Sinopsis Drama Korea : TUNNEL Episode 12 - 2

Images by : OCN

Dr. Mok diruangannya dan masih memikirkan mengenai Kwang Ho. “Makanya dia tidak punya catatan  maupun sidik jari yang terdaftar. Anaknya Seo Yi Soo dan  seorang detektif dari 30 tahun yang lalu. Aku tidak pernah menyangka permainan ini sudah disiapkan untukku. Terima kasih. Aku dengan senang hati akan ikut bermain.”

Jae Yi sedang melakukan profiling. Dia menilai para korban dan metode pembunuhan serta kronologisnya. Dan Jae Yi bertanya-tanya alasan pelaku memberikan tanda titik di kaki korbannya.

Kantor Polisi Hwayang,
Rapat di adakan kembali. Kwang Ho dan Sun Jae memberitahu kalau Noel adalah nama baptis pelaku. Tapi, Sun Jae memberitahu kalau tidak ada yang mencurigakan dari penyelidikan mereka. Kwang Ho segera menegur Sun Jae karena mengabaikan cerita Kyung Tae. Dan dia mulai menjelaskan kalau ada satu orang yang tidak diketahui pemilik nama baptis tersebut. Kwang Ho berkata mereka harus mulai mencarinya.
Ketua bertanya kepada Tae Hee dan Min Ha mengenai hasil penyelidikan mereka. Tae Hee menjelaskan kalau mereka sudah memeriksa semua CCTV yang dilalui korban dalam perjalanan pulang namun tidak menemukan seseorang yang membuntuti para korban. Sementara, di TKP tidak ada satupun CCTV. Mereka tidak tahu kapan tepatnya pelaku sudah mengincar korban.


Tepat saat itu, atasan datang dan bertanya apa yang mereka lakukan. Kwang Ho segera membalik papan sehingga menampilkan bagian yang bersih. Atasan menegur mereka karena bukannya membantu penangkapan sindikat judi tapi malah bersantai. Ketua segera beralibi kalau mereka sedang beristirahat. Atasan mengomeli mereka dan memerintah mereka untuk segera pergi menangkap pelaku.
Setelah atasan keluar, Tae Hee segera melampiaskan kemarahannya karena di omeli. Ketua tidak mempedulikannya dan menyuruh Tae Hee dan Min Ha mengikutinya menangkap pelaku perjudian.
Kwang Ho juga hendak pulang dan menyuruh Sun Jae untuk tidak mengikutinya. Sun Jae mengerti.
Di depan, mereka bertemu dengan dr. Mok yang datang berkunjung. Kwang Ho heran melihat kedatangannya.


Dr. Mok masuk dan berbincang-bincang dengan Sun Jae. Kwang Ho memperhatikannya dengan curiga. Pandangan mata dr. Mok mengarah pada papan tulis putih dan penasaran dengan apa yang tertulis dibelakang papan tulis tersebut. Dia mulai berbasa basi bertanya pada Sun Jae apa ada kasus baru? Sun Jae menjawab kalau tidak ada kasus baru, mereka hanya menyelidiki dan ingin mengungkap pelaku sebenarnya dari kasus 30tahun yang lalu karean dia mulai membunuh lagi. (Sun Jae ini polisi tapi dengan mudahnya memberi informasi pada orang luar. Itu jelas melanggar kode etik. Tidak peduli seberapa kita percaya pada orang luar, tidak seharusnya menceritakan rahasia pekerjaan pada orang luar.)


“Tapi, bukti dari kasus 30 tahun lalu, juga sekarang, bukankah sangat kurang?” tanya Dr. Mok dan beranjak ke papan tulis. Dia hendak membaliknya tetapi Kwang Ho segera menahannya dengan keras.
Dia menatap tajam pada dr.Mok. Dan dr. Mok terus berusaha membaliknya. Namun, ketika dia menyadari kalau Kwang Ho tidak akan membiarkannya melihat,dia menyerah. “Ini rahasia penyelidikan kami,” ujar Kwang Ho. (Setuju!! Kwang Ho tidak mudah membeberkannya pada orang lain. Dalam pekerjaan itu, kita harus mempunyai rasa curiga. Rasa curiga itu memang nggak bagus namun rasa curiga yang wajar itu yang dapat membantu dalam pekerjaan. Terlalu percaya pada orang lain dalam pekerjaan, tidak ada jaminan kalau orang yang dipercayai tidak akan mengkhianati. Kenyataannya, lebih banyak yang memanfaatkan rasa percaya kita padanya untuk menjatuhkan kita)/
Dr. Mok tersenyum. “Beritahu aku kalau butuh bantuan.”
Kwang Ho hanya diam. Dr. Mok kemudian pamit pergi. Dan mata Kwang Ho sekilas menangkap pena di kantong baju Dr. Mok yang seperti bertuliskan sesuatu.

Setelah dr. Mok pergi, Sun Jae menegur Kwang Ho kalau bukankah lebih baik mereka meminta bantuan dan mendapat informasi? Kwang Ho tidak setuju. Dia kemudian pamit pulang.
(Aku lebih setuju dengan Kwang Ho. Bagaimanapun, dr. Mok itu orang luar, terlepas dari kita tahu kalau dia adalah pelaku. Dr.Mok itu tidak ada hubungan dalama penyelidikan mereka dan tidak berhak tahu apa yang terjadi dalam kepolisian. Berbeda dengan Jae Yi. Kenapa? Karena Jae Yi secara khusus ditunjuk sebagai profiller team Ketua (baca episode 02) dan itu berarti dia memiliki hak resmi untuk ikut campur dalam penyelidikan.)

Kwang Ho pulang dan mampir ke rumah Jae Yi. Dia terus mengetuk dan memanggil. Jae Yi membukakannya pintu. Kwang Ho langsung masuk dan memastikan semua jendela dan tirai tertutup rapat. Jae Yi melihat dengan heran.

Kwang Ho kemudian melihat kalung peluit Jae Yi di meja dan terdiam. Jae Yi menyadarinya. Dia teringat saat dia masih dalam keadaan setengah sadar melihat Kwang Ho yang sangat terkejut melihat kalung tersebut.

Jae Yi menghampiri Kwang Ho dan bertanya apa Kwang Ho mengenal kalung tersebut. Dan Kwang Ho segera menyangkal. Dia segera pamit pulang.
Di luar rumah, Kwang Ho menghela nafas. “Apa yang bisa kukatakan padamu sekarang. Maaf, Yeon Ho.”
Petugas penjara tempat Ho Young di tahan menghubungi Kwang Ho dan Sun Jae  untuk memberitahu hasil autopsi. Dan memang benar Ho Young bunuh diri.
“Tapi, di hari Jung Ho Young bunuh diri, ada seorang pengunjung,” beritahu Petugas.
Dia menyerahkan daftar pengunjung dan tertera nama Mok Jin Woo. Kwang Ho dan Sun Jae heran membacanya. Terutama Sun Jae karena dr. Mok tidak memberitahunya.
Mereka sudah menemui dr. Mok. Dan dr. Mok membenarkan kalau dia memang mengunjungi Ho Young. Dia beralasan kalau dia menemui Ho Young karena penasaran akan sesuatu.
“Sudah kukatakan sebelumnya. Sungai Haein mayat yang di temukan di sana, Yoon Da Young, dan Lee So Yeon yang ditemukan di jalanan, memiliki satu perbedaan mendasar. Lee Seo Yeon dicekik beberapa kali, yang menyebabkan ruam di wajahnya. Yoon Da Young terbunuh dalam sekali cekikan. Aku pergi menanyakan itu padanya. Aku ingin tahu apa aku benar,” alasan dr. Mok.
“Lalu, apa yang Jung Ho Young katakan?” tanya Sun Jae.
“Aku benar. Jung Ho Young berkata mencekik Lee So Yeon beberapa kali sampai korban mati. Kesimpulannya, asumsiku bahwa ada pembunuh lain benar adanya.”
“Dan tepat setelah kunjungan Profesor, Jung Ho Young bunuh diri,” timpal Kwang Ho.

Sun Jae menegur  sikap Kwang Ho. Kwang Ho mengabaikan Sun Jae dan bertanya kepada dr. Mok kenapa dia pergi ke sana diam-diam? Kwang Ho menatap tajam padanya. Dr. Mok berpura-pura tersinggung. Dan Sun Jae kembali menegur Kwang Ho.
“Kenapa Jung Ho Young bunuh diri segera setelah bertemu dengan Profesor di sana?” tanya Kwang Ho. Sun Jae merasa tidak enak dengan perkataan Kwang Ho. Kwang Ho menatap tajam pada dr. Mok. Sun Jae bangkit dan segera mengajak Kwang Ho untuk pergi.

Universitas Hwayang,
Jae Yi mengajar di kelas dan bercerita mengenai sebuah kasus, “Pada 1986, ada kriminal "A". Setelah lewat 1986, dia tidak membunuh siapa pun lagi. Selama 30 tahun, dia hidup sebagai manusia normal. Namun suatu hari, dia mulai membunuh lagi. Kira-kira apa alasannya?”
Para mahasiswa-nya mulai mengemukakan alasan namun tidak bisa menemukan alasannya.
“Pembunuh tidak tercipta dalam semalam. Juga, tidak berhenti membunuh tanpa sebuah alasan. Ada yang disebut dengan 'pembunuh tanpa alasan'. Beberapa orang menganggapnya ciri pembunuh berantai, tapi sebenarnya tidak ada pembunuhan tanpa alasan. Jika bertemu langsung para pembunuh, mereka pasti punya alasan masing-masing. Memiliki alasan begitu, membenarkan mereka membunuh? Aku bilang mereka punya alasan, bukan membenarkan tindakan pembunuhan mereka. Membunuh tanpa alasan… itu omong kosong. Mereka semua memiliki alasan.  Hanya saja kita belum mengetahuinya,” jelas Jae Yi.
“Kenapa dia tiba-tiba membunuh lagi setelah 30 tahun berlalu?”

Jae Yi mulai melakukan lagi profiiling korban di rumahnya. Dia terus menyelidiki. Dan bertanya-tanya mengapa pembunuh  melakukan lagi pembunuhan setelah 30tahun. Tiba-tiba dia menemukan sesuatu.
“Setelah potongan kaki Kim Young Ja ditemukan, dua minggu kemudian Yoon Da Young ditemukan tewas. Kim Young Ja masih hidup, pelaku tidak tahu itu. Mungkinkah ini pemicu si pembunuh? Tapi jika dia belum lama tahu Kim Young Ja masih hidup, artinya dia sangat dekat dengan kami,” analisis Jae Yi.
Dia segera menghubungi Sun Jae dan memberitahu hal itu.
Keesokan harinya,
Kwang Ho tiba dan Sun Jae langsung menegurnya karena tidak langsung mengangkat telpon. Dia memberitahu kalau Jae Yi berhasil mengetahui alasan pemicu pembunuhan lagi.
Mereka mengadakan rapat tertutup lagi. Dan Sun Jae menempelkan foto para polisi yang ikut terlibat dalam kasus Kim Young Ja. Dia memberitahu hasil analisis Jae Yi pada semuanya. Dan hanya polisi yang tahu mengenai kasus Kim Young Ja sementara media tidak tahu.



Ketua dan Tae Hee mengemukakan bahwa tidak mungkin bisa menyelidiki para anggota kepolisian tanpa bukti. Sun Jae menyarankan agar dilakukan pemeriksaan latar belakang terlebih dahulu. Mereka bisa menyelidiki dengan eliminasi umur dan dilanjutkan dengan bukti yang mereka punya. Min Ha setuju setidaknya mereka sudah berusaha menyelisiki.  Ketua dengan terpaksa menyetujui.
Kwang Ho sedang berkutat dengan pikirannya sendiri, “Profesor Mok mengautopsi kaki Kim Young Ja.”

Team mulai melakukan eliminasi umur. Kemudian domisili para anggota polisi. Perlahan-lahan, jumlah terduga semakin berkurang dan hanya menyisakan 2nama. Ketua memutuskan untuk menemui mereka berdua.   

Sung Shik, Tae Hee dan Min Ha menemui terduga pertama. Semenatara, Sun Jae menemui terduga kedua.

Kwang Ho sendiri masih di kantor polisi dan memikirkan mengenai NOEL. Dia juga memeriksa laporan bahan yang terdapat dalam tinta yang diproduksi pabrik Kimia Shinhae yang di dapatkan Sung Shik kemaren dan menemukan kalau tinta juga digunakan untuk produksi bulpen permanen.
Dia teringat dengan pulpen yang terdapat di saku baju Dr. Mok.  Kwang Ho menjadi lebih curiga lagi.

Dia meminta bantuan salah satu petugas di sana untuk memeriksa latar belakang Mok Jin Woo. Dan ditemukan kalau Mok Jin Woo pindah dan tinggal di Hwayang tahun 1980 dan masih tinggal di sana hingga tahun 1986.
Kwang Ho sadar dengan dugaannya.



Dia berlari pergi keluar dari kantor. Dia teringat saat Dr. Mok yang selalu menekankan mengenai pelaku orang yang berbeda dan membantu mereka dengan memberikan petunjuk-petujuk kecil juga berusaha mengetahui penyelidikan mereka.
“Bajingan itu ingin main-main dengan kami. Dia mengetahui semua pergerakan kami.”
Kwang Ho berlari menuju tempat kerja dr. Mok


Jae Yi menyelidiki tanda titik di kaki korban. Dia terus bertanya-tanya alasan pemberian tanda titik. Jae Yi melihat kalung peluitnya. Dia ingat saat di rumah sakit, dia sempat mendengar Kwang Ho yang menangis dan mengatakan kalau semua ini adalah salahnya. Jae Yi penasaran alasan Kwang Ho meminta maaf.
Kate menghubungi Jae Yi dan memberitahu kalau catatan mengenai polisi yang mencari Jae Yi sudah ketemu.

Kwang Ho masuk ke dalam ruangan dr.Mok. Dia mencari pulpen yang waktu itu dilihatnya. Dan ketemu! Pulpen itu bertuliskan kata : NOEL.
Kwang Ho mengeluarkan ponselnya. Dan tepat saat itu, ada nomor yang menelponnya.

“Aku tahu siapa kau,” ujar suara di seberang. “Aku yakin kau sudah tahu siapa aku,” itu adalah dr. Mok.
“Kau sembunyi begitu dekat denganku. Bangsat,” marah Kwang Ho.
“Siapa yang menyangka kau adalah detektif yang mengejarku di terowongan?” jawab dr. Mok
Kwang Ho emosi dan menyuruh dr. Mok untuk berhenti bersembunyi seperti tikus dan keluar. Beritahu dimana dia sekarang? Dr. Mok dengan tenang menyuruh Kwang Ho untuk datang menemuinya di terowongan.
“Pertemuan pertama kita. Bukankah keadaan harus kembali ke semula? Ah, Letnan Kim Sun Jae, dan Profesor Shin di lantai satu, kalau tidak mau mereka terluka, datang sendirian. Aku tidak ingin membunuh orang lain karenamu,” ancamnya.
Kwang Ho marah mendengar ancaman tersebut. Dia segera beranjak pergi.

Jae Yi pergi menemui teman Sun Jae, Jae Hyung yang mencarinya. Jae Hyung menjelaskan kalau Sun Jae memintanya mencari Jae Yi, tepatnya Yeon Ho.
“Dia bilang tidak ada hubungannya dengan kasus, dan hanya merupakan permintaan pribadi saja,” jelas Jae Hyung. Jae Yi tambah heran.


Sun Jae menelpon Kwang Ho namun tidak di angkat. Tepat saat itu, Ketua menelponnya. Dan Sun Jae memberitahu kalau mereka sepertinya sudah salah duga mengenai pelaku. Ketua mengerti dan berkata mereka akan membahasnya lagi besok.
Jae Yi menghubungi Sun Jae dan minta untuk ketemu.

Kwang Ho tiba di terowongan. Nafasnya memburu penuh kemarahan. Dia memasuki terowongan dengan senter di tangannya. Dr. Mok sudah menunggunya sambil menghisap rokok.
Mereka saling berhadapan. Dr, Mok menatap Kwang Ho dan bertanya bagaimana Kwang Ho bisa berada disini? Apa dia benar-benar melakukan perjalanan waktu?
“Itu benar. Aku ke sini untuk menangkapmu, brengsek.”
Dr. Mok tersenyum. “Kalau begitu, berita bagus untukku. Kau dari masa lalu, artinya tidak tercatat dalam dokumen. Kopral Park kita ini meski mati, tidak ada yang berubah. Orang hanya akan tahu tentang kematian Park Kwang Ho asli.”
“Apa kau menelepon Park Kwang Ho asli dan membunuhnya begini?” tanya Kwang Ho.
“Tidak. Aku memberinya peringatan dengan jelas. Kusuruh dia menjauh.”

Flashback (ini mengenai alasan terbunuhnya Park Kwang Ho 88)
Kwang Ho datang ke kantor mencari seseorang. Dr. Mok melihatnya dan bertanya apa dia mencari sesuatu?
Kwang Ho berada dalam ruangan Dr. Mok. Dia bertanya apakah dr. Mok mengenal pria tua bernama Kim Pil Soo?
“Saat Anda menjadi sukarelawan di panti jompo Sungyoo-dong, Anda yang memeriksa dia.”



Saat itu, Kwang Ho datang mengantar Bok Soon berobat karena mendengar ada pengobatan gratis. Dan saat itu, dia melihat sesuatu yang aneh. Dr. Mok tidak menyuntik kakek Pil Soo dengan suntikan yang tersedia tetapi dengan suntikan yang dibawanya sendiri.
“Kim Pil Soo meninggal tepat keesokan harinya.”
“Aku memberinya suntikan vitamin agar merasa baikan. Turut berduka mendengarnya,” jawab dr. Mok berpura-pura sedih.
Kwang Ho tidak mempercayainya. Dia bertanya apa dr. Mok yakin dia menyuntikkan vitamin? Dr. Mok menatapnya tajam. Kwang Ho sedikit ketakutan melihat sorot matanya.
Kwang Ho pergi ke pusat kesehatan dan hendak menyelidiki apa yang dibawa oleh dr. Mok ke dalam layanan pengobatan gratis. Tapi, petugas tidak bisa memberikannya tanpa adanya surat penangkapan.
Dan ternyata, dr. Mok melihatnya.
Kwang Ho mulai mengintai dr. Mok di depan rumahnya.

Hari malam dan dia sudah ketiduran. Ponselnya berbunyi. Telepon dari dr. Mok yang sudah berada di luar dan menghubungi dari box telepon umum.
“Di dunia ini, ada beberapa jalan yang mestinya tidak kau lalui. Nenek yang telah merawatmu, Kim Bok Soon, apa tidak masalah kalau kubunuh dia? Lebih baik kau kemari sendiri. Itu satu-satunya cara dia bisa selamat,” ancam dr. Mok dan mematikan telpon.
Kwang Ho datang dengan panik menggunakan mobilnya. Tetapi, Bok Soon sudah meninggal.

Kwang Ho memasang mata waspada dan melihat sekeliling. Tiba-tiba dari arah belakang, dr.Mok muncul dan menusukkan jarum suntikann padanya. Kwang Ho melawan dan berusaha kabur.
Tapi dia lebih lemah dari dr. Mok. Dr. Mok menghajarnya dan saat itulah ponselnya terjatuh.


Kwang Ho terus melawan. Dia berhasil kabur dengan mobilnya. Tetapi, Dr. Mok tidak menyerah dan terus mengejarnya. Itulah bagaimana akhirnya mobilnya terjatuh ke jurang dan dia tewas di cekik.
Flashback END
“Saat pertama kali melihat Kopral Park ini, aku terkejut sekali sampai aku hampir menyemburkan tawa. Karena aku yakin Park Kwang Ho sudah mati kubunuh. Tapi, muncul Park Kwang Ho lain.”
“Park Kwang Ho mati kau bunuh, namun kau juga yang mengautopsi dia?” tanya Kwang Ho tidak percaya.
“Jangan salah paham.  Aku bisa saja memalsukan dokumen autopsinya.  Tapi, tidak kulakukan. Aku tidak segegabah dan sinting seperti pikiranmu, Detektif Park Kwang Ho,” senyum Dr. Mok.
Kwang Ho tidak percaya mendengarnya.
Jae Yi bertanya kenapa Sun Jae tidak memberitahunya. Kalau dia mengetahui nama aslinya adalah Park Yeon Ho. Dia bertanya pada Sun Jae alasannya mencarinya dan apakah dia mengetahui sesuatu mengenai masa lalunya?
Sun Jae ragu menjawabnya.
Kwang Ho berantem dengan Dr. Mok di terowongan. Pertarungan berlangsung sengit.
Jae Yi heran dengan Sun Jae yang menyuruhnya bertanya kepada Kwang Ho. Sun Jae kesulitan menjawabnya, “Karena… dia … ayahmu.”
Jae Yi terkejut mendengarnya. Dia tidak percaya mendengarnya. Bagaimana bisa orang yang lebih muda menjadi ayahnya.
“Kwang Ho… datang dari masa lalu.”
Kwang Ho masih terus bertengkar dengan Dr. Mok. Dan dr. Mok mengeluarkan suntikannya. Dia mengarahkannya pada Kwang Ho. Kwang Ho terpojok.
Dan dia berusah membanting tubuh dr. Mok.

Tepat saat itu, mereka berpisah dimensi.
Mereka saling berteriak meneriaki masing-masing nama.
Kwang Ho yang belum menyadari kalau dia sudah kembali ke tahun asalnya, berlari di sepanjang terowongan.
Seorang pria bersepeda melewatinya dengan sebuah radio berada di kursinya. Radio itu memutar lagu lama.
Kwang Ho terkejut. “Apa aku… kembali ke masa lalu?

11 Comments

  1. Pic akan di update secepatnya.. Soalnya jaringan internet sedang terganggu untuk upload pic

    ReplyDelete
  2. PEMBERITAHUAN!!

    TUNNEL episode 13 dan 14 akan di undur selama seminggu. Jadi tanggal 06 dan 07 Mei tidak akan tayang.

    Menurut Info karena OCN akan meningkatkan kuitasnya lagi di 4episode terakhir..

    Regards,

    ReplyDelete
  3. Makasih recapnya..infonya juga,mkin tegang..

    ReplyDelete
  4. Makasih recapnya..infonya juga,mkin tegang..

    ReplyDelete
  5. Ough!!menyebalkan pdhl lg seru"nya

    ReplyDelete
  6. Ough!!menyebalkan pdhl lg seru"nya

    ReplyDelete
  7. Aahhhhh penasaraaannnn😯😯😯

    ReplyDelete
  8. Makin seru ini 👍👍👍👍👍👍

    ReplyDelete
  9. makin penasaran. 😣😣😣

    ReplyDelete
Previous Post Next Post