Sinopsis Lakorn : I See You - Payaban Piset … Case Pitsawong Episode 03 - 1



Images by : GMM

RS Karunarak mendapat pasien baru yaitu seoran anak perempuan bernama Peak. Pairin menghampiri Peak dan mulai memeriksa tensi-nya. Tidak lama, Men masuk. Dia memperkenalkan diri pada wali Peak kalau dia adalah doktern intern. Dia datang untuk memeriksa Peak sesuai perintah dari dr. Charoen. Men menjelaskan kalau dr. Charoen sedang harus memeriksa 30siswa yang terkena keracunan makanan karena itu dia yang menggantikan. Orang tua Peak terlihat tidak suka.

Pairin menjelaskan kondiri Peak pada Men. Peak memiliki tekanan darah yang normal namun dia demam dan pilek. Men mengerti. Dia mulai memeriksa Peak dan bertanya mengenai keluhannya tapi Peak menjawah dengan ketus. Mama Peak segera mengur Peak karena bicara tidak sopan pada dokter. Men cuma tersenyum. Dia juga memberitahu Peak kalau suster harus mengambil sample darah Peak.

Pairin mulai melakukan tugasnya mengambil sample darah sementara Men menjelaskan kondiri Peak pada orangtuanya. Dia memberitahu kalau Peak terkena demam. Ayah mulai mengomeli Ibu karena tidak bisa menjaga Peak dengan benar. Ibu tidak terima dan menyalahkan Ayah yang bahkan tidak pernah datang melihat Peak. Mereka saling ribut sendiri. Dan sepertinya mereka sudah bercerai.
Pairin dan Men cuma bisa heran melihat mereka yang bertengkar di depan anaknya sendiri. Peak sendiri terlihat sudah capek melihat pertengkaran mereka.
Men lanjut memeriksa kondisi dr. M bersama dengan New. M sendiri sedang sibuk membaca buku-buku kedokteran. Men melihatnya dan dengan ramah menasehati dr. M agar beristirahat daripada membaca buku tapi M dengan dingin menolaknya.
Men tidak menyerah. Dia memberitahu kalau sekarang M adalah pasien-nya jadi dia harus mendengarkan apa yang dia katakan. M hanya terus diam mengacuhkan Men. Men tidak menyerah dan mulai menjelaskan kondisi M bahwa detak jantungnya sudah normal kembali tetapi tekanan darahnya masih tidak stabil. Itu mungkin di sebabkan karena tingkat stressnya. Dan untuk kebaikkannya sendiri, M harus terus tinggal dan beristirahat untuk beberapa waktu lagi.   
“Bagaimana kondisi Tn. Korkiat?” potong M terhadap perkataan Men.
Men tersenyum ramah dan mulai menjelaskan kalau segalanya berjalan dengan lancar. Paman Kor sangat disiplin dengan pengobatannya, jadi aku memberi hadiah dengan mengizinkan dia untuk memakan beberapa makanan yang dia sukai dan sebagai gantinya dia harus melakukan beberapa olahraga ringan.
Pasien dengan Hepatitis B, yang kita belum yakin dengan hasil tes-nya, seperti pada kasus Tn. Korkiat, harus menjaga ketat apa yang mereka makan. Bagaimana bisa kamu membiarkannya memakan apapun yang dia inginkan?” tanya dr. M tajam pada Men.
“Karena kita belum yakin dengan hasil tesnya, jadi aku pikir jika kita membiarkannya untuk memakan beberapa makanan yang dia inginkan, meskipun itu mungkin tidak akan menjadi cara terbaik untuk merawatnya, ketika kita menunggu hasilnya, kita juga harus merawat kondisi emotional-nya bersama dengan kesehatan psikis-nya,” jelas Men.
“Kamu tidak mengerti,” bantah M, tidak setuju dengan pendapat Men. “Dokter asli harus merawat pasiennya agar mereka bisa pulih kembali, bukan untuk membuat mereka ‘merasa’ lebih baik,” tekan dr. M sambil menatap tajam pada Men.
Mereka saling bertatapan hingga membuat New khawatir. Dia menengahi mereka dengan berkata kepada Men kalau sepertinya dr. M belum begitu sehat jadi sebaiknya tidak membuatnya stress. M segera menegur New agar tidak mencampurinya.
Men mengalah. Dia berkata akan menerima nasihat M dalam metode pengobatannya. M merasa senang namun dia berkata kalau tidak ada istilah pengobatan Men atau pengobatan M, yang ada hanyalah pengobatan yang benar dan salah. Men berusaha mengontrol emosi-nya dan memilih keluar kamar.
New masih disana tetapi M menatapnya tajam. New mengerti dan ikut keluar.   

Pairin menyediakan makanan pada Peak. Namun, Peak tidak mau makan karena rasanya tidak enak. Pairin terus membujuknya namun Peak mengabaikannya. Dia sedikit kesal dan berkata kalau dia tahu Peak mendengarnya. Dan tiba-tiba, Chaba muncul. Dia menertetawai Pairin dan berkata Pairin pantas mendapatkannya, biar dia tahu rasanya ketika dia berbicara dengan seseorang namun orang tersebut mengabaikannya. Pairin kesal mendengarnya namun tidak bisa membalas (kalau dia membalas, Peak pasti berpikir dia gila karena bicara sendiri).

Pairin tidak menyerah. Dia terus memanggil Peak dan menasehatinya panjang lebar kalau dia harus makan sehingga bisa cepat sembuh dan bermain kembali dengan teman-temannya. Chaba mengomentari kalau Peak mau cepat sembuh pasti dia sudah makan dari tadi dan minum obat. Pairin kesal pada Chaba dan mengabaikannya.


Pairin kembali membujuk Peak untuk makan dan bahkan mau menyuapinya. Peak menghindar dan membuat makanan tumpah di baju Pairin. Chaba tertawa melihatnya. Pairin kesal melihat Chaba dan berusaha sabar. Dia bangkit dan membersihkan bajunya. Peak sepertinya merasa bersalah dan akhirnya mau makan. Tapi dia makan sambil mengomeli sikap Pairin yang terus mengganggunya. Pairin menatap menang pada Chaba dan Chaba cuma bisa diam. Chaba akhirnya memilih pergi.
Pairin kemudian melihat Peak yang menggaruk-garuk lengannya dan seperti ada sebuah benjolan.

Pairin sedang mencuci pakaiannya yang terkena tumpahan. New menghampirinya dan bertanya kenapa Pairin mencuci bajunya? Pairin menjelaskan kalau itu karena bajunya tertumpah makanan ketika berada dikamar Peak. New bertanya apa yang terjadi? Pairin memberitahu mengenai Peak dan ketika dia tidak mau makan, dia hendak menyuapi namun malah mengotori bajunya sendiri. Pairin merasa kalau dia tidak pandai dalam membujuk anak kecil. New curhat kalau Peak hanya pemalu. Sedangkan pasiennya sangat sulit ditangani. Pairin menduga bahwa itu dr. M dan New membenarkan.

New berkata kalau dr. M masih belum terlalu sehat namun masih sibuk memikirkan pasien lain. Pairin bergumam kalau sepertinya dr. M baru bisa terbuka pikirannya kalau tersambar petir atau terjatuh.
New  masuk ke kamar dr. M saat m masih tidur. Dia membersihkan kamar M dengan perlahan dan berusaha agar tidak membangunkan M.

Men memeriksa kembali kondisi Peak. Dia memberitahu pada orangtuan Peak kalau kondisi Peak sudah membaik walalupun dia masih sedikit demam. Namun, dia sudah bisa pulang dalam 2-3hari lagi. Orang tuan Peak lega mendengarnya. Namun, mereka kembali bertengkar saat memutuskan Peak harus pulang ke rumah siapa.
Men dengan Pairin memandang sedikit kesal pada kedua orang tua Peak yang terus ribut di depan Peak. Peak sendiri terlihat sudah malas dan menggaruk-garuk lengannya yang terdapat benjolan. Pairin melihatnya. Dan dengan berbisik, dia melaporkan hal itu pada Men.
Men melihat ke arah lengan Peak dan melihat di sana ada sebuah benjolan. Men meminta Peak berhenti menggaruk dan dia akan memeriksanua. Men memeriksa dengan seksam dan mendapati ada yang aneh. Orang tua Peak jadi cemas.
Men bertanya memastikan apakah Peak menderita alergi makanan pada orang tuanya? Ibu Peak menjawab kalau dia kan sudah pernah memberitahu. Men berkata kalau menurut data dari orangtua Peak, Peak tidak mempunyai alergi. Ibu membenarkan.
Ayah bertanya ada apa? Bukankah tadi dia bilang Peak sudah lebih baik? Men menjelaskan kalau memang benar, penyakit flu Peak sudah membaik namun mereka baru menyadari kalau ada beberapa penyakit kulit jadi mereka butuh beberapa waktu untuk menelitinya.

“Apa-apaan ini. Semakin di obati, semakin parah saja,” gumam Ayah Peak. Men terlihat tersinggung mendengarnya dan Pairin menyadari hal itu.
Men memerinah Pairin untuk menelpon ke sekolah Peak dan tanyakan apakah ada murid lain yang menderita hal yang sama seperti Peak. Pairin mengerti.

Malam hari,
Pairin masuk ke kamar Peak dan membawa obat. Peak sudah tertidur sementara ayah sibuk mengerjakan beberapa file. Pairin melihat Peak yang sepertinya bermimpi buruk karena dia terus menerus mengerang. Tetapi, anehnya ayah seperti tidak peduli dengan suara erangan Peak dan terus sibuk bekerja. Pairin sedikit kesal melihatnya.

Men sedang sibuk mempelajari buku-buku kedokterannya untuk mencari tahu penyakit apa yang di derita oleh Peak. Pairin masuk dan memberitahu kalau dia sudah bertanya kepada sekolah Peak. Pihak sekolah berkata kalau mereka baru saja mengadakan pemeriksaan kesehatan tahunan dan tidak menemukan seorangpun yang memiliki sakit seperti Peak.
Men jadi bingung kalau Peak tidak menerimanya dari sekolah terus dari mana dia tertular?
Pairin penasaran dan bertanya apa Men sudah menemukan sesuatu? Men menjelaskan kalau Peak sepertinya terkena leprosy* (atau disebut kusta). Pairin bertanya heran apakah masyarakat masih bisa terkena leprosy sekarang ini? Men menjawab kalau itu sudah jarang namun masih ada kemungkinan.
Pairin jadi cemas dan bertanya bagaimana caranya memastikan kalau Peak terkena leprosy dan jenis apa?
“Ada 2cara untuk menjawabnya. Pertama, kita harus tahu bagaimana dia bisa tertular. Dan cara lainnya, kita harus menunggu hingga kondisinya menjadi lebih jelas. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah menjaga agar penyakitnya tidak menular.”

Pairin berkata kalau dia akan mencari cara untuk membantu Men. Dan Men seperti senang mendengarnya.
Info : *lepsrosy = Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. (http://jenis2-penyakit.blogspot.co.id/2013/10/penyakit-kusta-lepra.html)


3 Comments

  1. Ka nontom drama ini dimana? Mohonn infonya, makasih

    ReplyDelete
  2. kalau saya download mbak. Di sini : http://doramax264.com/32992/i-see-you-payaban-piset-case-pitsawong-2016-thai-drama/

    ReplyDelete
Previous Post Next Post