Sinopsis J-Movie : Demon Covered in Scars (Kizudarakane no Akuma) - Part 1



Credit :
More Info :  click here



Adegan dibuka dengan memperlihatkan masa-masa bahagia remaja SMP di sebuah sekolah, bahkan musik yang diputar sungguh ceria. Tetapi, di tengah-tengah kebahagiaan para murid-murid itu, seorang siswi di bully di dalam kamar mandi oleh 3orang siswi lainnya.

Waktu sudah berlalu beberapa lama…
Seorang perempuan memandangi dirinya dan mengomentari rambutnya yang terlihat payah. Perempuan itu bernama Kasai Mai. Kamarnya terlihat berantakan dengan kardus bertumpuk-tumpuk. Ibunya juga sibuk di bawah membereskan barang-barang. Yup!! mereka baru saja pindah rumah.
“Aku tidak pernah membayangkan bila akan tinggal di desa,” narasi Kasai. “Aku juga tidak tahu alasannya. Padahal sedari dulu aku tinggal di Tokyo. Dan kukira aku akan selalu tinggal di sana, tempat yang penuh kenyamanan. Namun, kenyataanya berbeda.”

Kasai mengeluarkan ponselnya dan merekam pemandangan desa dari jendela kamarnya. Dia suka melakukan vlog.
“Sampai saat ini, hidupku cukup baik. Karena, sedari lahir, wajahku memang cukup manis. Orangtuaku pun cukup baik. Dan lingkunganku juga cukup bagus.”
Kasai memakai seragam SMA-nya bersiap-siap ke sekolah barunya.
“Prinsip ‘cukup’ ini penting. Berlagak rendah hati, tidak terlalu nyentrik, aku pun jalani kehidupanku dengan prinsip ‘cukup’ itu. Itulah kehidupanku. Dan, di kenyataan yang baru ini… aku pun berlagak rendah hati agar tidak dijauhi dan bisa cukup berbaur dengan siapapun yang ada disini. Mulai hari ini, keseharian baru akan dimulai.”

Kelas 1-C
Ini adalah kelas yang akan ditempati oleh Kasai. Kelas ini memiliki 14orang siswa laki-laki dan 12orang siswa perempuan. Seperti layaknya kelas-kelas pada umumnya, terdapat sebuah geng yang cukup menonjol. Geng ini membicarakan mengenai siswi baru pindahan dari Tokyo dan berencana merekrutnya menjadi anggota geng terbaru.
Ada juga seorang Ketua Kelas yang seorang perempuan bernama Odagiri Shino, dia adalah orang yang ditunjuk untuk membantu siswi pindahan dari Tokyo tersebut. Odagiri juga berasal dari Tokyo.
Dan siapa siswi pindahan itu?
Dia adalah Kasai Mai.

Kasai menemui guru wali kelasnya untuk melapor. Guru berbincang-bincang singkat padanya dan Kasai selalu tersenyum menjawabnya. Tidak lama, Odagiri datang untuk membawa Kasai ke kelas. Wali kelas segera memperkenalkan mereka tetapi anehnya Odagiri sedikit terkejut melihat Kasai. Tetapi, dia segera menyembunyikannya dan mengantar Kasai menuju kelas.

Setelah Kasai dan Odagiri keluar dari ruang guru, para guru mulai bergossip mengenai Kasai yang terlihat seperti anak baik-baik. Wali kelas membenarkan padahal dia sudah sempat khawatir karena formulir masuk Kasai terlihat menyeramkan. Dan kita diperlihatkan foto Kasai di formulir masuk sekolah, Kasai mewarnai rambutnya menjadi pirang.
Dalam perjalanan menuju ke kelas, Kasai sibuk merekam lorong koridor sembari berbicara dengan Odagiri yang berjalan di depannya. Tiba-tiba, Odagiri bertanya pada Kasai, kalau di Tokyo pasti banyak murid yang di bully kan?
“Di sekolahku dulu sih enggak begitu parah, tapi bukankah di setiap sekolah pastinya ada?” jawab Kasai santai.
Wajah Odagiri terlihat sinis. Kasai sendiri tiba-tiba merekam wajah Odagiri tetapi Odagiri langsung menghindar.
Kasai sudah masuk kelas. Dia memperkenalkan dirinya pada teman sekelasnya bahwa dia pindah ke sini karena pekerjaan ayahnya.
Dan bagaimana tanggapan para teman-teman sekelasnya saat melihat Kasai?
Fujitsuka Yuria,
“Kayaknya, dia jauh lebih biasa dari yang kita perkirakan.”
Atsushi Toma,
“Gimana nih, mau diamati dulu?”
Minami Abe,
“Perutku keroncongan!”
Yamamoto Moena
“Wajahnya juga enggak nyentrik.”
Okura Ryo
“Gawat, bisa jadi incaranku ini.”
Kuroki Yui
“...”
Kondo Chiho
“...”

Saat jam istirahat, Kasai duduk sendirian. Para siswa-siswi lain hanya melihatnya tetapi tidak ada satupun yang menyapanya. Kasai sendiri juga memperhatikan penampilan teman-teman sekelasnya dan mengomentari warna rambut Fujitsuka yang terlihat norak (komentarnya dalam hati). Tetapi, Kasai tahu kalau dia harus mulai mencari teman atau dia tidak akan punya teman nantinya.
Kasai segera mengeluarkan sesuatu dari tas-nya. Sebuah dompet yang terkenal. Hal itu segera menarik perhatian Fujitsuka dan teman-temannya. Mereka segera menghampiri Kasai penuh rasa penasaran dan berbicara banyak hal. Kasai sendiri segera mengangkrabkan diri dengan mereka dan dia bahkan memuji rambut Fujitsuka yang terlihat bagus. Dia juga memuji nama Fujitsuka yang terdengar ‘kawaii’. Tetapi, di dalam hatinya, dia mengomentari geng Fujitsuka yang terlihat bodoh. Mereka sudah mulai akrab dan tertawa-tawa. Hingga…
Tiba-tiba, Odagiri yang duduk di pojok, merasa sesak nafas dan ketakutan. Tentu, hal ini menarik perhatian seisi kelas. Sakae segera menghampirinya dan menenangkannya. Dia bertanya apa yang terjadi.
“Enggak sanggup. Aku memang enggak sanggup!” tangis Odagiri, “Aku… sewaktu SMP… di bully oleh Kasai dan gengnya!”
Semua kelas langsung tercengang mendengarnya. Suasana mendadak dingin. Dan semua orang memandang Kasai bersalah.
Odagiri sendiri langsung berlari keluar kelas. Kasai hendak menyusulnya tetapi sebelumnya dia memberitahu Fujitsuka kalau pasti ada salah paham.
Diluar kelas,
Odagiri sudah menunggunya. Dia bahkan terlihat baik-baik saja dan tidak ketakutan seperti tadi. Kasai memperhatikan Odagiri dan bertanya apa Odagiri adalah Kumura?
“Ah, akhirnya kau mengingatku, Kasai,” jawab Odagiri dingin. “Sekarang namaku sudah berubah menjadi Odagiri.” (Kumura dan Odagiri itu adalah nama depan -marga-)
Kasai segera protes pada Odagiri karena mengatakan hal sembarangan di kelas tadi. Dia tidak pernah sekalipun membully Odagiri. Yang melakukannya adalah teman-temannya. Dia tidak ikut campur sama sekali.

Flashback
Kita melihat adegan saat awal movie ini dimulai. Perempuan yang di bully itu adalah Odagiri. Dia berusaha melarikan diri. Dan benar, Kasai tidak ikut membully-nya. Tetapi, Kasai berada di sana dan tidak membantunya sama sekali. Dia hanya menatap Odagiri yang merangkak di lantai berusaha keluar.
Flashback END
Odagiri tertawa mengingat hal itu. Dia menyebut Kasai yang tidak mau mengotori tangannya sendiri dan hanya memperhatikan dari tempat aman.
“Jangan berlagak kalau dirimu itu tidak ada hubungannya. Dasar kecoak,” hina Odagiri.
Emosi Kasai terpancing. Dia mendorong kasar Odagiri ke dinding.
“‘Tidak begitu parah.’ ‘Di setiap sekolah pastinya ada’,” ujar Odagiri mengulang perkataan Kasai tadi padanya saat dilorong. “‘Enggak begitu parah’ gundulmu. Di tempat manapun serasa di neraka. Kau pasti asyik menikmatinya, ‘kan?” tanya Odagiri dan tertawa mengerikan.

Kasai mencengkeram kerah baju Odagiri kesal. Tetapi, Odagiri tiba-tiba membuka lebar mulutnya. Dia memasukkan dua jarinya ke dalam mulutnya dan memutar-mutarnya kemudian mengeluarkan jari itu kembali dan mengarahkannya pada Kasai. Kasai tentu segera menjauh karena merasa jijik. Dan Odagiri tertawa terbahak-bahak.
“Kau tak punya teman disini, Kasai,” ujar Odagiri sinis. “Yang semangat, ya.” Odagiri kemudian tersenyum senang.

Tiba-tiba, terdengar suara Sakae yang memanggil Odagiri dari kejauhan. Dan Odagiri segera berteriak kesakitan dan meringkuk di lantai. Sakae yang melihatnya segera berpikir kalau Kasai pasti membully Odagiri lagi. Dia segera membawa Odagiri pergi dari sana sementara Kasai sendiri masih bingung dengan hal yang terjadi. Sakae tidak menyadari, kalau Odagiri tersenyum sinis terhadap Kasai.
Hari sudah malam,
Kasai mengumpat kesal di rumahnya mengingat kejadian di sekolah tadi. Dia segera mengirim video vlog-nya yang ada terekam wajah Odagiri pada teman geng-nya dulu saat SMP. Tetapi, reaksi teman-temannya hanya terkejut saja.
Keesokan harinya,
Seorang siswi datang ke sekolah dan menyapa semua orang dengan ceria. Dia juga membawa boneka tangan. Siswi itu adalah Natori Shizuka, salah satu teman geng Fujitsuka. Natori yang baru pertama kali melihat wajah Kasai di kelas tentu merasa heran. Dan Fujitsuka segera memberitahu kalau Kasai adalah siswi pindahan yang masuk saat Natori sakit kemaren. Dia juga mengingatkan kalau Kasai adalah orang yang dia bilang di SMS kemaren bahwa Kasai adalah pembully yang membully Odagiri di Tokyo dulu.
Dan, tanpa diduga, Natori segera berjalan ke arah Kasai dan menuangkan air minum-nya ke kepala Kasai. Semua tentu merasa kaget dan Fujitsuka juga segera menahan Natori.
“Apa kamu sudah agak paham? Perasaan seseorang yang di bully,” ujar Natori.

Kasai yang benar-benar bingung dan merasa kacau karena siraman air tiba-tiba itu, segera berjalan keluar kelas. Tetapi, Natori malah menahannya dan menyuruhnya untuk meminta maaf pada Odagiri. Kasai berusaha mengacuhkannya dan keluar kelas sambil menutup pintu tetapi pintu itu tanpa disangak mengenai sedikit jari Natori yang berusaha menahannya.    
Dan suasana menjadi tegang ketika tiba-tiba Odagiri berteriak ketakutan. Sakae segera menghampirinya. Odagiri langsung berkata Kasai juga pernah memperlakukannya seperti itu dulu (menjepit jarinya dengan pintu - itu hanya kebohongan Odagiri - )
Kasai tentu terkejut mendengar kebohongan Odagiri. Fujitsuka segera menghampirnya dan menuduh kalau tadi Kasai pasti sengaja melakukannya. Dan Natori langsung berlari ke Fujitsuka dan memberitahu kalau tangannya sangat sakit.

Kasai segera menjelaskan kalau dia benar-benar tidak sengaja tadi. Dan Atsushi segera berteriak agar Kasai pulang saja. Dan teriakannya itu akhirnya memicu teriakan dari siswa-siswi lain juga. Odagiri sendiri menunduk dalam dan tersenyum senang. Kuroki dan Kondo hanya diam dan sepertinya tidak suka mendengar hal itu. Kasai yang sudah tersudut segera keluar kelas.
“Yeahhh… mengalahkan pembully,” teriak Atsushi penuh kemenangan.

Kasai ternyata pergi ke kamar mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dia benar-benar kesal.
Kelas sudah dimulai. Wali kelas mengajar di depan kelas. Sementara, siswa lainnya sibuk melakukan chat membicarakan Kasai dan bahkan berencana mencaritahu masa lalu Kasai dulu saat di Tokyo.
Hari sudah malam,
Ibu bertanya kepada Kasai mengenai sekolah barunya dan Kasai tidak memberitahu kalau dia di bully. Ibu mulai bercerita mengenai kehidupan desa yang tenang dan bahkan semua orang di desa pada baik-baik. Kasai malas mendengarnya dan pergi ke kamarnya.

Keesokan harinya,
Meja dan kursi Kasai di corat-coret. Lacinya bahkan di isi dengan sampah dan bukunya di robek serta di buang ke tong sampah.   
“Kasai, kamu kenapa? Ekspresimu menyeramkan sekali. Sampai mengecek tong sampah segala!” ejek Fujitsuka.
Natori juga memanas-manasi dengan mengeluh kukunya kesakitan karena dijepit pintu. Sementara Odagiri, dia tersenyum sinis menatap Kasai.

Kasai benar-benar kesal. Dia mengeluarkan ponselnya dan merekam mejanya yang di corat-coret dan juga mereka wajah Fujitsuka. Fujitsuka tentu merasa heran. Kasai yang sudah selesai merekam, berjalan ke meja Fujitsuka dan merobek buku Fujitsuka yang berada di atas meja.
Fujitsuka langsung emosi dan menyuruh Kasai untuk tidak seenaknya. Kasai tidak takut dan membalas kalau Fujitsuka seharusnya juga seperti itu, tidak bertingkah seenaknya. Suasana menjadi tegang. Natori segera menenangkan Fujitsuka kalau mereka bisa membeli buku baru.
Jam Istirahat,
Kasai berada di belakang sekolah. Dia melihat video yang tadi di rekamnya. Dia juga membaca chat teman geng SMP-nya.

Setelah itu, Kasai kembali ke kelas dan menyimpan ponselnya di tas. Odagiri melihatnya dan memperhatikan dengan tatapan mencurigakan. Dan benar, saat kelas sepi dan semua sudah keluar termasuk dirinya, dia segera berpura-pura ada yang kelupaan dan kembali ke kelas. Dia tersenyum sinis saat memasuki kelas.
Hari sudah sore,
Siswa-siswi sudah pulang. Fujitsuka dan geng-nya pergi ke taman dan bersenang-senang sambil membicarakan Kasai.
Kondo pulang bersama Minami dan membicarakan mengenai pembully-an yang terjadi di kelas mereka. Dia merasa itu bukan hal yang benar. Tetapi, Minami malah menganggap itu hal yang biasa.
Hari sudah malam,
Kasai sibuk bermain game dan memikirkan yang seharusnya dia lakukan.


Post a Comment

Previous Post Next Post