Sinopsis Lakorn : I See You - Payaban Piset … Case Pitsawong Episode 02


Images by : GMM
Direktur melakukan wawancara dan menyatakan kalau pasien yang di rawat mengalami hyperventilation karena stress yang di akibatkan oleh kelakuan Mr. Ken di dalam ruangannya. Dan kini RS akan menuntut Mr. Ken dengan tuntutan melanggar aturan RS dan juga menggangu hak yang di miliki pasien. Mereka melakukannya untuk membersihkan nama rumah sakit dan juga memperoleh kembali kepercayaan masyarakat terhadap RS Karunarak.
“Sains dapat membuktikan segalanya. Hantu itu tidak ada,” jelas Direktur.
Dan hantu wanita, Chaba, mendengarnya dengan malas.

Direktur sekarang sedang melakukan meeting bersama para suster. Dia meminta para suster untuk bekerjasama sehingga tidak muncul lagi rumor-rumor mengenai hantu di RS Karunarak. Dia mengerti kalau RS selalu menjadi tempat yang bisa membangkitkan imajinasi-imajinasi aneh. Karena itu, dia melarang untuk berbicara mengenai hantu atau roh. Selesai menyampaikan itu, Direktur beranjak pergi.

Ms. Chan mulai memberi peringatan kepada yang lainnya agar peristiwa kemaren tidak terjadi lagi. Dia menyuruh mereka untuk focus menyelesaikan masalah dan situasi di kamar pasien dan juga di ER (sambil menatap Pairin).
Ms. Chan memerintahkan New untuk melihat apa pekerjaan yang harus dilakukan hari ini dan ajarkan pada Pairin. Dia juga memberitahu kalau pasien bernama Tn. Korkiat yang biasanya di urus oleh Meow (suster yang di episode sebelumnya dimarahi oleh Ms. Chan terkait masalah pasien melihat hantu) akan dialihkan kepada Pairin. Dia mengingatkan Meow untuk tidak lupa kalau dia akan masuk shift pagi mulai besok.

Setelah semua nasihat itu, Ms. Chan memerintah New untuk bertanggung jawab terhadap dr. M. (Dokter M adalah dokter yang kemaren terkena serangan jantung dan roh-nya menolong Pairin mengatasi hyperventilation). New dengan senang menerimanya dan tersenyum-senyum. Ms. Chan menegurnya karena senyum-senyum sendiri.

New sekarang berada di luar RS. Dia pergi ke toko buku karena dr. M memintanya untuk membeli beberapa buku dan dia juga membeli beberapa barang untuk dr. M selagi dia berada diluar.
New sudah kembali ke RS. Dia membawa kantong besar dan memberikannya pada dr. M. Mew juga bercerita kalau semua barang-barang itu sangat berat dan membuat lengannya sakit. Namun, tidak ada respon dari dr. M.
Dan buku apa yang di pesan oleh M?
Itu adalah buku-buku mengenai kehidupan setelah kematian.

New berceloteh kalau tidak mudah membawa buku - buku itu ke dalam rumah sakit. Bahkan dia hampir ketahuan oleh Ms. Chan. Dia kemudian bertanya sejak kapan dr. M menyukai hal-hal semacam itu? dr. M hanya menjawab singkat : “Baru saja.”
New lanjut bercerita saat dia membeli buku-buku itu, pegawai di toko buku terus bertanya padanya. Pegawai itu sepertinya mengira aku sedang terkena ilmu hitam atau sejenisnya.
“Itulah mengapa aku memintamu yang membelinya,” respon dr. M.
Senyum New langsung hilang. Tapi, dia memuji dr. M yang sudah terlihat lebih baik hari ini. Dia memberitahu kalau kemaren dr. M membuat mereka ketakutan dan khawatir dengan kondisinya. dr. M tidak merespon. New terlihat sedih namun dia berbicara lagi kalau dia tidak hanya membelikan buku namun juga …
“Hey. Disini ada suster baru, kan?” tanya dr. M memotong pembicaraan New.
New heran darimana dr. M tahu mengenai hal itu (karena mereka kan belum bertemu). dr. M gugup dan berkata kalau dia hanya mendengar pembicaraa direktur dengan seseorang bahwa dia memperkerjakan suster baru.
dr. M meminta New untuk membawa suster baru itu padanya. New mengerti. Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu kamar dr. M dan New segera membereskan semua buku dan menyembunyikannya.
Yang datang adalah direktur, dr. Withit, dan dr. Men. Direktur datang untuk melihat kondisi dr. M juga untuk memberitahu mengenai hasil diskusi mereka mengenai kesehatan dr. M.
dr. Withit menjelaskan kalau dr. M pasti sudah tahu mengenai kondisinya sendiri. Dia pasti sering mengalami detak jantung yang tidak stabil dan kemaren adalah pertama kalinya dia terkena serangan jantung. M membenarkan.
dr. Withit berkata kalau M harusnya bersyukur karena pada saat kejadian ada dr. Men yang mengatasi dan memberikan pertolongan yang tepat. Dia menyarankan M untuk segera mengobati penyakitnya sebelum itu semakin parah.
“Aku akan menerima pengobatan saat aku sudah siap,” jawab dr. M.
Direktur segera protes. Dia menyarankan M untuk segera menjalani pengobatan dan tidak perlu khawatir mengenai pekerjaannya. Dengan kondisi M saat ini, pengobatannya tidak akan sulit dan M akan segera pulih dalam beberapa minggu.
M tetap keberatan dan beralasan kalau dia harus melihat dan mengawasi kondisi dari pasien Tn. Korkiat. Dan dia pikir tidak akan ada orang lain yang tahu mengenai kondisi Tn. Korkiat seperti dirinya.
Direktu ragu mendengar alasan M. Dia bertanya bukan karena M ada masalah lain? M menyakinkan. Direktur kemudian memutuskan kalau M akan tetap menjalani pengobatan dan kondisi Tn. Korkiat akan di pantau oleh dr. Men sampai M pulih.
“Men. Berikan aku pendapatmu mengenai stage Hepatitis Tn. Korkiat,” perintah M. Dia sepertinya tidak percaya dengan kemampuan Men.
Direktur menegur M yang memberi pertanyaan itu. Karena dia kan baru memerintahkan Men untuk mengambil alih Tn. Korkiat beberapa detik lalu.
“Ya, dari apa yang aku pelajari mengenai pasien, dia kemungkinan berada di stage 1 atau 2. Tetapi, melihat dari umur Tn. Korkiat, aku pikir hasil test darahnya akan menunjukkan dia berada di stage 4 dari kronis hepatitis, sama seperi yang kamu perkirakan,” jawab Men, lugas.
M terdiam. Dia akhirnya yakin memberikan Tn. Korkiat ke tangan Men dan menyuruhnya untuk melaporkan setiap perkembangan Tn. Korkiat padanya. Men mengerti tapi jika semuanya berjalan lancar, dia tidak akan menganggu M.

Pairin hendak masuk ke kamar Tn. Korkiat. Namun, sebelum masuk, dia menarik nafas panjang terlebih dahulu dan menenangkan dirinya. Tiba-tiba, Men muncul di depannya dan bertanya apakah Pairin selalu meditasi seperti ini?
Pairin sampai kaget melihat dr. Men di depannya. Men memberitahu kalau sekarang mereka akan bekerja sama karena dia adalah orang yang akan memeriksa kondisi Tn. Korkiat. Dia mengajak Pairin untuk segera masuk.
Mereka masuk bersama. Dan Pairin menyapa Tn. Korkiat dan memberitahu kalau sekarang waktunya untuk minum obat.
“Nona. Ketika kita terpisah dari seseorang yang kita cintai, di antara yang tertinggal dan meninggalkan, siapa yang kamu pikir paling menderita?” tanya Tn. Korkiat pada mereka.
Pairin dan dr. Men langsung bingung cara menjawabnya. Pairin memberikan kode pada dr. Men agar menjawab tetapi dr. Men balik memberikan kode agar Pairin yang menjawab. Pairin jadi bingung.
Dia memberanikan diri menjawab pertanyaan Tn. Korkiat, “Jangan khawatir. Tidak akan ada yang segera pergi.”
“Aku tidak bilang aku akan pergi,” jawab Tn. Korkiat. “Yang aku bicarakan adalah Meow.” Pairin langsung kaget mendengarnya karena sudah salah tangkap. “Aku baru saja tahu kalau Suster Meow diganti shift-nya. Itu membuatku terkejut.”
“Jadi… yang Anda bilang tentang seseorang yang kamu cintai…?”
“Aku tidak mengambilnya serius. Aku hanya berpikir dia manis. Tetapi aku rasa dia (Meow) jatuh cinta padaku. Dia hanya tidak mempunyai keberanian untuk mengatakannya,” jawab Tn. Korkiat kepedean.
Pairin dan dr. Men tertawa mendengar kepedean Tn. Korkiat yang mengira Meow jatuh cinta padanya.
Tn. Korkiat kemudian bertanya mengenai nama Pairin karena dia belum pernah melihatnya. Pairin memperkenalkan dirinya dan memberitahu kalau dia adalah suster baru. Tn. Korkiat mengomentari Pairin yang sepertinya belum punya pengalaman dan terlihat mudah cemas. Pairin meminta maaf dan menjelaskan kalau dia hanya sedikit gugup. Tn. Korkiat tersenyum dan dengan pede berkata wajar kalau Pairin gugup beradanya karena semua gadis yang berada di dekatnya juga pasti gugup. Pairin hanya tersenyum dan dr. Men tertawa mendengarnya.
Tn. Korkiat juga menegur dr. Men yang sedari tadi berada di belakang Pairin. dr. Men memeberitahu kalau untuk beberapa waktu dalah yang akan mengawassi Tn. Korkiat karena kondisi dr. M yang tidak sehat. Tn. Korkiat langsung senang mendengarnya. Dia sebenarnya tidak suka dengan dr. M karena selalu mengawasi dan melarangnya melakukan ini-itu. Tn. Korkiat juga menyuruh mereka berdua untuk memanggilnya paman Kor. Jangan seperti dr. M yang memanggilnya dengan nama panjang.  
dr, Men mengerti. Dia memberitahu paman Kor kalau dr. M adalah ahli dalam bidang ini dan dia memeriksa catatan kesehatan pamar Kor yang menunjukkan perkembangan selama di rawat olehnya. Pamar Kor tersenyum membenarkan.
dr. Men mulai memeriksa cairan infus dan memberitahu setelah dia mendapat laporan tes darah paman Kor, dia akan meng-update apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Paman Kor mengerti. Pairin mulai memberikan obat agar diminum oleh Paman Kor dan menyuruhnya untuk segera tidur agar cepat pulih.
Selesai meminum obat, Pairin hendak membesihkan meja Paman Kor dan juga membuang tissue yang ada disana. Paman Kor melarang Pairin untuk membuang tissue kotor karena takut tangan Pairin akan kotor. Jadi biarkan saja dia yang membuangnya. Pairin tersenyum ramah dan berkata tidak apa-apa.
Pairin hendak membuang tissue tapi sebelumnya dia membuka tissue tersebut. Di dalamnya ada obat pil berwarna biru. Pairin langsung curiga.

Ketika mereka keluar dari ruangan paman Kor, Pairin memberitahu pada dr. Men kalau paman Kor membuang sebuah obat yang berwarna biru ke dalam tissue. Men mengerti dan berkata akan memperhatikannya mulai sekarang. Pairin merasa khawatir karena mereka kan tidak tahu sejak kapan dia membuang obat tersebut.

Tiba-tiba, Khem datang dan meminta dr. Men memeriksa seorang pasien. Men mengerti dan beranjak pergi. Sebelum pergi, dia menyuruh Pairin untuk tidak khawatir mengenai paman Kor.
New di ruangan dr. M sementara dr. M mengabaikannya dan sibuk membaca buku. New sampai harus memanggilnya beberapa kali agar dr. M sadar dia masih ada di sana. Setelah dr. M sadar dia masih ada, New mulai bertanya apakah dr. M tidak mau makan sedikit?
Dan ternyata, di depan dr. M telah terhidang makanan sedari tadi namun dia tidak juga memakannya.
dr. M mengacuhkan pertanyaan New dan malah bertanya mengani suster baru yang ingin dia jumpai. New menjelaskan kalau dia akan memberitahu suster itu jika mereka bertemu nanti. Dia kembali menyuruh dr. M untuk makan.

dr. M sedikit kesal. Dia bertanya apakah jika dia makan, New akan berhenti menganggunya. Dia meminta di bawakan pena dan kertas. New segera memberikannya.
M mulai menulis dan memberikannya pada New. Itu adalah daftar menu yang hendak di makannya. Dan menu itu memiliki banyak ketentuan seperti daging ayam tanpa kulit, daging babi tanpa lemak, tidak pedas, sup tanpa daun bawang, ikan tanpa tulang dan masih banyak lagi.
Setelah membaca semua menu yang diminta, M bertanya apa New ada pertanyaan? New menjawab tidak ada dan M segera sibuk lagi dengan bukunya. New sedikit kecewa.
New memberikan menu tersebut untuk dibaca Pairin. Dia mengeluh dr. M yang seperti anak kecil dan pemilih. Dia ingin memberikan menu itu ke dapur namun dia ragu apakah mereka akan memasakkannya. Pairin memberi pendapatnya kalau mereka pasti akan protes mengenai menu tersebut. Pairin mengejek dr. M yang pemilih makanan.  
New mengeluh kalau dia hanya ingin M makan sehingga bisa cepat pulih. Pairin jadi curiga dengan perhatian New pada M dan bertanya apa ada sesuatu di antara mereka. New malu dan menyangkal ada sesuatu di antara mereka.
“Aku hanya tidak ingin dia untuk stress,” alasan New. “Belakangan ini, dia membaca buku kehidupan setelah kematian dan sejenisnya. Atau dia hendak menyiapkan kematiannya?”
Pairin langsung cemas mendengarnya.

“Oh ya. Pairin, dr. M ingin bertemu denganmu,” beritahu New.
Pairin tambah cemas mendengarnya.

Tiba-tiba, Men datang menyapa mereka. Dia memberikan ice cream dan berkata itu adalah hadiah untuk menyambut Pairin. (Ice cream-nya merk Kit Kat, di Indonesia ada nggak ya? Soalnya nggak pernah lihat.)
New bertanya alasan Men datang ke tempat mereka dan kenapa bukannya pergi keluar bersama para dokter? Men dengan santai berkata kalau dia bosan. Dia meminta izin untuk disini dan New dengan senang hati mengizinkannya. Tapi, New juga memberitahu kalau mereka harus pergi menemui dr. M.

Pairin segera memotong pembicaraan mereka dan berkata pada New kalau dia tidak bisa pergi menemui dr. M sekarang karena dia dan dr. Men harus memeriksa beberapa pasien, terutama paman Kor.
dr. Men yang mendengarnya sedikit bingung karena mereka tidak punya rencana apa-apa sebelumnya. Piarin memberi kode mata pada dr. Men agar membenarkan perkataannya. Dan dr. Men dalam keadaan masih bingung membenarkan kalau mereka harus memeriksa pasien. New tidak bisa memaksa jadinya.

dr. Men dan Pairin sudah berada di depan kamar paman Kor. Tapi, Pairin merasa tidak enak karena harus membangunkan paman Kor dan berpikir kalau mereka bisa membahasnya besok saja (mengenai masalah obat yang di buang). dr. Men menyuruh Pairin untuk membangunkan saja karena kan tadi Pairin bilang khawatir terhadap paman Kor.
Pairin dengan terpaksa menurut. Dia memanggil paman Kor dan membangunkannya. Namun, tidak ada respon. Men curiga dan membuka selimut paman Kor dan ternyata tidak ada paman Kor di sana. Yang ada hanya handuk yang dilipat bergulung sehingga membentuk kepala.
Pairin langsung panik mencarinya. Dia dengan dr. Men berkeliling berteriak mencari paman Kor. Pairin memberitahu dr. Men kalau area mereka sekarang adalah daerah tenang dan tidak boleh ribut. Men tersenyum dan menjawab kalau tidak ada orang di sini dan hanya ada mereka berdua, jadi tidak akan ada yang terganggu.
Mereka terus berteriak. Men bahkan berteriak kalau paman Kor keluar Pairin akan bernyanyi dan menari untuknya. Pairin menegur Men yang berteriak seperti itu dan tidak serius mencari. Men tertawa dan berkata kalau dia hanya memancing paman Kor agar keluar dari tempat persembunyiannya.
Pairin kesal dengan sikap Men dan memutuskan kalau sebaiknya mereka berpisah saja mencarinya. Dia terus terganggu dengan teriakan Men yang bercanda. Men tidak masalah dan memutukan kalau dia akan mencari di lantai bawah sementara Pairin mencari di lantai atas.

Pairin mencari hingga ke toilet pria. Suasana toilet yang menyeramkan sedikit membuat Pairin takut. Namun, tiba-tiba dari arah salah satu bilik di toilet keluar seorang pria. Pairin sampai kaget melihatnya namun sekaligus lega karena ada orang lain.

Namun, kelegaannya berubah saat dia melihat ke kaca toilet dan bayangan pria itu tidak terpantul. Pairin dengan gugup pura-pura memanggil paman Kor dan tidak melihat pria itu. Dia segera kabur dari sana.

Pairin berjalan keluar dari toilet dan pria itu juga berjalan keluar. Pairin menundukkan kepalanya ketakutan. Dan tambah takut ketika melihat ada ranjang mayat di lorong dan menghalanginya.
Pairin tidak berani memindahkan ranjang itu dan memilih masuk ke sebuah ruangan yang ada di sebelahnya.
Tepat saat dia masuk, Khem datang bersama dengan New. Khem meminta bantuang New untuk memindahkan ranjang karena dia tidak bisa memindahkannya sendirian.

Di dalam ruangan, Pairin merasa lega karena tidak ada hantu yang mengikutinya. Namun, ketika dia berbalik dia melihat dr. M. Itu adalah ruangan M.
“Kamu lari dari apa?” tanya M.   
“Uhh… Saya… Aku minta maaf karena salah masuk ruangan!” ujar Pairin cepat dan mau kabur.
“Tidak salah,” jawab M cepat dan Pairin jadi tidak bisa kabur. “Baguslah kamu disini. Kamu selalu ceroboh seperti ini? Itulah mengapa kamu tidak tahu jika pasien mengalami seizure atau sesuatu seperti itu.”
“Aku tahu. Jika itu seizure, tangannya tidak akan kejang seperti jika dia mengalami hyperventilation,” jawab Pairin tegas.

M mengerti dan berkata kalau sepertinya Pairin belum melupakan apa yang dia katakan waktu itu. Pairin langsung terkejut mendengarnya. Dia berbohong berpura-pura tidak mengerti ucapan M dan berkata ini pertama kalinya mereka bertemu.
“Bagaimana jika aku bilang kita sudah pernah bertemu sebelumnya?” tanya M.
Pairin tetap menyangkal kalau mereka belum pernah bertemu. M tetap bersikeras dengan keyakinannya dan mengingatkan dimana mereka bertemu yaitu saat dia menolong Pairin dan memberitahu caranya mengatasi pasien yang terserang Hyperventilation. Pairin gugup tetapi tetap bersikeras kalau mereka tidak bertemu sebelumnya dan dia sendiri yang mengatasi pasien Hyperventilation itu. Pairin langsung pamit pergi walaupun M melarangnya pergi.
Pairin keluar dari kamar M dan tanpa sengaja bertemu dengan New dan Khem. New meminta tolong pada Pairin untuk membantu Khem membantu memakaikan make-up pada mayat. Karena sejak rumor mengenai RS Karanarak berhantu, semua penata rias menolak untuk ke sini.
Pairin hendak menolak karena dia harus mencari paman Kor namun Khem langsung menyindir. Dia bilang kalau Pairin tidak mau maka tidak perlu memintanya, New. Dia bisa melakukan semuanya sendiri. Khem menatap tajam pada Pairin. Tentu saja Pairin jadi tidak enak.

Pairin terpaksa mengikuti New dan Khem masuk ke sebuah ruangan. New menjelaskan kalau mereka harus membersihkan kamar mayat makanya mayat ini di letak di dalam ruangan ini sementara. New bahkan menyuruh Pairin jika sudah selesai merias tolong bawa mayatnya ke kamar mayat.
Khem sendiri bukannya membantu Pairin merias malah hanya memberikan alat make-up dan menyuruh Pairin yang merias sementara dia akan membantu New membersihkan kamar mayat.
Khem memerintah Pairin untuk merias mayat agar tidak terlihat pucat dan tambahkan juga sedikit lipstick. Khem memberitahu kalau dia akan menelpon kerabat mayat dulu untuk meminta mereka menjemput almarhum dan menyuruh Pairin untuk berjaga sebentar sampai dia kembali. Pairin dengan berat hati menyetujui walaupun sebenarnya dia merasa takut.

Pairin memberanikan diri melihat ke arah mayat namun tiba-tiba mayat itu bangkit. Pairin jadi merasa takut melihat wajah mayat. Dia memberanikan diri untuk mendorong mayat agar tertidur kembali.
Tiba-tiba hantu mayat tersebut muncul di sampingnya dan meminta maaf jika tubuhnya menyakiti Pairin. Pairin menunduk ketakutan.
“Nona,” panggil hantu itu. “Kamu dapat melihatku kan? Aku hanya ingin memintamu melakukan sesuatu untukku. Tolong? Dapatkah kamu melakukannya?”

Pairin ketakutan. Apalagi ketika hantu itu mendekatinya. Pairin memohon agar hantu itu tidak mendekat. Dia mengaku bisa melihatnya dan bertanya apa permohonannya.
“Aku hanya ingin kamu memberitahu istriku bahwa tetannga kami, Ying, berhutang 3.500 baht. Dia tidak tahu tentang itu.”
Pairin menyarankan agar hantu itu masuk saja ke dalam mimpi istrinya dan beritahu sendiri. Tapi, tiba-tiba terdengar suara wanita yang menegur Pairin. Itu adalah Chaba.
Chaba memberitahu kalau hantu yang baru saja meninggal tidak tahu caranya masuk ke dalam mimpi orang. Pairin menyembunyikan wajahnya dan menutup erat matanya.
Chaba terus-terusan memanggilnya. Dia memberitahu kalau tidak semua hantu itu tidak mengerti tentang dunia hantu. Dia menjelaskan kalau cara yang digunakan oleh Pairin untuk mencaritahu apakah seseorang itu hantu atau manusia hanya bisa di terapkan pada hantu yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Tapi, hantu yang tahu segalanya dapat memunculkan dirinya jika berkaca dan bahkan bisa menggerakkan rambutnya jika angin bertiup, sama seperti dirinya.
Dan untuk hantu yang baru mati seperti pria itu, dia masih belum bisa mengontrol dirinya dan terus muncul dimana-mana. Dan satu lagi, hantu itu masih punya kekhawatiran. Dan jika kamu berjanji akan menolongnya, dia akan langsung pergi.
Pairin memandang hantu pria itu dan akhirnya berjanji akan memberitahu istri pria itu mengenai hutang Ying. Hantu itu berterimakasih dan langsung menghilang.
“Sangat sayang kelebihanmu itu. Yang kamu lakukan hanya bersembunyi. Aku pikir kamu harus… mencoba mengerti hantu lebih daripada sekarang. Tetapi, untuk sekarang, dapatkah kamu berdiri dan berbicara padaku?” mohon Chaba karena daritadi Pairin terus memalingkan mukanya.
Pairin takut. Chaba kemudian menghilang. Dan ketika Pairin bangkit, dia segera muncul lagi. Pairin sampai shock melihatnya. Chaba memberitahu namanya. Dia juga bertanya alasan Pairin menjadi suster padahal dia tahu dia bisa melihat hantu.
“Aku suka menjadi suster,” jawab Pairin.
Chaba terkejut mendengar jawaban aneh itu namun dia tetap memuji Pairin yang cocok menjadi suster. Melihat Pairin yang tetap takut terhadapnya, membuat Chaba memilih pergi saja. Tapi, sebelum pergi, dia memberitahu Pairin kalau paman Kor yang dicari Pairin ada di aula bawah.
Pairin segera turun ke bawah mencari paman Kor.

Ketemu! Dia sedang menonton acara tinju dan dibelakangnya ada dr. Men yang memperhatikan. Dia bahkan memberi tanda kepada paman Kor untuk tidak berisik saat menonton.
Pairin yang melihatnya segera menghampiri mereka. Dia menegur dr. Men karena tidak memberitahunya kalau sudah menemukan paman Kor. Dan kenapa tidak menyuruh paman Kor untuk kembali ke kamarnya dan juga masalah obat yang tidak diminum paman Kor.
dr. Men meminta Pairin untuk tenang dulu. Dia menjelaskan kalau dia juga baru menemukan paman Kor saat turun ke bawah dan melihatnya sedang menonton TV. Dia juga sudah menegur paman Kor. Tapi, dia memberitahu alasannya dan itu cukup menyakinkan.
“Obat yang tidak diminumnya itu, membuatnya cepat mengantuk. Dia takut jika dia terlalu cepat mengantuk, dia tidak bisa menonton pertandingan tinju,” jelas dr. Men.
“Bagaimana bisa alasan seperti itu disetujui,” marah Pairin.
“Biarkan aku selesai bicara. Pertandingan ini sangat penting baginya. Kamu lihat petinju di TV itu? Itu adalah anak paman Kor.”
Pairin terkejut. Ternyata paman Kor tidak meminum obat karena ingin melihat pertandingan anaknya. Men meminta Pairin untuk tidak khawatir karena dia tadi sudah memeriksa paman Kor sebelum Pairin tiba. Dia jamin kalau paman Kor tidak akan membuang obatnya lagi. Pairin mengerti.

Men juga meminta agar Pairin tidak memberitahu hal ini pada yang lainnya karena yang paling terkena masalah pastinya adalah paman Kor. Men memberikan telunjuknya meminta Pairin berjanji dan paman Kor juga meminta pada Pairin. Pairin melihat mereka. Dia setuju tidak akan memberitahu siapapun.

Mereka lanjut menonton bersama. Dan Men diam-diam meperhatikan Pairin.


M pergi ke ruangan CCTV. Dia memeriksa CCTV saat Pairin berterimakasih atas bantuannya di lorong. Dia ingin membuktikan kalau Pairin melihatnya saat rohnya keluar di ER dan membantu Pairin.

Tapi, tepat saat dia memutar tayangan itu, lampu mendadak mati. M langsung kesal. Dan ketika lampu hidup kembali, CCTV yang hendak dilihatnya terhapus. Dia meminta petugas untuk melihat apa yang salah. Petugas melihatnya dan berkata kalau semua rekaman sudah terhapus. M berusaha memeriksa namun tidak ada hasil.
Dan Chaba memperhatikan dengan senyumnya. Ternyata dia yang sengaja membuat lampu mati dan menghilangkan rekaman CCTV.

1 Comments

Previous Post Next Post