Episode 04 : Baek Hee has Returned
Bum Ryong berbicara berdua dengan Baek Hee di halaman. Baek Hee menyebut Bum Ryong bodoh karena tidak menceritakan semuanya padanya. Jika saja Bum Ryong cerita mungkin hidupnya akan lebih bahagia daripada sekarang ini.
“Apa yang harus kita lakukan? Ok Hee menjadi seorang putri dari seorang ibu tunggal. Aku tidak ingin dia menjadi putri dari seorang janda,” ujar Baek Hee. Dia memeluk Bum Ryong, “Butuh 18tahun untuk kembali ke sini. Aku kira aku akan baik-baik saja. Aku pikir kesalahpahaman berlangsung 18tahun karena suatu alasan. Kita baiklah berpisah sekarang.”
Dan malam itu, Baek Hee melepaskan segala kebenciannya selama ini pada Bum Ryong.
Ki Joon pulang. Dia melihat ke kamar tetapi tidak ada So Hee. Ki Joon memeriksa kamar Ok Hee dan kaget melihat Jum Rye sedang tidur dengan Ok Hee. Dan lebih marah lagi ketika mendengar suara Bum Ryong berbicara dengan So Hee diluar.
So Hee membawa masuk Bum Ryong untuk membawa Jum Rye pulang. Tetapi, di dalam Ki Joon sudah menunggu mereka. Bum Ryong menjelasakan kalau ibunya datang untuk melihat Ok Hee. Ki Joon tidak terima penjelasan itu. Dia menggunakan stick golf dan menyodok-nyodok perut So Hee dengan kasar. Bum Ryong menahan stick golf karena tidak suka melihat kelakuan Ki Joon pada So Hee. Dia berkata tidak akan datang lagi ke sini. So Hee menyuruh Bum Ryong untuk pulang duluan dan dia akan mengantar ibunya pulang jika dia sudah bangun.
Ki Joon memandang sinis dan tertawa pada mereka. Bum Ryong meminta maaf dan berusaha menahan amarahnya pada Ki Joon.
“Jika kau masih suka, ambil saja dia sebagai istrimu,” ujar Ki Joon. Bum Ryong memandangnya marah. “Namun, ingat ini. Kebiasaan lamanya tidak akan berubah. Kebiasaan selalu menempel pada dirinya. Dia gadis berkaus kaki merah!”
Bum Ryong marah dan membanting stick golf Ki Joon. Dia hendak memukul Ki Joon tetapi So Hee menamparnya. Dia berteriak menyuruh Bum Ryong untuk pulang dan jangan mengasari suaminya. Bum Ryong kaget menerima tamparan So Hee.
Bum Ryong pulang dengan menggendong ibunya. Jum Rye terus berbicara kalau dia lebih membenci penyihir jahat karena membuat perasaan Bum Ryong menjadi kacau. Dia benci penyihir jahat karena membuat Bum Ryong selalu menangis. Bum Ryong berkata kepada ibunya agar tidak lagi ke rumah Ok Hee. Kalau ibunya pergi ke sana lagi, dia akan melihat dirinya mati.
“Aku pergi ke sana karena aku ingin melihat gadis kecil itu sekali lagi,” jawab Jum Rye sedih.
“Kenapa ibu ingin melihatnya?”
“Dia cantik. Dia secantik penyihir jahat itu. Semoga dia bertemu seseorang berhati hangat sepertimu dan ...”
“Berhenti bicara omong kosong!!” marah Bum Ryong.
“Aku senang sudah melihatnya. Sekarang, aku bisa tidur nyenyak,” ujar Jum Rye. “Ibu mau tidur sekarang.” Jum Rye kemudian tidur di punggung Bum Ryong.
Di rumah, Baek Hee melihat pager yang diberikan Jum Rte. Dia menangis sedih melihatnya.
Ki Joon bertanya pada Ok Hee kapan ibunya keluar semalam? Tapi Ok Hee tidak tahu karena dia tidur duluan. Ki Joon terus bertanya. Dan Ok Hee menjawab ayahnya kalau dia begitu penasaran harusnya dia pulang cepat dan bukannya bermain kartu sampai malam. Ki Joon memarahi Ok Hee yang tidak tahu apa-apa tapi Ok Hee menjawab kalau dia tahu Ibu yang melunasi semua hutang Ki Joon.
“Ibu bukanlah seseorang yang bisa Ayah suruh-suruh,” ujar Ok Hee. “Aku tidak ingin melihat ibu hidup seperti itu lagi. Aku akan melindungi ibuku mulai sekarang.”
Ki Joon menghela nafas. Dia beranjak pergi dan bergumam kalau Ok Hee semakin mirip dengan ibunya saja. Ok Hee mendengarnya dan berkata kalau dia bangga menjadi putri ibunya sekarang.
Jang Mi datang menghampiri Baek Hee yang baru keluar dari rumah. Dia mengenakan pakaian hitam. Jang Mi memberitahu Baek Hee kalau tadi malam, Jum Rye meninggal.
Jang Mi menyuruh Baek Hee untuk pergi ke pemakaman Jum Rye tetapi Baek Hee menolak. Dia takut orang-orang akan bergosip di belakang dan dia benci akan hal itu. Jang Mi tidak menyangka kalau Baek Hee sudah berubah. Baek Hee tidak peduli dan menyuruh Jang Mi segera pergi. Dia tidak mau Ok Hee mendengar berita ini. Dia tidak akan membiarkan Ok Hee pergi ke mana pun dekat rumah duka. Jang Mi menekankan kalau dia tidak menyuruh Baek Hee untuk membawa Ok Hee, dia hanya ingin Baek Hee untuk datang.
“Katanya kalian itu Empat Muskeeteers. Siapa lagi yang ada di sisi Bum Ryong sekarang? Dia tidak punya saudara. Yang dia punya cuma Jong Myung, Doo Sik dan Unni (Baek Hee). Yang dia punya cuma teman-temannya,” bujuk Jang Mi.
Baek Hee luluh mendengarnya.
Ok Hee keluar dari rumah dan bertanya mereka mau pergi kemana?
Bum Ryong menunduk sedih di depan altar ibunya. Doo Sik dan Jong Myung datang menghiburnya untuk makan agar tetap sehat. Bum Ryong bergumam kalau dia sudah menjadi yatim piatu sekarang. Dia tidak punya saudara dan kerabat. Dia benar-benar sendirian sekarang. Jong Myung menegur Bum Ryong bahwa Bum Ryong masih punya dirinya dan Doo Sik.
Jang Mi datang bersama dengan Baek Hee. Dan para undangan mulai berbisik-bisik. Baek Hee terlihat tidak nyaman.
Baek Hee memberikan sumbangan turut berduka cita dan hendak langsung pergi. Tetapi, Jong Myung menegurnya karena tidak memberikan hormat pada alm. Baek Hee menjawab kalau dia datang hanya untuk memberikan sumbangan bela sungkawa.
Bum Ryong menghentikan Baek Hee untuk setidaknya makan dulu sebelum pergi. Baek Hee melihat foto altar Jum Rye. Dan dia melihat sepatu yang ada di depan rumah. Itu adalah sepatu yang diberikannya pada Jum Rye saat Jum Rye datang ke rumahnya kemaren. Saat itu, Jum Rye berpesan kepadanya agar berbahagia. Dia juga membelai rambutnya dan memujinya sebagai penyihir cantik.
“Dia sudah tiada dan jangan membuatku merasa tidak enak,” ujar Baek Hee.
Ok Hee berjalan pulang dengan Bo Reum dan Bo Reum berjalan ke arah rumah Bum Ryong. Ok Hee menegurnya karena itukan bukan arah rumah Bo Reum, mereka kan harus bekerja di kandang sapi hari ini.
“Kita tidak bisa bekerja hari ini. Ayahku juga ada disana. Unni tidak ikut?” tanya Bo Reum.
“Kemana?”
“Ke rumah Bum Ryong ahjussi. Unni belum dengar?”
Ok Hee pulang dan sedang mencari baju hitam. Ki Joon melihatnya dan bertanya Ok Hee sedang mencari apa? Ok Hee menjawab singkat kalau dia sedang mencari pakaian hitam. Dia harus ke pemakaman. Ki Joon terus bertanya dan Ok Hee menjawab kalau nenek Jum Rye meninggal. Ki Joon kaget mendengarnya tapi dia heran kenapa Ok Hee harus ke sana? Apa ibunya yang menyuruhnya datang? Ok Hee memandang bingung pada Ki Joon.
Baek Hee sedang menikmati makanan di rumah duka. Para pelayat melihatnya dan menggunjingkannya sebagai gadis berkaos kaki merah. Baek Hee kesal sekali mendengarnya. Bahkan seorang pria tua mantan tetangganya dulu datang dan menggodanya. Baek Hee tidak tahan lagi dan mulai menumpahkan amarahnya.
Baek Hee hendak beranjak pergi. Tapi, Ok Hee dan Ki Joon ternyata datang ke pemakaman. Baek Hee menarik Ok Hee pergi tetapi Ok Hee tidak mau. Dia hendak memberikan hormat pada Jum Rye karena mereka dekat. Baek Hee memarahi Ki Joon karena menduga Ki Joon yang membawanya Ok Hee ke pemakaman. Ki Jonn membantah. Baek Hee terus berusaha menarik Ok Hee pergi tetapi Ok Hee menjadi marah karena dilarang untuk memberikan hormat.
Bum Ryong meminta agar Baek Hee membiarkan Ok Hee memberikan hormat pada ibunya. Baek Hee terkejut. Ok Hee senang karena Bum Ryong mengizinkannya dan hendak masuk ke dalam memberi hormat.
“Kenapa kau menghormati nenek itu?” marah Baek Hee. “Ayo pulang.”
Ok Hee menolak. Bum Ryong juga heran dengan sikap Baek Hee dan bertanya apa salahnya Ok Hee memberikan hormat pada ibunya.
Baek Hee marah mendengar pertanyaan Bum Ryong. “Aku tidak bisa memikirkan putriku beri hormat kepada ibumu.”
“Apa begitu perasaanmu?” tanya Bum Ryong terluka. Bum Ryong tidak peduli lagi. Dia menarik tangan Ok Hee dan memabwanya masuk agar memberi hormat pada ibunya.
Baek Hee marah melihat sikap Bum Ryong dan Ok Hee. “Shin Ok Hee. Keluar dari sana,” perintahnya.
Bum Ryong berkata kalau Ok Hee tidak salah memberikan hormat. Ok Hee berkata kepada ibunya dia akan keluar setelah memberi hormat. Baek Hee berteriak agar dia keluar. Semua yang ada di sana memperhatikannya.
“Apa kau… harus sekejam ini?” tanya Bum Ryong. “Kau itu juga seorang ibu. Kenapa kau tidak bisa memahami ibuku? Memangnya salah mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya?” marah Bum Ryong.
“Terserah kau. Shin Ok Hee. Cepat beri hormat. Dan teruslah begitu. Kenakan pakaian berkabungmu. Tinggallah bersama dengan Bum Ryong dan meratap kematian nenekmu,” teriak Baek Hee marah.
Semua langsung kaget mendengarnya. Itu berari Ok Hee adalah anak dari Bum Ryong, cucu Jum Rye. Termasuk Ok Hee dan Bum Ryong.
Baek Hee menatap Bum Ryong marah. Dia berkata kalau Bum Ryong selalu menghancurkan hidupnya. Dia mengubah hidupnya menjadi mimpi buruk lagi.
Hari sudah sore. Baek Hee duduk berdua dengan Ok Hee di tepi laut. Dia hendak memberitahu rahasia kelahiran Ok Hee tetapi Ok Hee menolaknya. Dia sudah tahu semuanya. Dia dari awal sudah menduga kalau Bum Ryong adalah ayahnya karena dia menyukainya.
“Kau tahu, dia kelihatan kurus sekarang. Tapi dia dulu kelihatan gagah waktu muda,” cerita Baek Hee.
Ok Hee menghentikannya karena itu membuatnya canggung. Baek Hee memberitahu kalau dia sangat-sangat menyukai Bum Ryong. Ok Hee berkata dia tahu tapi dia tidak mau mendengarkan kisah cinta ibunya. Baek Hee tersenyum dan berkata kalau dia tidak ingin Ok Hee salah paham kalau dia wanita gampangan. Dan dia tidak ingin Ok Hee malu karena punya ibu sepertinya. Ok Hee menegaskan kalau dia tidak malu pada ibunya melainkan bangga. Dia meminta maaf karena sudah mengambil masa muda Baek Hee yang indah. Dan dia juga berterimakasih karena ibunya memutuskan melahirkannya. Baek Hee terharu mendengarnya. Setelah mendengarkan Ok Hee dia merasa bangga atas keputusan yang dipilihnya.
Di rumah duka,
Ki Joon bermain judi di sana dan Bum Ryong memperhatikannya. Dan dia mendengar kalau Ki Joon meminjam uang dari pak Chun pemilik bisnis motel.
“Aku akan menghasilkan uang dan akan meninggalkan istriku,” ujar Ki Joon. “Aku juga akan menghukumnya. Seperti membunuh 3burung dengan 1 kartu.”
Bum Ryong mendengar dengan tidak nyaman. Dia menghampiri Jong Myung dan berkata kepadanya kalau sebaiknya mereka mengantar Ki Joon pulang. Jong Myung menyuruh Bum Ryong untuk membiarkan saja Ki Joon terus beermain. Bum Ryong memberitahu kalau dia merasa Ki Joon mempertaruhkan sesuatu yang tinggi di judi ini dan mereka harus menghentikannya. Jong Myung terkejut dan bertanya berapa banyak yang dipertaruhkan? Mereka bertaruh 50dollar dan juga cek, jawab Bum Ryong.
Dan tiba-tiba, polisi datang ke rumah duka. Bum Ryong segera menghampiri Ki Joon dan menyuruhnya segera kabur lewat jalan belakang. Ki Joon menuruti dan segera kabur.
Tetapi, dia terjatuh. Bum Ryong melihatnya dan anehnya ketika dia terjatuh, Ki Joon menggerakkan kepalanya ke kanan dan meregangkannya. Mirip seperti orang yang dulu merekam Baek Hee. Dan tampat samping mereka juga mirip. Bum Ryong menyadari sesuatu.
Bum Ryong menghampri Ki Joon di belakang. Dia meletakkan kayu di pundak Ki Joon dan dengan dingin bertanya kalau Ki Joon kan pelakunya?
“Kau orang yang merekam ‘video kaos kaki merah.’”
Ki Joon tertawa sinis. “Jika kau tidak mengambil camcorder-ku hari itu, aku tidak akan dipanggil polisi. Dengan begitu kau tidak akan memukul wartawan itu dan masuk penjara. Dan Baek Hee… cintamu itu, akan baik - baik saja.”
“Bagaimana kau bisa menikahi Baek Hee?”
“Kenapa? Pikirmu aku akan selalu menjadi stalker? Kau harus berterimakasih karena menrebutnya dari tanganmu. Sulit hidup bersamanya. Gadis berkaos kaki merah itu takkan pernah berubah dan putrinya itu memang duplikatnya. Dia persis mirip dengannya.”
Bum Ryong emosi. Dia memojokkan Ki Joon dan berkata kalau dia tidak pernah menyesal sudah memukuli reporter itu. Dan sekarang dia sudah tidak punya apa-apa lagi. Tidak ada yang bisa menahannya lagi. Dan dia tidak bisa membiarkan Ki Joon tinggal di rumah yang sama dengan Baek Hee dan Ok Hee.
Ki Joon memohon agar dilepaskan. Bum Ryong mengancamnya kalau dia akan membiarkan Ki Joon hidup hari ini tapi setelah pemakaman ibunya selesai, Ki Joon akan mati di tangannya. Dia mengingatkan kalau dia bukan orang yang asal bicara.
Esok harinya,
Ki Joon membawa barang-barangnya. Dia memberitahu Baek Hee kalau dia ada acara seminar selama 2hari dan harus pergi. Dia juga memberitahu kalau di depan rumah ada kamera CCTV yang terpasang dan itu terhubung ke ponselnya. Jadi, Baek Hee jangan melakukan tindakan bodoh.
Baek Hee mengerti dan menyuruh Ki Joon untuk makan dulu sebelum pergi. Karena ini makanan terakhirnya. Dia ingin bercerai dan akan membiarkan Ki Joon pergi. Ki Joon tertawa karena timing-nya pas sekali. Dia menuduh Baek Hee yang akan kembali ke cinta pertamanya, Bum Ryong? Baek Hee membantah, dia hanya tidak bisa bertahan dengan Ki Joon lagi.
Tetapi, Ki Joon menolak untuk tanda tangan di surat cerai. Pernikahan mereka memang mengerikan tetapi itu lebih baik daripada dia melihat Baek Hee dan Ok Hee hidup bahagia. Baek Hee berkata kalau dia tidak menyangka akan menikah dengan orang rendahan seperti Ki Joon.
“Kau akan menyesal telah merendahkanku,” ujar Ki Joon dan beranjak pergi.
Doo Sik dan Jang MI datang ke rumah Baek Hee dengan panik. Mereka bertanya apa Baek Hee menjual rumahnya? Baek Hee jadi bingung. Dan ternyata, surat rumah Baek Hee dicuri oleh Ki Joon dan dijual ke Pak Chun. Dan itu juga sudah di setujui oleh Baek Hee. Dia sudah mencap menggunakan materainya. (Untuk diketahui, di Korea terkadang ttd di lakukan dengan menggunakan cap.) Baek Hee sadar kalau Ki Joon sudah merampoknya.
Baek Hee memeriksa kamar Ki Joon dan lemari dan menemukan semua barang - barang sudah kosong. Di laci paling bawah ada banyak kaos kaki merah dan memo : Kau akan menyesal merendahkanku.
Emosi Baek Hee bangkit.
Dia kembali menjadi Yang Baek Hee dan bukan Yang So Hee lagi. Jang Mi dan Doo Sik sampai ketakutan.
Baek Hee membawa palu besar dari gudang dan memecahkan CCTV di rumah. Ki Joon yang melihat CCTV dari ponselnya sampai ketakukan. Dia bahkan sampai meminta supir feri untuk segera berangkat tapi supir belum bisa karena penumpang belum naik semua.
Baek Hee menelpon ponsel Ki Joon tapi sudah dimatikan. Jang Mi memastikan apa Ki Joon menjual rumah, membawa lari uang dan juga si Boston Red Socks? Dia harus dilaporkan ke polisi. Baek Hee menyuruh mereka untuk tidak menelpon polisi dan tangkap dia sendiri.
Kapal feri yang ditumpangi Ki Joon sudah sampai di pulau seberang. Dia hendak keluar tetapi ibu-ibu pembawa sayuran tidak sengaja menjatuhkan semua sayurannya dan menghalangi jalan keluar. Ki Joon berseru kesal dan menyuruh mereka cepat membereskannya karena menghalangi jalan. Jong Myung juga berada di kapal itu.
Ponsel Jong Myung berbunyi dan seseorang menelpon dimana posisi Jong Myung. Jong Myung menjawab kalau dia berada di feri. Dan orang itu juga bertanya apa disana ada Ki Joon dan Jong Myung membenarkan. Entah apa yang dikatakan orang tersebut, karena ketika telpon sudah dimatikan. Jong Myung mendekati wanita penjual sayur dan membantu mereka mengangkat sayuran yang sudah di bereskan tetapi dia pura-pura menjatuhkannya lagi.
Di kapal feri lain, ada Jang Mi, Bum Ryong, Doo Sik dan Baek Hee. Bum Ryong memberitahu kalau dia sudah menelpon Jong Myung dan menyuruhnya untuk mengulur waktu.
Baek Hee menolak pergi dengan kapal Bum Ryong. Tetapi, Bum Ryong segera memasukkan palu Baek Hee ke kapal. Dia juga mengangkat Baek Hee ke kapal agar segera berangkat.
Kapal berangkat dengan iringan musik perang.
“Geng Becky akhirnya beraksi setelah 18tahun lamanya. Aku ingat ketika kami lagi dalam perjalanan. Hatiku berkibar,” narasi Jang Mi.
Ki Joon sudah hendak turun dan tepat saat itu, kapal Baek Hee and gang tiba. Jong Myung tertawa senang. Dia mendekati Ki Joon yang hendak kabur melompat ke laut dan menangkapnya.
Baek Hee melompat ke kapala sebelah dan dengan gaya kerennya dia menendang muka Ki Joon hingga pingsan. Semua penumpang langsung kaget. Jong Myung mengalihkan perhatian penumpang dan berkata kalau semua cuma main-main dan mereka boleh turun sekarang.
Tags:
Baek Hee has Returned