Original Network : jTBC Netfix
SIDANG
PERTAMA PROFESOR YANG JONG-HOON.
Sidang
dimulai. Hakim meminta Jaksa Jin untuk membacakan gugatan Jong Hoon. Dan Jaksa
Jin membacakannya. “Yang Jong-hoon dituntut atas pembunuhan terhadap korban,
Seo Byung-ju, pelanggaran Pasal 250.1 Hukum Pidana.”
Hakim
kemudian menanyai, apa permohonan Jong Hoon. Dan Jong Hoon menjawabnya. “Tidak
bersalah.”
Hakim
lalu meminta Pengacara Pembela untuk berbicara. Tapi Jaksa Jin langsung
menyela. Dia memohon agar Jong Hoon ditahan sebelum sidang dilanjutkan.
“Bukankah
Anda yang membatalkan perintah penahanan?” tanya Hakim, heran.
“Pada
saat itu…” kata Jaksa Jin, agak malu. “putusan diambil akibat kesalahan
informasi. Tapi setelah menyadari kekeliruan tersebut, alasan untuk menahannya
masih sah,” katanya, menjelaskan.
Lalu
saat Jaksa Jin mulai membahas tentang laptop yang hilang, dan menggunakan itu
sebagai alasan bahwa Jong Hoon mungkin berusaha mempermainkan bukti. Disaat
itu, Jong Hoon menunjukkan laptopnya yang telah ketemu. Dan Jaksa Jin langsung
terdiam, karena dia sama sekali tidak tahu serta tidak menyangka.
Ibu
Kang B membawa Kang Sol B ke rumah sakit dan menyuruhnya untuk berpur- pura
saja mematuhi Wakil Dean Ju, jika tidak, Wakil Dean Ju akan perbuat hal gila.
Kemudian dia memperlihatkan surat pengunduran yang dibuat oleh Wakil Dean Ju.
Dan Kang Sol B merasa terkejut.
Lalu
tiba- tiba Kang Sol B mendapatkan pesan grup yang membahas tentang ditemukannya
laptop Jong Hoon. Dan dengan agak panik, dia langsung mencoba menelpon Wakil
Dean Ju.
Wakil
Dean Ju mematikan telpon dari Kang Sol B dan mengirimkan pesan kepadanya. “Aku di pengadilan. Tidak bisa bicara.
Semoga ini berjalan lancar.”
“Apa
Ayah katakan sesuatu?” tanya Kang Sol B kepada Ibu Kang B. “Kenapa dia ingin
berhenti? Karena kau…” keluhnya, panik.
“Itu… “ kata Ibu Kang B, kemudian dia berhenti. “Lupakan. Ayo. Kita akan terlambat,” ajaknya sambil menarik Kang Sol B.
“Kau
mau bilang apa? Katakan,” pinta Kang Sol B, menghentikan Ibu Kang B.
Setelah
mendapatkan jawabannya. Kang Sol B langsung membawa mobil Ibu Kang B dan pergi
meninggalkan Ibu Kang B.
Ibu Kang B : “Kenapa kau mencari dosis mematikan sabu-sabu dan cara membelinya?”
Asistan Wakil Dean Ju : “Sudah kubilang, kutinggalkan laptopmu di meja Prof. Kang. Di samping
lampu.”
Mengingat
semua itu, Kang Sol B langsung tahu apa yang terjadi dan merasa sangat
khawatir.
“Apakah
saksi mata Kang Ju-man hadir?” tanya Hakim.
“Ya,”
jawab Wakil Dean Ju. Lalu dia berdiri dan maju ke bangku tengah yang disiapkan
untuk saksi.
Kang
Sol B menepikan mobilnya. Lalu tiba- tiba datang telpon masuk dari Jong Hoon.
Wakil
Dean Ju membaca sumpah saksi. “Saya menegaskan saya akan mengatakan kebenaran
dan hanya kebenaran. Saya mengerti bahwa sumpah ini…” katanya. Lalu dia
berhenti selama sesaat dan menelan ludahnya untuk menenangkan dirinya yang
merasa gugup. “akan menjadi sumpah palsu apabila saya berbohong,” katanya,
menyelesaikan sumpah saksi.
Kang Sol B menjawab panggilan masuk dari Jong Hoon sambil lanjut menyetir mobilnya menuju ke gedung pengadilan.
Man
Ho datang ke persidangan dan ikut menyaksikan sidang Jong Hoon. Dia duduk
disamping Kang Sol A. Tapi karena sedang saking fokusnya, Kang Sol A tidak
sadar.
Pemeriksaan
dimulai. Jaksa Jin menanyai ulang pernyataan yang Wakil Dean Ju pernah katakan
untuk memastikan. Dan setelah Wakil Dean Ju menjawab ‘iya.’ Dia langsung
berbicara kepada Hakim.
Saat
itu, Wakil Dean Ju menyatakan bahwa dia berada di ruangan saat insiden terjadi,
namun dia tidak pernah melihat ada kemasan gula yang seharusnya berada diTKP,
sesuai pernyataan Terdakwa, Jong Hoon. Dan pernyataan itu dibuat oleh Wakil
Dean Ju dalam keadaan sadar. Jadi pernyataan ini dianggap sebagai barang bukti
sah, diluar bantahan terdakwa.
Sebelum
Jaksa Jin selesai berbicara, Wakil Dean Ju langsung menyela nya. “Saya… berbohong,” katanya dengan jelas.
Mendengar
itu, Kang Sol B semakin bertambah cemas dan panik.
Wakil
Dean Ju menjelaskan bahwa dia berbohong mengenai kemasan gula. Saat insiden,
dia ada melihat kemasan gula di TKP. Dan kemasan gula itu adalah milik nya.
Mendengar
itu, para penonton heboh. Pengacara Park mengeluh dengan suara pelan kepada Jong
Hoon. Dia yakin Jong Hoon sudah tahu, tapi kenapa Jong Hoon tidak
memberitahunya. Sedangkan Jaksa Jin merasa stress, jadi diapun berhenti untuk
sejenak. Kemudian Hakim pun mempersilahkan Pengacara Park untuk melalukan
periksa silang saksi.
“Dia
ingin mencegah semua yang menguntungkan Prof. Yang,” bisik Joon Hwi,
mengomentari Jaksa Jin. Lalu dia menyadari keberadaan Man Ho, jadi diapun
pindah duduk ke tengah, diantara Kang Sol A dan Man Ho, untuk mencegah Kang Sol
A menyadari keberadaan Man Ho.
Kang
Sol B sampai dan berlari dengan cepat memasuki gedung pengadilan sambil terus
mendengarkan jalan nya sidang melalui headset yang di pakainya.
Pengacara
Park menanyai, apa alasan Wakil Dean Ju berbohong. Dan Wakil Dean Ju menjawab
bahwa dia ingin masyarakat mencurigai Prof. Yang Jong Hoon. Mendengar perkataan
itu, setiap orang mulai berbisik – bisik.
“Apa
ada alasan untuk Anda menjadikannya tersangka?” tanya Pengacara Park. Dan Wakil
Dean Ju menjawab iya dengan agak gugup. “Apa alasannya? Kecuali jika Anda yang
membunuh Seo Byung-ju…”
“Keberatan,”
sela Jaksa Jin.
“Sebentar.
Lanjutkan,” kata Hakim. Dia mengabaikan keberatan Jaksa Jin dan membiarkan
Pengacara Park untuk lanjut bertanya- tanya kepada saaksi, Kang Ju Man.
“Apakah
Anda membunuhnya?” tanya Pengacara Park.
“Saya
ingin meminta maaf pada korban. Saya membunuh…”
Sebelum
Wakil Dean Ju selesai berbicara, Kang Sol B berteriak di telpon. “Tidak. Tidak,
Ayah. Hentikan,” pintanya.
Mendengar
itu, setiap orang menatap ke arah Jong Hoon. Dan Jong Hoon berpura- pura bahwa
dia tidak sadar kalau pengeras suara di ponselnya lupa di matikan dan lalu dia
mematikan ponselnya.
“Yang
Mulia, ini penghinaan pengadilan…” protes Jaksa Jin, langsung.
“Itu
tak benar. Sayalah yang seharusnya senang atas pengakuan bahwa dialah pembunuhnya.
Apa saya salah?” sela Jong Hoon, membela dirinya.
“Terdakwa,
berhati-hatilah,” kata Hakim, memperingatkan Jong Hoon, tapi tidak
menghukumnya. Dan dengan tidak puas, Jaksa Jin terdiam.
Pengacara
Park kemudian meminta Wakil Dean Ju untuk melanjutkan kalimat nya. Tapi tiba-
tiba Kang Sol A berdiri dan menyela nya.
“Profesor
Kang,” panggil Kang Sol A. “Sebaiknya dengarkan perkataan putri Anda,” kata
nya, menyarankan dengan tulus.
“Apa-apaan
ini? Harap duduk,” tegur Hakim.
Tepat
disaat itu, Kang Sol B sampai diruangan persidangan.
Setelah
sidang selesai, Penjaga Dong memperhatikan Kang Sol B yang sedang duduk berdua
dengan Wakil Dean Ju. Dengan rasa ingin bergosip, dia mengatakan kepada
Pengacara Park bahwa dia sama sekali tidak menyangka, kalau Wakil Dean Ju dan
Kang Sol B, ternyata adalah Ayah dan Anak.
“Sial.
Dia pasti sudah tahu. Kenapa tak memberitahuku? Kenapa membuatku tampak bodoh?”
keluh Pengacara Park, kesal.
“Kau
tak boleh marah. Dia sedang menang,” balas Penjaga Dong, menasehati.
“Tetap
saja, aku tidak terima! Pengacaranya tidak tahu apa-apa.”
“Dasar
bodoh. Kau kesal karena sidangnya tak berjalan sesuai harapan,” komentar
Penjaga Dong, tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Pengacara Park.
Dengan
penasaran, Joon Hwi menanyai, sejak kapan Kang Sol A tahu kalau Wakil Dean Ju
adalah Ayah Kang Sol B. Dan Kang Sol A menjawab bahwa dia hanya menebak saja.
Lalu
disaat itu, Man Ho berjalan lewat. Dan melihat itu, Kang Sol A langsung berlari
menghampirinya. Dan Joon Hwi tidak menghentikan.
Kang Sol B menebak bahwa Wakil Dean Ju pasti berpikir kalau dialah yang telah mencuri laptop Jong Hoon. Kepadahal sebenarnya, dia mengira kalau Wakil Dean Ju lah yang telah mencuri laptop Jong Hoon. Dan juga kemasan gula, dia menebak bahwa Wakil Dean Ju pasti berpikir kalau dialah yang telah membuangnya. Dan Wakil Dean Ju juga pasti berpikir ingin menggantikan dirinya untuk menyerahkan diri sebagai tersangka. Intinya Wakil Dean Ju memutarbalikkan alibi karena dirinya.
Flash back
“Pemeriksaan
silang ini sia-sia, kita tak bisa memercayai kesaksiannya,” kata Jaksa Jin,
mengajukan keberaratan. “Bahkan setelah disumpah untuk bicara jujur, dia
berbohong. Dia tak lagi layak menjadi saksi,” tegas nya.
“Apa itu mungkin? Saksi telah diperiksa silang. Anda tak bisa membatalkannya,” protes Pengacara Park. “Tak bisa begitu, 'kan?” bisiknya, menanyai pendapat Jong Hoon.
“Pemeriksaan
silang ini belum selesai. Ada alasan khusus mengapa saksi tak bisa dipercaya,”
balas Jaksa Jin.
Flash back end
Kang Sol B menyadari apa yang salah. Wakil Dean Ju tidak sekalipun berani bertanya padanya secara langsung ‘Apa kau membunuhnya?’. Dan dia juga tidak berani menanyai Wakil Dean Ju. Karena itulah kesalapahaman ini terjadi dan mereka berada disini.
“Sol,”
panggil Wakil Dean Ju.
“Aku
tak melakukannya. Tidak perlu berbohong di pengadilan untukku,” kata Kang Sol B
dengan tegas dan jujur. Lalu dia berjalan pergi.
Flash back
Jaksa
Jin dan Pengacara Park terus berdebat. Lalu akhirnya, Jong Hoon berbicara
mendukung perkataan Jaksa Jin.
“Sesuai
ucapan jaksa, pemeriksaan silang belum selesai. Kesaksian saksi harus
dipertimbangkan secara keseluruhan. Maka, meski saksi memberi pernyataan palsu,
itu bukanlah sumpah palsu, apabila saksi menarik atau mengoreksi ucapannya
dalam proses pemeriksaan,” kata Jong Hoon, menjelaskan. “Butuh nomor kasusnya?”
tanyanya.
“Nomor
kasus 2008D1053,” gumam Joon Hwi, menjawab.
“Jika
dia dianggap tak layak…” tanya Kang Sol A, berbisik.
“Pengacara
bisa panggil dia lagi,” jawab Joon Hwi. Dan perkataannya terbukti benar.
Pengacara
Park : “Jika dia dianggap tak layak, kami akan menjadikan dia saksi kami.”
“Jaksa
tak akan percaya,” kata Joon Hwi dengan yakin. Dan perkataannya terbukti benar
lagi.
Jaksa Jin :
“Saksi mereka tak bisa dipercaya.”
Kang
Sol A merasa kagum dengan Joon Hwi.
Hakim
menghentikan perdebatan antara Pengacara Park dan Jaksa Jin. “Kita tak akan
membatalkan keputusan terhadap saksi,” katanya. Dan Pengacara Park merasa puas.
“Bagaimanapun, pengadilan setuju dengan jaksa, bahwa kredibilitasnya sebagai
saksi perlu dievaluasi kembali,” lanjutnya. Dan Jaksa Jin juga merasa puas.
“Pemeriksaan silang bisa dilanjutkan, tapi pengadilan akan putuskan apakah
kesaksiannya dapat dipercaya atau tidak,” tegas nya, memutuskan.
Flash back
end
Setelah
sidang selesai, Kang Sol B memberikan segelas es kopi kepada Jong Hoon. “Terima
kasih telah menghentikan ayahku,” katanya dengan tulus.
Flash back
Jong
Hoon sengaja menelpon Kang Sol B, supaya Kang Sol B bisa mengetahui apa yang
terjadi dipersidangan. Dan dia juga sengaja menyalakan loudspeaker di
ponselnya.
Flash back
end
“Itu
Sol A, bukan aku,” kata Jong Hoon sambil mengambil es kopi yang Kang Sol B
berikan kepadanya.
“Berkatmu,
kesalahpahaman di antara aku dan Ayah bisa terselesaikan,” kata Kang Sol B,
merasa sangat berterima kasih.
“Aku
penasaran kenapa ayahmu berpikir
begitu. Ada berbagai macam alasan, tapi ini kasus pembunuhan. Tak mudah untuk
mencurigai anak sendiri,” komentar Jong Hoon, heran. “Jika kau berterima kasih
padaku, jujurlah. Dia pasti mencurigaimu karena ada motif kuat,” katanya,
menasehati.
Ketika
Kang Sol B melihat hubungan antara Ibunya dan Byung Ju, dia merasa tidak
nyaman. Jadi dia memberitahu Wakil Dean Ju bahwa dia ingin Byung Ju lenyap.
Juga dia bilang kepada Wakil Dean Ju bahwa dia tidak tahan Ibu Kang selalu
meremehkannya dan membandingkannya dengan Byung Ju.
“Itu
cukup untuk membunuh seseorang?” tanya Jong Hoon.
“Tidak.
Karena itu, bukan aku pelakunya,” jawab Kang Sol B. Lalu dia membungkuk
memberikan hormat dan berjalan pergi.
“Dia
masih menyangkal plagiarismenya,” gumam Jong Hoon.
Jaksa
Jin menghampiri Jong Hoon dan mengomentari betapa disayangkan nya, karena
sekarang kemasan gula sudah tidak berarti lagi. Karena pengadilan tidak akan
menerima kesaksian Wakil Dean Ju. Tapi Jong Hoon tidak terlalu peduli dengan
itu.
“Oh.
Aku ingin memberitahumu bahwa kau tak akan bisa menyeretku ke pengadilan. Kau
akan segera dikabari. Sampai jumpa,” kata Jaksa Jin sambil tersenyum penuh
arti. Lalu dia berjalan pergi.
Tepat
ketika Jaksa Jin pergi, Jong Hoon mendapatkan sms. JAKSA LEE HAN-JU TELAH
DITUNJUK UNTUK MENANGANI KASUS 2020-HJ1244.
Saat
Penjaga Dong keluar dari gedung pengadilan, para wartawan yang sudah menunggu
diluar langsung mengerubungi nya serta memotret nya. Dan Penjaga Dong sangat
terkejut serta kebingungan.
Para
wartawan mengira kalau Penjaga Dong adalah Wakil Dean Ju. Tapi ternyata tidak.
Dan wartawan yang pertama kali memotret Penjaga Dong beralasan bahwa dia
memotret, karena Penjaga Dong terlihat menakutkan. Dan mengetahui itu, dia
langsung disoraki oleh para wartawan yang lain.
Kemudian
tepat disaat itu, Wakil Dean Ju keluar dari gedung persidangan, ditemani oleh
Kang Sol A yang menjaga disamping nya.
Ketika
Kang Sol A, Kang Sol B, dan Joon Hwi, kembali ke kampus. Ji Ho, Ye Seul, Bok
Gi, dan Ye Beom, mereka berempat langsung menghampiri mereka.
Berita
kalau Wakil Dean Ju adalah Ayah Kang Sol sudah tersebar dan diketahui banyak
orang. Dan mereka berempat mengeluh karena Kang Sol tidak pernah memberitahu
mereka. Dengan malas, Kang Sol B bersikap ketus serta mengabaikan mereka
berempat.
“Cobalah
untuk mengerti,” kata Kang Sol A, menenangkan mereka berempat.
“Tak
kupercaya kau dijadikan tameng,” komentar Ye Beom. “Ah. Dia ingin menjilatmu karena jabatan ayahmu,” katanya mengejek Kang Sol B dengan sinis.
“Aku?”
tanya Kang Sol A, heran.
“Aku
yakin seluruh kampus sudah tahu sekarang,” kata Bok Gi sambil menunjukkan
beritanya kepada Kang Sol A.
Membaca
berita itu, Kang Sol A baru tersadar bahwa tatapan orang- orang tampak aneh
saat mereka menatapnya. Dalam artikel berita, Kang Sol A terfoto sangat
melindungi dan menjaga Wakil Dean Ju yang dikerubungi oleh para wartawan. Dan orang- orang jadi salah paham, mereka mengira Wakil Dean Ju adalah Ayah Kang Sol A.
Jong
Hoon naik ke dalam lift yang sama dengan Wakil Dean Ju. Dia mengomentari kalau
Wakil Dean Ju tampak lelah. Dan Wakil Dean Ju hanya diam. Lalu ketika pintu
lift terbuka, dia keluar duluan.
“Bisakah
kau sobek surat pengunduran dirimu?” tanya Jong Hoon.
Mendengar
itu, Wakil Dean Ju berhenti berjalan dan berbalik menatap Jong Hoon. “Bagaimana
kau tahu bukan aku pelakunya?” tanyanya, ingin tahu.
Flash back
“Sejauh
apa kau akan bertindak demi anakmu? Membunuh seseorang?” tanya Jong Hoon kepada
Eun Suk.
“Membunuh? Aku tidak yakin,” jawab Eun Suk.
Flash back
Wakil
Dean Ju memasukkan sabu- sabu ke dalam kopi Byung Ju. Setelah itu, dia merasa
tidak nyaman sendiri. jadi akhirnya dia membuang kopi tersebut dan pergi
meninggalkan ruangan Byung Ju, tanpa sadar bahwa gulanya terjatuh dan
tertinggal di bawah meja.
Flash
back end
“Mampukah
dia membunuh seseorang?” gumam Jong Hoon, berpikir.
Flash back
end
“Soal
laptopku. Aku tak pernah memakai kata sandi,” kata Jong Hoon, memberitahu. Lalu
dia berjalan pergi dulun.
Diruang
kelompok. Joon Hwi mempertanyakan, kenapa Kang Sol A tidak menyangkal barusan.
Dan Kang Sol A menjawab bahwa dia tidak terlalu peduli, terserah mereka mau
berpikir apa. Lagian kapan lagi, dia bisa jadi anak profesor hukum Hankuk.
Mendengar itu, Joon Hwi tertawa dengan geli.
Kang
Sol A kemudin membahas tentang Man Ho yang ditemuinya di gedung pengadilan
sebelumnya.
Flash back
“Sudah
aku bilang. Bawa Kang Dan kepadaku,” perintah Man Ho.
“Aku
belum melihatnya sejak lima tahun. Dia memutus hubungan dengan kami. Kenapa kau
mencarinya?” balas Kang Sol A, ingin tahu.
“Untuk
mencari putraku,” jawab Man Ho.
Flash back
end
Mengetahui
kalau Man Ho mencari kakak nya, karena ingin mencari putranya, Kang Sol A
merasa itu sangat tidak masuk akal. Dan Kang Dan itu adalah kakak kembarnya.
“Pemilik
buku ini?” tanya Joon Hwi sambil mengembalikan buku Kang Sol A yang dulu
tertinggal di halte bus. “Kau meninggalkannya saat itu. Katamu bagus, jadi aku
membacanya,” katanya, menjelaskan.
“Buang
saja. Aku tak membutuhkannya,” balas Kang Sol A, tidak tertarik dengan buku
tersebut dan tidak peduli.
“Lihat
isinya,” kata Joon Hwi, menyarankan.
Dengan
heran, Kang Sol A mengikuti saran Joon Hwi. Dia membuka buku tersebut. Lalu dia
menemukan sebuah surat diletak ditengah nya. Dan itu adalah surat dari Kang
Dan.
UNTUK JAKSA YANG JONG-HOON
Membaca
isi surat tersebut, Kang Sol A merasa tertegun.
Ketika
Jong Hoon kembali ke ruangan kantornya. Dia memcari di Internet tentang KASUS
NO. 2021-HJ1244. PUBLIKASI TUNTUTAN PIDANA.
Kemudian
tiba- tiba datang panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Dan Joon Hwi
mengangkatnya serta memasang mode loudspeaker.
“Halo?”
jawab Jong Hoon.
“Ini
nomor Jaksa Yang Jong-hoon?”
Kang
Sol A mengetuk pintu kantor Jong Hoon. Lalu dia masuk dan menunjukkan surat
dari Kang Dan.
“Ini Kang Dan,” kata si penelpon. Mendengar itu, Kang Sol A dan Jong Hoon sama- sama merasa terkejut, karena tidak menyangka.