Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 15 part 1
Gorya terjatuh dan ada sekelompok
orang yang berusaha mendobrak masuk ke rumahnya. Saat itu, samar-samar, dia
melihat ada sosok mengenakan baju bermotif macan berdiri dihadapannya,
menolongnya.
Hidup
itu lucu.
Kamu
pikir sudah kabur sejauh ini, tidak ada yang bisa menemukanmu.
Tapi
sebenarnya, aku tidak pernah kabur sama sekali.
= Episode 15 =
The Neverland
Jika memikirkan dunia perdesaan,
apa yang terlintas di pikiranmu?
Bagi
Gorya, sangat melelahkan dan penuh perjuangan. Dari pagi, dia udah harus
membantu Ibunya memperbaiki mesin cuci, lanjut lagi membantu Glakhao
memperbaiki lampu rumah, setelah itu membantu ayahnya menjual buah di pasar.
Untuk hal terakhir, Gorya benar-benar harus membantu ayah, kalau nggak, ayah
bisa-bisa menjual buah dengan harga dibawah pasaran. Gorya benar-benar ingin
memperbaiki kondisi perekonomian keluarga mereka dan menebus cincin yang
digadaikan ayahnya. Makanya, dia menyuruh ibunya untuk menjual barang-barangnya
saja seperti baju seragamnya, supaya bisa menebus cincin yang digadai tersebut.
Ibu menolak dengan tegas menjualnya. Soalnya, mereka tahu jauh di dalam hati
Gorya, Gorya pasti tidak ingin membuangnya.
“Gorya,
sampai hari ini, kami masih belum tahu kenapa kamu berhenti sekolah dan datang
ke sini,” ujar Ibu.
Memang,
Gorya pulang dengan sangat tiba-tiba dan tanpa memberitahu sebelumnya. Mereka
tahu sesuatu terjadi, tapi tidak menanyakannya dan hanya memeluknya dengan
hangat.
Hingga
sekarang, mereka tidak memaksa Gorya bercerita. Mereka akan menunggu hingga
Gorya yakin dan mau menceritakannya sendiri pada mereka. Suasana jadi muram,
untungnya Klakhao langsung mengalihkan topik dengan mengajak menonton TV.
Meskipun
suasana pedesaan sulit, tapi itu sama sekali tidak buruk. Gorya bahagia bisa
bekerja bersama orang tuanya.
Benar kata orang, tumbuh menjadi
dewasa adalah tentang menerima hal baik. Dan mengatasi semua tantangan, sesulit
apapun itu.
Tapi,
hidup Gorya sangat sulit. Hari ini, dia dan Klakhao yang ke pasar untuk menjual
hasil panen buah ke pasar, tapi bayaran yang diterima malah kurang. Usut punya
usut, uang jual mereka dikurangi untuk membayar hutang Bibi Gorya. Bibi Gorya
menipu orang ratusan ribu baht dan menghilang sehingga ayah Gorya yang harus
melunasi hutang menggantikannya. Dan sekarang, pemilik gedung juga ingin
menaikkan sewa. Saat tahu kebenarannya, Gorya merasa sangat marah. Klakhao jadi
kasihan pada kakaknya, karna kakaknya selalu menanggung semua masalah sendirian.
--
Sementara
itu, Ren menemui Thyme dan memberitahukan dimana keberdaan Gorya. Dia juga
memberitahu hasil penyelidikannya, kehidupan Gorya sangat sulit. Belum selesai
dia bicara, Thyme malah menghentikannya. Dia tidak mau mendengar apapun
mengenai Gorya. Menurutnya, Gorya bersembunyi, yang artinya, Gorya nggak mau
menemui siapapun. Dan juga, Gorya yang telah menyingkirkannya dari hidupnya.
Dia sudah berubah. Tidak ada apa-apa lagi antara dia dan Gorya.
Ren
marah mendengar semua ucapan Thyme. Thyme tetap nggak peduli karena Gorya sudah
mengambil uang hidupnya dan memilih kehidupan itu. Ren emosi! Apa Thyme nggak
lihat? Jika Gorya mata duitan dan mengambil uang ibunya, hidupnya tidak akan
seperti sekarang! Baginya, Thyme hanya membodohi diri sendiri.
Semakin
mereka bicara, semakin mereka bertengkar. Tidak ada titik temu di dalam
pembicaraan mereka. Yang ada, hanya emosi. Sebelum pergi, Ren mengingatkan
peringatannya dulu, jika Thyme memilih jalan yang salah, dia tidak akan
menyingkir lagi!
Sekarang,
keputusan ada di tangan Thyme.
--
Saat
Gorya pulang ke rumah, sudah banyak penduduk yang berkumpul di depan pagar
rumahnya. Mereka menuntut uang dari orang tua Gorya yang sudah berhutang.
Katanya, Gorya kan pacaran dengan orang kaya, minta saja uang ke pacarnya itu?!
Jumlah utang mereka lebih dari 200.000 baht. Saat tahu, Gorya langsung
frustasi! Mereka tidak punya uang sebanyak itu meskipun bekerja seumur hidup!
Kenapa ibunya malah berutang?punya uang sebanyak itu meskipun bekerja seumur
hidup! Kenapa ibunya malah berutang?
Mau
sefrustasi apapun dia, orang-orang nggak peduli. Mereka hanya ingin pembayaran.
Ah, mungkin di dalam rumah ada barang berharga yang bisa mereka jual! Saat tahu
mereka mau menerobos masuk, Gorya jadi panik karena di dalam rumah ada kalung
pemberian Thyme dan itu sangat berharga baginya. Dan mungkin, berharga bagi
warga lainnya karna bernilai mahal.
Saat
mencegah orang-orang itu masuk, dia nggak sengaja terdorong jatuh. Dan kita
melihat adegan di awal episode tadi. Gorya merasa ada sosok Thyme yang datang
menolongnya. Sayang, itu hanya bayangannya. Yang benar-benar datang untuk
menolongnya adalah Ren. Orang-orang langsung mengira Ren adalah pacar kaya yang
sering dibicarakan orang tua Gorya. Dan Ren malah mengiyakan.
Gilanya,
Ren langsung membayarkan semua utang keluarga Gorya. Dia bawa uang tunai yang
begitu banyak! Orang tua Gorya sampai tercengang. Ren benar-benar baik. Sangat
baik. Dia nggak memaksa atau membujuk Gorya untuk kembali bersamanya,
sebaliknya, dia malah ingin menginap beberapa hari di sana.
--
Grup
Parama sedang menghadapi masalah besar. Banyak orang yang melakukan demo untuk
menetang keputusan mengeluarkan mereka dari proyek yang bisa mengakibatkan
tutupnya beberapa perusahaan, salah satunya Si Chen. Pak Lee masih belum bisa menerima
keputusan kemarin dan dalam keadaan berantakan, dia datang untuk memohon pada
mereka akan setidaknya memberikan kompensasi pada mereka. Pak Lee sampai rela
berlutut hanya demi memohon agar Thyme memenuhi MOU. Jika tidak ada kompensasi
dari grup Parama, perusahaannya akan bangkrut. Thyme terdiam dan tidak tega.
Tapi Roselyn tidak peduli sama sekali.
Thyme
baru mengemukakan pendapatnya saat mereka hanya berdua. Dia merasa kalau mereka
memang sebaiknya membayar kompensasi. Tapi, percuma saja. Dimata Roselyn,
caranya berbisnis sudah sangat benar. Dia nggak peduli meskipun Si Chen sudah
lama bekerja sama dengan mereka. Baginya hubungan dan bisnis berbeda. Jika
perusahaan mereka dalam masalah, orang-orang pasti akan berpaling termasuk
teman-teman Thyme.
--
Gorya
merasa nggak nyaman karna Ren tidak mau pulang juga. Menurutnya, kehidupannya
itu susah, jadi Ren nggak akan tahan. Ren nggak menyerah and malah mengajak
taruhan. Izinkan dia membantu Gorya selama sehari dan jika dia bisa melaluinya,
Gorya harus mengabulkan permintaannya.
“Kamu
ingin aku kembali ke Bangkok?” tebak Gorya, mengenai permintaan Ren.
“Bukan
itu,” jawab Ren.
Dan
dimulailah pekerjaan Ren membantu Gorya. Dari memetik buah hingga menjualnya.
Tentu saja, dengan ketampanannya, Ren bisa menjual semua buahnya dengan mudah
meskipun harganya mahal. Memang ketampanan itu sebuah privilege. Dan permintaan yang diminta Ren adalah berkencan.
Kebetulan mereka selesai lebih cepat hari ini kan?
Ren
membawa Gorya dan Klakhoa ke pantai. Klakhao amat sangat senang, berbeda dengan
Gorya. Ren memang cowok idaman, dia itu tahu kalau selama ini Gorya pasti tidak
pernah bersantai. Saat Gorya terus saja bilang kalau dia nggak punya waktu
bermain karena sibuk mencari uang dan kehidupan dewasa itu berbeda dengan anak-anak,
Ren marah. Kata siapa orang dewasa tidak boleh bermain-main?
“Meski
sudah dewasa, kamu masih bisa menjadi Gorya. Gorya yang berteriak keras. Gorya
yang tidak lepas dari masalah. Gorya yang selalu basah,” ujar Ren dan
mengarahkan Gorya ke pantai.
Berkat
bantuan Ren dan Klakhao, untuk pertama kalinya sejak Gorya pulang, dia dapat
tertawa. Klakhao merasa sangat bahagia bisa melihat kakaknya kembali tersenyum
seperti dulu. Dia memberitahu Ren, kalau sejak pindah kemari, kakaknya menjadi
orang berbeda. Makanya, dia sangat berterimakasih pada Ren. Dia bisa merasakan
kalau berada di sini, Gorya tidak pernah bahagia. Gorya hanya mencari uang
untuk melunasi hutang, tidak sekolah dan tidak punya teman. Dia nggak mau
kakaknya terjebak di sini.
Intinya,
Klakhao ingin Ren membawa Gorya pergi dari tempat itu. Sayangnya, Ren menolak.
Dimanapun dan dilingkup sosial manapun, masalah akan selalu ada.
--
Dan
itu yang sedang terjadi pada Grup Parama. Thea protes karena dia sudah melihat
LOI untuk investor baru dan menyadari adanya kejanggalan. Ibunya mendekati
investor untuk menggerakan dana guna membuat tiga anak perusahaan baru. Anak
perusahaan baru itu yang akan menggantikan pemasok mereka, salah satunya
perusahaan Si Chen. Artinya, apa yang ibunya katakan mengenai proyek dibatalkan
hingga mereka harus membatalkan kerja sama dengan Si Chen, adalah kebohongan!
Dia sudah membohongi Thyme dan yang lain.
Roselyn
ingin mendapatkan keuntungan lebih dari proyek itu. Daripada berbagi dana
dengan pemasok, dia lebih memilih memobiliasi dananya dengan membuat anak
perusahaan baru menggantikan pemasok mereka (yang artinya, dana akan kembali
masuk ke Grup Parama). Jika semua berjalan lancar besok, Grup Parama akan lebih
hebat.
“Thyme,
apa kamu akan diam saja kali ini?” tanya Thea, ingin Thyme melakukan sesuatu.
“Jauh
di lubuk hatimu, kamu pasti sudah tahu harus berakhir seperti ini. Ibu sendiri
yang mengajarimu. Kamu tau ini cara terbaik untuk Grup Parama,” ujar Roselyn
pada Thyme. “Dan kamu harus menghentikan impianmu soal Thyme menjalankan bisnis
seperti yang kamu yakini. Dia lebih kejam daripadaku,” ujarnya pada Thea.
Roselyn
sangat yakin kalau Thyme akan mengikuti keputusan dan kebijakannya. Makanya,
dia yakin Thyme akan menandatangani persetujuan proyek tesebut. Sekarang, hanya
perlu satu tanda tangan, yaitu Thyme. Ini adalah dunia orang dewasa dan
keputusan memutuskan sekarang ada di tangan Thyme, itu kata Roselyn pada Thyme.
--
Gorya
terbangun di tengah malam dan mendapati Ren tidak ada. Saat dia menelpon Ren,
Ren menyuruhnya datang ke pasar, ada sesuatu yang ingin dia katakan.
--
Di
saat yang sama, Thyme sedang bimbang. Haruskah dia mengikuti jalan ibunya dan
melupakan impiannya dulu? Dan disaat-saat itu, seseorang malah menculiknya.