Pagi hari. Wat memeriksa Pol. Kemudian setelah itu,
Pol menanyakan apa Nuth ada memberikan banyak tekanan kepada Wat. Dan Wat
membalas bahwa itu hal yang wajar untuk dilakukan keluarga pasien. Tapi
ternyata yang Pol bahas bukanlah tentang penyakitnya, melainkan tentang hutang
Wat.
“Sekarang kamu dan Khun Saoworos pasti sangat
stress,” kata Pol.
“Khun Atapon, mari jangan membicarakan tentang
ini….”
“Dokter. Hanya karena aku tidur disini, bukan
berarti aku tidak tahu apapun. Sebenarnya, Khun Wunrop, ayahmu, dan aku saling
mengenal dengan baik. Jika Khun Wunrop disini, kemudian segalanya tidak akan menjadi
seperti ini. Tapi dokter, jangan khawatir. Tentang hutang itu, aku akan mencari
cara untuk bicara kepada Nuth.”
“Tidak apa. Aku telah berjanji pada putrimu bahwa
aku akan mencari cara untuk mengembalikan uang itu. Aku harus menjaga janji
itu,” jelas Wat, menolak niat baik Pol. Lalu dia permisi, dan keluar dari
ruangan.
Melihat sikap serta mendengar perkataan Wat yang
penuh tanggung jawab menepati janjinya, Pol tersenyum.
Prapa menemui Wat dan memberikan surat perjanjian
hutang baru yang telah dipersiapkan oleh Nuth. Tapi Wat tidak mau menanda
tanganin surat tersebut dulu, karena dia ingin membaca nya terlebih dahulu.
Dan tanpa bisa perbuat apapun, maka Prapa
membiarkannya. Lalu dia kembali ke kantor dan melaporkan hal itu kepada Nuth.
Beberapa orang pria menerobos masuk ke dalam rumah
Wat, dan Chamhua yang membuka pintu berusaha untuk menghentikan mereka.
Sementara didalam rumah. Saoworos sedang sibuk
melihat perhiasan- perhiasan indah miliknya. Dan Jan mengomentari, bahwa jika
Penagih hutang tahu bahwa Saoworos masih memiliki perhiasan, maka mereka pasti
tidak akan senang. Tapi Saoworos tidak peduli, menurutnya mereka tidak akan
tahu. Dan Jan pun membenarkan.
Tepat disaat itu para pria yang menerobos masuk ke
dalam rumah itu. Mereka melihat ke seluruh isi didalam rumah, dan memotret
segala benda yang tampaknya berharga. Dan Saoworos pun berteriak menanyakan
siapa mereka.
“Saya adalah perwakilan dari CASA Studio. Saya berwewenang
untuk datang menilai harga rumah dan menilai semua asset yang berataskan nama
kamu sebagai penjamin. Tolong kerja sama,” jelas Seorang pria yang merupakan
ketuanya.
Di dekat kolam renang. Jan menyerang seorang pria
yang ingin memotret rumah majikannya. Di dekat tangga naik ke lantai dua.
Chamhua menyerang seorang pria yang lain. Sementara Saoworos juga sama, dia
menyerang ketua yang mengambil perhiasannya untuk di potret.
Situasi menjadi sangat kacau. Mereka bertiga
menyerang para pria tersebut dengan sangat ganas, Chamhua saja sambil jatuh ke
dalam kolam bersama si Pria, karena dia mengigit telinga si Pria dengan kuat,
sehingga si Pria berusaha melawan dan tanpa sengaja karena itu mereka berdua
jatuh ke kolam renang bersama.
Sementara Saoworos, setelah menyerang si Ketua. Dia
malah tanpa sengaja tersandung kakinya sendiri. Sehingga kepalanya terantuk
pegangan tangga dan berdarah. Lalu dengan segera Jan menelpon Wat.
Setelah semua pria itu pergi dari rumahnya. Saoworos
menghubungin Nun dan marah, dia mengatakan bahwa anaknya telah setuju untuk
mengembalikan uang itu, jadi mengapa Nun masih mengirim orang ke rumahnya.
“Apa sih? Aku tidak tahu apapun,” kata Nun dengan
bingung.
“Jangan berpura- pura. Jika aku terkena masalah,
maka kamu lah orang yang menyebabkannya! Ingat itu!” balas Saoworos dengan
marah.
Tepat disaat Saoworos mematikan panggilan
telponnya. Nuth menelpon. Jadi Nun pun mengangkatnya.
Dikantor. Nuth menjelaskan bahwa Nun harus
bertanggung jawab juga dalam mengurus masalah hutang tersebut, karena tidak
benar baginya untuk mengurus ini sendirian, ketika Nun lah yang telah
meminjamkan itu kepada Saoworos. Dan dengan segala alasan, Nun mengatakan bahwa
dia berpikir Nuth sangat bagus dalam menanganin ini, jadi dia membiarkannya.
Nuth setuju untuk menanganin ini, tapi Nun tidak
boleh mengeluh nantinya. Dan Nun pun bertanya, apa cara yang Nuth gunakan. Nuth
lalu menjelaskan bahwa dia telah menyuruh irang untuk menilai asset milik Saoworos,
dan jika seluruhnya tidak mencapai 60 juta, maka Nun lah yang harus membayar
sisanya.
Tentu saja, Nun langsung marah dan tidak terima.
Tapi Nuth tidak peduli, dia mengancam Nun dengan mengatakan bahwa jika nantinya
kasus ini dia bawa ke pengadilan, maka disaat itu, tidak akan ada pembicaraan
baik- baik nantinya.
Wat datang ke CASA Studio. Dengan langkah cepat dia
berjalan masuk dan menuju ke arah kantor Nuth, dan melihat itu Prapa langsung
memanggil Wat dan menanyakan apa Wat telah berubah pikiran untuk menanda
tanganin kontraknya sekarang.
Tapi Wat mengabaikan itu, dan menanyakan dengan
tegas dimana Nuth berada sekarang. Dan dengan polos, Prapa menjawab bahwa Nuth
sedang berada di dalam kantor.
“Apa yang kamu ingin aku lakukan?” tanya Nun.
“Jika kamu tidak mau membayarnya sendiri. Kamu
harus membantu ku, mengumpulkan uang kiita kembali,” tegas Nuth.
Nuth berjalan mendekati Nun dan mengatakan bahwa
pengacara nya telah menyarankan untuk menuntut Saoworos, tapi karena dia tidak
ingin Nun terlibat nantinya, maka dia tidak melakukan itu. Karena bagaimana pun
mereka adalah keluarga.
Mendengar itu, Nun merasa kesal. “Kamu sebut ini,
berbicara baik- baik? Aku pikir ini disebut kamu mengacam ku,” kata Nun dengan keras.
“Aku tidak ingin kamu berpikir begitu. Aku hanya
melakukan pekerjaanku. Kamu hanya punya 2 pilihan. Jika kamu tidak menolongku,
maka kamu harus menyetujui langkah ku selanjutnya,” balas Nuth. Dengan tajam,
mereka berdua saling bertatapan.
Didepan pintu kantor. Prapa merentangkan tangannya,
dia berusaha menghentikan Wat, karena dia perlu meminta izin kepada Nuth dulu.
Dan tepat disaat itu, terdengar pembicaraan antara Nun dan Nuth yang sedang
berada didalam ruangan.
“Aku Tante mu. Hormati aku. Jangan sombong,” kata
Nun sambil memukul meja.
“Aku mencoba melakukan yang terbaik. Aku harap kamu
mengerti itu,” balas Nuth dengan berani sambil menatap Nun.
Dengan kesal, Nun pun membuka pintu untuk pergi.
Dan dengan gugup, Prapa langsung mengatakan bahwa dia tidak mendengar apapun.
Lalu Wat memanfaatkan kesempatan itu untuk bisa masuk ke dalam.
Wat masuk ke dalam ruangan. Dan mengunci pintu.
Sehingga Prapa tidak bisa masuk dan menahan nya.
Wat mengajak Nuth untuk berbicara. Dia mendekati
Nuth dan menanyakan apa hak Nuth untuk mengirimkan orang ke rumahnya, jika
sesuatu terjadi kepada Ibu nya, maka dia tidak akan melepaskan Nuth dengan
mudah.
“Ini hak ku sebagi kreditur. Sejak debitur ku
terlalu sibuk bersenang- senang dengan wanita. Dan dia mengabaikan tanggung
jawabnya,” kata Nuth dengan tajam.
“Aku tidak ada bersenang- senang dengan wanita,”
balas Wat.
Nuth tidak peduli, dia menyilangkan tangannya dan
memaling kan wajah. Dan Wat pun berusaha untuk menjelaskan, dia mengatakan
bahwa sebagai seorang kreditur bukan berarti Nuth bisa melakukan apapun kepada
debitur.
“Karena kamu menolak untuk menanda tanganin kontrak
yang aku kirim. Itu berarti, kamu tidak mau bertanggung jawab,” kata Nuth.
“Siapa yang bilang begitu? Aku hanya mau membaca
nya dulu. Kamu tidak mempercayaiku. Dan aku tidak mempercayaimu juga. Aku perlu
memastikan bahwa kontrak itu tidak menempatkan ku dalam situasi tidak
menguntungkan. Sebagai debitur, aku punya hak juga,” jelas Wat.
Nuth mengizinkan Wat yang ingin membaca kontrak
tersebut dulu, namun dia ingin Wat membaca dan menanda tanganin nya sekarang
juga. Dan karena Wat tidak membawa kontrak itu, maka Nuth mengambil kan kontrak
yang baru.
Chaya berjalan menuju ke kantor Nuth, dan melihat
itu Prapa langsung memberitahu agar Chaya cepat- cepat bergegas. Dan kemudian
dua orang satpam datang membawakan kunci cadangan, dan mereka mengikuti Chaya.
“Nama Ibuku atau Ibuku. Aku pasti akan
mengembalikan uang mu,” balas Wat.
“Tapi Ibu mu tidak punya pekerjaan. Rumahnya tidak
berharga banyak. Aku ingin keamanan yang lebih baik. Jika kamu memang berniat
untuk mengembalikan uangku, maka harusnya tidak ada masalah. Aku memberimu
waktu tiga tahun. Kamu harusnya bisa,” jelas Nuth.
Wat menanyakan apa yang akan Nuth lakukan jika dia
menolak, dan Nuth menjelaskan bahwa dia akan menyatakan Wat bangkrut dan
mengambil milik Wat. Seperti pulau Koh Rok, yang walaupun tidak lebih dari 60
juta nilainya, tapi punya kesempatan yang lumayan.
“Jangan sentuh pulau ku,” kata Wat.
“Mengapa? Apa itu hartamu yang berharga? Jika kamu
ingin membayar ku kembali, kamu harus menjualnya,” balas Nuth.
“Aku akan menggunakan caraku sendiri untuk mencari
uang. Kamu berdarah dingin.”
“Aku harus melakukan apa yang harus aku lakukan.
Sama dengan kamu.”
Nuth menaruh pena diatas meja, dan menanyakan
dengan tegas apa Wat akan menanda tanganin nya atau tidak. Dan dengan terpaksa,
maka Wat pun menanda tanganinnya.
Tepat disaat itu, Chaya masuk. Dengan khawatir,
Chaya memegang bahu Nuth dan menyuruh satpam untuk membawa Wat keluar.
“Tidak perlu, Chaya,” kata Nuth sambil tersenyum
dan menatap tajam kepada Wat. Dan sadar diri, Wat pun keluar sendiri.
Chaya memanggil Wat. Dia memperingati Wat untuk
tidak menyentuh Nuth seujung jari pun, dan jika sesuatu yang buruk terjadi
kepada Nuth, maka dia akan membalas Wat duluan. Dan Wat pun membalas bahwa
Chaya tidak perlu khawatir.
“Bagus jika itu benar. Jangan biarkan aku melihat
kamu mengganggu Nuth lagi,” kata Chaya dengan nada keras. Lalu pergi.
Sepulangnya Wat kerumah, Saoworos langsung menangis
dan menceritakan segala yang terjadi. Dan sambil memegang tangan Ibunya, Wat
meminta Ibunya untuk beristirahat saja dulu.
“Itu semua karena aku kan. Aku membuat mu kesulitan
seperti ini,” kata Saoworos sambil menangis.
“Aku tidak apa, mom. Aku hanya perlu bekerja lebih
lagi,” balas Wat.
“Bekerja lebih? Apa itu cukup? Hiks. Hiks. Jika aku
tahu ini, aku tidak akan mengambil uang dari orang- orang itu. Aku membuat
karma yang buruk untukmu! Aku Ibu yang buruk!”
Mendengar itu, Jan serta Chamhua berpendapat bahwa
jika Saoworos punya uang, maka Saoworos juga tidak akan mungkin membayar kan
hutangnya itu. Karena semua yang Saoworos lakukan adalah masuk ke dalam kasino.
Dan mereka berdua merasa kasihan kepada Wat yang memiliki Ibu seorang drama
queen.
“Wat. Bagaimana jika kamu tidak bisa membayar
mereka…” kata Saoworos dengan ragu.
“Aku bisa, Mom. Bagaimanapun aku akan menemukan
cara untuk membayar wanita itu sesegera mungkin,” kata Wat dengan yakin.
Saoworos datang menemui Soam dan memperkenalkan
dirinya sebagai Ibu dari Wat.
Sesampainya dirumah. Wat melihat sebuah mobil tidak dikenal terpakir di depan rumahnya. Dan saat melihat Chamhua, maka dia pun bertanya mobil siapa ini, dan Chamhua menjelaskan bahwa itu adalah mobil pacar Wat sambil tersenyum.
Diruang makan. Soam membantu Ibu Wat dalam menata
makanan diatas meja. Dan dengan mulut manisnya, Saoworos terus memuji- muji
Soam, sehingga Soam merasa senang. Lalu mereka berdua saling tertawa.
Wat masuk. Dan ketika melihat nya, Soam langsung menyapa Wat dengan manis. Tapi Wat mengabaikan itu dan bertanya dengan serius, mengapa Soam bisa ada disini. Dan kepada Saoworos, dia menanyakan apa yang sedang Ibunya lakukan.
Saoworos berbohong, dia menjawab bahwa dia tidak
sengaja bertemu Soam. Dan Soam membenarkan itu, dan mengatakan bahwa dia sangat
senang bisa bertemu dengan Ibu Wat.
Wat lalu menarik tangan Soam untuk mengikutinya ke
luar. Lalu setelah itu, Wat melepaskan tangan Soam dan menanyakan apa Ibunya
yang datang mengganggu Soam. Dan Soam langsung menjawab tidak, malahan Ibu Wat
membuatnya sangat senang sekali, karena Ibu Wat memberitahu bahwa kini Wat
sedang benar- benar single serta Wat tidak pernah membawa wanita manapun pulang
ke rumah. Jadi dia adalah yang pertama.
“Aku tidak membawamu. Kamu datang dengan Ibuku,”
kata Wat, membenarkan kata- kata Soam. Tapi Soam membalas bahwa menurutnya itu
hal yang sama saja.
“Dari sekarang, aku akan sering datang kerumah mu.
Jadi Ibumu dan aku bisa bertambah dekat. Dan barusan dia juga bilang bahwa
mimpimu adalah untuk membuka klinik di pulau. Aku pikir ini proyek yang sangat
menarik. Apa kamu ingin aku membantumu?” kata Soam.
Wat menolak tawaran baik dari Soam. Dan dengan
manja, Soam memegang tangan Wat serta mengatakan bahwa dia telah membuka
hatinya untuk Wat, jadi Wat juga harusnya segera membuka hati untuknya. Dan Wat
pun diam, tidak menjawab.
“Jika kamu belum siap, maka kita bisa menjadi teman
dulu,” kata Soam. Lalu sebelum Wat bisa menjawab, Soam menaruh jari telunjuknya
dibibir Wat.
Saoworos yang melihat itu dari jauh, tersenyum
senang.
Setelah Soam pulang. Wat yang masih cemberut
menjelaskan kepada Saoworos bahwa dia dan Soam tidak sedang menjalin hubungan,
jadi selanjutnya Ibu tidak boleh menganggu Soam lagi. Dan Saoworos membalas
bahwa dia menyukai Soam, karena Soam sangat cantik dan sikap yang manis.
“Jangan lepaskan perempuan seperti ini, ya,” kata Saoworos.
“Mom.”
“Wat. Aku bicara jujur. Aku ingin kamu memiliki
seseorang yang bisa menjagamu. Dan jika orang itu adalah Soam, maka aku bisa
mati tenang,” jelas Saoworos memohon. Sehingga Wat tidak bisa mengatakan
apapun. Dan hannya bisa menghela nafas, lelah.
Sesampainya dirumah bersama dengan Nuth. Chaya berjalan melalu taman, dan ternyata disana Ibunya telah menunggu. Dengan serius, Ibu meminta Chaya untuk mengobrol dengannya, tapi Chaya menolak dengan alasan lelah.
Ibu mengingatkan bahwa apapun yang Chaya kini
lakukan, Chaya harus menghentikannya.
Keesokan harinya. Semua berkumpul diruang rapat.
Chaya serta Nuth. Dan keempat Tante Nuth. Lalu setelah semua hadir, Prapa
menyalakan video dari Pol.
Pol menjelaskan karena penyakitnya ini, seseorang
harus mengambil alih posisinya. Dan orang yang mengambilnya, harus lah orang
yang sangat bertanggung jawab dan bisa diterima setiap orang. Dan dia telah
memikirkan ini dengan sebaik- baiknya.
Mendengar itu, Nun langsung menatap sinis kepada
Chaya. Dan dengan penuh kepercayaan diri, Tante Kedua berdiri, karena dia
berpikir dia lah yang bakal ditunjuk.
Sayangnya, ternyata orang yang Pol tunjuk adalah
Nuth. Dan mendengar itu, Nuth menjadi kebingungan, tapi Chaya tersenyum tanda
tidak apa- apan. Lalu Nun menarik Tante Kedua untuk kembali duduk saja biar
tidak malu.
Di taman. Nuth menjelaskan bahwa dia tidak mengerti
apa yang Ayahnya pikirkan, karena menurutnya orang yang cocok untuk posisi ini
bukanlah dirinya melainkan Chaya. Tapi Chaya sama sekali tidak masalah dengan
pilihan Pol itu, dan dia berjanji akan selalu membantu serta mendukung Nuth.
“Aku tahu aku bisa melakukan ini, karena kamu ada
disisiku. Apa kamu tahul, dipihak Ayahku, hanya ada satu orang yang paling ku
percayai. Aku tahu kamu tidak akan pernah meninggalkan dan mengecewakan ku,”
kata Nuth sambil tersenyum.
“Tentu saja. Aku tidak akan pernah meninggalkan
kamu. Jangan tinggalkan aku juga ya, Nuth,” balas Chaya. Dan Nuth menganggukan
kepalanya.
Chaya meminta Nuth untuk berjanji kepadanya, dan
Nuth berjanji. Lalu dengan senang, Chaya memeluk Nuth dengan erat. Dan dengan
sedikit kebingungan, Nuth membalas pelukan Chaya.
Suka..suka..pake bsngets
ReplyDeleteSemangat ..terima kasih
ReplyDeleteLanjutt y kak
ReplyDeleteSampe tamat
ReplyDelete