Original Network : jTBC Netfix
Ji
Ho keluar dari kamar mandi sambil masih menggosok giginya. Dia menatap form
pendaftaran musim dingin yang ingin di ikutinya.
Didalam
form tersebut, terdapat informasi keluarga yang harus diisi. Dan setelah
berpikir cukup lama, Ji Ho mengisi form tersebut dengan nama Ayahnya. RELASI:
AYAH. NAMA: SEO GI-YEOL. USIA: 57. PROFESI: CEO PERUSAHAAN TOYGOODTOY.
Kang
Sol A merasa pacar Ye Seul mengerikan dan dia tidak menyukainya. Namun Joon Hwi
tidak peduli dan kembali menggoda Kang Sol A dengan kejadian di toko buku dulu.
Dan dengan capek, Kang Sol A berlari menjauhi Joon Hwi, karena tidak tahan
mendengar godaan serta ejekannya.
Ketika
Joon Hwi kembali ke kamar, Ji Ho barusaja selesai mencuci wajahnya. Joon Hwi
kembali ke kamar untuk mencari buku Kang Sol A yang ketinggalan di halte dan
diambilnya dulu. Lalu dia tidak sengaja melihat form yang sedang Ji Ho isi.
Didalam
form yang meminta informasi keluarga, Ji Ho mengganti dari nama Ayahnya menjadi
nama Ibunya. IBU, KIM JEONG-A, USIA 55.
“Untuk
apa minta data keluarga? Seharusnya mereka hapus,” komentar Joon Hwi.
“Ini
firma swasta. Mereka memeriksa latar belakang,” balas Ji Ho, menjelaskan.
PEKERJAAN: AGEN ASURANSI.
Jong
Hoon duduk sambil menutup matanya dan tangannya memegang sekeping puzzle yang
diketuk- ketukannya diatas meja. Dia tampak sedang berpikir keras. Lalu tiba-
tiba seperti mendapatkan pencerahan, dia membuka matanya dan memasangkan
sekeping puzzle yang dipegangnya ke papan puzzle. Setelah itu, dia memijit
pelipisnya dan meregangkan tubuhnya. Kemudian dia bersiap untuk beristirahat.
Kang
Sol A merasa capek sekali, jadi dia bergolek- golek sebentar diatas tempat
tidurnya. Setelah bangun, dia mendapatkan pesan dari Jong Hoon yang membuat nya
stress.
Hal :
Tanggapanku atas kasus Ortu Jahat.
Pasal 307.1,
Hukum Pidana. Tentukan Kepentingan Publik. Bertindak untuk kepentingan Publik.
Kang
Sol B datang ke kantor Jong Hoon dan mengajak nya untuk berbicara. Dan Jong
Hoon mempersilahkan Kang Sol B untuk masuk serta duduk.
Tanpa
berbasa- basi, Kang Sol B langsung memberitahukan tujuannya. Dia datang untuk
meminta Jong Hoon agar jangan beritahu siapapun bahwa dia adalah putri Wakil
Dean Ju. Sebab dia tidak ingin siapapun curiga terhadap nilainya, hanya karena
Ayahnya seorang dosen. Juga dia terpaksa mengambil kelas Ayahnya, karena itu
adalah mata pelajaran wajib, dan dia tidak ingin orang sadar sesuatu, jika dia
tiba- tiba mengganti kelas nya. Dan dia berani menjamin bahwa dia sama sekali
tidak ada menerima perlakuan khusus.
“Ini
bukan alasanmu menelepon semalam,” komentar Jong Hoon.
“Itu
karena…” kata Kang Sol B, gugup. “Soal ayahku yang mengubah alibi dan berkata
dia bersamaku…”
“Kau
ditanyai di depan para murid. Kau takut mereka tahu siapa ayahmu, sehingga kau
terpaksa diam,” tebak Jong Hoon.
“Benar.
Dia cuma dukung pernyataanku,” jawab Kang Sol B, membenarkan. “Tapi kau
menuduhku atas plagiarisme,” jelasnya.
“Karena
itu dia jujur padaku?” tebak Jong Hoon, lagi.
“Ya.”
Eun
Suk kemudian datang. Karena itu, Kang Sol B pun langsung pamit serta pergi. Dan
Eun Suk merasa agak canggung dengan nya.
Setelah
Kang Sol B pergi, Eun Suk memberitahu Jong Hoon bahwa dia merasa Kang Sol B
memang menjiplak tesis Byung Ju. Sebab Kang Sol B mengaku bahwa dia menulis
tesis tersebut saat masih SMA, lalu 10 tahun kemudian dia mengikuti kontes ini.
Seharusnya jika pengakuan itu benar, maka dalam 10 tahun ini ada banyak teori
dan kasus baru yang bisa dijadikan referensi, jika Kang Sol B cukup pintar,
maka Kang Sol B seharusnya ada memperbarui isi tesis tersebut, bukan
menyerahkannya begitu saja tanpa memperbarui isinya ketika dia masuk ke dalam
falkutas hukum.
Ketika
Kang Sol B sedang menunggu didepan lift. Pintu lift terbuka, dan dia bertemu
dengan Wakil Dean Ju yang berada di dalam lift.
Mendengar
perkataan Eun Suk, Jong Hoon menganggukan kepalanya sebagai tanda dia setuju.
Dan Eun Suk lalu bertanya dengan heran, kenapa Kang Sol B melakukan ini,
kepadahal Kang Sol B tidak membutuhkan penghargaan.
Kang
Sol B dan Wakil Dean Ju berpura- pura tidak saling mengenal dan bersikap
seperti orang asing. Kang Sol B masuk ke dalam lift begitu saja. Dan Wakil Dean
Ju keluar dari lift begitu saja juga.
“Apa
rencanamu?” tanya Eun Suk, ingin tahu.
“Apa
dia akan membunuhku jika kupermasalahkan?” balas Jong Hoon, bertanya, sambil
menatap laptopnya. “Bagaimana perasaan orang tuanya?” gumamnya.
“Menilai
cara ibunya mengatasi kekacauan ini…” kata Eun Suk, berpikir. “Ya, mereka
mungkin akan membunuhmu,” katanya, sedikit bercanda.
“Jika
Prof. Seo berniat mempermasalahkannya…” gumam Jong Hoon.
“Apa
yang ingin kau katakan?” tanya Eun Suk, heran. Lalu dia melihat laptop di
hadapan Jong Hoon dan tersadar bahwa laptop Jong Hoon yang hilang sudah di
temukan.
“Sejauh
apa kau akan bertindak demi anakmu?” tanya Jong Hoon, penasaran.
“Aku
rela mati,” jawab Eun Suk dengan yakin.
“Membunuh
seseorang?” tanya Jong Hoon. Dan Eun Suk merasa heran, ada apa.
Lalu
tiba- tiba seseorang datang dan mengetuk pintu.
Wakil
Dean Ju mengajak Jong Hoon untuk berbicara. Dia meminta Jong Hoon untuk jangan
mengatakan apapun kepada Kang Sol B, dan dia juga akan menyerahkan dirinya
sebelum akhir minggu ini.
Jong
Hoon merasa agak ragu dengan perkataan Wakil Dean Ju. Sebab Wakil Dean Ju
bertemu dan meracuni kopi Byung Ju sebelum sidang simulasi di mulai. Jika
perkataan Wakil Dean Ju benar, maka seharusnya Byung Ju tidak bisa mengajar.
Jadi walaupun Wakil Dean Ju mengaku, tapi tidak ada barang bukti ataupun saksi
mata untuk mendukung pernyataan Wakil Dean Ju tersebut.
“Dia
meminumnya saat istirahat,” kata Wakil Dean Ju,
beralasan.
“Bisa
kau buktikan?” tanya Jong Hoon. “Kau bisa didakwa sementara sidik jariku di
tiga tempat?” tanyanya. Dan Wakil Dean Ju tidak bisa menjawab. “Jaksa berharap
agar aku didakwa. Intinya, penyerahan dirimu tak akan membantu membuktikan aku
tak bersalah,” jelas Jong Hoon dengan serius.
“Kalau
begitu…” kata Wakil Dean Ju, merasa bingung.
“Hadirilah
sidangku besok.”
Setelah
selesai mengobrol, Jong Hoon keluar dari ruangan dan tanpa sengaja meninggalkan
ponselnya. Melihat itu, Wakil Dean Ju memanggil Jong Hoon.
“Kau
mahir komputer?” tanya Jong Hoon, tiba- tiba teringat sesuatu. “Bagaimana kau
pecahkan kata sandi laptopku? Agak mencurigakan,” gumamnya.
“Itu.
Ada banyak perusahaan yang bisa,” jawab Wakil Dean Ju dengan gugup.
“Baguslah,”
kata Jong Hoon sambil tersenyum penuh arti.
Kang Sol B pergi ke ruang CCTV dan memeriksa siapa orang yang mengembalikan laptop nya ke pihak keamanan pada tanggal 20/10/2020.
Awalnya
ketika Kang Sol B melihat pria yang terekam di CCTV, dia tidak bisa langsung
mengenalinya, karena pria tersebut memakai masker dan topi yang menutupi
wajahnya. Namun saat dia melihat cincin yang dikenakan pria tersebut, dia
teringat akan seseorang.
Cincin
yang dikenakan pria di CCTV dan cincin yang Seung Jae kenakan, sama.
Seung
Jae membantu memperbaiki komputer Eun Suk yang terkena serangan virus. Lalu
tiba- tiba dia mendapatkan telpon dari seseorang bernama JU-YEONG.
“Tak
apa-apa jika kita keliru. Tenanglah. Kita bisa bahagia tanpa bayi… Bukan begitu maksudku. Maksudku adalah… Kita tak harus punya bayi…” kata Seung Jae
kepada orang ditelpon. Lalu dia berpapasan dengan Kang Sol B dan dia langsung
mematikan telponnya.
Kang
Sol B diam dan memperhatikan cincin yang Seung Jae kenakan. Lalu setelah Seung
Jae selesai bertelponan, dia langsung bertanya, “Apa kau yang menyerahkan
laptopku ke kantor sekuriti?” tanyanya.
Mendengar
itu, Seung Jae diam. Dan dengan sabar, Kang Sol B menunggu nya untuk menjawab.
Tapi tiba- tiba Ye Beom datang.
“Seung-jae,
detail program magang sidang sudah keluar,” kata Ye Beom, memberitahu.
“Benarkah?
Kau mendaftar yang mana?” tanya Seung Jae.
“Sidang,
'kan?” tanya Ye Beom sambil menatap Kang Sol B.
Mendengar
pembicaraan mereka, Kang Sol A merasa iri, karena andai saja nilainya cukup,
maka dia juga bisa ikut program magang sidang. Dan setahunya, Kang Sol B mau
menjadi hakim.
“Kenapa
tak menirunya? Nama kalian sama,” komentar Joon Hwi, menghampiri Kang Sol A dan
duduk dengan nyaman.
“Apa?”
reaksi Kang Sol A.
“Kau
kesal mendengar itu, artinya kau ingat,” goda Joon Hwi.
“Baik,
aku ingat. Lalu kenapa?” tanya Kang Sol A, mengaku dengan emosi. “Kau tak sadar
aku tak ingin mengingatnya?” keluhnya, kesal. “Lupakan saja,” tekan nya.
Dengan
heran, Bok Gi yang duduk diantara Kang Sol A dan Joon Hwi, dia diam dan
memperhatikan interaksi mereka berdua yang tampak sangat akrab.
Kang
Sol A tiba- tiba mendapatkan telpon dari Byeol. Lalu dia agak menjauh untuk
berbicara. Dan Joon Hwi berteriak cukup keras. “Bilang aku senang berjumpa
lagi,” katanya. Dan Kang Sol A menunjukkan kepalan tangannya. “Datanglah ke
sidang Prof. Yang bersamaku,” ajak nya, kemudian.
“Aku bisa sendiri,” keluh Kang Sol A dengan cemberut. Melihat itu, Joon Hwi tertawa geli.
“Kalian
kenapa?” tanya Bok Gi, penasaran.
Kang
Sol A datang ke ruang fotocopy untuk mengambil hasil fotocopy nya. Tapi
ternyata, Penjaga Dong sudah memberikan hasilnya kepada si cantik.
“Aku?
Kapan kau berikan?” tanya Kang Sol A, narsis. Dan Penjaga Dong menatapnya
dengan garang, karena yang dia maksud si cantik, itu adalah Ye Seul.
Penjaga
Dong melihat- lihat hasil laporan Kang Sol A yang telah di periksa oleh Jong
Hoon. “Kau menulis ini?” tanya nya.
“Argh…
Seharusnya kubilang saja aku tak sanggup. Aku ingin menjambak rambutku karena
semua garis merah itu,” keluh Kang Sol A, merasa capek.
“Untuk
apa? Yang menggarisbawahi bagian yang bagus,” komentar Penjaga Dong.
“Apa?
Sungguh?” tanya Kang Sol A, baru tersadar. Lalu dia melihat laporan itu dengan
hati- hati. “Dia tandai hampir semuanya. Astaga,” serunya dengan kagum dan
senang.
Diruang
kelompok. Ye Seul membagi- bagikan hasil fotocopy yang dibawanya kepada setiap
anggota kelompoknya, kecuali Ye Beom, karena dia bukan anggota kelompok mereka.
Namun ntah kenapa Ye Beom datang ke ruangan kelompok mereka.
“Aduh,
pasti menyenangkan belajar di sini. Nikmat dipandang,” kata Ye Beom sambil
tersenyum menatap Ye Seul. Mendengar itu, Kang Sol B menatap Ye Beom dengan
jijik. “Apa salahnya?” tanya Ye Beom, merasa tidak ada yang salah. “Beberapa
gadis mungkin tak pernah dipuji begitu,” komentarnya sambil tertawa.
Bok
Gi kemudian datang. “Ye-seul! Lama tak bertemu…” sapanya.
“Aku
makin cantik, 'kan?” tanya Ye Seul sambil memegang rambutnya. “Kurasa ini
berkat pacarku,” lanjutnya.
“Artinya,
"Jangan berharap.”,” kata Ye Beom, mengartikan untuk Bok Gi.
Lalu
Ye Beom berniat untuk mengambil hasil fotocopy-an kelompok mereka dan melihat-
lihat, tapi Ji Ho langsung menghentikannya dan menanyai, apakah Ye Beom tidak
bosan memata- matai kelompok mereka. Dan Ye Beom bersikap menyedihkan untuk
membuat mereka kasihan padanya. Tapi tidak seorang pun yang menanggapi nya.
“Jika
nilai akhirku hancur, akan sangat memalukan. Kau pernah mengalaminya, kau tahu
rasanya,” kata Ye Beom, iri kepada Bok Gi.
“Hei!”
bentak Bok Gi, kesal.
Kang
Sol A berjalan sambil melompat- lompat. Lalu saat dia masuk ke dalam ruang
kelompok dan melihat Ye Seul. Dia langsung berhenti melompat- lompat dan
menarik tangan Ye Seul untuk ikut keluar bersama nya.
Kang
Sol A memeluk bahu Ye Seul dengan erat. “Ada yang mau kau katakan?” tanyanya.
“Tidak,”
jawab Ye Seul, tampak tidak ingin menceritakan tentang masalahnya.
Wakil
Dean Ju melepaskan foto keluarga mereka dari dinding. Lalu Ibu Kang B datang
dan melihat itu. Ibu Kang B menghentikan Wakil Dean Ju, lalu dia menanyai, arti
surat pengunduran diri yang Wakil Dean Ju buat. Dan Wakil Dean Ju diam. Lalu
tiba- tiba Ibu Kang B mendapatkan pesan masuk dari Dokter.
“Aku
membuat janjinya. Kunjungi psikiater itu bersama Sol,” kata Wakil Dean Ju,
menjelaskan.
“Apa
yang kau lakukan? Sadarlah!” bentak Ibu Kang B.
“Lihat
siapa yang bicara,” balas wakil Dean Ju, marah. “Apa yang sudah kau perbuat
hanya agar Sol jadi hakim?”
Ibu
Kang B tidak terima disalahkan. Sebab menurutnya, walaupun dia bertingkah gila,
tapi semua ini tetap salah Wakil Dean Ju. Jadi Wakil Dean Ju harus bertanggung
jawab untuk semuanya.
“Kau
benar,” kata Wakil Dean Ju, malas berdebat lagi. “Ini salahku. Aku akan
bertanggung jawab. Maka bawalah Sol ke dokter jika tak mau dia hancur,” bujuk
nya.
“Kenapa
aku menghancurkannya? Tidak akan!” teriak Ibu Kang B, tidak setuju.
Dengan
sikap lembut, Wakil Dean Ju terus mencoba membujuk Ibu Kang B supaya membawa
Kang Sol B ke psikiater. Tapi Ibu Kang B terus menolak. Lalu dia menyuruh Wakil
Dean Ju untuk ke psikiater sendirian. Kemudian dia merebut dan menggantung
kembali foto keluarga mereka ke dinding.
Melihat
itu, Wakil Dean Ju diam dan merasa sangat tidak berdaya serta capek.
Reporter : “Sidang pertama profesor Universitas Hankuk, Yang Jong-hoon, akan segera dimulai. Dia masih terus menyangkal tuntutannya, diperkirakan akan terjadi perlawanan yang sengit.”