Images by : QQLive
Cheng Ze curhat kepada Gao Yang, tetapi dia tidak mengatakan kalau itu dirinya melainkan temannya.
“Aku punya seorang teman dan dia menyukai seorang wanita,” mulai Cheng Ze. Namun, Gao Yang malah terkejut mendengarnya sehingga membuat Cheng Ze marah. Gao Yang meminta maaf dan meminta agar Cheng Ze melanjutkan ceritanya.
“Aku punya teman,” ulang Cheng Ze lagi. “Sepertinya dia menyukai seorang wanita. Kemaren malam, mereka minum-minum bersama. Dia mencium wanita itu. Sekarang, dia tidak tahu harus bagaimana bicara dengan wanita itu. Apa yang akan kamu lakukan jika kamu diposisinya?” tanya Cheng Ze.
“Boss. Apa kamu pikir kalau wanita itu menyukai temanmu?” tanya Gao Yang serius.
Cheng Ze yang masih salah paham pada perasaan Yan Shu, memberitahu Gao Yang kalau wanita itu mencintai pria lain. Gao Yang langsung lemas mendengarnya, dia memberitahukan pendapatnya, jika wanita itu mencintai orang lain, dan ketika dia mabuk, seseorang menciumnya, maka pria itu disebut ‘baji*ng*n. Cheng Ze langsung lemas mendengarnya. Ditambah lagi Gao Yang bilang kalau aksi itu dapat disebut mengambil keuntungan dalam kesempatan.
“Haruskah aku… eh, haruskah temanku meminta maaf?” tanya Cheng Ze serius.
“Ini harus di analisa dalam situasi berbeda. Setiap wanita memiliki pendapat berbeda dalam setiap hal. Boss, dapatkah kamu memberitahuku siapa wanita itu?”
Cheng Ze langsung gugup. “Dia itu teman temanku. Bagaimana bisa aku tahu siapa dia.”
“Aiyyaa.. aku sampai tidak tahu harus berkata apa. Boss, hadapi perasaanmu sesungguhnya,” tegas Gao Yang. “Karakter Anda sangat keras, bagaimana bisa punya teman? Jika memang punya, aku yakin tidak akan ada satupun teman Anda yang akan mencarimu dan curhat mengenai perasaan mereka. Lebih baik bagi mereka untuk berbicara dengan pohon daripada dengan Anda. Itu lebih berguna,” jelas Gao Yang. Cheng Ze sendiri kesal bercampur malu karena ketahuan berbohong. Cheng Ze sampai meremas kertas dimejanya keras-keras. “Aku orang yang sangat jujur,” lanjut Gao Yang yang masih belum menyadari situasi, “itu Anda, kan? Aku sudah menganalisa segala hal, jadi bisakah Anda memberitahu, siapa wanita itu?” tanya Gao Yang penasaran.
Saat itulah, Gao Yang baru merasakan kekesalan Cheng Ze. Dia tidak bertanya lebih lanjut dan langsung lari keluar ruangan.
Sek. Zhu penasaran melihat Gao Yang yang keluar dari ruangan Cheng Ze dengan waah sumringah, dia langsung bertanya pada Gao Yang ada apa? Tetapi, Gao Yang tidak mau memberitahunya lagipula itu bukan urusan Sek. Zhu.
Sekretaris mengantarkan makanan pada Jin Yun yang dikurung lagi. Jin Yun menolak untuk makan. Jin Yun sedang sibuk merangkai kain-kain seprai menjadi kain panjang untuk melompat keluar jendela.
Kain selesai dirangkai dan Jin Yun memberanikan diri melompat keluar. Tetapi, dia malah tidak sengaja memecahkan pot-pot bunga. Karena panik, Jin Yun berlari keluar dengan terburu-buru dan malah mengakibatkan kakinya jatuh terkilir di tangga. Jin Yun langsung berteriak kesakitan memanggil neneknya. Ketua tentu panik dan segera memanggil ambulan.
Di RS, Jin Yun sibuk merengek kesakitan. Ketua dengan panik memanggil dokter dan memberitahu kalau cucunya tadi jatuh dari tangga. Dokter segera memerintahkan agar dilakukan pemeriksaan X-Ray pada tulang kaki Jin Yun dan menyuruh Ketua untuk mendaftar dan menyelesaikan administrasi dulu. Jin Yun terus merengek. Ketua tidak tega dan pamit keluar dulu untuk beli makanan dan minuman untuk Jin Yun.
Setelah nenek pergi, Jin Yun dengan langkah tertatih-tatih, keluar dari RS dan memanggil taksi.
Ketika Ketua kembali, dia tentu panik karena Jin Yun sudah menghilang. Dan dia menyadari kalau Jin Yun pasti menipu mereka lagi.
Ketua pergi ke Shenghong dan masuk ke ruangan Yan Shu. Dia tanpa basa-basi langsung bertanya pada Yan Shu, ada dimana Gu Jin Yun? Yan Shu dengan tenang menjawab kalau dia tidak mengerti apa yang dibicarakan Ketua, dia dari tadi belum ada keluar kantor dan tidak ada bertemu dengan Gu Jin Yun. Ketua tidak percaya padanya dan malah berteriak-teriak. Yan Shu tentu kesal dan membalas Ketua. Semua karyawan sampai berbisik-bisik melihat kejadian itu. Ketua yang memang suka main tangan, hendak menampar Yan Shu lagi, tetapi Cheng Ze tiba saat itu dan meminta Ketua agar bicara dengannya karena ada yang hendak dilaporkan. Ketua dengan kesal, pergi ke ruangan Cheng Ze.
Di ruangan Cheng Ze, Ketua lagi-lagi memarahi Cheng Ze dan bertanya apa yang hendak dilaporkan? Cheng Ze dengan jujur menjawab kalau tidak ada hal yang hendak dilaporkannya, dia mengatakan itu agar Ketua pergi dari ruangan Yan Shu dan tidak kehilangan reputasi.
“Anda adalah Ketua. Dan Anda harus bertanggungjawab atas apa yang Anda ucapkan. Waktu itu, Li Yan Shu adalah pegawai kita, dia tidak melakukan sesuatu yang salah dan Anda tidak seharusnya menamparnya. Jika dia bersalah, Anda juga tidak seharusnya menamparnya.”
Ketua tidak suka dengan perkataan Cheng Ze yang seolah-olah mengajarinya. Dan lagi-lagi, dia menyalahkan Cheng Ze atas semua kejadian ini. Dan tiba-tiba, ada sebuah suara dari balik meja Cheng Ze. Itu adalah Gao Yang yang sedang berbersih-bersih. Ketua marah melihatnya dan menyuruh Gao Yang agar segera keluar.
“Ketua, Boss memperkerjakan Yan Shu karena Jin Yun. Ketika dia ada disini, Jin Yun bekerja dengan sangat keras,” beritahu Gao Yang sebelum keluar dari ruangan Cheng Ze.
Ketua tidak suka mendengarnya dan berteriak menyuruh Gao Yang agar diam. Dia juga menyalahkan Gao Yang yang tahu segalanya tetapi tidak memberitahunya. Cheng Ze membela dengan menyatakan kalau semua adalah kesalahannya. Ketua tidak peduli dan terus memarahi Gao Yang yang pasti adalah dalang dari semuanya. Cheng Ze dengan tegas kalau dia lah yang memutuskan. Ketua lanjut memarahi Cheng Ze dan menyalahkannya.
“Ketua, kenapa Anda begitu membencinya?” tanya Cheng Ze, mengulang pertanyaan kemaren.
“Karena latar belakangnya. Dia tidak sopan, kasar dan tidak beretika. Ketika dia masih muda, dia sudah merayu Jin Yun agar bisa menikahi orang kaya. Kenapa? Pewaris Shenghong tidak boleh bersamanya,” jawab Ketua penuh kemarahan.
“Jika Anda membenci seseorang karena latar belakangnya, kenapa Anda mengadopsiku?”
Ketua terdiam mendapat pertanyaan itu. Dia tidak dapat menjawab.
Cheng Ze meminta Ketua agar mengerti mengenai Jin Yun, semakin dilarang, semakin Jin Yun akan memberontak. Mereka tidak bisa melakukan apapun. Ketua tidak suka mendengarnya, dia mengingatkan kalau ini karena Cheng Ze dan Cheng Ze yang harus menyelesaikan masalah ini. Begitu juga dengan Gao Yang. Mereka berdua harus mencari cara agar Jin Yun putus dengan Yan Shu.
“Itu mudah. Tapi, setelah putus, Jin Yun akan terus mengejar Yan Shu. Kalau dulu, cara ini mungkin efektif, tapi sekarang, Jin Yun sudah dewaasa. Jika dia tidak menyerah …,” gumam Gao Yang.
Ketua mendengar gumamannya dan bertanya apa Gao Yang memiliki sebuah ide?
“Aku tidak tahu, jika aku tahupun, aku tidak berani memberitahu. Karena ini berhubungan dengan masa depan Jin Yun,” gumam Gao Yang. Ketua mendengarnya dan menyuruhnya untuk bicara dengan keras. “Jika Anda ingin Jin Yun menyerah, Yan Shu harus pacaran dengan orang lain. Dengan begitu, Jin Yun akan menyerah,” beritahu Gao Yang.
Ketua tidak percaya dengan ide Gao Yang. Ngomongnya saja yang mudah tetapi mana mau Yan Shu melepaskan Jin Yun dan pacaran dengan pria lain. Gao Yang memberitahu kalau itu mungkin jika Yan Shu bertemu dengan pria yang lebih baik. Cheng Ze segera menegur Gao Yang dan menyuruhnya keluar. Ketua terlihat berpikir mengenai hal itu.
Dalam perjalanan pulang, Ketua masih memikirkan ide Gao Yang. Dia berpikir mengenai siapa pria yang lebih baik dari Jin Yun? Sekretaris mendengar gumaman Ketua dan memberitahu pendapatnya kalau tidak mudah menemukan pria yang lebih baik bagi Yan Shu. Ketua menggerutu kalau Yan Shu itu wanita jahat tetapi seleranya bagus. Dia bertanya ide sekretaris-nya. Sekretaris berkata kalau menemukan pria lebih baik itu gampang masalahnya apa pria itu mau membantu. Ketua setuju dan tiba-tiba dia menemukan sebuah nama. Gu Cheng Ze.
Cheng Ze sedang melakukan rapat ketika dia mendapat telpon dari Ketua. Ketua langsung memberitahu tujuannya menelpon Gu Cheng Ze : Cheng Ze harus memacari Yan Shu.
Mata Cheng Ze terbelalak kaget mendengar hal itu tiba-tiba. Dia meminta Ketua untuk menelpon nanti karena dia sedang rapat tetapi Ketua terus berbicara menyuruh Cheng Ze untuk memacari Yan Shu. Cheng Ze meminta tunggu sebentar dan memberhentikan rapat. Setelah semua peserta rapat keluar, Cheng Ze lanjut bicara dengan Ketua.
Dia bertanya apa Ketua serius? Ketua dengan tenang menjawab kalau dia tidak pernah bercanda. Dia ingin Cheng Ze mengejar Yan Shu dan membuat Yan Shu mencintainya. Dengan begitu, Yan Shu akan menyerah terhadap Jin Yun. Jin Yun mungkin akan terluka tetapi setelah beberapa waktu, dia pasti akan baik-baik saja. Dia kemudian akan memperkenalkan wanita lain yang lebih baik untuk Jin Yun.
Cheng Ze menolak hal itu. Tetapi, Ketua menyatakan kalau ini adalah bentuk pertanggungjawaban Cheng Ze terhadap masalah ini. Cheng Ze terus berusaha menolak dan dia bahkan membela Yan Shu saat Ketua menjelek-jelekkannya. Cheng Ze ngotot menolak ide Ketua.
“Aku tidak bisa setuju,” tegas Cheng Ze kesekian kalinya.
“Kau selalu berkata setia kepadaku, dengan keluarga Gu, Shenghong. Sekarang, kau sering melawan perintahku. Apa ini kesetiaanmu? Jika kau tidak membiarkannya bekerja di Shenghong, Jin Yun tidak akan bertemu dengannya. Dan keadaan tidak akan serumit sekarang,” marah Ketua lagi.
“Ketua…”
“Jika kau peduli dan berterimakasih padaku. Lakukan apa yang kusuruh. Tunjukkan kesetiaanmu. Jika tidak, kau hanyalah anak adopsi,” tegas Ketua.
Cheng Ze menggenggam erat tangannya mendengar kalimat terakhir Ketua. “Ketua, bagaimana bisa aku melakukan itu. Aku sangat menghomatimu. Jika aku setuju, aku tetap tidak akan bisa membuatnya jatuh cinta padaku, karena mereka saling mencintai.”
“Saling mencintai? Li Yan Shu bilang kepadaku, kalau dia tidak lagi mencintai Jin Yun. Jadi, kau punya kesempatan. Lakukan apa yang kukatakan. Buat dia jatuh cinta padamu. Buat Gu Jin Yun menyerah,” perintah Ketua dan mematikan telepon.
Selesai bicara dengan Cheng Ze, Ketua memberitahu sekretarisnya bahwa apa yang dilakukannya sekarang, bukan berarti dia mengakui kalau Cheng Ze lebih baik dari Jin Yun. Sekretaris setuju karena mereka berdua tidak bisa dibandingkan.
Cheng Ze sendiri sangat marah. Marah pada Ketua dan marah pada dirinya sendiri yang tetap harus menerima perintah itu hanya karena ‘KESETIAAN’ yang selalu di katakan Ketua padanya. Cheng Ze teringat ciumannya dengan Yan Shu. Dia benar-benar menyukai Yan Shu sekarang dan jika dia mendekati Yan Shu, bukankah itu berarti dia melaksanakan perintah Ketua dan mempermainkan Yan Shu?