Dear berjalan menaiki tangga dan pada saat itu ia melihat Khun Kawin
berdiri didepan kamarnya, tapi ia berjalan begitu saja melewati Win. Tepat saat
Dear ingin masuk kedalam kamarnya, Win memanggilnya dan mengatakan bahwa ia sudah
lama tidak melihatnya dan Sumet bilang kepada dia, ada seorang laki-laki yang
mengatar Dear kemarin.
Dear membalasnya, apakah Win memata-matainya? Dan Win menjawab, ia
tidak tahan melihat Dear keluar bersama dengan orang lain. Jika Dear ingin
membencinya, maka kutuk saja dia.
“Sakit bukan? Ini adalah apa yang aku ingin kamu rasakan, seperti apa
yang kurasa.” Kata Dear dengan keras dan ia membuka pintu.
Win mengikuti Dear masuk dan memanggilnya,”Segera, saat perusahaan
kita membaik. Ketika hari itu datang, aku akan putus dengan Pimdao.” Kata Win
berusaha untuk membujuk Dear.
“Berapa kali kamu telah bilang itu kepadaku?! Sekarang seluruh dunia
tau kamu dan Pimdao saling mencintai. Untuk ku, aku adalah seseorang yang
menunggu sisa milik Pimdao.” Balas Dear kepada Win dan berjalan menuju teras.
Sekali lagi Win mengikutinya dan memohon pada Dear untuk menunggunya. Win
memegang tangan Dear serta meminta nya untuk jangan seperti itu padanya. Dengan
marah, Dear melepaskan tangan Win dan menyuruh win untuk menyelesaikan apa yang
telah ia katakan dulu, kemudian baru Win boleh datang kembali dan bicara
dengannya. Jadi Dear pergi keluar, meninggalkan Win.
Ibu Pim sudah bersiap untuk pergi, tapi suaminya Prapas menghentikannya
dan bertanya kenapa istrinya itu tidak memberitahunya kemana ia akan pergi. Istrinya
balik dan menjawab pertanyaan suaminya, tapi saat ia baru akan keluar.
“Noon bilang kemarin Ak datang untuk bertemu kamu.” Kata Prapas,
sehingga istrinya berhenti, lalu ia melanjutkan,”Kamu tau sifat ku, Napa. Tidak
peduli berapa banyak pun uang yang Ak berikan ke kamu, kembalikan ke dia dan
aku tidak akan marah ke kamu.”
Napa berbalik menghadap Prapas dan menanyai ada apa dengannya, uang
yang Ak berikan itu adalah mahar untuk anak mereka. Lalu ia berjalan keluar
dengan kesal. Tapi Prapas mengejarnya,”Dan bagaimana tentang uang yang anak
kita berikan ke kamu, tapi kamu malah menghabiskannya kedalam invenstasi yang
buruk. Apakah itu tidak cukup?” tanya Prapas.
Napa terlihat tidak terima dengan suaminya dan ia membalas,”Mengapa kamu
mengributkan itu? Lagian apa yang aku inginkan bukan uang nya. Khun Kawin
memiliki latar belakang keluarga yang bagus. Walaupun ia anak adopsi ia masih
termasuk Arakawong. Jika anak kita menikah dengannya, itu akan membuat anak
kita hidup lebih baik.” Lalu Napa berjalan pergi, tapi lagi-lagi Prapas
menghentika langkahnya.
Dengan tegas Prapas mengatakan dan menjelaskan dengan jelas kepada
isrtinya,“Nama keluarga yang sudah lama tidak berarti mereka orang yang bagus
atau bisa menolong kehidupan anak kita. Mereka bukan orang yang bagus seperti
yang kita lihat. Arakawong melakukan bisnis Illegal, mereka terlibat dengan
obat-obatan, pembunuhan, dan pencucian uang. Apa kamu pikir kita harus
membiarkan anak kita terlibat dengan orang itu? Aku menentang ini.”
Napa kesal dan menjawab balik Prapas bahwa jika mereka benar-benar
melakukan itu, mengapa polisi tidak menangkap mereka dan memasukan mereka ke
penjara? Lalu ia menghela napas dan pergi dengan kesal.
Saat Napa sudah selesai dengan urusannya, ia keluar sambil
berteleponan dengan temannya, tapi pada saat itu seorang pencuri, menarik
tasnya. Lalu Napa berusaha melawan dan memegang tasnya dengan erat. Ketika itu
sipencuri mengeluarkan pisau dan melukai tangan Napa, lalu ia berlari
meninggalkan Napa yang pingsan karena Syok.
Tepat pada saat itu, Gun melihatnya dari dalam mobil. Jadi ketika
pencuri itu lari kencang, Gun membuka pintu mobilnya, sehingga Pencuri itu
terkena pintu mobli ku dan jatuh. Lalu pencuri itu berusaha untuk menusuk Gun,
tapi Gun melawannya.
Si pencuri sendiri langsung berlari dan menjadikan seorang wanita
dijalanan sebagai sanderanya, ia mengancukan pisaunya kearah Gun. Saat wanita
yang dijadika Sandera itu berhasil lepas, Gun langsung melumpuhkan dan
menahannya. Lalu Gun membantu Napa yang sedang pingsan.
Prapas masuk kesebuah ruangan sambil berteleponan dengan seseorang. “Aku
tau kamu sibuk, tapi jika kamu ingin aku menunggu sampai kamu pulang, aku tidak
bisa menunggu lagi. Pim, aku akan menaruh dokumen-dokumen ini di kamar kamu,
okay? Ambil dan lihat itu ketika kamu pulang. Dan jangan ceritakan kepada
siapapun tentang ini. Termasuk Kawin, ngerti?” kata Prapas dengan cepat kepada
Pim ditelepon. Pada saat itu sebuah panggilan masuk, jadi ia mengangkatnya dan
ia menjadi terkejut ketika ia mendengar kabar Isrtrinya mengalami kecelakaan. Lalu
Prapas pergi dan meninggalkan dokumen itu begitu saja dimeja Pim.
Saat Prapas keluar, dua orang pria berbaju hitam terlihat seperti
telah menunggunya. Salah seorang pria menghubungin Boss mereka Ak, untuk
mengabarkan bahwa Prapas kini telah sendirian. Jadi Ak menyuruh mereka untuk
tetap mengikutinya dan tetap infokan ke dia juga.
Prapas mengunjungi istrinya dan mengomel kepadanya. Napa menanyakan
dimana Pim padanya, tapi lalu Prapas dengan tegas mengatakan kepada istrinya
bahwa ia tidak akan menyutujui itu. Napa langsung membalas suaminya untuk
jangan menghentikan Pim, karena besok Kawin akan mengabarkan tanggal pernikahan
yang baru pada Pim.
Gun yang masih berada disana merasa tidak enak pada mereka dan
mengundurkan diri. Tiba-tiba Pim datang dan ia terkejut oleh kehadiran Gun
disana.
Diluar Prapas mengatakan pada Pim setelah ia mengantar Ibunya pulang,
ia akan bicara dengannya diapatermennya nanti. Pim bingung dan menanyakan pada
Ayahnya, apakah itu penting? Dan Ayahnya mengiyakan.
Ditempat lain, Ak dilempari dengan sebuah Kotak Merah oleh seorang
pria tua berjenggot. Ak memanggilnya dengan sebutan Boss. Dan Boss itu marah
karena ia pertamanya ia pikir bahwa Ak pintar, menipu polisi dengan meletakan barang
itu didalam kotak hadiah, tapi apa yang terjadi, katanya dengan marah kepada
Ak.
Ak menundukan kepalanya dan meminta maaf akan kesalahannya itu. Tapi Boss
itu tidak peduli itu salah siapa. Win yang berdiri disana beserta dua orang
karyawan Ak, hanya bisa diam. “Pergi urus ini dan selesaikan! Jangan sampai
terjadi masalah!” teriak si Boss, lalu ia bersama dua orang pengawalnya itu berjalan
pergi dari sana.
Setelah Boss pergi, Ak langsung memarahi Win,”Apa yang terjadi, hah?!
Kemana barang itu pergi?! Kamu dengar apa yang dikatakan Boss. Urus itu secepat
mungkin! Pergi!”
Win segera pergi bersama satu karyawannya. Dan didalam mobil giliran
Win yang memarahi Karyawannya itu,”Mengapa kamu tidak sadar kalau berat kotak
nya itu tidak sama?! Bagaimana bisa hadiah fans dan reaktan milik Boss berat
kotak nya sama, bodoh!”
Orang itu hanya bisa bilang maaf, sedangkan Win terlihat sangat kesal
dan marah, lalu ia teringat ketika ia mengantar Pim pulang dan seorang satpam
membantu Pim membawakan barang-barang hadiah itu. Lalu Win marah pada dirinya
sendiri. Sebuah panggilan masuk dan Win mengangkatnya dengan emosi, ia
memerintahkan pada orang itu untuk jangan membiarkan Ayahnya tau bahwa mereka
belum bisa menemukan itu atau mereka akan mati.
Win menghubungi Pim dan pada saat Pim mengangkatnya, Gun yang berada
diapetermen nya sendiri, ikut mendengarkan pembicaraan Pim. Win menceritakan
bahwa ia ada meninggalkan sesuatu dimobilnya tempo hari. Itu sebuah kotak
hadiah yang Ayahnya persiapkan untuk diberikan kepada Kakaknya. Sebuah kotak
merah. Ia pikir itu tercampur dengan hadiah milik Fans Pim, ketika ia mengantar
Pim pulang tempo hari.
Dengan senyum, Pim menawarkan diri untuk mengeceknya dulu. Dan saat ia
membuka kamar penyimpanannya, disana banyak terdapat kotak merah. Jadi ia tidak
tau yang mana dan ia menanyakan Win apa isi kotak itu, jadi ia bisa membelikan
yang sama, karena kalau Win ingin ia mencari itu, maka ia harus membuka semua
kotak itu satu-persatu.
Tapi dengan buru-buru, Win langsung mengatakan “Tidak!” dengan keras. Ia
beralasan bahwa Pim tidak perlu melakukan itu, karena itu akan merepotkannya. Jadi
ia akan menyuruh sekretarisnya kesana dan melihat nya.
Gun terlihat curiga dengan Win yang tiba-tiba menolak dengan keras
seperti itu.”Sebuah kotak merah?” katanya pada diri sendiri.
Win memberi perintah pada karyawannya bahwa mereka harus mencari cara
untuk bisa mengambil barang itu diruangan Pimdao. Dan ia menggaruk kepalanya
sendiri karena stress memikirkan bagaimana mereka akan melakukan itu. Lalu tiba-tiba
raut wajahnya berubah, sepertinya Win telah menemukan sebuah ide.
Pim datang keapatermen Gun dengan sebuah hadiah sebagai ucapan terima
kasih. Tiba-tiba saat ia telah memberikan itu kepada Gun dan akan pergi, lampu
mati. Jadi Pim menumpang didalam apatermen Gun.
Ketika Pim duduk dimeja makan, Gun baru sadar bahwa ia menaruh banyak
majalah tentang Pim diatas meja dan saat Pim tidak melihat itu, ia
menyingkirkan semua itu dari atas meja. Lalu Gun menyuruh Pim kembali keruangannya
sendiri, tapi Pim menolak karena jalannya gelap, jadi bagaimana ia bisa
kembali?
Gun mengatakan bahwa ia akan mengantar Pim dan ia langsung menarik Pim
untuk berdiri. Gun mendorong Pim, tapi karena takut Pim berbalik. Dan mereka
berdiri berhadapan dengan saling bertatapan. Lampu menyala, tapi mereka masih
saling bertatapan.
Tiba-tiba Kyo datang dan terkejut melihat mereka, lalu ia memanggil
nama Gun, sehingga Gun tersadar. Pim sendiri langsung pamit pergi ketika ia
melihat Kyo.
Diluar Gun menceritakan pada Koy bahwa ia tidak ada hubungan antara
dia dan Pimdao. Apa yang sedang ia lakukan saat ini adalah untuk Radee dan P’Non.
Dengan menghela nafas Koy menjawab jika ia tau bahwa Gun tidak pernah bohong
padanya, jadi ia akan percaya pada Gun kali ini. Lalu sebuah taxi datang dan
mereka berpisah.
Sebuah mobil hitam berpapasan dengan Gun. Tiba-tiba seorang pria
berlari dan jatuh di depan mobil itu, ia berteriak meminta pertolongan. Prapas keluar
dari mobilnya, lalu tepat saat itu, pria itu berlari, sehingga Prapas
kebingungan. Tapi tiba-tiba datang dua orang berbaju hitam meneriakan pria yang
berlari itu, lalu mereka mengancungkan pistolnya. Prapas yang melihat itu
mengangkat tangannya untuk meminta mereka berhenti, tapi mereka tersenyum dan
menembak Prapas. Tiga kali. Dor.. Dor.. Dor..
Gun yang baru akan masuk kedalam gedung, terkejut mendengarnya. Ia segera
berlari kelokasi kejadian, tapi ia terlambat. Dua pria itu telah melarikan
diri, sedangkan Prapas telah jatuh ketanah. Gun menelepon melaporkan kejadian
itu dan memanggil Prapas. Lalu ia teringat akan sesuatu.
Ketika Pim sedang membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara ketukan
dipintu. Sehingga ia membukanya, karena mengira bahwa itu Ayahnya. Tapi ia menjadi
bingung saat Gun yang berdiri disana dan langsung mengajaknya bertemu dengan
Ayahnya serta menarik tangannya supaya Pim mau ikut.
Diluar Pim bingung melihat mobil Ayahnya serta polisi banyak disana. Lalu
ia segera berlari ketika melihat jasad Ayahnya dan menangis memanggil Ayahnya. Gun
hanya bisa berdiri diam disana, lalu ia memegang Pim berusaha untuk menenangkan
nya. Dan Ayahnya dibawah masuk kedalam mobil ambulans dengan ditutupi sebuah
kain putih.
Dirumahnya, Nam sedang bekerja. Lalu seorang wanita berteriak
memanggilnya dan juga sebuah panggilan telepon masuk, jadi Nam berjalan keluar
untuk mengangkat teleponnya. Itu adalah telepon dari Khun Kawin.
Wanita yang berteriak memanggil Nam tadi menghampiri Nam dan menjambak
rambutnya, karena Nam mengabaikannya. Nam menjerit kecil, lalu ia memohon dan
menunjuk bahwa ia sedang menerima telepon. Tapi Wanita itu tidak peduli dan
tetap menarik rambut Nam.
Setelah Nam telah selesai, ia berteriak kesakitan dan ia memanggil
wanita itu dengan sebutan Ibu. Ibunya itu meminta uang padanya dengan melotot,
tapi Nam menjawab jika Ibunya lapar, didapur ada makanan, ia ada memasak
sesuatu untuknya tadi. Ibu Nam tidak peduli dengan itu, ia merogoh kantong Nam
dan mengambil uangnya. Lalu ia pergi. Nam berdiri menangis disitu.
Dari belakang Win memanggil Nam. Ternyata alasan Win datang kesana
adalah untuk meminta kunci apatermen milik Pim. Ia beralasan bahwa ia
kehilangan kunci duplikat apatermen Pim dan ia takut Pim akan marah padanya. Jadi
ia ingin meminjam punya Nam.
Nam menjawab Win tidak perlu melakukan ini, ia akan membuatkannya
besok. Tapi Win membujuk nya dan mengatakan bahwa ia tidak bisa menunggu sampai
besok, jadi ia mohon untuk Nam meminjamkan itu padanya sekarang. Ia akan
mengembalikan itu kepada nya nanti. Jadi Nam menyetujuinya.
Setelah itu Win pamit pada Nam, ia menyentuh pundak Nam sesaat untuk
menghiburnya karena kejadian tadi. Lalu Nam terenyum malu dan memegang
pundaknya yang disentuh Win tadi.
Pada saat Win ingin pergi,tiba-tiba ia terkejut mendengar Nam yang
sedang menerima telepon dan mengatakan bahwa Ayah Pim telah meninggal.
Pim duduk dan menangis. Disana Gun menemaninya dalam diam. Lalu dua orang
polisi datang mengabarkan,”Sekarang kami sedang mencoba mencari bukti ditempat
kejadian. Jika ada kabar, kami akan memberitahukan Anda.”
Gun menghampiri Pim dan memegang pundaknya, menghibur. Lalu Ibu Pim
datang bersama dengan Prim, Pat dan ketika Ibu Pim mengetahui bahwa suaminya
telah tiada, ia syok dan menangis. Lalu Win dan Nam datang, mereka berdua
menemani Ibu dan Pim masuk kedalam ruangan bersama.
Gun berdiri disana menatap Win. Dan Prim melihatnya, tapi ia
mengabaikan itu. Lalu beberapa wartawan masuk dan mewawancarai Pat serta Prim
mengenai apa yang terjadi pada Ayah Pim, apakah itu karena alasan politik? Bagaimana
Pim sekarang?
Tags:
Game Maya