Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E23

 

Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E23




Pria yang berteriak di depan kediaman Huang adalah Liu Yidao. Dia hendak menikahi Yueniang. Ah Tao tentu tidak mau kalau Nona Mudanya menikah dengan seorang tukang jagal, jadi dia mengusirnya. Yueniang juga meminta Ah Tao untuk tidak terlalu kasar sama Liu Yidao karna Liu Yidao sudah menyelamatkan nyawanya sebelumnya.



Ah Tao tidak mengindahkan Yueniang. Dia mengusir Liu Yidao dengan kasar dan mengatai kalau Liu Yidao tidak pantas untuk Yueniang yang muda, cantik dan pintar. Apalagi, Liu Yidao datang melamar hanya dengan membawa sepotong daging. Masalahnya, Liu Yidao adalah orang yang keras kepala dan tidak mengerti maksud Ah Tao. Dia mengira kalau caranya salah dalam melamar Yueniang karna itu, dia bertekad untuk menjadi kaya agar layak menikahi Yueniang.




Nah, kebetulannya, dia malah melihat anak buah tn. Hu yang memalak pedagang dengan alasan uang keamanan. Mereka hendak mengambil alih karna kak Long dan anak buahnya sudah masuk penjara. Upah yang mereka minta adalah 5 dollar untuk pedagang biasa dan 10 dollar untuk pemilik toko. Liu Yidao yang selama ini hanya mendengarkan perkataan ibunya dan tidak memiliki pemikiran sendiri, tidak tahu kalau perbuatan memalak mereka itu adalah perbuatan salah. Dia malah merasa kalau ini adalah cara mudah mengumpulkan uang menjadi kaya. Dia menyuruh para preman itu untuk memberitahu tn. Hu kalau jalan ini akan menjadi tanggung jawabnya. Untuk membuat mereka menurut, dia mengeluarkan pisau jagalnya. Para preman itu tentu ketakutan dan memberikan semua uang hasil palakan yang sudha mereka terima.



Liu Yidao juga menemui para pedagang dan bilang kalau dia yang akan menjaga mereka mulai sekarang. Dia hanya akan meminta bayaran 2.5 dollar untuk pedagang dan 5 dollar untuk pemilik toko. Dan uang keamanan harus dibayar di awal bulan. Dengan polosnya juga, Liu Yidao memberikan kembalian dari uang keamanan yang sudah mereka bayarkan pada anak buat tn. Hu tadi.

--




Tian Lan sudah sembuh dan kembali ke rumah. Yueniang dan Ah Tao sangat senang dengan kepulangannya dan menyambutnya dengan hangat. Berbeda dengan mereka, Guihua malah menyambutnya dengan sikap teramat dingin.




Sikapnya itu tidak diambil pusing sama Tian Lan, Yueniang dan Ah Tao. Mereka sudah teriasa. Lebih baik, mereka ke kamar dan menikmati makanan yang sudah Yueniang dan Ah Tao siapkan. Baru juga mau mulai makan, Xiufeng datang menganggu. Dia menyuruh Tianlan untuk pindah ke kamar diloteng. Dengan sopan, Tianlan menolak dan beralasan kalau dia sudah terbiasa tinggal di kamar ini bertahun-tahun. Xiufeng mengerti tapi ini perintah dari Guihua, jadi dia akan menyampaikannya terlebih dahulu.



Sial! Benar-benar sial! Entah kenapa, mata Xiufeng benar-benar tajam hari itu. Dia melihat obat yang tadi Ah Tao jatuhkan di tanah. Dan hebatnya lagi, dia mengenali obat itu adalah obat ginseng milik keluarganya yang dia berikan pada Zhenzhu. Xiufeng pun memanfaatkan hal itu untuk menghina Yueniang sebagai pencuri. Yueniang membantah kalau dia tidak mencuri. Xiufeng mana percaya karna buktinya obat itu ditemukan di lantai kamar ini. Tian Lan juga jadi kecewa pada Yueniang. Melihat ekspresi kecewa Tian Lan, Xiufeng sok baik bilang kalau dia tidak mempersilahkan hal ini dan sebaiknya Tian Lan beristirahat karna baru keluar dari rumah sakit. Dia pun sok menasehati dan menyindir agar mereka mengatakan jika perlu apapun, tidak usah mencuri. Seperti sekarang, diam-diam makan di kamar dengan menu ayam pongteh.




Yueniang sangat tersinggung. Dia tidak terima karna ayam yang dimasaknya dan dihidangkannya sekarang adalah ayam yang dia pelihara sendiri. Xiufeng malah tertawa dan mengatakan kalau semua yang ada dirumah ini, tidak ada satupun yang milik Yueniang. Puas menghina mereka, Xiufeng baru pergi.




Yueniang sangat-sangat marah. Sementara Tian Lan merasa teramat kecewa dan malu. Ah Tao takut kalau Tian Lan salah paham, sehingga dia langsung menjelaskan kalau obat itu dia yang bawa. Dia mengantarkan obat itu ke Zhenzhu, tapi Zhenzhu malah mau membuangnya. Dia merasa itu mubazir, jadi dia pun mengambil obat itu dan membawanya kemari.

“Ini salahku,” ujar Yueniang, tidak mau menyalahkan siapapun. “Nenek… ini semua salahku,” tangisnya melihat ekspresi kekecewaan neneknya.


“Yueniang. Karna latar belakang kita yang miskin, lebih baik jangan serakah untuk hal-hal sepele. Harus tetap kuat dengan kehormatan kita. Jangan biarkan hati nurani kita ternoda,” tangis Tian Lan.


Yueniang menjadi merasa sangat bersalah. Dia hanya bisa menangis meminta maaf.

--



Dimalam hari, Yueniang menghabiskan waktu dengan membaca buku dongeng bahasa Inggris. Once upon a time, there was a prince…


Sambil membaca cerita, Yueniang mulai membayangkan kalau pangeran di buku itu adalah Niu Zai (Xi Er). Dia merindukannya. Sangat merindukannya.

--


Xi Er sedang sibuk mengurus bisnis dengan ayahnya. Mereka memasok banyak sekali beras demi menghindari Charlie Zhang memonopoli pasar dan menaikkan harga sesukanya. Xi Er benar-benar memikirkan semua rencana bisni dengan matang.


Lagi sibuk bekerja, ayahnya membahas mengenai ulang tahun Ny. Chen yang ke-80 yang akan segera tiba. Dia ingin agar di hari ulang tahun itu, mereka juga mencari calon istri untuk Xi Er agar Ny. Chen tidak lagi mencemaskan pernikahan Xi Er. Udah gitu, ayahnya bilang kalau Ny. Chen yang akan memilihkan istri untuk Xi Er. Gong menambahkan kalau dia juga punya syarat untuk calon istri Xi Er, yaitu berasal dari keluarga dengan reputasi baik. Lebih baik lagi kalau status calon istri Xi Er bisa menyamai keluarga mereka.

(Huft, apa mereka lupa bagaimana dulu mereka memilih Meiyu menjadi calon Sheng tapi pada akhirnya, pernikahan itu menjadi neraka baik bagi Meiyu maupun Sheng!)


Xi Er tidak senang mendengar rencana ayahnya mengenai pernikahannya, tapi juga tidak berani membantah. Dia hanya diam. Sheng yang ternyata berada di dekat sana dan mendengar semuanya, langsung menggoda Xi Er begitu Gong udah pergi. Hanya dengan Sheng, Xi Er bisa berbicara begitu bebas karna Sheng yang paling mengerti dirinya dan mereka mempunyai pemikiran yang hampir mirip.



Xi Er bertanya pada pamannya, apa yang harus dilakukannya? Sheng pun bercerita kalau dulu dia juga pernah jatuh cinta dengan seorang gadis. Tapi, gadis itu tidak pernah dipertimbangkan oleh Gong dan Ny. Chen karna gadis itu bisu dan tuli. Gadis itu adalah ibu Yueniang, Juxiang. Dan sampai sekarang, dia masih ingat jelas pertemuan pertamanya dengan Juxiang. Saat itu, dia sempat menentang pernikahan tapi sia-sia.

“Jika kau sama payahnya seperti Paman, Paman akan memukulmu,” peringati Sheng. Dia ingin Xi Er membuat keputusan berbeda darinya.

“Paman Sheng, tenang saja! Aku akan pastikan paman tidak akan pernah memukulku,” balas Xi Er. Artinya, dia akan membuat Yueniang menjadi istrinya.

--




Ny. Chen menunjukkan pada Meiyu beberapa foto wanita-wanita yang akan dipilihnya menjadi calon istri Xi Er. Dengan mulut manisnya, Meiyu memuji wanita-wanita itu cantik. Tapi, dia juga menyinggung kalau keluarganya ingin menjadi besan dengan Xi Er. Raut wajah Ny. Chen berubah muram. Dia pun menyindir saat Jin Cheng mendukung Charlie Zhang di pemilihan Direktur Kamar Dagang padahal mereka adalah keluarga. Tindakannya itu hanya akan membuatnya diejek.


Meiyu masih bermulut manis menyebut kakaknya bodoh dan ceroboh. Dia pun berkata kalau ayahnya sangat marah saat tahu hal itu. Makanya, ayahnya langsung membawa kakaknya dan Tianbao menemui Gong untuk meminta maaf. Ny. Chen masih kelihatan kesal. Tapi, dia pun jujur kalau dia sangat menyukai Yuzhu. Menurutnya, Yuzhu mempunyai hati yang baik dan dekat dengan Xi Er. Masalahnya, ada banyak orang juga yang ingin menjadi cicit menantunya.


Kebetulan sekali Xi Er pulang. Ny. Chen langsung menunjukkan semua foto-foto gadis-gadis itu pada Xi Er untuk dipilih. Xi Er memuji semuanya baik tapi dia kan tidak pernah bertemu dengan mereka, jadi bagaimana bisa memilihnya? Dia pun menyarankan agar semua gadis itu diundang di pesta ulang tahun ke-80 Ny. Chen. Jadi, Ny. Chen juga bisa menguji semua gadis-gadis itu. Gadis yang paling neneknbya sukai akan menjadi istrinya.

“Kau penuh tipu muslihat. Tapi, itu ide yang bagus,” setuju ny. Chen.

--



Yueniang masih belajar giat. Dia menghafal cerita bahasa Inggris itu dan mengulanginya berulang kali saat bekerja. Yuzhu yang melihatnya pun memujinya sangat cepat belajar. Sebagai hadiah karna Yueniang begitu cepat belajar, dia mengajaknya keluar. Yueniang dengan sopan menolak karna masih punya banyak kerjaan.


Tapi, saat Yuzhu bilang akan membawanya melihat parade, Yueniang menjadi goyah. Yuzhu pun menambahkan kalau dia sudah bilang kepada ibunya jadi mereka bisa pergi bersama. Yueniang menjadi semakin bersemangat dan mau pergi. Alasan utamanya karna ibunya bilang, ayah dan ibunya pertama kali bertemu saat parade kuil.

--







Sesuai janji, Yuzhu membawa Yueniang melihat parade. Ada pertunjukkan barongsai dan naga. Dan diantara penonton-penonton yang ada, ada Xi Er. Yueniang tentu bahagia melihatnya, pria yang dirindukannya. Keduanya saling berteriak memanggil satu sama lain. Dan diantara mereka, Yuzhu tersenyum (dia kelihatan menyukai Xi Er, tapi hatinya sangat baik hingga mau menyatukan Xi Er dan Yueniang).




Udah gitu, dia membiarkan Xi Er dan Yueniang pergi berdua, meninggalkannya. Yuzhu tidak tersinggung sama sekali. Xi Er juga mengucapkan terimakasih karna Yuzhu sudah mau membantu membawa Yueniang keluar. Yueniang yang baru tahu kalau semua sudah direncakan, merasa sangat berterimakasih pada Yuzhu.



Bukan hanya itu, mereka juga mempertemukan Yueniang dengan Paman Sheng yang sudah menunggu disebuah restoran. Pertemuan mereka sangat mengharukan. Yueniang sangat bersyukur karna Sheng baik-baik saja dan tidak terluka parah. Selesai reunian, Xi Er memperkenalkan Yuzhu. Sheng pun berterimakasih atas bantuan Yuzhu karna sudah membantu mereka bertemu.


Banyak hal yang mereka bicarakan. Sheng juga menanyakan dimana letak kuburan Juxiang dan Yosuke karna dia akan memberi hormat. (Juxiang bilang kalau setelah perang, dia dan Ah Tao kembali dan menemukan makam orangtuanya. Mereka menyewa orang untuk membangun kuburan bagi Juxiang dan Yosuke). Sheng juga membahas kehidupan Yueniang yang sangat sulit dikeluarga Huang karna itu, dia ingin membantu Yueniang. Dia akan mengeluarkan Yueniang dari rumah itu dan menyekolahkannya.



Yueniang berterimakasih atas niat baiknya, tapi dia menolak. Alasannya, karna dia harus merawat Neneknya. Dia juga memberitahu kondisi neneknya yang sangat merindukan mendiang ibunya, Juxiang dan sering kali salah mengira dia sebagai Juxiang. Jika dia pergi meninggalkannya, neneknya akan semakin kesulitan. Dan juga, Yuzhu sangat baik padanya dan mengajarkannya bahasa inggris.


Setelah pembicaraan panjang, Yueniang meminta tolong untuk bertemu dengan Tuan Muda Chen yang adalah keponakan Sheng juga. Dia ingin mengucapkan terimakasih secara langsung karna sudah menolongnya waktu itu. Xi Er yang lagi minum sampai tersedak karna terkejut. Dia masih belum jujur mengenai identitasnya. Sheng pun menyanggupi akan membantu.

--


Xi Er dan Yueniang lanjut jalan-jalan berdua. Xi Er mengemukakan rasa tidak menyangkanya mengenai kehidupan Yueniang yang berat. Padahal, Yueniang adalah seorang Nona tapi malah diperlakukan seperti pelayan. Yueniang tidak terlalu peduli dengan predikat Nona Muda karna menurutnya jika harus bergantung kepada orang lain untuk bisa hidup, percuma. Dia tidak mau hidup bergantung pada orang lain. Dia ingin sukses dengan tangannya sendiri dan memberikan neneknya kehidupan yang layak.


Mendengar pemikiran Yueniang, Xi Er menjadi semakin kagum. Tapi, Xi Er masih saja bohong. Dia bilang kalau Tuan Muda Chen (yang padahal adalah dirinya) menaikkan gajinya dan juga memaafkan arlojinya yang dihilangkannya karna dia sudah membantu. Tuan Muda bahkan bilang akan membantu mencarikannya istri.

“Selamat untuk mu,” ujar Yueniang, tampak sedih.


Xi Er bingung sesaat tapi kemudian mengerti kalau Yueniang menjadi minder dengannya. Makanya, dia semakin berbohong kalau dia adalah supir dan tinggal bersama nenek buyut berusia 80 tahun beserta beberapa adiknya yang masih kecil. Ibunya melahirkan 10 anak dan dia adalah anak sulung. Karna itu, sulit mencari orang yang mau menikah dengannya. Mendengar ceritanya, Yueniang membenarkan.


Xi Er jadi kecewa. Dia kembali membahas janjinya waktu itu yang akan menikahi Yueniang begitu mereka selamat dari para penculik itu. Yueniang masih mengira kalau itu candaan. Tapi, Xi Er menyakinkannya dengan tatapan serius. Dia pun berjanji akan menjadi sukses sehingga dapat menikahi Yueniang. Yueniang tersenyum tipis dan berkata kalau mereka akan membahasnya lagi setelah Xi Er menjadi orang sukses.




Lagi asyik bercengkerama, mereka malah mendengar suara ribut-ribut tidak jauh dari sana. Semua orang sedang berkumpul untuk menyaksikan pertarungan antara tn. Hu dengan Liu Yidao. Ini untuk merebutkan daerah kekuasaan. Pertarungan kali ini melibatkan nyawa. Jadi, tn. Hu akan menggunakan pistol sementara Liu Yidao akan menggunakan pisau. Mereka akan saling menyerang dengan senjata mereka.


Orang yang menjadi wasit, menanyai keseriusan mereka mengenai pertandingan ini. Keduanya menjawab yakin. Maka, wasit menyuruh semua orang untuk menjauh agar tidak terkena peluru atau pisau yang dilempar. Begitu siap, pertandingan pun dimulai.



tn. Hu dan Liu Yidao saling berbalik. Dan ketika wasit sudah menghitung sampai 3, keduanya saling menatap dan melemparkan senjata mereka. Liu Yidao melempar pisaunya sementara tn. Hu menembakkan pelurunya. Pisau Liu Yidao melayang jauh dan berakhir menancap di pohon yang ada dibelakang tn. Hu. Peluru tn. Hu juga menyerempet lengan Liu Yidao.




Hasilnya? tn. Hu kalah! Pisau yang Liu Yidao lempar, mengenai lehernya. Dalam sekejap tn. Hu meninggal. Semua penonton sangat terkejut dengan hasil tidak terduga itu hingga tidak ada suara sedikitpun yang berkumandang. Yueniang juga ketakutan hingga bersembunyi dibalik Xi Er.


Dalam perjalanan pulang, Xi Er membahas sikap aneh Yueniang yang tadi seperti menghindari Liu Yidao. Yueniang membenarkan dan memberitahu alasannya karna Liu Yidao ke depan rumahnya beberapa hari lalu dan bilang ingin menikahinya. Xi Er jadi kesal karna Liu Yidao beneran keras kepala. Yueniang tersenyum dan memberitahu kalau dia mengabaikannnya.


Xi Er tetap saja cemas. Dia ingin segera menikahi Yueniang. Tidak disangka, Yueniang menyuruh Xi Er untuk segera datang ke rumahnya dan melamarnya. Xi Er tentu senang karna sama saja seperti Yueniang menerimanya. Yueniang berkata kalau dia belum menerima karna dia mau Xi Er datang dulu ke rumahnya dan mendapatkan restu dari Ah Tao serta neneknya.

“Tentu, aku akan melakukannya. Aku akan mendapat restu dari semuanya,” yakin Xi Er.

Xi Er kemudian berkata kalau dia butuh bantuan Yueniang. Dia masih juga berbohong dan tidak bilang sebenarnya. Dia bilang kalau neneknya adalah seorang Nyonya (ini jujur) dan akan merayakan ulang tahun ke-80. Selama hidupnya, neneknya menjadi pelayan di keluarga Chen dan melayani Nenek Buyut Keluarga Chen (ini bohong). Kebetulan sekali, ulang tahun mereka hanya berbeda 2 hari dan sama-sama ulang tahun ke-80. Jadi, Nenek Buyut Kel. Chen bilang mau merayakan ulang tahun bersama neneknya dan memintanya menyiapkan beberapa hidangan Nyonya (ini bohong). Dia sudah mencoba masakan Yueniang di rumah Liu Yidao dan rasanya sangat enak. Karna itu, dia berharap Yueniang mau menyiapkan makanan yang sama untuk neneknya.

Yueniang sangat ingin membantu, tapi dia tidak diizinkan keluar rumah. Hari ini, dia berhasil keluar rumah juga karna bantuan Yuzhu. Xi Er dengan santai berkata akan meminta tolong pada Tuannya. Yueniang pun menjadi lega. Dia beneran ingin memasak untuk nenek buyut Yueniang.

--



Yuzhu benar-benar baik. Setelah pertemuan Yueniang dengan Xi Er, dia pulang bersama Yueniang. Dengan begitu, tidak akan ketahuan kalau Yueniang menemui Xi Er. Dia juga tahu kalau Yueniang menyukai Xi Er karna tingkah dan ekspresi Yueniang menunjukkan dengan jelas.



Lagi asyik ngobrol, Xiufeng tiba-tiba saja muncul. Dia menyuruh Yueniang untuk tidak bekerja selama beberapa hari ini dan hanya fokus mengajari Yuzhu semua keterampilannya. Dia ingin Yueniang mengajari Yuzhu membordir dan memasak. Soalnya, beberapa hari lagi Ny, Chen akan berulang tahun dan memilih istri untuk Xi Er. Diulang tahun itu, mereka akan mengikuti test ny. Chen juga.

Yueniang yang masih ada di sana, menyakinkan Xiufeng kalau Yuzhu pasti akan menang. Dia akan mengajari Yuzhu semua keterampilannya dan membuat Yuzhu bisa masuk ke keluarga Chen. Yueniang beneran nggak tahu kalau orang yang dibicarakan adalah Niuzai (Xi Er).

--






Kemampuan Yuzhu dalam memasak dan membordir meningkat jauh dibandingkan saat di ajarkan oleh Mudan. Mudan sekarang hanya fokus mengajari Zhenzhu. Guihua juga sering mengawasi dan menilai kemampuan mereka. Dan harus diakui, kemampuan Yuzhu jauh lebih bagus daripada Zhenzhu.


Xiufeng juga menyampaikan kalau Meiyu bilang ny. Chen juga lebih menyukai Yuzhu. Dan andai saja Jin Cheng dengan Tianbao tidak membuat masalah (mendukung Charlie Zhang) maka pernikahan Yuzhu dan Xi Er sudah bisa dipastikan. Guihua jadi kesal karena putra dan cucu lelakinya membuat onar dan mengacaukan rencana mereka. Yang jelas, apapun yang terjadi, mereka harus pastikan entah Zhenzhu atau Yuzhu harus menjadi istri Xi Er. Bagaimanapun, Xi Er adalah cicit satu-satunya keluarga Chen dan pasti akan mewarisi semuanbya kelak.



Huft. Kan ada tuh ungkapan : ‘dinding punya telinga.’ Nah, entah darimana munculnya, Zhenzhu tiba-tiba saja sudah menguping pembicaraan ibu dan neneknya. Sifatnya yang jahat dan cemburuan membuatnya diliputi amarah karna nenek dan ibunya lebih mendukung Yuzhu daripada dirinya. dia pun bertekad ingin membuktikan kalau dirinya lebih pantas.

--



Sheng pergi menemui Yanzi dirumah sakit. Dia juga membawakan setangkai bunga mawar sebagai hadiah. Waktu dia datang, Yanzi sedang terlelap. Sheng pun merapikan selimutnya. Tanpa sengaja, matanya melihat sebuah buku tulisan tangan yang sampulnya diberi judul : “Kenapa aku masih hidup?”  


Yanzi terbangun dan mengizinkan Sheng untuk membaca buku itu. Itu adalah buku hariannya.

--


Sheng pun membaca buku itu saat sedang berisitrahat. Isi buku itu sangat memilukan.




Aku dengar seorang gadis berteriak dari rumah sebelah. Keluarga sebelah punya dua anak perempuan. Adiknya berusia 13 tahun, kakaknya berusia 15 tahun. Para tentara Jepang itu tak akan melepaskan mereka. Aku takut. Tapi, aku lebih mencemaskan anak-anak itu. Entah apa aku bisa membantu mereka, jadi aku memutuskan untuk mencoba.

Yanzi yang mendengar dari kamarnya, tidak tahan lagi. Dia pun menerobos masuk ke kamar anak-anak itu. Hal pertama yang dilihatnya adalah mayat kedua orang tua anak itu yang mati ditembak. Dan para tentara sedang mencoba menyetubuhi anak-anak itu. Dengan amarah, Yanzi pun berteriak ke 3 orang tentara Jepang itu : “Matilah kalian! Dasar makhluk terkutuk! Kalian semua akan masuk neraka.”



Ketiga tentara itu pun menjadi tertarik padanya. Yanzi harusnya tahu kalau dia berada dalam bahaya. Tapi, dia tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya dan berteriak menyuruh anak-anak itu untuk lari.

Setelah hari itu, aku menghabiskan 2 bulan di ranjang rumah sakit. Aku berhasil bertahan hidup. Lalu, aku dikirim ke rumah bordil militer Jepang. Itu hari tergelap dalam hidupku.



Bengis! Para wanita berada di dalam kamar sementara para tentara berkumpul di depan pintu. Mereka masuk satu persatu. Mereka seperti memperlakukan wanita tidak seperti manusia. Yanzi benar-benar kehilangan cahayanya. Tidak ada lagi wajah penuh kepercayaan diri. Hanya ada wajah keputusasaan yang teramat sangat.

Hari-hari itu, aku seperti hidup tanpa nyawa.


Jepang menyerah. Perang sudah berakhir. Kami dengar soraka di jalan. Orang-orang merayakan dengan musik dan petasan. Tapi, aku memutuskan menuliskan pengalaman mengerikanku. Aku mau orang-orang tahu perbuatan para penjajah. Jika aku pergi ke akhirat, kejahatan mereka akan terkubur bersama tubuhku, tak diketahui.



Tapi, untuk menuliskan pengalaman ini menjadi kata-kata, butuh lebih banyak keberanian daripada yang kukira. Setiap kali pena di tanganku, aku bahkan tak bisa menulis sepatah katapun. Membuaku merinding. Sesak nafas. Mengingat moment itu adalah hal terakhir yang kuinginkan. Tapi pada saat aku akhirnya berhasil menuliskannya, bertahun-tahun telah berlalu.

Aku sudah selesai menulis.


Akhirnya, burung layang-layang (Yanzi) bisa pulang.

Yanzi meninggalkan kamar rumah sakitnya. Dia berjalan menuju atap rumah sakit. Berdiri di pembatas. Dia menatap para burung yang terbang bebas dilangit. Dan itu juga yang diinginkannya.


Sheng selesai membaca buku harian Yanzi. Dia bisa merasakan hal buruk yang akan Yanzi lakukan. Dia segera berlari kembali ke rumah sakit. Firasatnya benar. Saat dia tiba, Yanzi tidak berada dikamarnya. Suster pun tidak tahu dia kemana dan bergegas mencarinya.

 

 

2 Comments

Previous Post Next Post