“Hentikan mobilnya. Jika kamu berhenti, aku janji tidak akan
melaporkan kamu.” kata Pim, tapi Gun tetap tidak mau mendengarkan nya. Jadi Pim
bersiap untuk keluar dan Gun memegang tangan Pim dan menahan nya.
Pim terus memberontak dari Gun, jadi Gun menariknya mendekat. Dengan
panaik Pim memohon pada Gun,”Jangan lakukan apapun kepadaku! Aku menyerah!Aku
menyerah!” Gun tetap tidak bergeming dan menuruh Pim untuk berhenti membrontak.
“Aku janji, aku akan kirim kabar tentang diriku ke pihak perusahaan
kamu duluan sebelum yang lain. Jadi biarkan aku pergi.” kata Pim berusaha untuk
bernegosiasi dengan Gun, karena dia menyangka bahwa Gun adalah seorang
reportert (wartawan).
Gun menanyakan apakah Pim benar-benar ingin turun? Dengan cepat Pim
menjawab iya. Dan Gun menghentikan mobilnya dipinggir jalan membiarkan Pim
untuk turun. Setelah itu ia langsung pergi begitu saja.
Pim mengatai Gun dan dengan kebingungan ia bertanya pada dirinya
sendiri, dimana ia sekarang. Lalu ia memasang maskernya kembali.
Gun berjalan dan mengobrol bersama Bosnya. “Jika kamu ingin membuka
kembali kasus ini hanya dengan bukti sekarang, berapa persen kamu pikir, kita
bisa menangkap pelaku?” kata Boss Gun.
Mereka sampai kearea untuk menembak,Maksud Anda, saya harus menemukan
beberapa bukti?” tanya Gun.
Boss Gun mengiyakan pertanyaan Gun,”Jika kasus pacamu dilakukan
Akarawong, mungkin kamu bisa menolong polisi dengan sebuah bukti penting. Itu
melibatkan keuangan Akarawong.”
“Kemudian saya harus melakukan nya secara diam-diam dengan hanya kita
berdua yang tau tentang ini.” kata Gun yang dibalas dengan anggukan oleh
Bosnya.
Lalu Gun yang sudah memakai kacamata untuk menembak, mengambil pistol
didepannya. Dor .. Ia menembak papan sasaran didepannya, tepat dibagian dada.”
Teman Gun berdiri agak jauh didepan sebuah ruangan, ia melaporkan pada
Gun melalui telepon bahwa ia berpikir laptop milik Radee diletakan didalam
ruangan komputer atau gudang penyimpanan mereka.
Gun datang dari arah belakang menghampirinya,”Kita harus mencari
disetiap tempat.”
Teman nya mengangguk. Lalu saat seorang karyawan lewat, ia mematikan
teleponnya. Dan Gun memalingkan wajahnya.
Ketika semua orang diruangan itu sudah keluar, Gin dan temannya
berusaha untuk masuk. Tapi disana ada sebuah kode, sehingga mereka tidak bisa
masuk kedalam, jadi dengan diam-diam Gun mengintip kedalam ruangan itu. Pada
saat itu, seorang karyawan datang dan mengejutkan mereka berdua.
Mereka berjalan seperti ingin pergi dan karyawan memperhatikan mereka.
Ketika karyawan itu yakin mereka tidak melihatnya, ia tidak memencet tombol apapun
untuk memasukan kode, tapi ia hanya menggunakan tag namanya untuk masuk
kedalam.
Gun dan temannya melihat itu.
“Barang dibangku belakang adalah reaktan. Itu
sangat berharga. Aku tidak akan membiarkan Akarawong jatuh! Tidak peduli apapun
resikonya itu, kamu harus melakukannya.’ Win mengingat perkataan
Ayahnya itu dan ia melirik kearah sebuah kotak merah yang ada dibelakangnya. Ia
terlihat kebingungan. Lalu ia menelepon Pat dan mengabarkan bahwa ia akan
menjemput Khun Pim, jadi tolong beritahu dia.
Dirumah Prapas.
“Akarawong adalah keluarga lama dibisnis kimia. Mereka pernah terlibat
dalam penjualan narkotika itu dimulai dari Ayah Tuan Ak dan sekarang berlaih ke
anaknya Kawing Akarawong.” jelas pria berbaju putih pada Prapas.
Kemudian Prapas membaca dokumen yang ia terima dan berterima kasih
padanya.
Saat Win mengatar Pim pulang, Nam menaruh barang-barang milik Pim
kedalam mobil Win. Ketika itu ia melihat sebuah kotak merah dibangku belakang.
Jadi saat Pat dan mereka berdua sedang asik mengobrol, Nam menaruh kotak merah
itu bersama barang-barang dari fans Pim, ia menatap tajam pada Win dari
belakang.
Win dan Pim makan bersama diseuah restoran. Pada saat itu seorang pria
membuka mobil Win yang berada ditempat parkir dan mengambil kotak merah yang
ada didalamnya.
Diapatermen Pim, security membantunya membawa barang-barangnya. Disana
ada sebuah kotak merah besar. Lalu Pim pamit dan mereka berpisah.
Pim masuk kedalam gedung dan saat lift terbuka. Ia melihat Gun berada
didalam, jadi ia berteriak memanggil satpam,”Hanya karena aku tidak
melaporkanmu terakhir kali, bukan berarti kamu bisa melakukan ini. Bagaimana
kamu berani mengikutiku ke tempatku.”
Pim berbalik dan menyuruh Satpam itu untuk menelepon polisi, tapi
Satpam itu segera mengatakan padanya bahwa Gun adalah tetangga nya. Dia tinggal
disini juga. Pim terkejut dan berbalik menghadap Gun, ia menahan pintu lift
yang akan tertutup.
Lalu Gun mengatakan,”Apa kamu akan masuk atau tidak? Jika tidak, akau
akan tutup pintunya.”
Pim terlihat kesal dan melepaskan peganganya dan pintu lift tertutup.
lalu Pim mengomel.
Pada saat Pim tiba dilantai 22, ia berkata pada dirinya
sendiri,”Lantai ini adalah yang terbaik dan paling mahal. Laki-laki itu tidak
akan pernah tinggal dilantai yang sama seperti ku.” Pim berjalan kearah
apatermen nya, tapi saat berada dilorong, ia terkejut melihat Gun dan
memanggilnya,”Hey! Kamu orang gila! Tidak bisakah kamu dengar aku panggil?!”
Gun berbalik serta membalasnya,”Lantai ini lebih tenang. Hanya ada
kita. Jika kamu ingin mempertahankan hubungan antara tetangga seprti ku dan
yang lainnya, kamu harus mengecilkan suara kamu sedikit.”
Pim kesal dengannya, tapi Gun segera mengenalkan dirinya dan berbalik
untuk pergi. Pim menghampirinya dan mengatakan bahwa ia tidak akan mempercayai
kebohongannya.
“Aku mengerti perasaan mu, Khun Pimdao. Jika itu aku, aku akan malu
mejadi seperti kamu sekarang. Kamu berteriak sangat banyak padaku, tapi
akhirnya, kita menjadi tetangga. Begitu memalukan.” kata Gun mengejek Pim.
Pim marah dan bilang bahwa ia akan menelepon polisi. Tapi Gun berbalik
lagi,”Apa kamu yang inginkan sebenarnya? Mengikuti ku ke ruangan ku seperti
ini? Apa itu aku atau kamu yang harus melaporkan kepolisi?”
Gun melambaikan tangannya kearah CCTV dan meminta tolong, menunjuk dan
mengatakan bahwa ada wanita yang menguntit nya. Jadi Pim merasa kesal, lalu ia berjalan pergi, tapi
ia berhenti sebentar dan melihatin Gun dengan tatapan sangat kesal.
Gun masuk kedalam apatermennya, dia teringat ketika ia dan temannya
Jade sengaja datang kesana.
“Tepat disamping Khun Pimdao, seperti yang kamu inginkan. Pacarku akan
datang sesekali ketika ia merasa kesepian dirumah. Selama itu, kamu bisa
tinggal disini.”
Gun duduk dan menatap kedepan,”Kamu akan mendapatkan keadilan, Radee.”
Prapas sedang berada dikantor bersama temannya, mereka membicarakan
tentang Akarawong. Lalu karyawan nya datang membuka pintu dan membawa seorang
tamu yaitu Ak. Ak menyapa Prapas dengan senyum licik diwajahnya.
Didalam ruangan tinggal Prapas dan Ak berdua, Ak memberikan dua buah
cek pada Prapas. Yang pertama sudah ada dia tuliskan nominalnya, yang kedua
adalah cek kosong untuk Prapas isi sendiri, jika ia tidak puas dengan nominal
yang ada pada cek pertama. Setelah itu Ak menatap dengan percaya diri pada
Prapas.
Lalu Prapas mengambil cek itu dan merobeknya,”Aku tau segalanya
tentang kaiian dan aku percaya kamu juga tau seorang pensiunan polisi sepertiku
memeliki banyak rekan. Menemukan penjahat, mencari informasi, itu tidak sulit.”
Ak tersenyum dan berdiri,”Ayo jangan bentengkar tentang ini, Khun
Prapas. Orang yang akan terluka adalah anak kita. Kamu tau mereka saling
mencintai.”
Prapas membalasnya bahwa ia akan berhenti untuk mencari tau tentang
kejahatan yang Ak lakukan, tapi dengan syarat Ak harus membatalkan pernikahan antara
anak Ak dan Anak nya dulu. Dan Prapas menatapnya dengan tatapan menantang pada
Ak, yang terdiam.
Jade datang ke apatermen Pim dengan peran sebagai petugas perbaikan.
Ia menghubungi Gun melalui sebuah alat. Seorang wanita bersih-bersih dikamar
Pim, membukakan pintu untuk Jade masuk.
Diapatermen Gun, ia memberitahu Jade bahwa pagi ini Pim menyuruh
seorang pekerja untuk menyalakan lampu ketika keluar pagi ini, karena itu
datang putuskan arusnya. Setelah itu pergi ke kamar Khun Kanjana di lantai 21.
Setelah itu Jade mengatakan bahwa ia mengerti, lalu ia menanyakan
kepada wanita pembersih dibelakangnya tempat sambungan listrik berada. Wanita
itu tidak curiga sedikitpun kepada Jade, jadi ia menunjukan arah untuknya. Dan
wanita itu sendiri melanjutkan pekerjaannya, meninggalkan Jade sendirian.
Jade kembali kedalam apatermen Gun dan mereka makan mie cup
bersama-sama. Lalu Jade menanyakan Gun apakah ia telah memberitahu Kyo dan Wit,
tapi Gun menjawab tidak, sebenarnya ia tidak ingin melibatkan mereka dan Jade
juga kedalam bahaya.
Dengan tegas Jade bilang jika iya sudah menganggap Radee dan Non
sebagai keluarga, jadi dia sudah siap mengambil resiko.
Ditempat parkir, Pim yang baru turun dari mobilnya melihat mobil Gun
yang terpakir disamping mobilnya. Ia
menghampiri mobil Gun dan mengintip kedalam sambil mengomel.
Tepat saat itu, Gun yang sedang berada didalam mobil membuka kaca
mobilnya. Sehingga Pim terkejut dan berjalan pergi.
“Kamu tidak bisa hanya berjalan begitu saja setelah mengintip
disekitar mobil seseorang seperti itu. Jika rekaman CCT itu tersebar, apa yang
akan orang katakan, hah? Ratu P memiliki kebiasaan yang tidak biasa. Seperti
mengintip ke mobil tetanggannya,” kata Gun.
Pim segera berbalik menghadap Gun dan menanyakan apa yang Gun ingin
kan, tapi Gun membalas seharusnya ia yang menanyakan itu. Pim merasa kesal dan
berjalan pergi dan Gun mengikutinya kedalam lift. Pim ingin keluar dari lift
saat Gun masuk, tapi Gun menahannya,”Apa kamu tidak bisa melihatku sebagai
orang baik, Khun Pimdao? Lagipula, kita tetangga.”
Pim membalas perkatan Gun dan Gun bilang bahwa dulu ia sering bermain,
jadi ia minta maaf. Lalu mereka berdua diam. Saat lift terbuka Pim segera
keluar, sedangkan Gun tersenyum kecil.
Gun keluar dari lift juga, ia berjalan seperti ingin pergi kearah
kamarnya. Tapi tidak, Gun berhenti dan menunggu suara Pim. Jadi ketika Pim
tiba-tiba berteriak meminta tolong, ia tersenyum.
“Kapanpum Khun Phimdao membuka pintu, lampu akan mati. Aku hanya perlu
kesana dan memasang alat pendengar.” Kata Jade pada Gun. Lalu Gun membalas
bahwa itu tidak apa, karena ia yang akan melakukannya.
Gun datang ke apatermen Pim dan menyinari Pim dengan cahaya senter,
sehingga Pim merasa silau dan mengomel padanya. Gun sendiri pura-pura tidak
peduli dan berbalik seperti ingin pergi dari sana.
“Hey! Kamu tidak ingin menolong ku?” kata Pim memanggil Gun yang
berjalan pergi. Gun langsung berbalik dan tertawa kecil, lalu iya menyinari Pim
lagi menggunakan senternya.
Gun membantu Pim yang terjatuh tadi untuk berdiri dan menuntunnya ke
teras. Pim mulai mengomel, mengapa hanya tempatnya yang mati? Sedangkan Gun
tidak, yang lain juga. Gun membalas bagaimana ia tau? Pim bilang ia tidak tau
juga dan ia ingin mekanik untuk datang dan memperbaikinya sekarang juga.
“Lihat. Aku bukan bawahan mu, okay? Alasan aku menolongmu adalah
karena kamu memanggil ku.” Kata Gun dengan jelas didepan Pim. Sehingga Pim
merasa kesal dan ingin menjauh dari Gun, tapi ketika ia akan berdiri, kakinya
masih sakit karena jatuh tadi. Jadi Gun ingin memegang dan membantunya untuk
duduk kembali, tapi Pim segera menolak dan kembali duduk.
Saat Gun ingin pergi, Pim panik dan menanyakan kemana Gun akan pergi? Lalu
Gun berbalik menatap Pim dan menjawab dengan wajah yang serius,”Mengambil pisau
untuk memotong leher mu mungkin.”
Pim terlihat kaget. Gun melanjutkan bahwa ia kaki Pim harus diobati. Olesi
obat dan taruk ice, itu akan membuatnya lebih baik. Lalu ia pergi dan Pim
mengatai Gun, pria gila dengan suara yang kecil.
Gun pergi kedapur dan memasang alat perekam dibawah meja. setelah itu
ia melihat kesekeliling dan masuk kedalam kamar Pim serta meletakan satu alat
perekam juga disamping meja ditempat tidur Pim.
Diluar Pim terlihat curiga melihat seperti ada seseorang yang masuk
kedalam kamarnya, tapi karena keadaan gelap ia jadi tidak bisa melihat apapun. Dan
Pim berjalan dengan langkah tertatih dan mengintip kedalam kamarnya. Lalu ia
meneriakan Gun, apa yang sedang ia lakukan?
Gun datang dari arah belakangnya sambil membawa perlengkapan untuk
mengobati Pim. Sedangkan Pim terkejut dan bingung, ia menunjuk Gun dan lalu
kearah kamarnya, tapi akhirnya ia menurunkan tangannya begitu saja.
Gun membantu Pim, mengobati kakinya. Lalu Gun menyuruh Pim untuk
membeli Cold Pack lain kali, harganya pun tidak mahal. Tapi lagi-lagi dengan sewot,
Pim menjawab jika Gun tidak ingin membantunya, maka pergilah. Jadi Gun melepaskan
kaki Pim dan berdiri, lalu ia bilang pada Pim,”Kamu ingin aku pergi? Jika lampu
dikamar mu tidak hidup, apa kamu yakin bisa sendiri?” kata Gun sambil menunduk
kearah Pim yang sudah terlihat ketakutan.
Pim melihat kesekeliling nya dengan takut, lalu ia memanggil Gun untuk
jangan pergi, ia mohon. Jadi Gun kembali dan memakan snack yang ada didapur Pim
dengan santai.
Pim menghela nafas melihat tingkah Gun yang cuek. Pim bertanya pada
Gun, kenapa segala sesuatu yang terjadi pada nya pas sekali. Pas sekali ia bisa
masuk kedalam mobil Gun? Gun menjawab bahwa seharusnya ia yang menanyakan itu pada
Pim dan ia tidak memaksa Pim untuk masuk kedalam mobilnya hari itu.
“Kemudian kamu menjadi tentangga ku juga pas sekali?” tanya Pim lagi,
tidak percaya dengan Gun, tapi Gun segera membalas apakah Pim pikir ia seorang
penguntit dan Pim membenarkannya.
Gun merasa kesal dan mengejek Pim yang terlalu banyak bermain film. Pim
kesal dan memalingkan mukanya. Lalu pada saat itu Gun menekan tombol dihpnya
secara diam-diam dan lampu hidup.
Pim merasa senang karena lampunya telah hidup. Kemudia dengan nada
sombong ia bilang pada Gun bahwa lampunya telah hidup, jadi Gun bisa pergi sekarang. Terima kasih.
Diapatermen nya sendiri, Gun membuka hpnya dan mendengarkan suara Pim
yang sedang berteleponan dengan Win. Saat pagi Gun masih tetap mendengarkan
suara Pim, yang kali ini sedang berteleponan dengan Nam untuk mengabarkan bahwa
ia akan telat. Malam harinya lagi, Pim menelepon Pat untuk menyakan jadwal nya
dan meminta supaya Jumat, tanggal 13, ia tidak bekerja.
Tags:
Game Maya