Sinopsis C-Drama :
The Little Nyonya E23
Pria
yang berteriak di depan kediaman Huang adalah Liu Yidao. Dia hendak menikahi
Yueniang. Ah Tao tentu tidak mau kalau Nona Mudanya menikah dengan seorang
tukang jagal, jadi dia mengusirnya. Yueniang juga meminta Ah Tao untuk tidak
terlalu kasar sama Liu Yidao karna Liu Yidao sudah menyelamatkan nyawanya
sebelumnya.
Ah
Tao tidak mengindahkan Yueniang. Dia mengusir Liu Yidao dengan kasar dan
mengatai kalau Liu Yidao tidak pantas untuk Yueniang yang muda, cantik dan
pintar. Apalagi, Liu Yidao datang melamar hanya dengan membawa sepotong daging.
Masalahnya, Liu Yidao adalah orang yang keras kepala dan tidak mengerti maksud
Ah Tao. Dia mengira kalau caranya salah dalam melamar Yueniang karna itu, dia
bertekad untuk menjadi kaya agar layak menikahi Yueniang.
Nah,
kebetulannya, dia malah melihat anak buah tn. Hu yang memalak pedagang dengan
alasan uang keamanan. Mereka hendak mengambil alih karna kak Long dan anak
buahnya sudah masuk penjara. Upah yang mereka minta adalah 5 dollar untuk
pedagang biasa dan 10 dollar untuk pemilik toko. Liu Yidao yang selama ini
hanya mendengarkan perkataan ibunya dan tidak memiliki pemikiran sendiri, tidak
tahu kalau perbuatan memalak mereka itu adalah perbuatan salah. Dia malah
merasa kalau ini adalah cara mudah mengumpulkan uang menjadi kaya. Dia menyuruh
para preman itu untuk memberitahu tn. Hu kalau jalan ini akan menjadi tanggung
jawabnya. Untuk membuat mereka menurut, dia mengeluarkan pisau jagalnya. Para
preman itu tentu ketakutan dan memberikan semua uang hasil palakan yang sudha
mereka terima.
Liu
Yidao juga menemui para pedagang dan bilang kalau dia yang akan menjaga mereka
mulai sekarang. Dia hanya akan meminta bayaran 2.5 dollar untuk pedagang dan 5
dollar untuk pemilik toko. Dan uang keamanan harus dibayar di awal bulan.
Dengan polosnya juga, Liu Yidao memberikan kembalian dari uang keamanan yang
sudah mereka bayarkan pada anak buat tn. Hu tadi.
--
Tian
Lan sudah sembuh dan kembali ke rumah. Yueniang dan Ah Tao sangat senang dengan
kepulangannya dan menyambutnya dengan hangat. Berbeda dengan mereka, Guihua
malah menyambutnya dengan sikap teramat dingin.
Sikapnya
itu tidak diambil pusing sama Tian Lan, Yueniang dan Ah Tao. Mereka sudah
teriasa. Lebih baik, mereka ke kamar dan menikmati makanan yang sudah Yueniang
dan Ah Tao siapkan. Baru juga mau mulai makan, Xiufeng datang menganggu. Dia
menyuruh Tianlan untuk pindah ke kamar diloteng. Dengan sopan, Tianlan menolak
dan beralasan kalau dia sudah terbiasa tinggal di kamar ini bertahun-tahun.
Xiufeng mengerti tapi ini perintah dari Guihua, jadi dia akan menyampaikannya
terlebih dahulu.
Sial!
Benar-benar sial! Entah kenapa, mata Xiufeng benar-benar tajam hari itu. Dia
melihat obat yang tadi Ah Tao jatuhkan di tanah. Dan hebatnya lagi, dia
mengenali obat itu adalah obat ginseng milik keluarganya yang dia berikan pada
Zhenzhu. Xiufeng pun memanfaatkan hal itu untuk menghina Yueniang sebagai
pencuri. Yueniang membantah kalau dia tidak mencuri. Xiufeng mana percaya karna
buktinya obat itu ditemukan di lantai kamar ini. Tian Lan juga jadi kecewa pada
Yueniang. Melihat ekspresi kecewa Tian Lan, Xiufeng sok baik bilang kalau dia
tidak mempersilahkan hal ini dan sebaiknya Tian Lan beristirahat karna baru
keluar dari rumah sakit. Dia pun sok menasehati dan menyindir agar mereka
mengatakan jika perlu apapun, tidak usah mencuri. Seperti sekarang, diam-diam
makan di kamar dengan menu ayam pongteh.
Yueniang
sangat tersinggung. Dia tidak terima karna ayam yang dimasaknya dan
dihidangkannya sekarang adalah ayam yang dia pelihara sendiri. Xiufeng malah
tertawa dan mengatakan kalau semua yang ada dirumah ini, tidak ada satupun yang
milik Yueniang. Puas menghina mereka, Xiufeng baru pergi.
Yueniang
sangat-sangat marah. Sementara Tian Lan merasa teramat kecewa dan malu. Ah Tao
takut kalau Tian Lan salah paham, sehingga dia langsung menjelaskan kalau obat
itu dia yang bawa. Dia mengantarkan obat itu ke Zhenzhu, tapi Zhenzhu malah mau
membuangnya. Dia merasa itu mubazir, jadi dia pun mengambil obat itu dan
membawanya kemari.
“Ini
salahku,” ujar Yueniang, tidak mau menyalahkan siapapun. “Nenek… ini semua
salahku,” tangisnya melihat ekspresi kekecewaan neneknya.
“Yueniang.
Karna latar belakang kita yang miskin, lebih baik jangan serakah untuk hal-hal
sepele. Harus tetap kuat dengan kehormatan kita. Jangan biarkan hati nurani
kita ternoda,” tangis Tian Lan.
Yueniang
menjadi merasa sangat bersalah. Dia hanya bisa menangis meminta maaf.
--
Dimalam
hari, Yueniang menghabiskan waktu dengan membaca buku dongeng bahasa Inggris. Once upon a time, there was a prince…
Sambil
membaca cerita, Yueniang mulai membayangkan kalau pangeran di buku itu adalah
Niu Zai (Xi Er). Dia merindukannya. Sangat merindukannya.
--
Xi
Er sedang sibuk mengurus bisnis dengan ayahnya. Mereka memasok banyak sekali
beras demi menghindari Charlie Zhang memonopoli pasar dan menaikkan harga
sesukanya. Xi Er benar-benar memikirkan semua rencana bisni dengan matang.
Lagi
sibuk bekerja, ayahnya membahas mengenai ulang tahun Ny. Chen yang ke-80 yang
akan segera tiba. Dia ingin agar di hari ulang tahun itu, mereka juga mencari
calon istri untuk Xi Er agar Ny. Chen tidak lagi mencemaskan pernikahan Xi Er.
Udah gitu, ayahnya bilang kalau Ny. Chen yang akan memilihkan istri untuk Xi
Er. Gong menambahkan kalau dia juga punya syarat untuk calon istri Xi Er, yaitu
berasal dari keluarga dengan reputasi baik. Lebih baik lagi kalau status calon
istri Xi Er bisa menyamai keluarga mereka.
(Huft,
apa mereka lupa bagaimana dulu mereka memilih Meiyu menjadi calon Sheng tapi
pada akhirnya, pernikahan itu menjadi neraka baik bagi Meiyu maupun Sheng!)
Xi
Er tidak senang mendengar rencana ayahnya mengenai pernikahannya, tapi juga
tidak berani membantah. Dia hanya diam. Sheng yang ternyata berada di dekat
sana dan mendengar semuanya, langsung menggoda Xi Er begitu Gong udah pergi. Hanya
dengan Sheng, Xi Er bisa berbicara begitu bebas karna Sheng yang paling
mengerti dirinya dan mereka mempunyai pemikiran yang hampir mirip.
Xi
Er bertanya pada pamannya, apa yang harus dilakukannya? Sheng pun bercerita
kalau dulu dia juga pernah jatuh cinta dengan seorang gadis. Tapi, gadis itu
tidak pernah dipertimbangkan oleh Gong dan Ny. Chen karna gadis itu bisu dan
tuli. Gadis itu adalah ibu Yueniang, Juxiang. Dan sampai sekarang, dia masih
ingat jelas pertemuan pertamanya dengan Juxiang. Saat itu, dia sempat menentang
pernikahan tapi sia-sia.
“Jika
kau sama payahnya seperti Paman, Paman akan memukulmu,” peringati Sheng. Dia
ingin Xi Er membuat keputusan berbeda darinya.
“Paman
Sheng, tenang saja! Aku akan pastikan paman tidak akan pernah memukulku,” balas
Xi Er. Artinya, dia akan membuat Yueniang menjadi istrinya.
--
Ny.
Chen menunjukkan pada Meiyu beberapa foto wanita-wanita yang akan dipilihnya
menjadi calon istri Xi Er. Dengan mulut manisnya, Meiyu memuji wanita-wanita
itu cantik. Tapi, dia juga menyinggung kalau keluarganya ingin menjadi besan
dengan Xi Er. Raut wajah Ny. Chen berubah muram. Dia pun menyindir saat Jin
Cheng mendukung Charlie Zhang di pemilihan Direktur Kamar Dagang padahal mereka
adalah keluarga. Tindakannya itu hanya akan membuatnya diejek.
Meiyu
masih bermulut manis menyebut kakaknya bodoh dan ceroboh. Dia pun berkata kalau
ayahnya sangat marah saat tahu hal itu. Makanya, ayahnya langsung membawa
kakaknya dan Tianbao menemui Gong untuk meminta maaf. Ny. Chen masih kelihatan
kesal. Tapi, dia pun jujur kalau dia sangat menyukai Yuzhu. Menurutnya, Yuzhu
mempunyai hati yang baik dan dekat dengan Xi Er. Masalahnya, ada banyak orang
juga yang ingin menjadi cicit menantunya.
Kebetulan
sekali Xi Er pulang. Ny. Chen langsung menunjukkan semua foto-foto gadis-gadis
itu pada Xi Er untuk dipilih. Xi Er memuji semuanya baik tapi dia kan tidak
pernah bertemu dengan mereka, jadi bagaimana bisa memilihnya? Dia pun
menyarankan agar semua gadis itu diundang di pesta ulang tahun ke-80 Ny. Chen.
Jadi, Ny. Chen juga bisa menguji semua gadis-gadis itu. Gadis yang paling
neneknbya sukai akan menjadi istrinya.
“Kau
penuh tipu muslihat. Tapi, itu ide yang bagus,” setuju ny. Chen.
--
Yueniang
masih belajar giat. Dia menghafal cerita bahasa Inggris itu dan mengulanginya
berulang kali saat bekerja. Yuzhu yang melihatnya pun memujinya sangat cepat
belajar. Sebagai hadiah karna Yueniang begitu cepat belajar, dia mengajaknya
keluar. Yueniang dengan sopan menolak karna masih punya banyak kerjaan.
Tapi,
saat Yuzhu bilang akan membawanya melihat parade, Yueniang menjadi goyah. Yuzhu
pun menambahkan kalau dia sudah bilang kepada ibunya jadi mereka bisa pergi
bersama. Yueniang menjadi semakin bersemangat dan mau pergi. Alasan utamanya
karna ibunya bilang, ayah dan ibunya pertama kali bertemu saat parade kuil.
--
Sesuai
janji, Yuzhu membawa Yueniang melihat parade. Ada pertunjukkan barongsai dan
naga. Dan diantara penonton-penonton yang ada, ada Xi Er. Yueniang tentu
bahagia melihatnya, pria yang dirindukannya. Keduanya saling berteriak
memanggil satu sama lain. Dan diantara mereka, Yuzhu tersenyum (dia kelihatan
menyukai Xi Er, tapi hatinya sangat baik hingga mau menyatukan Xi Er dan
Yueniang).
Udah
gitu, dia membiarkan Xi Er dan Yueniang pergi berdua, meninggalkannya. Yuzhu
tidak tersinggung sama sekali. Xi Er juga mengucapkan terimakasih karna Yuzhu
sudah mau membantu membawa Yueniang keluar. Yueniang yang baru tahu kalau semua
sudah direncakan, merasa sangat berterimakasih pada Yuzhu.
Bukan
hanya itu, mereka juga mempertemukan Yueniang dengan Paman Sheng yang sudah
menunggu disebuah restoran. Pertemuan mereka sangat mengharukan. Yueniang
sangat bersyukur karna Sheng baik-baik saja dan tidak terluka parah. Selesai
reunian, Xi Er memperkenalkan Yuzhu. Sheng pun berterimakasih atas bantuan
Yuzhu karna sudah membantu mereka bertemu.
Banyak
hal yang mereka bicarakan. Sheng juga menanyakan dimana letak kuburan Juxiang
dan Yosuke karna dia akan memberi hormat. (Juxiang bilang kalau setelah perang,
dia dan Ah Tao kembali dan menemukan makam orangtuanya. Mereka menyewa orang
untuk membangun kuburan bagi Juxiang dan Yosuke). Sheng juga membahas kehidupan
Yueniang yang sangat sulit dikeluarga Huang karna itu, dia ingin membantu
Yueniang. Dia akan mengeluarkan Yueniang dari rumah itu dan menyekolahkannya.
Yueniang
berterimakasih atas niat baiknya, tapi dia menolak. Alasannya, karna dia harus
merawat Neneknya. Dia juga memberitahu kondisi neneknya yang sangat merindukan
mendiang ibunya, Juxiang dan sering kali salah mengira dia sebagai Juxiang.
Jika dia pergi meninggalkannya, neneknya akan semakin kesulitan. Dan juga,
Yuzhu sangat baik padanya dan mengajarkannya bahasa inggris.
Setelah
pembicaraan panjang, Yueniang meminta tolong untuk bertemu dengan Tuan Muda
Chen yang adalah keponakan Sheng juga. Dia ingin mengucapkan terimakasih secara
langsung karna sudah menolongnya waktu itu. Xi Er yang lagi minum sampai
tersedak karna terkejut. Dia masih belum jujur mengenai identitasnya. Sheng pun
menyanggupi akan membantu.
--
Xi
Er dan Yueniang lanjut jalan-jalan berdua. Xi Er mengemukakan rasa tidak
menyangkanya mengenai kehidupan Yueniang yang berat. Padahal, Yueniang adalah
seorang Nona tapi malah diperlakukan seperti pelayan. Yueniang tidak terlalu
peduli dengan predikat Nona Muda karna menurutnya jika harus bergantung kepada
orang lain untuk bisa hidup, percuma. Dia tidak mau hidup bergantung pada orang
lain. Dia ingin sukses dengan tangannya sendiri dan memberikan neneknya
kehidupan yang layak.
Mendengar
pemikiran Yueniang, Xi Er menjadi semakin kagum. Tapi, Xi Er masih saja bohong.
Dia bilang kalau Tuan Muda Chen (yang padahal adalah dirinya) menaikkan gajinya
dan juga memaafkan arlojinya yang dihilangkannya karna dia sudah membantu. Tuan
Muda bahkan bilang akan membantu mencarikannya istri.
“Selamat
untuk mu,” ujar Yueniang, tampak sedih.
Xi
Er bingung sesaat tapi kemudian mengerti kalau Yueniang menjadi minder
dengannya. Makanya, dia semakin berbohong kalau dia adalah supir dan tinggal
bersama nenek buyut berusia 80 tahun beserta beberapa adiknya yang masih kecil.
Ibunya melahirkan 10 anak dan dia adalah anak sulung. Karna itu, sulit mencari
orang yang mau menikah dengannya. Mendengar ceritanya, Yueniang membenarkan.
Xi
Er jadi kecewa. Dia kembali membahas janjinya waktu itu yang akan menikahi
Yueniang begitu mereka selamat dari para penculik itu. Yueniang masih mengira
kalau itu candaan. Tapi, Xi Er menyakinkannya dengan tatapan serius. Dia pun
berjanji akan menjadi sukses sehingga dapat menikahi Yueniang. Yueniang
tersenyum tipis dan berkata kalau mereka akan membahasnya lagi setelah Xi Er
menjadi orang sukses.
Lagi
asyik bercengkerama, mereka malah mendengar suara ribut-ribut tidak jauh dari
sana. Semua orang sedang berkumpul untuk menyaksikan pertarungan antara tn. Hu
dengan Liu Yidao. Ini untuk merebutkan daerah kekuasaan. Pertarungan kali ini
melibatkan nyawa. Jadi, tn. Hu akan menggunakan pistol sementara Liu Yidao akan
menggunakan pisau. Mereka akan saling menyerang dengan senjata mereka.
Orang
yang menjadi wasit, menanyai keseriusan mereka mengenai pertandingan ini.
Keduanya menjawab yakin. Maka, wasit menyuruh semua orang untuk menjauh agar
tidak terkena peluru atau pisau yang dilempar. Begitu siap, pertandingan pun
dimulai.
tn.
Hu dan Liu Yidao saling berbalik. Dan ketika wasit sudah menghitung sampai 3,
keduanya saling menatap dan melemparkan senjata mereka. Liu Yidao melempar
pisaunya sementara tn. Hu menembakkan pelurunya. Pisau Liu Yidao melayang jauh
dan berakhir menancap di pohon yang ada dibelakang tn. Hu. Peluru tn. Hu juga
menyerempet lengan Liu Yidao.
Hasilnya?
tn. Hu kalah! Pisau yang Liu Yidao lempar, mengenai lehernya. Dalam sekejap tn.
Hu meninggal. Semua penonton sangat terkejut dengan hasil tidak terduga itu
hingga tidak ada suara sedikitpun yang berkumandang. Yueniang juga ketakutan
hingga bersembunyi dibalik Xi Er.
Dalam
perjalanan pulang, Xi Er membahas sikap aneh Yueniang yang tadi seperti
menghindari Liu Yidao. Yueniang membenarkan dan memberitahu alasannya karna Liu
Yidao ke depan rumahnya beberapa hari lalu dan bilang ingin menikahinya. Xi Er
jadi kesal karna Liu Yidao beneran keras kepala. Yueniang tersenyum dan
memberitahu kalau dia mengabaikannnya.
Xi
Er tetap saja cemas. Dia ingin segera menikahi Yueniang. Tidak disangka,
Yueniang menyuruh Xi Er untuk segera datang ke rumahnya dan melamarnya. Xi Er
tentu senang karna sama saja seperti Yueniang menerimanya. Yueniang berkata
kalau dia belum menerima karna dia mau Xi Er datang dulu ke rumahnya dan
mendapatkan restu dari Ah Tao serta neneknya.
“Tentu,
aku akan melakukannya. Aku akan mendapat restu dari semuanya,” yakin Xi Er.
Xi
Er kemudian berkata kalau dia butuh bantuan Yueniang. Dia masih juga berbohong
dan tidak bilang sebenarnya. Dia bilang kalau neneknya adalah seorang Nyonya
(ini jujur) dan akan merayakan ulang tahun ke-80. Selama hidupnya, neneknya
menjadi pelayan di keluarga Chen dan melayani Nenek Buyut Keluarga Chen (ini
bohong). Kebetulan sekali, ulang tahun mereka hanya berbeda 2 hari dan
sama-sama ulang tahun ke-80. Jadi, Nenek Buyut Kel. Chen bilang mau merayakan
ulang tahun bersama neneknya dan memintanya menyiapkan beberapa hidangan Nyonya
(ini bohong). Dia sudah mencoba masakan Yueniang di rumah Liu Yidao dan rasanya
sangat enak. Karna itu, dia berharap Yueniang mau menyiapkan makanan yang sama
untuk neneknya.
Yueniang
sangat ingin membantu, tapi dia tidak diizinkan keluar rumah. Hari ini, dia
berhasil keluar rumah juga karna bantuan Yuzhu. Xi Er dengan santai berkata
akan meminta tolong pada Tuannya. Yueniang pun menjadi lega. Dia beneran ingin
memasak untuk nenek buyut Yueniang.
--
Yuzhu
benar-benar baik. Setelah pertemuan Yueniang dengan Xi Er, dia pulang bersama
Yueniang. Dengan begitu, tidak akan ketahuan kalau Yueniang menemui Xi Er. Dia
juga tahu kalau Yueniang menyukai Xi Er karna tingkah dan ekspresi Yueniang
menunjukkan dengan jelas.
Lagi
asyik ngobrol, Xiufeng tiba-tiba saja muncul. Dia menyuruh Yueniang untuk tidak
bekerja selama beberapa hari ini dan hanya fokus mengajari Yuzhu semua
keterampilannya. Dia ingin Yueniang mengajari Yuzhu membordir dan memasak.
Soalnya, beberapa hari lagi Ny, Chen akan berulang tahun dan memilih istri
untuk Xi Er. Diulang tahun itu, mereka akan mengikuti test ny. Chen juga.
Yueniang
yang masih ada di sana, menyakinkan Xiufeng kalau Yuzhu pasti akan menang. Dia
akan mengajari Yuzhu semua keterampilannya dan membuat Yuzhu bisa masuk ke
keluarga Chen. Yueniang beneran nggak tahu kalau orang yang dibicarakan adalah
Niuzai (Xi Er).
--
Kemampuan
Yuzhu dalam memasak dan membordir meningkat jauh dibandingkan saat di ajarkan
oleh Mudan. Mudan sekarang hanya fokus mengajari Zhenzhu. Guihua juga sering
mengawasi dan menilai kemampuan mereka. Dan harus diakui, kemampuan Yuzhu jauh
lebih bagus daripada Zhenzhu.
Xiufeng
juga menyampaikan kalau Meiyu bilang ny. Chen juga lebih menyukai Yuzhu. Dan
andai saja Jin Cheng dengan Tianbao tidak membuat masalah (mendukung Charlie
Zhang) maka pernikahan Yuzhu dan Xi Er sudah bisa dipastikan. Guihua jadi kesal
karena putra dan cucu lelakinya membuat onar dan mengacaukan rencana mereka.
Yang jelas, apapun yang terjadi, mereka harus pastikan entah Zhenzhu atau Yuzhu
harus menjadi istri Xi Er. Bagaimanapun, Xi Er adalah cicit satu-satunya
keluarga Chen dan pasti akan mewarisi semuanbya kelak.
Huft.
Kan ada tuh ungkapan : ‘dinding punya telinga.’ Nah, entah darimana munculnya,
Zhenzhu tiba-tiba saja sudah menguping pembicaraan ibu dan neneknya. Sifatnya
yang jahat dan cemburuan membuatnya diliputi amarah karna nenek dan ibunya
lebih mendukung Yuzhu daripada dirinya. dia pun bertekad ingin membuktikan
kalau dirinya lebih pantas.
--
Sheng
pergi menemui Yanzi dirumah sakit. Dia juga membawakan setangkai bunga mawar
sebagai hadiah. Waktu dia datang, Yanzi sedang terlelap. Sheng pun merapikan
selimutnya. Tanpa sengaja, matanya melihat sebuah buku tulisan tangan yang
sampulnya diberi judul : “Kenapa aku
masih hidup?”
Yanzi
terbangun dan mengizinkan Sheng untuk membaca buku itu. Itu adalah buku
hariannya.
--
Sheng
pun membaca buku itu saat sedang berisitrahat. Isi buku itu sangat memilukan.
Aku dengar seorang gadis berteriak
dari rumah sebelah. Keluarga sebelah punya dua anak perempuan. Adiknya berusia
13 tahun, kakaknya berusia 15 tahun. Para tentara Jepang itu tak akan
melepaskan mereka. Aku takut. Tapi, aku lebih mencemaskan anak-anak itu. Entah
apa aku bisa membantu mereka, jadi aku memutuskan untuk mencoba.
Yanzi yang mendengar dari kamarnya, tidak tahan lagi. Dia pun menerobos
masuk ke kamar anak-anak itu. Hal pertama yang dilihatnya adalah mayat kedua
orang tua anak itu yang mati ditembak. Dan para tentara sedang mencoba
menyetubuhi anak-anak itu. Dengan amarah, Yanzi pun berteriak ke 3 orang
tentara Jepang itu : “Matilah kalian! Dasar makhluk terkutuk! Kalian semua akan
masuk neraka.”
Ketiga tentara itu pun menjadi tertarik padanya. Yanzi harusnya tahu
kalau dia berada dalam bahaya. Tapi, dia tidak bergeming sedikitpun dari
tempatnya dan berteriak menyuruh anak-anak itu untuk lari.
Setelah hari itu, aku menghabiskan
2 bulan di ranjang rumah sakit. Aku berhasil bertahan hidup. Lalu, aku dikirim
ke rumah bordil militer Jepang. Itu hari tergelap dalam hidupku.
Bengis! Para wanita berada di dalam kamar sementara para tentara
berkumpul di depan pintu. Mereka masuk satu persatu. Mereka seperti
memperlakukan wanita tidak seperti manusia. Yanzi benar-benar kehilangan
cahayanya. Tidak ada lagi wajah penuh kepercayaan diri. Hanya ada wajah
keputusasaan yang teramat sangat.
Hari-hari itu, aku seperti hidup
tanpa nyawa.
Jepang menyerah. Perang sudah
berakhir. Kami dengar soraka di jalan. Orang-orang merayakan dengan musik dan
petasan. Tapi, aku memutuskan menuliskan pengalaman mengerikanku. Aku mau
orang-orang tahu perbuatan para penjajah. Jika aku pergi ke akhirat, kejahatan
mereka akan terkubur bersama tubuhku, tak diketahui.
Tapi, untuk menuliskan pengalaman
ini menjadi kata-kata, butuh lebih banyak keberanian daripada yang kukira. Setiap
kali pena di tanganku, aku bahkan tak bisa menulis sepatah katapun. Membuaku
merinding. Sesak nafas. Mengingat moment itu adalah hal terakhir yang
kuinginkan. Tapi pada saat aku akhirnya berhasil menuliskannya, bertahun-tahun
telah berlalu.
Aku sudah selesai menulis.
Akhirnya, burung layang-layang
(Yanzi) bisa pulang.
Yanzi
meninggalkan kamar rumah sakitnya. Dia berjalan menuju atap rumah sakit.
Berdiri di pembatas. Dia menatap para burung yang terbang bebas dilangit. Dan
itu juga yang diinginkannya.
Sheng
selesai membaca buku harian Yanzi. Dia bisa merasakan hal buruk yang akan Yanzi
lakukan. Dia segera berlari kembali ke rumah sakit. Firasatnya benar. Saat dia
tiba, Yanzi tidak berada dikamarnya. Suster pun tidak tahu dia kemana dan
bergegas mencarinya.
Semangat..semangaaat lanjuuttt teruss
ReplyDeleteLanjut.... Semangat🔛🔥
ReplyDelete