Sinopsis J-Movie : Girls in the Dark (The Dark Maidens) - 2





Images by Toei, Showgate
Sayuri mempersilahkan Mirei untuk kembali duduk,”Selanjutnya giliran Kominami Akane. Waktu dan tempat dipersilahkan.” Katanya. Lalu Sayuri pun duduk dikursinya, sedangkan Akane berdiri dan membuka lembaran ceritanya.
Pembacaan Cerita Pendek – Macaronage oleh Kominami Akane Kelas 2-B
Pada awalnya, kalau boleh jujur, aku ini tidak suka terhadap Shiraishi Itsumi. cerita Akane.

Beberapa gadis2 didalam kelas sibuk bercerita dan Akane memperhatikan itu semua sambil tersenyum. Lalu saat para gadis2 itu bercerita mengenai seorang gadis bernama Takaoka kelas E yang mendapatkan ajakan untuk bergabung di klub sastra oleh Shiraishi Itsumi, Akane memalingkan wajahnya dan tidak tersenyum.

Lebih tepatnya, aku membencinya. Aku tidak suka kepada sesuatu yang terlalu mencolok. Sedari kecil aku sudah diajarkan seperti itu.

Terlihat sebuah rumah bergaya jepang serta seorang wanita berkimono yang sedang membersihkan halaman,Ayahku merupakan generasi ketiga dari rumah makan jepang Kominami. Dengan keadaan itu, walau menjadikanku pandai memasak... cerita Akane sambil berjalan keluar, lalu tampak seorang pria berlari dibelakangnya,...Namun yang dipilih untuk meneruskan rumah makan adalah kakak ku.
Akane berbalik dan melihat kebelakang,Hanya karena dia seorang laki-laki.Lanjutnya.

Mungkin karena diselimuti rasa kesal, kumulai berpikir untuk membuka restoran ala barat. Ceritanya sambil menggambar makanan dibukunya. Lalu seorang guru yang berdiri didepan kelas memanggil Akane, menyadarkannya. Guru tersebut memuji ulasan analisis mengenai tokoh utama dengan Ibunya, yang dibuat oleh Akane, bagus dan unik. Jadi guru tersebut berkata bahwa ia akan merekomendasikan itu kesekolah. Akane pun hanya mengangguk saja mendengar itu.

Mau diapakan juga, aku tidak peduli. Karena yang ada dalam otak ku hanyalah mimpi untuk membuka restoran ala Barat. Lanjutnya sambil berjalan keluar dan tersenyum sendiri. Ketika itu Itsumi tiba-tiba menghampiri Akane. Awalnya Akane menolak, tapi saat Itsumi mengajak untuk kesalon serta mencicipi kue buatannya, karena didalam sana ada sebuah dapur. Mendengar itu, Akane pun setuju.

Didalam dapur, Akane terpukau melihatnya. Dengan riang Akane bercerita pada Itsumi sambil menunjukan buku nya bahwa ia ingin membuka sebuah restoran.

Dengan diriku yang sudah terpikat padanya ini, aku pun membicarakan mimpiku padanya. Walau pada awalnya, aku kurang suka dengannya, namun karena dia ramah dan juga baik. Aku pun mengerti kenapa dia bisa sangat terkenal.

Itsumi membaca buku milik Akane dan Akane pun duduk disana menemani nya. Lalu saat Itsumi sadar bahwa hari telah gelap, ia meminta maaf pada Akane karena telah membuat dia menemaninya. Tapi Akane sendiri merasa tidak keberatan dan tersenyum.

Dalam perjalan pulang. Akane buru-buru berlari ketika melihat kerumunan orang banyak. Ternyata rumahnya terbakar. Melihat itu Akane pun jatuh terduduk, berteriak serta menangis.

Ada beberapa hal yang kuketahui. Kebakaran terjadi pada saat toko tutup, sehingga tidak ada korban. Lalu sumber apinya bukan dari dapur. Dan itu berarti ada pelaku yang membakarnya.

Disekolah Itsumi menghibur Akane dan menawarkan bantuan padanya, jika ada yang dapat ia bantu. Jadi Akane meminta pada Itsumi untuk mengizinkan ia bergabung dengan klubnya. Dan Itsumi dengan tersenyum, menerima Akane.

Dengan menggunakan dapur salon klub sastra, aku pun membuat berbagai macam kudapan. Karena jika kulakukan hal itu, rasanya impianku semakin dekat. Anggota klub sastra pun semakin bertambah, dan rasa senangku saat memasak pun meningkat.

Akane keluar dari dapur serta bergabung dengan anggota lainnya. Pada saat itu ia menatap kearah Mirei. “Dia adalah anggota baru yang bernama Nitani Mirei. Tidak kusangka dirinya berbuat hal sekeji itu.

Saat Akane sedang mengaduk adonan kue. Itsumi datang menemuinya, lalu Akane bercerita bahwa ia tidak tahu kalau Mirei bekerja sebagai guru privat untuk adik Itsumi. Tapi Itsumi malah berkata,”Bukan aku yang menginginkannya. Walau sudah berulang kali kutolak, namun ia berkeras menjadi relawan. Karena tak enak hati, maka kuberika bayaran padanya. Hanya saja .. barang-barang ku .. banyak yang menghilang.”

Akane kaget ketika mendengar itu, tapi Itsumi meminta Akane untuk tidak seperti itu. Karena seharusnya Mirei bukan anak yang jahat. Mendengar itu pun, Akane tidak mempermasalah kan itu. Lalu mereka berdua pun memasak bersama, Akane mengajari Itsumi cara mengaduk yang benar.
"Macaronage* agar adonan tidak terlalu mengembang busanya dihancurkan." jelas Akane.
*Macaronage adalah pengadukan bahan kering dengan kocokan putih telur.


Setelah itu, Itsumi menjadi semakin pendiam. Serta dirinya terasa suram.
Diana memakai kan Itsumi wewangian minyak mawar dari bulgaria. Shiyo memilihkan kepingan piring hitam lagu serta memutarnya. Mirei menuangkan minuman. Akane datang membawa makanan.

Semua anggota klub mencemaskan Itsumi, dengan caranya masing-masing. Supaya dirinya membaik. Dan Itsumi pun menjawab perlakuan itu dengan menampilkan raut wajah ceria.

Saat hari perayaan,Berbeda dengan kesanku saat belum mengenalnya, mungkin Itsumi adalah orang yang pintar melalukan macaronage dalam hal hubungannya dengan orang lain. Seraya menghancurkan busa ketakutan dan ketidak puasan.

Dengan baik mereka melayani semua pengunjung. Lalu saat barang yang mereka jual telah habis, mereka tertawa bersama-sama merayakan. Pada saat itu Akane melihat, Mirei mendekati Itsumi serta memeluknya. Dan ketika itu, Akane menyadari raut wajah Itsumi yang walaupun tersenyum terasa sedih.

Dia menyakiti dirinya sendiri untuk dapat berbaur dengan orang lain, dan membuat hubungan baik bersama mereka. Namun, karena terlalu menghancurkan diri sendiri, dia menjadi tipis.”

Ketika hari telah larut, Akane melihat Itsumi duduk sendirian didalam salon. Dan Itsumi dengan sedih bercerita padanya, ketika Akane bertanya,”Apa ada barang lain yang dicuri olehnya?”

“Walau ketika dia mencuri barang lain masih kumaafkan, namun tidak untuk yang satu itu. Karena itu benda peninggalan nenekku.” Kata Itsumi sambil berdiri dan membelakangin Akane.

Barang tersebut adalah sebuah jepit rambut bermotif bunga lily. Mendengar itu, Akane mengajak Itsumi untuk melapor kepolisi. Tapi Itsumi menghentikannya serta berkata bahwa ia sedang menulis surat untuk Mirei, karena ia ingin membicarakan itu secara baik-baik. Besok seusai pulang sekolah, bertempat di beranda atap.

Akane lalu menawarkan diri untuk menemani Itsumi, tapi Itsumi menggeleng dan menolak. Jadi Akane pun memutuskan untuk tidak ikut dan berkata pada Itsumi bahwa jika permasalahan ini tidak menemui titik terang, biar dia yang menggantikannya. Lalu dengan hangat Itsumi tersenyum padanya.

Diriku ini sangat naif. Kuanggap itulah pesan kematian Itsumi yang hendak disampaikannya padaku. Dan bunga itu menunjukkan sifat sejati pelakunya. Serta sifat Itsumi yang mau mengampuni si pelaku sampai akhir hayatnya. Curahan jiwa Itsumi memenuhi bunga itu. Lanjut Akane mengakhiri ceritanya.

Sayuri tersenyum pada Akane,”Aku sama sekali tidak menyangka naskah satire itu datang darimu yang sering membuat kudapan manis. Benar-benar cerita yang objektif, ya. Namun, mungkin itulah arti sesungguhnya dari proses menulis. Melihat kenyataan secara objektif, lalu menuangkannya dalam bentuk kalimat. Kemudian perasaan sebenarnya yang tidak kita ketahui pun terlihat.”

Perlahan sambil terus berbicara, Sayuri berjalan mendekat kearah Mirei,”Akan tetapi, ada bagian ceritanya yang bertentangan dengan naskah sebelumnya.”

Petir pun bergemuruh lagi serta cahaya nya yang terang terlihat dari jendela, menerangin Mirei yang sedang menyentuh Jepit Rambut dikepalanya.
Setelah itu suasana kembali gelap,”Kalau begitu, giliran siapa?” kata Sayuri bertanya dengan nada lembut.

Post a Comment

Previous Post Next Post