Sinopsis Drama Korea : TUNNEL Episode 12 - 1



Images by : OCN

Ho Young di penjara mendapatkan kunjungan dari Dr. Mok. Dia bertanya apa Dr. Mok mengenalinya? Dr. Mok tersenyum dan balas bertanya kalau dia dengar Ho Young adalah saksi dari kejadian 30tahun lalu.
“Saksi apanya,” gumam Ho Young. “Kau reporter? Kau mau tahu apa? Apa kau datang untuk bertanya bagaimana aku membunuh mereka?”
Dr. Mok tersenyum. “Ya. Bagaimana kau membunuh mereka?”
“Pertama, aku mencekik mereka,” cerita Ho Young.
“Kau tidak suka kalau mereka berisik. Lalu?”
“Aku mengikat kaki dan tangan mereka.”
“Dengan stoking?”
“Kau tahu cukup baik. Ini ulet, jadi bisa diregangkan dengan baik. Aku mencekik mereka dengan stocking. Aku mencekik mereka sekali, dua kali dan tiga kali. Lagi dan  lagi. Mereka langsung merasa sesak.  Ya, itu dilakukan sekali,” tutup Ho Young. Dia memandang wajah Dr. Mok dan mengenalinya. “Itu kau.” Ho Young tertawa karena mengenali dr. Mok sebagai pelaku asli 30tahun lalu. “Siapa yang akan mengenali siapa duluan? Dan siapa yang akan menangkap siapa duluan? Ya ampun, aku sangat penasaran.”
Dr. Mok menatapnya dan berkata dia akan menceritakan sebuah cerita lucu. “Kau ditangkap karena membunuh 7wanita. Sekalipun kau menyangkal semuanya, meskipun kejaksaan tidak dapat membuktikan seluruh kasusnya, paling tidak kau tetap tersandung oleh 1-2 kasus. 25 tahun (masa tahanan)? 30 tahun? Tidak, kau akan dikurung selamanya. Itu berarti kau akan terkurung, sama dengan saat kau di rumah sakit jiwa. Dalam ruangan sempit berukuran 3m persegi, kau akan dikurung selamanya. Di ruangan itulah, kau akan makan, tidur, makan, lalu tidur lagi. Meski menutup mata, bahkan dalam mimpi, kau tidak akan bisa lolos,” ujar dr. Mok merendahkan.
Ho Young terkesiap mendengarnya. Dia mulai mengingat saat ibunya kemaren menyuruhnnya untuk seharusnya tinggal dengan tenang di RSJ dulu.


Di dalam selnya, Ho Young menggeliat seperti menggelepar. Dia terlihat sangat aneh. Seperti orang tertekan. Dia terus mengingat saat - saat ibunya mengatakan tidak mau mempunyai anak sepertinya. Ho Young berusaha tenang dengan membaca alkitab tapi tidak berhasil. Dia teringat kata - kata Dr. Mok yang menyatakan dia tidak akan bisa keluar dari sel-nya. Dia teringat saat ibunya menyuruhnya untuk tidak keluar sampai dia mati.

Dia memegang pintu sel-nya dengan panik. Dia teringat saat-saat dia terkurung dalam RSJ dulu. Dia kemudian ingat perkataan terakhir Dr. Mok : “Kau bisa keluar kalau sudah mati.” dan dia teringat tawa merendahkan dr. Mok. Dia juga melihat saat itu, pena yang tergantung di saku jas dr. Mok yang bertuliskan ‘NOEL’.

Ho Young menangis. Di dalam selnya, dia merobek baju tahananya menjadi seperti tali. Akan menggunakannya sebagai tali. Namun, sebelum dia menggantung dirinya, dia menulis sesuatu di alkitab-nya.
“Aku tak bisa meninggalkan satu hadiah saja. Permainan harus adil,” ujar Ho Young. Dia menatap jeruji besi jendela.
Dan dia menggantung dirinya dengan tangan yang mengenggam robekan kertas.
Berita mengenai bunuh dirinya Jung Ho Young dengan cepat sudah tersiar.
Episode 12
Kwang Ho bersama dengan Sun Jae dan Jae Yi menuju sel tersebut sambil mendengarkan berita-nya di radio.
Ketua sudah menantinya. Kwang Ho datang dengan panik dan bertanya ada apa? Min Ha melihat Jae Yi dan bertanya kondisinya. Ketua juga meminta maaf karena tidak sempat menjenguk Jae Yi di rumah sakit.
Petugas keluar. Dia memberitahu kalau Ho Young bunuh diri dan penyebab kematiannya adalah kekurangan oksigen dan shock jantung. Untuk analisa lebih rinci, mayatnya akan dikirim ke NISI untuk di autopsy.
Kwang Ho bertanya pada petugas apa ada sesuatu yang terjadi di penjara? Ho Young tidak punya alasan untuk bunuh diri. Petugas juga tidak tahu karena Ho Young dikurung dalam sel isolasi.
Jae Yi bertanya pada petugas kalau dia mendengar kalau Ho Young meninggalkan surat wasiat. Dia minta izin untuk melihatnya. Petugas membenarkan dan bertanya siapa yang bernama Park Kwang Ho.
“Jung Ho Young meninggalkan surat untukmu,” jelas Petugas. Semua langsung heran kenapa Ho Young meninggalkan surat untuk Kwang Ho?
Petuga menyerahkan kertas tersebut dan memberitahu kalau berdasarkan keterangan petugas yang menemukan Ho Young, Ho Young menggantung diri dengan memegang kertas itu erat-erat.

Kwang Ho menerima kertas itu. Dia membukanya. Ada tulisan ‘Noel’.  
Mayat Jung Ho Young dibawa keluar. Kwang Ho melihatnya dan merasa sedih karena kehilangan seorang saksi.

Keesokan harinya,
Dr. Mok berdiri di dekat jendela sambil menikmati kopinya. Dia memandang matahari dan tersenyum senang.
Sun Jae masuk ke ruangannya dan berkata kalau sepertinya dr. Mok sedang dalam suasana hati yang baik. Dr. Mok membenarkan karena cuaca sangat baik hari ini. Dia juga bertanya alasan Sun Jae datang ke tempatnya hari ini?
Mereka duduk berdua. Sun Jae  bercerita mengenai Jung Ho Young yang bunuh diri tiba-tiba dan ada kemungkinan dia melihat wajah pembunuh. Dr. Mok bergumam kalau itu mengecewakan.
“Tapi, bagaimana kau tahu Jung Ho Young adalah saksinya?” tanya Dr. Mok. “Dia membual soal itu?”
“Tidak. Jung Ho Young sampai akhir malah berkeras dialah pelakunya. Orang yang menyadari dia saksi adalah… Kwang Ho,” beritahu Sun Jae. Dr. Mok terkejut. “Dia bilang pelakunya merokok di terowongan,  tapi Jung Ho Young tidak merokok sama sekali. Itulah sebabnya dia tahu Jung Ho Young bukanlah pelakunya.”
Dr. Mok semakin heran darimana Kwang Ho tahu korbannya merokok di terowongan padahal itu kejadian 30tahun lalu. Ho Young bingung cara menjelaskannya tetapi dia tetap tidak memberitahu Dr. Mok.
Dr. Mok teringat perkataan Ho Young padanya,  “Sembunyi dengan baik dan jauh. Aku tetap melihatmu. Siapa yang akan mengenali siapa duluan? Dan siapa yang akan menangkap siapa duluan? Aku sangat penasaran.”
Dr. Mok mulai merasa kalimat Ho Young aneh dan bertanya-tanya apa maksudnya siapa mengenali siapa duluan?

Kwang Ho masuk dan menyapa dr. Mok. Dia memanggil Sun Jae dan memintanya agar keluar untuk bicara berdua. Dr. Mok memandang wajah Kwang Ho intens.
Ingatan lamanya mulai kembali. Wajah Kwang Ho mirip dengan wajah detektif yang mengejarnya dulu di terowongan, 30 tahun lalu.
“Itu kau? Kau detektif dari 30 tahun lalu?” tanya Dr. Mok dalam hatinya sambil menatap Kwang Ho.
Kwang Ho menyadari tatapan dr. Mok dan bertanya apa dia mau mengatakan sesuatu padanya? Dr. Mok segera sadar dan berkata tidak ada. Sun Jae pamit pergi pada dr. Mok.
Di luar, Kwang Ho bertanya apakah Sun Jae ada mengungkapkan identitasnya yang berasal dari masa lalu pada dr. Mok? Kan dia yang melakukan autopsy pada alm. Park Kwang Ho. Sun Jae menenangkan kalau dia tidak memberitahu dr. Mok dan mengatakan kepada dr. Mok kalau dia akan menceritakan semuanya nanti.


Dr. Mok memperhatikan mereka dari jendela ruangannya. Dia teringat saat memukuli kepala Kwang Ho di terowongan dan meninggalkannya. Dia tersenyum senang saat itu. Tapi, beberapa hari kemudian, dia melihat koran yang beredar yang memberitakan mengenai pernggatian besar personil di kantor polisi Hwayang.
“Apa itu sebabnya Letnan Kim  tidak mau memberitahukan siapa Kopral Park sebenarnya?” dr Mok tertawa senang menyadari apa yang terjadi. “Senang bertemu denganmu lagi. Apa sudah 30tahun?”
Universitas Hwayang,
Jae Yi berdiskusi dengan Rektor Hong. Dia mengemukakan kalau dia melewatkan poin penting dalam kasus Ho Young yaitu kemungkinan kalau Ho Young adalah saksi.
“Karena itulah korbannya punya persamaan satu sama lain. Ini juga menjelaskan kenapa alat yang digunakan bisa sama. Alasan kenapa Jung Ho Young terobsesi pada rok dan menggunakan stoking untuk membunuh adalah karena Jung Ho Young melihat apa yang dilakukan oleh pembunuh asli. Sejak usia 18 tahun, Jung Ho Young ditindas dan mendapatkan perlakukan kekerasan. Itulah mungkin penyebabnya. Saat Jung Ho Young menyaksikan pembunuhan, menjadi fase krusial dalam hidupnya,” analisa Jae Yi.
“Menyaksikan pembunuhan memicu insting membunuhnya muncul? Dia semacam peniru. Dugaan keberadaan pembunuh lain, Profesor Shin mungkin benar soal itu,” setuju Rektor Hong.
Tapi, ada yang aneh menurut Jae Yi. Karena menurutnya Jung Ho Young bukanlah tipikal penjahat yang akan mudah bunuh diri. Apalagi di saat dia diketahui merupakan saksi lama. Itu benar-benar aneh.
“Apa dia  ingin bermain sampai akhir?” simpul Rektor Hong. “Tanpa memberitahu apa-apa, dia bunuh diri.”
Jae Yi memberitahu kalau Ho Young meninggalkan memo. Rektor Hong terkejut. Jae Yi sendiri juga bingung apalagi memo tersebut di tujukan pada Kwang Ho.

Jae Yi pergi menemui dr. Mok. Mereka bermain catur bersama. Jae Yi bertanya pendapat dr. Mok mengenai alasan Ho Young bunuh diri.
“Entahlah…  Aku juga tidak yakin, tapi kudengar dari pengacara kenalanku yang sering berkunjung ke penjara. Beberapa tahanan di dalam penjara kadang tidak sanggup menanggung beban dikurung di dalam sel. Mereka minta dikeluarkan secepat mungkin, kepada para pengacara yang menangani kasus mereka. Sebagian bahkan sengaja melukai diri. Jung Ho Young mungkin salah satu dari mereka. Berdasarkan catatan, dia sudah pernah dikurung di dalam rumah sakit jiwa. Saat dia dimasukkan ke dalam penjara, dia mungkin teringat lagi pada kenangan masa lalunya itu. Dia hanya bisa keluar kalau dirinya mati. Dia tidak sanggup menanggung beban dikurung. Makanya dia memutuskan untuk mengakhiri hidup. Kadang,  kenangan bisa mengacaukan pikiran seseorang,” jawab dr. Mok. “Profesor Shin juga pernah mengalaminya, 'kan?”
“Kuharap aku memiliki kenangan yang mengacaukan seperti itu. Aku tidak punya ingatan masa kecil. Aku diadopsi saat aku berumur 6 tahun dan meninggalkan Korea saat itu.  Namun, kudengar seseorang mencariku. Kalau aku ingat sesuatu, setidaknya aku bisa mencari tahu siapa orang yang sedang mencariku itu. Aku tidak bisa menduga sama sekali siapa orang itu,” jawab Jae Yi.
Dr. Mok tersenyum dan menyuruh Jae Yi untuk tidak terlalu keras memikirkannya. “Karena ingatan itu pasti akan datang kalau waktunya sudah tepat.”

Kantor Polisi Hwayang,
Ketua dan team berkumpul untuk membahas mengenai kematian Jung Ho Young dan arti dari pesan terakhir yang ditinggalkan Ho Young.
Ketua juga memberitahu kalauHo Young yang merupakan tersangka tewas dan kejaksaan akan menutup ke 7 kasus pembunuhan tertuduh karena tidak ada hak untuk meneruskan penyelidikannya. Kwang Ho langsung protes kalau pembunuh dari Yoon Da Young dan Nam Ju Hee masih belum ditemukan.
Sun Jae setuju dan berkata kalau mereka harus memulai dari awal lagi. Ketua memberitahu kalau tim investigasi untuk kasus itu sudah di bubarkan. Kwang Ho langsung protes karena mengira Sung Shik menyuruh mereka untuk berhenti. Ketua menjelaskan kalau maksudnya adalah mereka harus melakukan penyelidikan diam-diam dan jangan sampai atasan tahu. Semua-nya setuju.
“Kita harus mengakhiri semua ini. Kasus ini harus selesai agar semua bisa kembali ke tempatnya semula,” ujar Ketua dan menatap Kwang Ho.
Tapi, Ketua tetap bingung harus mulai dari mana. Mereka punya saksi dan  korban tetapi tidak ada tersangka.
Kwang Ho berpikir.
 Dan, dia mulai mencatat semua kasus dari tahun 1985 s.d 1986 dan kasus terbaru tahun 2017.

“Pertama,  kita harus menyelidiki kasus masa lalu dengan teliti. Kita mungkin bisa dapat petunjuk soal bajingan ini. Lalu menemukan persamaan dengan kasus yang terjadi baru-baru ini,” jelas Kwang Ho memulai rapat.
Tae Hee protes karena Kwang Ho yang memulai briefing dan bukannya Ketua.  Min Ha memberitahu kalau Kwang Ho hanya menyampaikan apa yang dia dengan dari Ketua.
“Inilah yang dikatakan Jung Ho Young. "Ini adalah kasus yang tidak diketahui oleh siapapun  dan tidak tercatat di manapun." Omong kosong macam apa. Para korban, keluarganya, dan Ketua Tim tahu. Aku juga. Bajingan itu, kali ini kita tangkap dia,” ujar Kwang Ho.
Kwang Ho mulai menjelaskan satu persatu mengenai korban.
l Korban pertama ditemukan tahun 1985, di Hwayang-eup, Seojeong-ri, Jalan Bangjoo. Lee Jung Sook.  Dia adalah pekerja di perusahaan tekstil Donghae. Dia dibunuh saat dalam perjalanan pulang ke rumahnya.
l Pembunuhan kedua, terjadi tidak sampai 15 hari dari pembunuhan pertama. Kim Kyung Soon. Usianya 20 tahun. Dia ditemukan hilang sekembalinya dari Seoul. Dia ditemukan keesokan harinya. Sama seperti Lee Jung Sook, dia juga diikat dengan stoking. Tangan dan kakinya terikat.
l Korban ketiga ini adalah Hwang Choon Hee. Dia adalah karyawan di Rose Cafe.  Dia hilang dalam perjalanan setelah mengantarkan pesanan. Keesokan hari, jasadnya ditemukan di padang rumput. Metode pembunuhannya sama. Dia tidak meninggalkan jejak apapun.
l Dan… korban keempat adalah Seo Yi Soo. Dia adalah seorang ibu rumah tangga berusia 26 tahun. Jung Ho Young adalah saksi dari pembunuhan ini. Dia dibunuh dengan cara yang sama  makanya kita sempat berpikir kalau pembunuhnya adalah Jung Ho Young.
l Korban kelima serta satu-satunya yang selamat adalah Kim Young Ja. Dia adalah seorang siswa SMA berusia 18 tahun.
l Yang terakhir, ditemukan di terowongan,  korban keenam, Jin Seon Min. Usianya 19 tahun. Saat itu, baru disadari pelaku orang yang sama.
“Sejujurnya,  investigasi waktu itu adalah sebuah kegagalan besar. Sudah terlambat untuk menyadari bahwa itu adalah kasus pembunuhan berantai. Mencari pelaku di antara orang-orang di sekitar korban dan kenalan mereka sama sekali tidak cukup. Meski terlambat, tapi kita masih bisa menangkapnya sekarang,” ujar Kwang Ho.
“Lalu, apa kesamaan yang dimiliki korban?” tanya Ketua.
“Mereka adalah remaja atau wanita yang berusia 20-an. Stocking merupakan alat pembunuhnya. Dan diberi tanda titik di kakinya. Perkiraan kejadian pembunuhan adalah sekitar pukul 9 malam,” jawab Kwang Ho. “Kami selalu datang ke TKP lagi di jam yang sama dengan kejadian pembunuhan  dan memeriksanya lagi dengan senter,” ujar Kwang Ho.
Tae Hee bingung dengan pemakaian kata ‘kami’ dan bertanya siapa yang dimaksud. Tapi, Min Ha yang lebih polos malah menjawab kalau itu maksudnya adalah Ketua dan menyuruh Tae Hee untuk fokus.
l Dan 30 tahun kemudian… ...Yoon Da Young menjadi korban pembunuhan ketujuh.
l Korban kedelapan adalah Nam Ju Hee.
“Metode pembunuhannya sama persis dengan 30 tahun lalu.  Bahkan kenyataan kalau jasad korban pun juga tidak dikuburkan. Kalau dipikir lagi sekarang, metode pembunuhan Jung Ho Young, berbeda dengan penemuan korban ketujuh dan kedelapan.  Artinya pelaku harus berjalan jauh untuk menemukan korbannya,” jelas Sun Jae.
“Sama persis dengan kejadian 30 tahun lalu,” timpal Ketua.
“Yoon Da Yong dan Nam Ju Hee berada dimana saat kejadian, kita harus mengetahuinya. Kita harus mencari tahu di mana pelaku bertemu dengan mereka,” ujar Sun Jae.
Kwang Ho memperhatikan lagi kronologis kasus di papan dan menyadari kalau semua korban dalam perjalanan pulang ke rumah.
“Mereka harusnya bisa sampai ke rumah dengan selamat,” ujarnya sedih.
“Tapi… kenapa kira-kira dia mulai membunuh lagi? Bukankah itu aneh? Kasus sebelumnya sudah kadaluwarsa. Dia semestinya terus berdiam diri. Kenapa malah membuat resiko dirinya tertangkap lagi?” tanya Min Ha tiba-tiba.
Sun Jae menyadari kalau pasti ada sesuatu yang memicu pelaku melakukan hal ini lagi setelah 30tahun.
“Pertama,  mari kita fokus pada bukti yang konkrit. Si saksi, Jung Ho Young, meninggalkan sebuah catatan bertuliskan "Noel". Dan… tanda yang ada di tubuh korban kita tahu dibuat dari tinta produksi Pabrik Kimia Shinhae. Terakhir, kita harus mencari tahu di mana Yoon Da Young dan Nam Ju Hee berada di hari kejadian. Tae Hee dan Min Ha. Pergi dan temuilah keluarga Yoon Da Young dan Nam Ju Hee. Tanyakan apa mereka tahu di mana korban berada saat itu. Kim Sun Jae dan Kwang Ho. Kalian berdua harus fokus mencari tahu apa artinya "Noel" itu. Aku akan cari tahu soal tinta yang dibuat oleh Perusahaan Kimia Shinhae. Aku yakin ini ada hubungannya dengan alat yang dia gunakan untuk membunuh. Aku akan menangkapnya kali ini. Tidak peduli apapun. Ayo bergerak!” perintah Ketua.
Sebelum beranjak pergi, Kwang Ho meminta izin untuk bicara berdua dengan Ketua dan Sun Jae.

Mereka berada dalam sebuah ruangan. Kwang Ho memberitahu pendapatnya kalau mungkin alasan pelaku membunuh lagi adalah karena alm. Park Kwang Ho.  Tapi, Sun Jae tidak sependapat karena jika pelaku sudah membunuh alm. Park Kwang Ho yang mungkin mengusiknya jadi untuk apa lagi dia membunuh. Ketua setuju dengan pendapat Sun Jae. Dia merasa ada alasan lain yang memicu  pelaku. Ketua tiba-tiba mendapat ide kalau mereka bisa bertanya pada Prof. Shin.
Kwang Ho yang mendengarnya segera berteriak. Dia tidak setuju dengan ide Sung Shik. Ketua malah bingung dengan reaksi Kwang Ho.
“Ketua Tim. Sebenarnya…,” Sun Jae mulai menjelaskan.
Ketua sangat kaget mendengar hubungan Jae Yi dan Kwang Ho sebenarnya. “Tadinya kupikir tidak ada lagi yang bisa membuatku terkejut. Profesor Shin adalah Yeon Ho?”
Kwang Ho membenarkan dan karena itu dia tidak akan mengizinkan mereka melibatkan Jae Yi lagi dalam kasus ini.
“Meski begitu, Profesor Shin... kita tetap butuh bantuannya,” ujar Sung Shik. Kwang Ho langsung kesal dan hendak memukulnya. Sun Jae menghentikannya. “Untuk kasus yang belum terselesaikan tanpa banyak bukti begini penting menganalisa sosok pelakunya. Lebih cepat dia tertangkap, kau bisa lekas kembali. Sampai kapan... kau mau di sini?” jelas Ketua.
Sun Jae setuju dan menyuruh Kwang Ho agar menuruti Ketua. Sung Shik juga memohon. Kwang Ho tidak bisa lagi membantahnya.


Sun Jae menelpon Jae Yi dan memberitahu kalau dia meminta bantua untuk menganalisa pelaku. Dia sudah mengirimkan rincian kasus 30tahun lalu lewat email dan Jae Yi bisa menggunakan artikel yang dia temukan sebagai tambahan referensi. Jae Yi memeriksa e-mailnya dan meminta tambahan rincian mengenai korban. Sun Jae mengerti.
Setelah Sun Jae mematikan telpon, Kwang Ho yang memperhatikan dari samping sedari tadi bertanya apa yang dikatakan Jae Yi.
“Dia ingin informasi yang lebih spesifik. Bahkan yang terkecil pun akan berguna.  Jadi, tuliskan semua yang kau tahu dan kirimkan segera padanya,” jelas Sun Jae. Kwang Ho mengerti,

Tae Hee dan Min Ha mulai melakukan penyelidikan kembali kepada teman Yoon Da Young dan Nam Ju Hee. Mereka sedikit heran karena ditanyai kembali padahal pelaku sudah tertangkap. Tae Hee dan Min Ha berkata hanya perlu memeriksa beberapa hal. Tapi, tidak ditemukan pernyataan berarti dari mereka.

Ketua pergi menginterogasi pekerja yang pernah bekerja di Pabrik Shinhae dan bertanya mengenai bahan tinta. Pekerja dengan ramah menjawab dan memberitahu kalau tinta dibuat dari bahan pigmen dan digunakan untuk mengecat, menikur, ban, bolpoin dan stilograf dulu. Dan tinta ini dengan mudah dapat di temukan di berbagai alat tulis dulu.
Kwang Ho dan Sun Jae sedang memandangi dan mencoba memikirkan arti dari kata Noel. Noel bisa berarti Natal, Kelahiran dan Nama.
Kwang Ho tiba-tiba teringat mengenai kalung salib korban So Yeon yang bertuliskan nama Lucia. Dan Lucia adalah nama baptis.
“Ini adalah nama baptis,” sadar Kwang Ho. “Lee So Yeon juga punya nama baptis terukir di kalungnya.”
“Jadi Noel nama baptis dari pelaku?” tanya Sun Jae.
Kwang Ho membenarkan. Dia mulai menyarankan agar memeriksa katredal yang ada di Hwayang dari tahun 1986.
Berdasarkan data, hanya ada 5katredal yang berdiri di tahun 1986. Kwang Ho dan Sun Jae segera pergi ke setiap katredal tersebut dan meminta izin untuk melihat nama jemaat yang bernama Noel yang sekarang berusia sekitar akhir 40-an atau awal 50-an.

Mereka sudah mendapatkan beberapa nama dan pergi mengunjungi setiap orang dengan nama Baptis Noel dan kisaran umur yang dibicarakan. Namun, tidak ada satupun yang dapat menjadi tersangka.

Mereka pergi ke nama baptis Noel terakhir, Kim Kyung Tae. Namun, lagi-lagi bukan dia pelakunya. Kyung Tae selalu berada di tokonya dan hal itu dapat dibuktikan dengan CCTV.
Kwang Ho dan Sun Jae merasa kecewa karena tidak bisa menemukan apapun.

“Tapi, kenapa mencari orang memakai nama baptisnya?” tanya Kyung Tae. Kwang Ho dan Sun Jae tidak bisa menjawabnya dan hanya pamit pergi.
“Nama baptisnya adalah… Noel?” ujar Kyung Tae tiba-tiba seperti berusaha mengingat. Dan hal itu menarik perhatian Kwang Ho dan Sun Jae. “Ada pria lain yang bernama Noel di gereja, sama denganku. Sudah lama sekali, sih.  Namanya… Aku tidak bisa ingat,  tapi namanya lumayan unik.  Ada seorang pria bermarga Cheon di gerejaku. Dia adalah seorang tentara yang berperang dalam perang Vietnam. Ahjussi itu biasa mengumpulkan anak-anak dan bercerita dengan bangga soal berapa orang yang sudah pernah dia bunuh. Dia bilang dia harus membunuh orang-orang licik itu. Auh... dia bicara memotong leher-leher  dan mengiris tenggorokan. Dia bahkan memperlihatkan tatonya pada kami.  Dia bilang kalau tatonya adalah jumlah orang yang pernah dia bunuh. Dan ada satu orang yang selalu mendengarkan  cerita Ahjussi itu dengan saksama,” cerita Kyung Tae.
“Cheon Ahjussi itu, dimana kami bisa menemui dia?”
“Dia sudah lama meninggal. Suatu saat, dia mendadak tidak ke gereja lagi. Kudengar dia sudah meninggal. Setelah Cheon Ahjussi meninggal, pria itu juga berhenti datang ke gereja,” beritahu Kyung Tae.
Tapi, dia juga tidak tahu dimana keberadaan pria bernama baptis Noel tersebut.

3 Comments

  1. Pic akan di update secepatnya.. Soalnya jaringan internet sedang terganggu untuk upload pic

    ReplyDelete
  2. PEMBERITAHUAN!!

    TUNNEL episode 13 dan 14 akan di undur selama seminggu. Jadi tanggal 06 dan 07 Mei tidak akan tayang.

    Menurut Info karena OCN akan meningkatkan kuitasnya lagi di 4episode terakhir..

    Regards,

    ReplyDelete
  3. Ok ka.. aku sllu nungguin koq.. semangaat trus kaa

    ReplyDelete
Previous Post Next Post