Sinopsis The Mysteries of Love (2010) Episode 2 - 2



The Mysteries of Love /  è«‡æƒ…說案 (2010)

TVB
Episode 2 - 2

Didalam rumah Cheung Wah-ciu.
King, Lo sir, PC, dan Chim. Berdiri sambil memakai penutup telinga di sekitar leher.
Sementara Pan berdiri didepan rumah saksi 1.
Siu-lai berdiri dibelakang halaman saksi 2.
PC berdiri di jalan, dimana Nenek Sam berhenti berjalan.
Lalu Mereka bertiga (King, Lo sir, dan Chim) yang berada didalam, mulai melakukan uji coba.

Pertama, King memberi perintah untuk menutup semua jendela dikedua sisi. Lalu Ia mengambil pistol dan menembak.
Setelah itu Lo sir menanyai situasi diluar, tapi tidak satupun dari mereka yang dengar.

Kedua, King meminta Chim untuk hanya membuka jendela sebelah kanan. Lalu ia menembak.
Kali ini, semua bisa mendengar dengan sangat jelas.
Ketiga, King mengatakan untuk menutup jendela sebelah kanan, buka satu jendela sebelah kiri.
Semua masih tetap bisa mendengar dengan jelas.


King memberi perintah pada Chim untuk membuka jendela sebelah kanan.
Pan dan PC dengar, tapi Siu-lai yang berada ditempat Tuan Ma, tidak mendengar apapun.

King mulai menjelaskan pada mereka,”Frekuensi suara adalah 165Hz per detik. Kecepatannya adalah sekitar 330 m/detik. Dengan kata lain, panjang gelombang suara adalah 2 meter.” Jelas King.

Ia melanjutkan,”Sebenarnya gelombang suara itu seperti riak. Ketika ‘puncak’ saling bertemu dengan 'palung' lain, mereka akan saling membatalkan satu sama lain.”

Lalu King memberikan mereka sebuah gambaran.


Titik L. Rumah warga berlokasi tepat diantara dua jendela.
Jadi suara yang keluar dari jendela, sampai ke dia dalam waktu bersamaan. Dan pada saat itu dia (saksi 1) sedang berdiri diluar, jadi dia bisa mendengar dengan jelas.
  

Tuan Ma posisi nya berada di titik M. Dia 30 meter lebih jauh dari jendela sebelah kiri. Jaraknya 15 panjang gelombang.

Tapi dia berjarak 40 meter jauhnya dari jendela sebelah kanan. Dan itu membutuhkan 20 panjang gelombang, agar suara bisa sampai disana. Jadi ketika puncak dari sebelah kiri bertemu dengan palung dari sebelah kanan, mereka saling membatalkan satu sama lain.

Sehingga dari sana Tuan Ma tidak akan bisa mendengar apapun.


Nenek Sam ada di titik P. Kedua gelombang mencapai dia dibawah tekanan, makanya efeknya menjadi berlipat ganda. Jadi dia bisa mendengar sangat jelas.

Setelah selesai member penjelasan, Siu-lai menyebut King hebat. Karena walaupun ia tidak bisa mengerti, tapi yang ia tau bahwa ke 3 saksi tidak berbohong.
Lo sir mulai menganalisis situasi dan menjelaskan pada mereka,”Mungkin ini yang terjadi. Korban Lam Chun-lung datang untuk menagih hutang dari tersangka Cheung Wah-ciu, tapi dia tidak mendapatkan uangnya. Jadi mereka berkelahi. Pertama mereka berkelahi diruang tamu. Kemudian tersangka mendorong korban kedinding.”

Terlihat tersangka yang sedang berkelahi dengan korban, lalu tersangka mendorong korban ke dinding serta memukulnya. Saat itu korban mencoba melawan, tapi tersangka mendorong dia hingga menabrak meja makan dan saat itu tanpa sengaja sebuah gelas kaca ikut tejatuh kelantai.
Segera korban mengambil pecahan gelas tersebut dan melukai tangan tersangka. Lalu tersangka melarikan diri kedalam ruangan band dan diikuti oleh korban.


Diluar Nenek Sam lewat dan mendengar suara perkelahian, tapi ia mengiraukannya dan pergi begitu saja.
Tersangka yang sudah terdesak oleh korban, memukul korban sambil terjatuh dan ia segera mengambil pistol didalam laci meja nya, lalu menembak korban yang pada saat itu baru saja berdiri untuk melawannya.
Saksi pertama mendengar suara tersebut dari luar.
Ia menembak lagi.
Tapi saksi kedua yang sedang berada dihalaman, terlihat tidak ada mendengar apapun.
Ia menembak lagi untuk ketiga kalinya.
Nenek Ma terkejut mendengar suara tembakan yang sangat keras itu.
Dan korban mati.

“Setelah itu tersangka membuang tubuh korban ke lokasi kejadian kedua (tempat pertama kali korban ditemukan). Lalu kembali dan membersihkan tempatnya. Pertama, noda darah yang ada didinding dia tutupi dengan menggunakan cat baru. Kemudian menggunakan banyak pemutih untuk membersihkan lantai. Kemudian dia mengubah karpet diruang band. Dia pikir itu sempurna, tapi sayangnya dia meninggalkan beberapa noda darah dibawah dinding.” Jelas Lo sir, lalu ia juga menepuk serta memuji kepintaran King.

Setelah semua selesai, King pamit pergi, karena dia sudah janji dengan Mami nya untuk makan malam dirumah.


Dikantor. Lo sir mengabarkan bahwa ia menerima panggilan dari DOJ tentang adanya bukti yang cukup untuk dapat menuntut tersangka Cheung Wah-ciu dengan pembunuhan.”

Di saat mereka sedang senang, tanpa sengaja petugas renovasi yang ada disana, tidak sengaja menjatuhkan alatnya.

Chim menanyainya,”Abang Wing, mengapa kamu begitu gugup?”
Ia tersenyum dan mengatakan bahwa ia merasa bahagia untuk mereka. Lalu ia meminta maaf juga. Dan ia keluar.

Madam koo datang keruangan mereka dan mengundang mereka untuk hari Minggu datang barbeque ketempatnya. Ia juga mengatakan kepada mereka untuk mengundang Professor King dan membawa pasangan mereka.”

Ditempat Madam Koo. Ia memperkenalan suaminya Ivan yang merupakan komandan di daerah Eastern dan anaknya Joe. Lalu mereka mulai memperkenalkan diri mereka beserta pasangannya.

Lo sir, memperkenalkan dirinya dengan nama Gordon dan pacarnya Kay.
Par-chu, biasa orang memanggil dia PC dan istrinya Flora.
Chim dan pacarnya Helen.
Herbet dan Grace.

Siu-lai, sendiri. Karena ia belum punya pacar.
Begitupun dengan Kingsley yang datang sendiri. Karena ia juga masih belum punya.

Semua orang sibuk bermain mahjong. Sedangkan Joe yang melihat Siu-lai yang tidak ikut bermain, mengajaknya untuk bermain bulu tangkis. Tapi saat itu Siu-lai malah buru-buru ingin ke toilet dulu.
Dan akhirnya King yang menemani Joe bermain bulu tangkis.


Saat Siu-lai melihat bahwa ternyata, King tidak terlalu pandai bermain bulu tangkis. Jadi ia menggatikannya untuk bermain dengan Joe dan ia menang, serta membuat Joe yang terus kalah menjadi bosan bermain.
Siu-lai bersama King menghampiri meja Madam Koo.
Pada saat itu Madam Koo meminta mereka untuk menggantikan nya bermain, karena ia harus pergi membeli minuman. Tapi karena Siu-lai dan King tidak pandai bermain, mereka menawarkan diri untuk pergi membeli minuman.

Selama didalam mobil, mereka saling bercerita dan tertawa. Lalu tiba-tiba dipertengahan jalan, mobil yang mereka naiki, bannya kempes.


King mengatakan bahwa mereka harus mengganti bannya. Lalu Siu-lai langsung bertindak dan mengambil alat didalam bagasi untuk mengganti bannya.


Tapi King berpikir lain dan ia mencoba mencari bantuan. Saat itu sebuah taksi lewat dan dengan segera ia menghentikannya. Lalu ia meminta tolong pada si supir taksi tersebut untuk membantu menggantikan ban mobilnya.




Supir itu mau membantunya dengan bayaran $500, yang segera diiyakan oleh Kingsley. Tapi Siu-lai datang dan melakukan tawar – menawar dengan supir tersebut, yang pada akhirnya karena Siu-lai hanya menawarkan $250 padanya, maka supir taksi tersebut memilih pergi dan menjemput penumpangnya yang ada di bandara.

Setelah itu, Kingsley mengatakan pada Siu-lai bahwa sebenarnya ia tidak masalah harus membayar beberapa ratus dolar. Tapi Siu-lai segera membantah bahwa uang bukan masalah, jadi biarkan dia saja yang ganti.

Lalu Siu-lai menepuk pundak King dan mengatakan bahwa ia berjanji untuk menyelamatkan $250 miliki King itu. Dan ia mulai bekerja. Sedangkan King hanya memperhatikan dengan perasaan tidak enak hati.


Jadi karena itu, saat Siu-lai sedang memperbaiki bannya. King mengikutinya dan memperhatikannya terus.
Saat itu celana King yang berwarna putih menjadi kotor dan sulit dibersihkan. Tapi King mengatakan dia tidak masalah dengan itu. Dan mereka melanjutkan perjalanan nya.



Didalam kamar. Siu-lai sedang memperhatikan foto liburannya itu. Lalu tiba-tiba Hei masuk dan ikut melihat foto-foto bibinya.

Siu-lai menceritakan tentang mereka. Dan Hei menunjuk kepada foto King dan menanyakan mengapa ia tidak terlihat seperti polisi. Lalu Siu-lai memuji Hei serta menjelaskan itu adalah Profesor Bagian Fisika di Universitas.

Mendengar itu, Hei mengatakan pada bibinya untuk berkencan dengannya, jadi ia bisa meminta dia untuk mengajarinya setiap hari.

Tapi Siu-lai menceritakan pada Hei, kalau King itu memang tampan, tapi fisiknya lemah. Dan ia menyukai laki-laki yang kuat.

  
Hei segera menjawab bahwa PR nya lebih penting. Lalu Siu-lai mengambil buku Hei dan mengatakan bahwa ia akan membantunya.

Tapi saat Siu-lai membaca pertanyaan dibuku itu, yang ternyata sangat susah. Jadi Siu-lai beralasan jika Hei harus mandi dulu. Setelah itu ia mencari jawabannya diinternet.

Ditempat kejadian. Tepatnya di sebuah apatermen. Lo sir dan timnya pergi kesana. Dan disana seorang polisi menjelaskan kepada mereka.

“Korban adalah Ting Man-hung. Laki-laki Cina. 34 tahun. Tinggal sendiri. Dia bekerja sebagai Desainer Interior. Seorang Penjaga Bangunan yang menemukan tubuhnya.” Jelasnya.


Lalu Lo sir menyuruh Pan untuk meminta keterangan dari penjaga tersebut. Chim menanyai tetangga. PC melihat disekeliling, apakah ada yang mencurigakan. Sedangkan Siu-lai yang tidak diberi pengarahan, berdiri dengan bingung.
“Aku sedang patroli disekitar bangunan pagi ini. Setelah aku menanda tanganin buku patroli, aku berjalan menuju lift. Lalu aku menyadari pintu kamar Mr.Ting terbuka, jadi aku pikir ada pencuri. Ketika aku mengintip kedalam, aku melihat dia terbaring dilantai.” jelasPenjaga tersebut pada Pan.

Pan lalu menyimpulkan bahwa pelaku membunuh korban, pada saat penjaga itu sedang berpatroli. Jadi ia pasti sangat mengetahui rutinitas didalam gedung ini.


Seorang polisi menjelaskan pada Lo sir dan Siu-lai,”Korban dipukul di bagian kepala menggunakan benda keras. Diperkirakan itu menjadi penyebab kematiannya dan waktu kematiannya tidak lebih dari 6 jam. Itu antara jam 9 pagi atau 12 siang.”

Tiba-tiba Siu-lai mendapat telepon dari PC. Lalu setelah itu ia mengabarkan ke Lo sir bahwa PC menemukan sebuah benda keras dengan noda darah belakang gang.”
Benda tersebut adalah sebuah bola kristal yang sangat keras. Petugas polisi yang berada disana memberitahukan bahwa mungkin tersangka lupa membawa barang ini bersama dengannya, lalu mereka juga menemukan sebuah sidik jari pada bola yang mungkin merupakan milik tersangka.
“Aku mendapatkan laporan forensic. Ini mengkonfirmasi noda darah pada bola Kristal cocok dengan korban Ting Man-hung.” Jelas PC.
Chim melanjutkan,”Ukuran dan bentuk bola Kristal cocok dengan luka dibagian belakang kepala korban. Dengan kata lain, Bola Kristal itu merupakan senjata pembunuh.”
Telepon berbunyi. Dan segera Pan berdiri untuk mengangkat.

Lalu Lo sir bertanya,”Bagaiamana dengan sidik jari?”
“Bagian indentifikasi sedang menyelidiki itu.” Jawab PC.

Pan yang telah selesai menelepon mengatakan bahwa IB telah mengkonfirmasi mengenai sidik jari pada bola Kristal yang adalah milik seorang laki-laki bernama Chow Hau-yin seseorang yang pernah melakukan pencurian sebelum tahun 2003.
PC menanyakan apakah ia anak ketua Chow Hing. Dan Pan segera mengiyakan perkataan PC.

Lo sir bersama PC datang kerumah tersangka. Disana mereka menemui, Chow Hau-yin (berpakaian kemeja putih). Dengan tegas Lo sir menyatakan bahwa mereka mencurigai dia sebagai tersangka pembunuhan dan meminta dia ikut dengan mereka untuk diselidiki.

Lalu Hau-yin memandang kearah Ayahnya yang sedang membaca koran.
Ayah Hau-yin (berpakaian kemeja hijau) menanyai mereka, apakah mereka sudah mengecek dengan benar dan bagaimana bisa anaknya membunuh orang. Lalu ia juga mengatakan apakah mereka mengenalnya? Karena ia mengenal Komisaris Polisi.
Tapi dengan tegas, Lo sir dan PC membawa Hau-yin. Sedangkan Ayahnya memandang mereka dengan kesal.

Saat Lo sir, PC, dan Siu-lai sedang duduk dan mengobrol bersama. Chim datang membawa kabar bahwa ia mendapatkan sesuatu,”Sebenarnya tersangka Chow Hau-yin dan korban Ting Man-hung berada disekolah yang sama di Canada. 
Mereka bersahabat juga. Pacar tersangka, Eva Chan, juga mengenal korban. Mereka ber3 sering berpergian keluar negeri bersama. Baru-baru ini hubungan antar Eva Chan dan korban menjadi lebih dan lebih intim. Seseorang melihat dia tidur ditempat korban.” Jelas nya.


 “Apakah ada yang melihat Eva Chan pada malam sebelum pembunuhan terjadi.”  Tanya Lo sir pada Chim.

“Aku menanyai penjaga. Dia mengatakan malam sebelum kejadian, ia melihat Eva Chan disana. Tapi dia pergi jam 6 pagi besoknya.” Jawab Chim.

“Perkiraan waktu kematiannya antara jam 9 pagi sampai 12 siang.Dengan kata lain, Eva Chan tidak ada ditempat kejadian, saat pembunuhan terjadi.” Kata Siu-lai menarik kesimpulan.

Chim segera mengatakan bahwa mereka ingin mencoba berbicara dengannya, untuk mencari petunjuk. Tapi sayangnya ia sedang pergi ke Paris, jadi ia tidak akan kembali selama 4 hari kedepan.

PC mengatakan bahwa itu sangat mungkin menjadi motif pembunuh.

“Tersangka mengetahui pacarnya memiliki hubungan (selingkuh) dengan korban. Jadi ia marah.” Jelas Siu-lai menyetujui perkataan PC.

Lalu Pan datang dan mengatakan bahwa ia sudah menanyai perusahaan manufaktur kaca. Dan mereka semua mengatakan bahwa bola Kristal itu terlihat seperti bagian dari sebuah trophy (piala). Juga kurang lebih seperti piala penghargaan desain interior tahun ini.


Saat Lo sir dan Siu-lai pergi keruang SCB Workshop. Lo sir membuka itu dengan menggunakan tanda pengenalnya dan Siu-lai mengikuti dari belakang sambil membawa sebuah kardus.

Dan diatas meja, mereka meletakan dua bola Kristal. Satu bernoda darah  yang diberi tempelan memo dan satu bersih.

Su-lai menjelaskan kepada Lo sir,”Ting Man-hun adalah salah satu pemenang penghargaan tahun ini. Dia menenangkan hadiah utama Desain Grafis.”

Lalu Lo sir mendapat kan sebuah panggilan telepon dari Madam, ia berbicara bahwa ia tau, ayah korban adalah orang yang kaya dan terkenal. Tapi jangan khawatir, kami akan menanganin ini.

Setelah itu Lo sir pergi meninggalkan Siu-lai, karena ia harus menemui Madam sekarang. Dan saat itu Siu-lai mendengar ada orang yang menyebut namanya. Lalu ia keluar dan menemui orang tersebut.


Polisi itu memberikan data-data milik Siu-lai yang tertinggal didapur. Dengan bingung, Siu-lai mengambil nya dan bertanya mengapa datanya ada disitu.
Ia kembali keruangan penyimpanan itu dan saat itu ia melihat kertas memo yang menempel pada bola Kristal terjatuh kelantai.


Lo sir kembali dan menanyai Siu-lai yang sedang jongkok untuk mengambil kertas memo tersebut. Lalu Siu-lai mengtakan bahwa kertas memonya terjatuh kelantai. Tapi pada saat ia akan menempelkan kembali, ia terkejut.
Sidik jari pada bola Kristal, hilang.
Lo sir menanyai Siu-lai dengan terkejut, tapi Siu-lai pun kelihatan bingung dan tidak tau.

Post a Comment

Previous Post Next Post