Sinopsis K- Drama : Law School Episode 6/2



Original Network : jTBC Netfix

Ji Ho keluar dari kamar mandi sambil masih menggosok giginya. Dia menatap form pendaftaran musim dingin yang ingin di ikutinya.

Didalam form tersebut, terdapat informasi keluarga yang harus diisi. Dan setelah berpikir cukup lama, Ji Ho mengisi form tersebut dengan nama Ayahnya. RELASI: AYAH. NAMA: SEO GI-YEOL. USIA: 57. PROFESI: CEO PERUSAHAAN TOYGOODTOY.



Kang Sol A merasa pacar Ye Seul mengerikan dan dia tidak menyukainya. Namun Joon Hwi tidak peduli dan kembali menggoda Kang Sol A dengan kejadian di toko buku dulu. Dan dengan capek, Kang Sol A berlari menjauhi Joon Hwi, karena tidak tahan mendengar godaan serta ejekannya.


Ketika Joon Hwi kembali ke kamar, Ji Ho barusaja selesai mencuci wajahnya. Joon Hwi kembali ke kamar untuk mencari buku Kang Sol A yang ketinggalan di halte dan diambilnya dulu. Lalu dia tidak sengaja melihat form yang sedang Ji Ho isi.


Didalam form yang meminta informasi keluarga, Ji Ho mengganti dari nama Ayahnya menjadi nama Ibunya. IBU, KIM JEONG-A, USIA 55.

“Untuk apa minta data keluarga? Seharusnya mereka hapus,” komentar Joon Hwi.

“Ini firma swasta. Mereka memeriksa latar belakang,” balas Ji Ho, menjelaskan. PEKERJAAN: AGEN ASURANSI.


Jong Hoon duduk sambil menutup matanya dan tangannya memegang sekeping puzzle yang diketuk- ketukannya diatas meja. Dia tampak sedang berpikir keras. Lalu tiba- tiba seperti mendapatkan pencerahan, dia membuka matanya dan memasangkan sekeping puzzle yang dipegangnya ke papan puzzle. Setelah itu, dia memijit pelipisnya dan meregangkan tubuhnya. Kemudian dia bersiap untuk beristirahat.


Kang Sol A merasa capek sekali, jadi dia bergolek- golek sebentar diatas tempat tidurnya. Setelah bangun, dia mendapatkan pesan dari Jong Hoon yang membuat nya stress.

Hal : Tanggapanku atas kasus Ortu Jahat.

Pasal 307.1, Hukum Pidana. Tentukan Kepentingan Publik. Bertindak untuk kepentingan Publik.


Kang Sol B datang ke kantor Jong Hoon dan mengajak nya untuk berbicara. Dan Jong Hoon mempersilahkan Kang Sol B untuk masuk serta duduk.


Tanpa berbasa- basi, Kang Sol B langsung memberitahukan tujuannya. Dia datang untuk meminta Jong Hoon agar jangan beritahu siapapun bahwa dia adalah putri Wakil Dean Ju. Sebab dia tidak ingin siapapun curiga terhadap nilainya, hanya karena Ayahnya seorang dosen. Juga dia terpaksa mengambil kelas Ayahnya, karena itu adalah mata pelajaran wajib, dan dia tidak ingin orang sadar sesuatu, jika dia tiba- tiba mengganti kelas nya. Dan dia berani menjamin bahwa dia sama sekali tidak ada menerima perlakuan khusus.

“Ini bukan alasanmu menelepon semalam,” komentar Jong Hoon.

“Itu karena…” kata Kang Sol B, gugup. “Soal ayahku yang mengubah alibi dan berkata dia bersamaku…”

“Kau ditanyai di depan para murid. Kau takut mereka tahu siapa ayahmu, sehingga kau terpaksa diam,” tebak Jong Hoon.

“Benar. Dia cuma dukung pernyataanku,” jawab Kang Sol B, membenarkan. “Tapi kau menuduhku atas plagiarisme,” jelasnya.

“Karena itu dia jujur padaku?” tebak Jong Hoon, lagi.

“Ya.”

Eun Suk kemudian datang. Karena itu, Kang Sol B pun langsung pamit serta pergi. Dan Eun Suk merasa agak canggung dengan nya.


Setelah Kang Sol B pergi, Eun Suk memberitahu Jong Hoon bahwa dia merasa Kang Sol B memang menjiplak tesis Byung Ju. Sebab Kang Sol B mengaku bahwa dia menulis tesis tersebut saat masih SMA, lalu 10 tahun kemudian dia mengikuti kontes ini. Seharusnya jika pengakuan itu benar, maka dalam 10 tahun ini ada banyak teori dan kasus baru yang bisa dijadikan referensi, jika Kang Sol B cukup pintar, maka Kang Sol B seharusnya ada memperbarui isi tesis tersebut, bukan menyerahkannya begitu saja tanpa memperbarui isinya ketika dia masuk ke dalam falkutas hukum.


Ketika Kang Sol B sedang menunggu didepan lift. Pintu lift terbuka, dan dia bertemu dengan Wakil Dean Ju yang berada di dalam lift.


Mendengar perkataan Eun Suk, Jong Hoon menganggukan kepalanya sebagai tanda dia setuju. Dan Eun Suk lalu bertanya dengan heran, kenapa Kang Sol B melakukan ini, kepadahal Kang Sol B tidak membutuhkan penghargaan.



Kang Sol B dan Wakil Dean Ju berpura- pura tidak saling mengenal dan bersikap seperti orang asing. Kang Sol B masuk ke dalam lift begitu saja. Dan Wakil Dean Ju keluar dari lift begitu saja juga.


“Apa rencanamu?” tanya Eun Suk, ingin tahu.

“Apa dia akan membunuhku jika kupermasalahkan?” balas Jong Hoon, bertanya, sambil menatap laptopnya. “Bagaimana perasaan orang tuanya?” gumamnya.

“Menilai cara ibunya mengatasi kekacauan ini…” kata Eun Suk, berpikir. “Ya, mereka mungkin akan membunuhmu,” katanya, sedikit bercanda.

“Jika Prof. Seo berniat mempermasalahkannya…” gumam Jong Hoon.

“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Eun Suk, heran. Lalu dia melihat laptop di hadapan Jong Hoon dan tersadar bahwa laptop Jong Hoon yang hilang sudah di temukan.


“Sejauh apa kau akan bertindak demi anakmu?” tanya Jong Hoon, penasaran.

“Aku rela mati,” jawab Eun Suk dengan yakin.

“Membunuh seseorang?” tanya Jong Hoon. Dan Eun Suk merasa heran, ada apa.

Lalu tiba- tiba seseorang datang dan mengetuk pintu.


Wakil Dean Ju mengajak Jong Hoon untuk berbicara. Dia meminta Jong Hoon untuk jangan mengatakan apapun kepada Kang Sol B, dan dia juga akan menyerahkan dirinya sebelum akhir minggu ini.


Jong Hoon merasa agak ragu dengan perkataan Wakil Dean Ju. Sebab Wakil Dean Ju bertemu dan meracuni kopi Byung Ju sebelum sidang simulasi di mulai. Jika perkataan Wakil Dean Ju benar, maka seharusnya Byung Ju tidak bisa mengajar. Jadi walaupun Wakil Dean Ju mengaku, tapi tidak ada barang bukti ataupun saksi mata untuk mendukung pernyataan Wakil Dean Ju tersebut.

“Dia meminumnya saat istirahat,” kata Wakil Dean Ju,  beralasan.


“Bisa kau buktikan?” tanya Jong Hoon. “Kau bisa didakwa sementara sidik jariku di tiga tempat?” tanyanya. Dan Wakil Dean Ju tidak bisa menjawab. “Jaksa berharap agar aku didakwa. Intinya, penyerahan dirimu tak akan membantu membuktikan aku tak bersalah,” jelas Jong Hoon dengan serius.

“Kalau begitu…” kata Wakil Dean Ju, merasa bingung.

“Hadirilah sidangku besok.”



Setelah selesai mengobrol, Jong Hoon keluar dari ruangan dan tanpa sengaja meninggalkan ponselnya. Melihat itu, Wakil Dean Ju memanggil Jong Hoon.

“Kau mahir komputer?” tanya Jong Hoon, tiba- tiba teringat sesuatu. “Bagaimana kau pecahkan kata sandi laptopku? Agak mencurigakan,” gumamnya.

“Itu. Ada banyak perusahaan yang bisa,” jawab Wakil Dean Ju dengan gugup.

“Baguslah,” kata Jong Hoon sambil tersenyum penuh arti.



Kang Sol B pergi ke ruang CCTV dan memeriksa siapa orang yang mengembalikan laptop nya ke pihak keamanan pada tanggal 20/10/2020.

Awalnya ketika Kang Sol B melihat pria yang terekam di CCTV, dia tidak bisa langsung mengenalinya, karena pria tersebut memakai masker dan topi yang menutupi wajahnya. Namun saat dia melihat cincin yang dikenakan pria tersebut, dia teringat akan seseorang.


Cincin yang dikenakan pria di CCTV dan cincin yang Seung Jae kenakan, sama.

Seung Jae membantu memperbaiki komputer Eun Suk yang terkena serangan virus. Lalu tiba- tiba dia mendapatkan telpon dari seseorang bernama JU-YEONG.


“Tak apa-apa jika kita keliru. Tenanglah. Kita bisa bahagia tanpa bayi…  Bukan begitu maksudku. Maksudku adalah…  Kita tak harus punya bayi…” kata Seung Jae kepada orang ditelpon. Lalu dia berpapasan dengan Kang Sol B dan dia langsung mematikan telponnya.


Kang Sol B diam dan memperhatikan cincin yang Seung Jae kenakan. Lalu setelah Seung Jae selesai bertelponan, dia langsung bertanya, “Apa kau yang menyerahkan laptopku ke kantor sekuriti?” tanyanya.

Mendengar itu, Seung Jae diam. Dan dengan sabar, Kang Sol B menunggu nya untuk menjawab. Tapi tiba- tiba Ye Beom datang.

“Seung-jae, detail program magang sidang sudah keluar,” kata Ye Beom, memberitahu.

“Benarkah? Kau mendaftar yang mana?” tanya Seung Jae.

“Sidang, 'kan?” tanya Ye Beom sambil menatap Kang Sol B.

Mendengar pembicaraan mereka, Kang Sol A merasa iri, karena andai saja nilainya cukup, maka dia juga bisa ikut program magang sidang. Dan setahunya, Kang Sol B mau menjadi hakim.


“Kenapa tak menirunya? Nama kalian sama,” komentar Joon Hwi, menghampiri Kang Sol A dan duduk dengan nyaman.

“Apa?” reaksi Kang Sol A.

“Kau kesal mendengar itu, artinya kau ingat,” goda Joon Hwi.

“Baik, aku ingat. Lalu kenapa?” tanya Kang Sol A, mengaku dengan emosi. “Kau tak sadar aku tak ingin mengingatnya?” keluhnya, kesal. “Lupakan saja,” tekan nya.

Dengan heran, Bok Gi yang duduk diantara Kang Sol A dan Joon Hwi, dia diam dan memperhatikan interaksi mereka berdua yang tampak sangat akrab.


Kang Sol A tiba- tiba mendapatkan telpon dari Byeol. Lalu dia agak menjauh untuk berbicara. Dan Joon Hwi berteriak cukup keras. “Bilang aku senang berjumpa lagi,” katanya. Dan Kang Sol A menunjukkan kepalan tangannya. “Datanglah ke sidang Prof. Yang bersamaku,” ajak nya, kemudian.

“Aku bisa sendiri,” keluh Kang Sol A dengan cemberut. Melihat itu, Joon Hwi tertawa geli.


“Kalian kenapa?” tanya Bok Gi, penasaran.


Kang Sol A datang ke ruang fotocopy untuk mengambil hasil fotocopy nya. Tapi ternyata, Penjaga Dong sudah memberikan hasilnya kepada si cantik.

“Aku? Kapan kau berikan?” tanya Kang Sol A, narsis. Dan Penjaga Dong menatapnya dengan garang, karena yang dia maksud si cantik, itu adalah Ye Seul.


Penjaga Dong melihat- lihat hasil laporan Kang Sol A yang telah di periksa oleh Jong Hoon. “Kau menulis ini?” tanya nya.

“Argh… Seharusnya kubilang saja aku tak sanggup. Aku ingin menjambak rambutku karena semua garis merah itu,” keluh Kang Sol A, merasa capek.


“Untuk apa? Yang menggarisbawahi bagian yang bagus,” komentar Penjaga Dong.

“Apa? Sungguh?” tanya Kang Sol A, baru tersadar. Lalu dia melihat laporan itu dengan hati- hati. “Dia tandai hampir semuanya. Astaga,” serunya dengan kagum dan senang.

Diruang kelompok. Ye Seul membagi- bagikan hasil fotocopy yang dibawanya kepada setiap anggota kelompoknya, kecuali Ye Beom, karena dia bukan anggota kelompok mereka. Namun ntah kenapa Ye Beom datang ke ruangan kelompok mereka.


“Aduh, pasti menyenangkan belajar di sini. Nikmat dipandang,” kata Ye Beom sambil tersenyum menatap Ye Seul. Mendengar itu, Kang Sol B menatap Ye Beom dengan jijik. “Apa salahnya?” tanya Ye Beom, merasa tidak ada yang salah. “Beberapa gadis mungkin tak pernah dipuji begitu,” komentarnya sambil tertawa.

Bok Gi kemudian datang. “Ye-seul! Lama tak bertemu…” sapanya.

“Aku makin cantik, 'kan?” tanya Ye Seul sambil memegang rambutnya. “Kurasa ini berkat pacarku,” lanjutnya.

“Artinya, "Jangan berharap.”,” kata Ye Beom, mengartikan untuk Bok Gi.

Lalu Ye Beom berniat untuk mengambil hasil fotocopy-an kelompok mereka dan melihat- lihat, tapi Ji Ho langsung menghentikannya dan menanyai, apakah Ye Beom tidak bosan memata- matai kelompok mereka. Dan Ye Beom bersikap menyedihkan untuk membuat mereka kasihan padanya. Tapi tidak seorang pun yang menanggapi nya.


“Jika nilai akhirku hancur, akan sangat memalukan. Kau pernah mengalaminya, kau tahu rasanya,” kata Ye Beom, iri kepada Bok Gi.

“Hei!” bentak Bok Gi, kesal.


Kang Sol A berjalan sambil melompat- lompat. Lalu saat dia masuk ke dalam ruang kelompok dan melihat Ye Seul. Dia langsung berhenti melompat- lompat dan menarik tangan Ye Seul untuk ikut keluar bersama nya.

Kang Sol A memeluk bahu Ye Seul dengan erat. “Ada yang mau kau katakan?” tanyanya.

“Tidak,” jawab Ye Seul, tampak tidak ingin menceritakan tentang masalahnya.


Wakil Dean Ju melepaskan foto keluarga mereka dari dinding. Lalu Ibu Kang B datang dan melihat itu. Ibu Kang B menghentikan Wakil Dean Ju, lalu dia menanyai, arti surat pengunduran diri yang Wakil Dean Ju buat. Dan Wakil Dean Ju diam. Lalu tiba- tiba Ibu Kang B mendapatkan pesan masuk dari Dokter.

“Aku membuat janjinya. Kunjungi psikiater itu bersama Sol,” kata Wakil Dean Ju, menjelaskan.

“Apa yang kau lakukan? Sadarlah!” bentak Ibu Kang B.


“Lihat siapa yang bicara,” balas wakil Dean Ju, marah. “Apa yang sudah kau perbuat hanya agar Sol jadi hakim?”

Ibu Kang B tidak terima disalahkan. Sebab menurutnya, walaupun dia bertingkah gila, tapi semua ini tetap salah Wakil Dean Ju. Jadi Wakil Dean Ju harus bertanggung jawab untuk semuanya.


“Kau benar,” kata Wakil Dean Ju, malas berdebat lagi. “Ini salahku. Aku akan bertanggung jawab. Maka bawalah Sol ke dokter jika tak mau dia hancur,” bujuk nya.

“Kenapa aku menghancurkannya? Tidak akan!” teriak Ibu Kang B, tidak setuju.

Dengan sikap lembut, Wakil Dean Ju terus mencoba membujuk Ibu Kang B supaya membawa Kang Sol B ke psikiater. Tapi Ibu Kang B terus menolak. Lalu dia menyuruh Wakil Dean Ju untuk ke psikiater sendirian. Kemudian dia merebut dan menggantung kembali foto keluarga mereka ke dinding.

Melihat itu, Wakil Dean Ju diam dan merasa sangat tidak berdaya serta capek.


Reporter : “Sidang pertama profesor Universitas Hankuk, Yang Jong-hoon, akan segera dimulai. Dia masih terus menyangkal tuntutannya, diperkirakan akan terjadi perlawanan yang sengit.”

Post a Comment

Previous Post Next Post