memiliki perasaan untuk
Marathee. Dan Chai Pee menanyakan, kalau begitu, kenapa Chai Pat tidak berani
ikut melihat Kontes Kencantikan bersama dengannya.
“Mengapa aku tidak bisa melakukan itu? Okay. Aku akan ikut
denganmu!! Puas?” kata Chai Pat yang terpancing dengan akting mereka semua.
“PUAS !! YAY !!!” teriak mereka berempat secara bersamaan,
lalu mereka segera keluar dari ruangan membaca itu. Sementara itu, Chai Pat
menjadi kebingungan sendiri.
Diberanda. Keaw memikirkan tentang Ayahnya, dan tentang uang
celengan yang telah dikumpulkannya, serta tentang tawaran Guru Boot agar dia
mengikuti Kontes Kecantikan itu. Sehingga dengan begitu, dia bisa membawa Ayah
nya ke Bangkok.
Ayah datang dan memanggil Keaw. Dia mengatakan bila Keaw
tidak mau, maka jangan lakukan itu. Dan Keaw menlap air matanya, lalu berbalik
menghadap Ayah nya.
“Aku tidak bisa seperti itu, yah. Aku telah berjanji kepada
Guru Boot. Dan Guru Boot telah memberitahu temannya untuk menjagaku,” jelas
Keaw.
“Tapi kamu tidak perlu memaksa dirimu sendiri. Dan kamu harus
mengenakan pakaian yang terbuka,” balas Ayah.
“Tapi aku memerlukan uang.”
“Aku memberikanmu kesulitan.”
Keaw mendekati Ayah dan menjelaskan bahwa dia tidak merasa
kesulitan, karena dia bisa pergi ke Bangkok serta mengenakan pakaian yang
cantik, jadi itu pasti akan menyenangkan. Tapi Ayah merasa khawatir.
“Ayah, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Ingorn adalah
pemilik dari Ingorn Tailor Shop. Dia yang akan mengurus segalanya untukku.
Contohnya, akomodasi, makanan, pakaian, dan dia akan mengajarkan ku banyak hal,”
jelas Keaw.
“Dia akan membantu mu, tapi apa dia tidak menginginkan
apapun?” tanya Ayah.
“Tidak, yah. Aku akan membantu dia. Tidak peduli apa yang
diperintahkannya, aku akan melakukan segalanya. Jika aku meraih juara satu, aku
akan memberitahu orang bahwa aku mengenakan pakaian dari tokonya. Jadi orang
akan berbelanja ditokonya,” jelas Keaw.
Ayah ragu apa Ingorn bisa dipercayai. Dan dengan yakin, Keaw
mengatakan bisa, karena Ingorn adalah teman baik dari Guru Boot. Tapi Ayah
tetap saja ragu, karena menurutnya walau situasi mereka sedang buruk, tapi ini
bukan caranya.
“Ayah. Aku tidak bisa menyerah. Aku akan melakukan yang
terbaik. Aku akan mencoba untuk meraih peringkat pertama. Jadi, kamu akan bisa
di operasi dan sakit di kepala mu akan menghilang,” jelas Keaw. Lalu dia
menyadarkan kepalanya di bahu Ayah.
Keesokan harinya. Keaw berangkat ke kota Bangkok. Dia menaiki
kereta, lalu menaiki bus, dan becak. Dia mengikuti semua petunjuk yang tertulis
di kertas yang dimilki nya. Dan sesampainya dia didepan rumah Ingorn, karena
perjalanan yang sangat panjang, Keaw tiba- tiba merasa pusing dan pingsan.
Didalam rumah. Saat Keaw mulai sedikit tersadar, dia melihat
banyak wanita yang mengelilinginnya. Dua orang wanita memuji diri Keaw, mereka
mengatakan bahwa Keaw memiliki mata cantik serta kulit yang indah. Sementara
seorang wanita yang lain, dia menghina Keaw, dia mengatakan bahwa Keaw
merupakan gadis penyakitan, jadi tidak layak untuk berjalan diatas panggung
Kontes.
“Apa kamu baik- baik saja? Apa kamu lapar? Minumlah dulu ya,”
kata seorang wanita penjaga rumah yang membuka kan pintu
gerbang untuk Keaw tadi.
Keaw bangkit dan duduk, lalu dia meminum air yang diberikan
kepadanya. Dan tepat disaat itu, Ingorn pulang.
Ingorn begitu senang saat melihat Keaw, tapi saat melihat
betapa pucatnya Keaw, dia langsung menanyakan apa Keaw sedang sakit. “Jangan
sakit. Hanya ada sisa beberapa hari lagi. Jangan sakit ya! Jangan sampai
terluka!
Jika tidak, Ingorn Tailor Shop ku akan terkena masalah besar,” kata Ingorn
dengan cemas.
“Aku baik- baik saja. Cuma mabuk
kendaraan saja,” kata Keaw dengan lemas.
Wanita yang menghina tadi, dia kembali
menghina Keaw ketika mengetahui bahwa Keaw mabuk kendaraan. Dan wanita si
penjaga rumah menanyakan, apa Keaw begitu karena lapar. Lalu sambil memegang
perutnya, Keaw membenarkan bahwa dia belum ada makan sejak tadi pagi.
Sambil berjalan, Marathee terus
mengandeng tangan Chai Pat. Dan karena merasa tidak nyaman, Chai Pat pun
melepaskan tangan Marathee yang memegangnya. Kemudian Chai Pat menasehati
Marathee bahwa sebagai orang yang digaji untuk melayanin, Marathee harus
memiliki kontrol diri dan sikap yang baik. Dan Yodsawin tertawa mendengar itu.
“P’Chai Pat. Kamu bagus dalam mengomel
ya. Kamu terlihat seperti Pria tua,” kata Marathee sambil tersenyum manja.
“Aku mengajarimu. Karena aku ingin kamu
menjadi orang yang baik dan orang lain menghormati kamu,” balas Chai Pat dengan
serius.
“Aku suka mendengar omelan mu. Aku tidak
capek sama sekali. Oh ya, P’Chai Pat, ini kan sudah siang, bisakah aku
menumpang mobilmu? Tolong antarkan aku ke tempat Taewaporm. Ayahku bilang dia
punya sesuatu yang ingin di konsul kan dengan mu,” kata Marathee sambil
memegang tangan Chai Pat.
“Aku akan menelpon dia. Aku tidak bisa
mengantar mu hari ini. Maaf. Aku buru- buru,” balas Chai Pat, kemudian dia
melepaskan tangan Marathee dan berjalan pergi.
Setelah Chai Pat pergi. Marathee
menanyai dengan sinis, mengapa Yodsawin tertawa. Dan Yodsawin beralasan bahwa dia melihat kupu- kupu terbang tadi, jadi
dia tertawa. Lalu dengan kebingungan, Marathee bertanya apa lucunya.
“Biasanya kupu- kupu akan melarikan
diri, jika kita mengejar mereka. Tapi jika kita berdiam diri, maka kupu- kupu
yang akan datang ke kita dengan sendirinya. Itu begitu lucu!” jelas Yodsawin sambil tersenyum, lalu pergi.
Marathee mengikuti Yodsawin dan membalas perkataan Yodsawin tadi padanya. “Kupu- kupu tidak akan
bisa melarikan diri dari kita. Jika kita menguncinya di bingkai,” kata
Marathee.
“Tapi itu adalah kupu- kupu mati,” balas
Yodsawin.
“Aku tidak peduli, jika kupu- kupunya
mati! Aku hanya ingin menjadi pemiliknya.”
“Jadi, kamu tidak mencintai kupu- kupu
itu. Jika kamu mencintainya, kamu akan membiarkan kupu-kupu itu hidup dan
lepas. Tapi kamu malah ingin membunuh kupu- kupu itu.”
Marathee menjadi kesal. Dan dengan
tenang Yodsawin menjelaskan bahwa dia mencintai alam, jadi peraturan yang
menentang hukum alam, itu tidak cantik. Tapi Marathee tetap pada pendiriannya,
dia tidak peduli, asalkan dia tetap cantik dan mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dan Yodsawin tersenyum mendengar itu.
Keaw melakukan pengukuran tubuh,
pemeriksaan gigi, tangan serta kaki, kuku, dan rambut. Dan semuanya sangat
sempurna. Mengetahui itu, Ingorn tersenyum puas.
Malam hari. Ingorn menyuruh agar Keaw
tidur bersama dengan wanita yang menghina tadi (Wanita itu adalah anak Ingorn,
namanyan Nun).
“Apa kamu ingin gadis kampungan ini
tinggal denganku?” teriak Nun, menolak.
“Nun. Kamu punya tempat tidur besar.
Keaw akan tinggal dengan kita selama beberapa hari,” balas Ingorn. Tapi Nun
tetap tidak mau membiarkan Keaw tinggal sekamar dengannya.
Nun mengatakan mengapa Ingorn tidak
menyuruh Keaw tidur di kamar Mali (penjaga rumah). Dan Ingorn memarahi Nun,
karena Keaw akan mengikuti Kontes kecantikan menwakili toko mereka, jadi mana
mungkin Keaw tidur dikamar pelayan. Tapi Nun tidak peduli.
“Khun Ingorn. Aku bisa tidur dimanapun.
Aku sudah senang, aku bisa punya tempat tinggal. Kamu juga bisa meminta ku
melakukan pekerjaan rumah. Aku ingin membantu mu,” jelas Keaw menengahi mereka.
“Benarkah? Itu bagus. Pergi dan setrika
kan bajuku,” balas Nun dengan senang.
Ingorn langsung memarahi Nun, dan
menjelaskan kepada Keaw bahwa Keaw tidak boleh melakukan itu, karena sekarang
Keaw adalah tamu di rumah ini. Jadi Keaw tidak perlu melakukan apapun. Yang
perlu Keaw lakukan adalah mengikuti Kontes Kencantikan itu.
“Nun!! Bawa Keaw ke kamar. Jangan keras
kepala. Lakukan apa yang ku katakan,” kata Ingorn dengan tegas. Dan Nun
memandang Keaw dengan marah. Sementara Keaw sendiri, dia tampak tidak enak hati
karena telah menyusahkan.
Tags:
Khun Chai Puttipat
lanjut
ReplyDelete