Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 3/1

 

Original Network : Channel 7

Seorang pelanggan VIP datang ke toko serta mengeluh, karena pemarta yang dia pesan tidak secantik seperti yang dikatakan. Dan Manajer toko agak kesulitan menangani keluhan tersebut. Disaat itu, Paul muncul dan berbicara kepada si pelanggan VIP itu.


Dilantai atas. Nai serta Singkorn sama- sama merasa ragu untuk membiarkan Paul menangani pelanggan VIP. Tapi Paramee mau melihat kemampuan Paul, karena ntah kenapa dia merasa bisa mempercayai Paul. Jadi dia membiarkannya.

Seperti yang Paramee harapkan, Paul bisa menangani pelanggan VIP dengan baik, dan dia merasa sangat puas. Namun Singkorn sama sekali tidak senang.


Jam Istirahat. Paramee menemui Paul dan memujinya, karena Paul bisa menangani pelanggan dengan baik. Lalu, dia merasa kalau Paul seperti mengingatkannya kepada seseorang. Orang itu awalnya tidak tahu apapun tentang diamond, tapi pada akhirnya dia berhasil mengatur toko istrinya dengan baik dan menjadi sukses. Dan menurutnya, Paul bisa menjadi seperti orang tersebut juga.

“Orang yang kamu maksud adalah kamu?” tanya Paul.


“Kamu benar- benar bisa belajar cepat,” puji Paramee, membenarkan. “Paul, selanjutnya, jangan menggunakan komisi mu untuk memberikan diskon kepada pelanggan. Karena gaji sales itu tidak banyak. Kamu harus menyimpan untuk dirimu sendiri juga,” katanya, menasehati. Lalu diapun pergi.


Ketika Paul kembali ke dalam toko, dia menemui Manajer dan memberitahu bahwa dia mau berhenti bekerja. Dan Manajer sangat terkejut.


Net datang menemui Nai dikantor. Dengan curiga, dia menanyai, kenapa Nai bersama Paul kemarin malam, apakah Nai menggoda Paul. Mendengar itu, Nai menjelaskan bahwa dia tidak seperti itu. Tapi Net tidak percaya padanya.

Net mencengkram tangan Nai dengan kasar. “Semoga yang mulutmu katakan memang benar. Jika kamu berbohong, kamu tahu apa yang akan terjadi kan?” ancamnya. Lalu setelah itu, diapun pergi.


Seluruh karyawan dibagian Nai, merasa sangat senang, karena mereka berhasil mencapai target, yang berarti mereka akan mendapatkan bonus. Tapi Nai sama sekali tidak fokus dan tidak mendengarkan mereka. Namun saat dia mendengar, kabar mengenai Paul berhenti bekerja, dia langsung tersadar.

“Apa?!” tanya Nai, terkejut.


Awalnya Nai merasa khawatir, kenapa Paul tiba- tiba berhenti bekerja, tapi kemudian dia merasa bahwa mungkin itu juga bagus. Lalu disaat itu, Singkorn datang menemuinya untuk membahas tentang project baru yang akan datang. Setelah membahas tentang project baru. Singkorn membahas tentang Paul yang akhirnya berhenti bekerja juga, dan dia merasa sangat senang sekali.


“Khun Nai! Ada yang ingin kuberitahu!” teriak Patcharee, berlari dengan terburu- buru mendekati Nai. Tapi sebelum dia sempat berbicara, pintu lift di dekat mereka berbunyi.


Paul keluar dari dalam lift. “Halo. Aku Paul. Karyawan marketing yang baru,” katanya, memperkenalkan diri dengan sopan.

“Itu yang ingin aku beritahu,” gumam Patcharee.

Melihat kemunculannya, Singkorn dan Nai merasa terkejut.


Dengan sinis, Singkorn menyindir Paul. Dia menjelaskan bahwa bekerja disini, Paul membutuhkan keterampilan dan pengatahuan, bukan hanya penampilan saja. Mendengar itu, Paul sama sekali tidak marah, melainkan dia hanya tersenyum, dan dia menjelaskan bahwa dia tidak peduli tentang bagaimana orang melihatnya, karena banyak hal yang orang- orang tidak tahu tentang dirinya.



“Kamu ingin mengatakan kamu memiliki lebih banyak skill daripada apa yang orang- orang lihat?” sindir Nai.

“Manusia punya banyak sisi. Jika kamu tidak melihat dengan baik, kamu akan menilai segalanya berdasarkan pikiran mu sendiri,” balas Paul sambil tersenyum manis.

“Aku akan menunggu untuk melihat sisi mu yang lain,” ejek Singkorn dengan tatapan kesal. Lalu diapun pergi.


Didalam ruangan. Nai menanyai, apa motif Paul. Dan Paul menjawab bahwa dia hanya ingin mempelajari hal baru. Tapi Nai tidak percaya, dia yakin Paul hanya ingin lebih mendekati Net saja. Dan Paul tidak menyangkal.


“Ini bukan tempatmu,” kata Nai dengan ketus.

“Ini hari pertamaku bekerja. Kamu tidak akan memberiku kesempatan untuk mulai bekerja?” balas Paul dengan sikap tenang. “Berdasarkan peraturan perusahaan, jika kamu ingin memecatku, kamu harus memiliki alasan yang layak. Kamu tidak bisa memecatku hanya karena kamu tidak menyukaiku,” jelas Paul, mengingatkan. “Aku benar?” tanyanya sambil tersenyum. Lalu dia pamit dan keluar dari ruangan.


Dengan perhatian, Ting mengurut bahu Paul dan memberitahunya, jika ada yang Paul tidak tahu, maka Paul bisa bertanya padanya. Dan Paul menerima niat baiknya.

Nai kemudian datang membawa sekardus dokumen dan menaruhnya diatas meja Paul. “Aku ingin ini semua selesai jam 4 hari ini,” perintahnya. Dan semua karyawan menatap terkejut.

“Tapi ini pekerjaanku. Tidak apa, aku akan …” kata Ting. Tapi sebelum Ting selesai berbicara, Nai menyuruhnya untuk jangan ikut campur, karena dia ingin melihat kemampuan Paul.

“Jam 4 siang ini?” tanya Paul.


“Aku mengubah pikiranku,” balas Nai. “Aku ingin ini selesai jam 1. Aku berharap kamu bisa menyelesaikannya. Karena jika tidak, kamu tahu apa yang akan kamu hadapi,” tegas Nai. Lalu diapun pergi.


Tepat jam 1. Paul mengantarkan hasil pekerjaannya kepada Nai. Dia mengerjakan semuanya dengan sangat baik. Dan Nai sama sekali tidak menyangka itu.


“Bagaimana dia menyelesaikannya?” tanya Nai, curiga. “Bukankah aku sudah bilang jangan ada yang membantunya?”

“Tidak ada yang membantu dia. Dia yang mengerjakan semuanya sendiri. P’Toyting bilang pekerjaannya cepat dan mahir, seperti jika dia berpengalaman dibidang ini sebelumnya,” jawab Patcharee dengan jujur.

“Berpengalaman? Bukankah dia pria yang menipu wanita untuk uang?” gumam Nai, tidak percaya. Dan Patcharee juga tidak tahu.


Para karyawan ingin mengajak Paul untuk minum kopi bersama. Tapi sebelum mereka sempat pergi, Net tiba- tiba datang. Dia beralasan bahwa dia membutuhkan infomasi mengenai sesuatu, jadi dia ingin Paul ikut ke kantornya. Dan Paul mengiyakan serta mengikutinya ke ruangan nya.


Didalam ruangan. Net memeluk Paul dari belakang, dan dengan manja, dia menanyai, kenapa Paul tidak datang menemuinya serta menolak untuk makan siang bersama dengannya. Mendengar itu, Paul tersenyum.


Paramee datang ke perusahaan. Dia tampak ingin pergi ke ruangan Net, dan melihat itu, Patcharee langsung memberitahu Nai bahwa barusan Paul pergi ke ruangan Net. Mendengar itu, Nai langsung menghentikan Paramee.

“Ayah! Aku juga ikut! Aku lupa sesuatu!” kata Nai, ikut masuk ke dalam lift bersama dengan Paramee. Dan Patcharee merasa panik.



Khun Net. Aku tidak ingin orang- orang melihat kita berduaan. Itu tidak akan bagus, kata Paul, menjelaskan.

Kemudian datang temui aku katakan bahwa kita sedang mendiskusikan pekerjaan, balas Net sambil melingkarkan tangannya dengan mesra di leher Paul.

Khun Net, aku tidak bisa melakukan itu sepanjang waktu. Aku baik- baik saja, tapi kamu…” kata Paul sambil mengelus tangan Net di pipinya. Jika orang melihat kamu, mereka akan bergosip.


Didalam lift. Nai merasa sangat gugup. Aku pikir kamu bilang kamu tidak akan datang ke kantor hari ini? tanyanya.

Iya. Tapi dia menginginkan sesuatu dari brangkas. Jadi aku datang untuk memberikan kunci padanya, jawab Paramee.


Net mengaku bahwa dia agak menyesal mempekerjakan Paul diperusahaan, karena awalnya dia mengira mereka bisa saling bertemu, tapi ternyata tidak. Mendengar itu, Paul mendorong Net ke sofa, dan Net tersenyum senang.

Aku akan mengantarkan kuncinya ke Khun Net. Jadi kamu tidak perlu repot- repot, kata Nai, menawarkan diri, sambil terus berjalan mengikuti Paramee.

Tidak perlu. Aku bisa memberikannya sendiri ke dia, balas Paramee.



Net meminta Paul memberikan hadiah padanya, sebagai imbalan karena dia telah membantu Paul untuk bekerja diperusahaan. Dan dengan sikap merayu, Paul menanyai, apa yang Net inginkan. Dan Net menjawab bahwa Paul pasti tahu apa yang di inginkannya. Mendengar itu, Paul mendekatkan wajahnya untuk mencium Net.

Nai berusaha mengulur waktu. Tapi Paramee tidak mau berhenti dan terus berjalan. Lalu mereka pun masuk ke dalam ruangan Net.


Khun! Apa yang kalian lakukan?! kata Paramee. Dan Nai merasa sangat gugup.

Post a Comment

Previous Post Next Post