Sinopsis Thai-Drama : Game Maya Episode 2 - 2



Content and Images by OneHD




Dear berjalan menaiki tangga dan pada saat itu ia melihat Khun Kawin berdiri didepan kamarnya, tapi ia berjalan begitu saja melewati Win. Tepat saat Dear ingin masuk kedalam kamarnya, Win memanggilnya dan mengatakan bahwa ia sudah lama tidak melihatnya dan Sumet bilang kepada dia, ada seorang laki-laki yang mengatar Dear kemarin.
Dear membalasnya, apakah Win memata-matainya? Dan Win menjawab, ia tidak tahan melihat Dear keluar bersama dengan orang lain. Jika Dear ingin membencinya, maka kutuk saja dia.
“Sakit bukan? Ini adalah apa yang aku ingin kamu rasakan, seperti apa yang kurasa.” Kata Dear dengan keras dan ia membuka pintu.
Win mengikuti Dear masuk dan memanggilnya,”Segera, saat perusahaan kita membaik. Ketika hari itu datang, aku akan putus dengan Pimdao.” Kata Win berusaha  untuk membujuk Dear.
“Berapa kali kamu telah bilang itu kepadaku?! Sekarang seluruh dunia tau kamu dan Pimdao saling mencintai. Untuk ku, aku adalah seseorang yang menunggu sisa milik Pimdao.” Balas Dear kepada Win dan berjalan menuju teras.

Sekali lagi Win mengikutinya dan memohon pada Dear untuk menunggunya. Win memegang tangan Dear serta meminta nya untuk jangan seperti itu padanya. Dengan marah, Dear melepaskan tangan Win dan menyuruh win untuk menyelesaikan apa yang telah ia katakan dulu, kemudian baru Win boleh datang kembali dan bicara dengannya. Jadi Dear pergi keluar, meninggalkan Win.
Ibu Pim sudah bersiap untuk pergi, tapi suaminya Prapas menghentikannya dan bertanya kenapa istrinya itu tidak memberitahunya kemana ia akan pergi. Istrinya balik dan menjawab pertanyaan suaminya, tapi saat ia baru akan keluar.
“Noon bilang kemarin Ak datang untuk bertemu kamu.” Kata Prapas, sehingga istrinya berhenti, lalu ia melanjutkan,”Kamu tau sifat ku, Napa. Tidak peduli berapa banyak pun uang yang Ak berikan ke kamu, kembalikan ke dia dan aku tidak akan marah ke kamu.”

Napa berbalik menghadap Prapas dan menanyai ada apa dengannya, uang yang Ak berikan itu adalah mahar untuk anak mereka. Lalu ia berjalan keluar dengan kesal. Tapi Prapas mengejarnya,”Dan bagaimana tentang uang yang anak kita berikan ke kamu, tapi kamu malah menghabiskannya kedalam invenstasi yang buruk. Apakah itu tidak cukup?” tanya Prapas.
Napa terlihat tidak terima dengan suaminya dan ia membalas,”Mengapa kamu mengributkan itu? Lagian apa yang aku inginkan bukan uang nya. Khun Kawin memiliki latar belakang keluarga yang bagus. Walaupun ia anak adopsi ia masih termasuk Arakawong. Jika anak kita menikah dengannya, itu akan membuat anak kita hidup lebih baik.” Lalu Napa berjalan pergi, tapi lagi-lagi Prapas menghentika langkahnya.
Dengan tegas Prapas mengatakan dan menjelaskan dengan jelas kepada isrtinya,“Nama keluarga yang sudah lama tidak berarti mereka orang yang bagus atau bisa menolong kehidupan anak kita. Mereka bukan orang yang bagus seperti yang kita lihat. Arakawong melakukan bisnis Illegal, mereka terlibat dengan obat-obatan, pembunuhan, dan pencucian uang. Apa kamu pikir kita harus membiarkan anak kita terlibat dengan orang itu? Aku menentang ini.”
Napa kesal dan menjawab balik Prapas bahwa jika mereka benar-benar melakukan itu, mengapa polisi tidak menangkap mereka dan memasukan mereka ke penjara? Lalu ia menghela napas dan pergi dengan kesal.

Saat Napa sudah selesai dengan urusannya, ia keluar sambil berteleponan dengan temannya, tapi pada saat itu seorang pencuri, menarik tasnya. Lalu Napa berusaha melawan dan memegang tasnya dengan erat. Ketika itu sipencuri mengeluarkan pisau dan melukai tangan Napa, lalu ia berlari meninggalkan Napa yang pingsan karena Syok.
Tepat pada saat itu, Gun melihatnya dari dalam mobil. Jadi ketika pencuri itu lari kencang, Gun membuka pintu mobilnya, sehingga Pencuri itu terkena pintu mobli ku dan jatuh. Lalu pencuri itu berusaha untuk menusuk Gun, tapi Gun melawannya.
Si pencuri sendiri langsung berlari dan menjadikan seorang wanita dijalanan sebagai sanderanya, ia mengancukan pisaunya kearah Gun. Saat wanita yang dijadika Sandera itu berhasil lepas, Gun langsung melumpuhkan dan menahannya. Lalu Gun membantu Napa yang sedang pingsan.
Prapas masuk kesebuah ruangan sambil berteleponan dengan seseorang. “Aku tau kamu sibuk, tapi jika kamu ingin aku menunggu sampai kamu pulang, aku tidak bisa menunggu lagi. Pim, aku akan menaruh dokumen-dokumen ini di kamar kamu, okay? Ambil dan lihat itu ketika kamu pulang. Dan jangan ceritakan kepada siapapun tentang ini. Termasuk Kawin, ngerti?” kata Prapas dengan cepat kepada Pim ditelepon. Pada saat itu sebuah panggilan masuk, jadi ia mengangkatnya dan ia menjadi terkejut ketika ia mendengar kabar Isrtrinya mengalami kecelakaan. Lalu Prapas pergi dan meninggalkan dokumen itu begitu saja dimeja Pim.
Saat Prapas keluar, dua orang pria berbaju hitam terlihat seperti telah menunggunya. Salah seorang pria menghubungin Boss mereka Ak, untuk mengabarkan bahwa Prapas kini telah sendirian. Jadi Ak menyuruh mereka untuk tetap mengikutinya dan tetap infokan ke dia juga.

Prapas mengunjungi istrinya dan mengomel kepadanya. Napa menanyakan dimana Pim padanya, tapi lalu Prapas dengan tegas mengatakan kepada istrinya bahwa ia tidak akan menyutujui itu. Napa langsung membalas suaminya untuk jangan menghentikan Pim, karena besok Kawin akan mengabarkan tanggal pernikahan yang baru pada Pim.
Gun yang masih berada disana merasa tidak enak pada mereka dan mengundurkan diri. Tiba-tiba Pim datang dan ia terkejut oleh kehadiran Gun disana.
Diluar Prapas mengatakan pada Pim setelah ia mengantar Ibunya pulang, ia akan bicara dengannya diapatermennya nanti. Pim bingung dan menanyakan pada Ayahnya, apakah itu penting? Dan Ayahnya mengiyakan.



Ditempat lain, Ak dilempari dengan sebuah Kotak Merah oleh seorang pria tua berjenggot. Ak memanggilnya dengan sebutan Boss. Dan Boss itu marah karena ia pertamanya ia pikir bahwa Ak pintar, menipu polisi dengan meletakan barang itu didalam kotak hadiah, tapi apa yang terjadi, katanya dengan marah kepada Ak.
Ak menundukan kepalanya dan meminta maaf akan kesalahannya itu. Tapi Boss itu tidak peduli itu salah siapa. Win yang berdiri disana beserta dua orang karyawan Ak, hanya bisa diam. “Pergi urus ini dan selesaikan! Jangan sampai terjadi masalah!” teriak si Boss, lalu ia bersama dua orang pengawalnya itu berjalan pergi dari sana.
Setelah Boss pergi, Ak langsung memarahi Win,”Apa yang terjadi, hah?! Kemana barang itu pergi?! Kamu dengar apa yang dikatakan Boss. Urus itu secepat mungkin! Pergi!”
Win segera pergi bersama satu karyawannya. Dan didalam mobil giliran Win yang memarahi Karyawannya itu,”Mengapa kamu tidak sadar kalau berat kotak nya itu tidak sama?! Bagaimana bisa hadiah fans dan reaktan milik Boss berat kotak nya sama, bodoh!”
Orang itu hanya bisa bilang maaf, sedangkan Win terlihat sangat kesal dan marah, lalu ia teringat ketika ia mengantar Pim pulang dan seorang satpam membantu Pim membawakan barang-barang hadiah itu. Lalu Win marah pada dirinya sendiri. Sebuah panggilan masuk dan Win mengangkatnya dengan emosi, ia memerintahkan pada orang itu untuk jangan membiarkan Ayahnya tau bahwa mereka belum bisa menemukan itu atau mereka akan mati.


Win menghubungi Pim dan pada saat Pim mengangkatnya, Gun yang berada diapetermen nya sendiri, ikut mendengarkan pembicaraan Pim. Win menceritakan bahwa ia ada meninggalkan sesuatu dimobilnya tempo hari. Itu sebuah kotak hadiah yang Ayahnya persiapkan untuk diberikan kepada Kakaknya. Sebuah kotak merah. Ia pikir itu tercampur dengan hadiah milik Fans Pim, ketika ia mengantar Pim pulang tempo hari.

Dengan senyum, Pim menawarkan diri untuk mengeceknya dulu. Dan saat ia membuka kamar penyimpanannya, disana banyak terdapat kotak merah. Jadi ia tidak tau yang mana dan ia menanyakan Win apa isi kotak itu, jadi ia bisa membelikan yang sama, karena kalau Win ingin ia mencari itu, maka ia harus membuka semua kotak itu satu-persatu.
Tapi dengan buru-buru, Win langsung mengatakan “Tidak!” dengan keras. Ia beralasan bahwa Pim tidak perlu melakukan itu, karena itu akan merepotkannya. Jadi ia akan menyuruh sekretarisnya kesana dan melihat nya.
Gun terlihat curiga dengan Win yang tiba-tiba menolak dengan keras seperti itu.”Sebuah kotak merah?” katanya pada diri sendiri.
Win memberi perintah pada karyawannya bahwa mereka harus mencari cara untuk bisa mengambil barang itu diruangan Pimdao. Dan ia menggaruk kepalanya sendiri karena stress memikirkan bagaimana mereka akan melakukan itu. Lalu tiba-tiba raut wajahnya berubah, sepertinya Win telah menemukan sebuah ide.

Pim datang keapatermen Gun dengan sebuah hadiah sebagai ucapan terima kasih. Tiba-tiba saat ia telah memberikan itu kepada Gun dan akan pergi, lampu mati. Jadi Pim menumpang didalam apatermen Gun.
Ketika Pim duduk dimeja makan, Gun baru sadar bahwa ia menaruh banyak majalah tentang Pim diatas meja dan saat Pim tidak melihat itu, ia menyingkirkan semua itu dari atas meja. Lalu Gun menyuruh Pim kembali keruangannya sendiri, tapi Pim menolak karena jalannya gelap, jadi bagaimana ia bisa kembali?

Gun mengatakan bahwa ia akan mengantar Pim dan ia langsung menarik Pim untuk berdiri. Gun mendorong Pim, tapi karena takut Pim berbalik. Dan mereka berdiri berhadapan dengan saling bertatapan. Lampu menyala, tapi mereka masih saling bertatapan.

Tiba-tiba Kyo datang dan terkejut melihat mereka, lalu ia memanggil nama Gun, sehingga Gun tersadar. Pim sendiri langsung pamit pergi ketika ia melihat Kyo.
Diluar Gun menceritakan pada Koy bahwa ia tidak ada hubungan antara dia dan Pimdao. Apa yang sedang ia lakukan saat ini adalah untuk Radee dan P’Non. Dengan menghela nafas Koy menjawab jika ia tau bahwa Gun tidak pernah bohong padanya, jadi ia akan percaya pada Gun kali ini. Lalu sebuah taxi datang dan mereka berpisah.


Sebuah mobil hitam berpapasan dengan Gun. Tiba-tiba seorang pria berlari dan jatuh di depan mobil itu, ia berteriak meminta pertolongan. Prapas keluar dari mobilnya, lalu tepat saat itu, pria itu berlari, sehingga Prapas kebingungan. Tapi tiba-tiba datang dua orang berbaju hitam meneriakan pria yang berlari itu, lalu mereka mengancungkan pistolnya. Prapas yang melihat itu mengangkat tangannya untuk meminta mereka berhenti, tapi mereka tersenyum dan menembak Prapas. Tiga kali. Dor.. Dor.. Dor..
Gun yang baru akan masuk kedalam gedung, terkejut mendengarnya. Ia segera berlari kelokasi kejadian, tapi ia terlambat. Dua pria itu telah melarikan diri, sedangkan Prapas telah jatuh ketanah. Gun menelepon melaporkan kejadian itu dan memanggil Prapas. Lalu ia teringat akan sesuatu.


Ketika Pim sedang membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara ketukan dipintu. Sehingga ia membukanya, karena mengira bahwa itu Ayahnya. Tapi ia menjadi bingung saat Gun yang berdiri disana dan langsung mengajaknya bertemu dengan Ayahnya serta menarik tangannya supaya Pim mau ikut.
Diluar Pim bingung melihat mobil Ayahnya serta polisi banyak disana. Lalu ia segera berlari ketika melihat jasad Ayahnya dan menangis memanggil Ayahnya. Gun hanya bisa berdiri diam disana, lalu ia memegang Pim berusaha untuk menenangkan nya. Dan Ayahnya dibawah masuk kedalam mobil ambulans dengan ditutupi sebuah kain putih.

Dirumahnya, Nam sedang bekerja. Lalu seorang wanita berteriak memanggilnya dan juga sebuah panggilan telepon masuk, jadi Nam berjalan keluar untuk mengangkat teleponnya. Itu adalah telepon dari Khun Kawin.
Wanita yang berteriak memanggil Nam tadi menghampiri Nam dan menjambak rambutnya, karena Nam mengabaikannya. Nam menjerit kecil, lalu ia memohon dan menunjuk bahwa ia sedang menerima telepon. Tapi Wanita itu tidak peduli dan tetap menarik rambut Nam.
Setelah Nam telah selesai, ia berteriak kesakitan dan ia memanggil wanita itu dengan sebutan Ibu. Ibunya itu meminta uang padanya dengan melotot, tapi Nam menjawab jika Ibunya lapar, didapur ada makanan, ia ada memasak sesuatu untuknya tadi. Ibu Nam tidak peduli dengan itu, ia merogoh kantong Nam dan mengambil uangnya. Lalu ia pergi. Nam berdiri menangis disitu.

Dari belakang Win memanggil Nam. Ternyata alasan Win datang kesana adalah untuk meminta kunci apatermen milik Pim. Ia beralasan bahwa ia kehilangan kunci duplikat apatermen Pim dan ia takut Pim akan marah padanya. Jadi ia ingin meminjam punya Nam.
Nam menjawab Win tidak perlu melakukan ini, ia akan membuatkannya besok. Tapi Win membujuk nya dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menunggu sampai besok, jadi ia mohon untuk Nam meminjamkan itu padanya sekarang. Ia akan mengembalikan itu kepada nya nanti. Jadi Nam menyetujuinya.
Setelah itu Win pamit pada Nam, ia menyentuh pundak Nam sesaat untuk menghiburnya karena kejadian tadi. Lalu Nam terenyum malu dan memegang pundaknya yang disentuh Win tadi.
Pada saat Win ingin pergi,tiba-tiba ia terkejut mendengar Nam yang sedang menerima telepon dan mengatakan bahwa Ayah Pim telah meninggal.

Pim duduk dan menangis. Disana Gun menemaninya dalam diam. Lalu dua orang polisi datang mengabarkan,”Sekarang kami sedang mencoba mencari bukti ditempat kejadian. Jika ada kabar, kami akan memberitahukan Anda.”
Gun menghampiri Pim dan memegang pundaknya, menghibur. Lalu Ibu Pim datang bersama dengan Prim, Pat dan ketika Ibu Pim mengetahui bahwa suaminya telah tiada, ia syok dan menangis. Lalu Win dan Nam datang, mereka berdua menemani Ibu dan Pim masuk kedalam ruangan bersama.
Gun berdiri disana menatap Win. Dan Prim melihatnya, tapi ia mengabaikan itu. Lalu beberapa wartawan masuk dan mewawancarai Pat serta Prim mengenai apa yang terjadi pada Ayah Pim, apakah itu karena alasan politik? Bagaimana Pim sekarang?

Post a Comment

Previous Post Next Post