Images by Toei, Showgate
Sayuri
mempersilahkan Mirei untuk kembali duduk,”Selanjutnya giliran Kominami Akane.
Waktu dan tempat dipersilahkan.” Katanya. Lalu Sayuri pun duduk dikursinya,
sedangkan Akane berdiri dan membuka lembaran ceritanya.
Pembacaan
Cerita Pendek – Macaronage oleh Kominami Akane Kelas 2-B
“Pada awalnya, kalau boleh jujur, aku
ini tidak suka terhadap Shiraishi Itsumi.“ cerita Akane.
Beberapa
gadis2 didalam kelas sibuk bercerita dan Akane memperhatikan itu semua sambil
tersenyum. Lalu saat para gadis2 itu bercerita mengenai seorang gadis bernama
Takaoka kelas E yang mendapatkan ajakan untuk bergabung di klub sastra oleh
Shiraishi Itsumi, Akane memalingkan wajahnya dan tidak tersenyum.
“Lebih tepatnya, aku membencinya. Aku
tidak suka kepada sesuatu yang terlalu mencolok. Sedari kecil aku sudah
diajarkan seperti itu.”
Terlihat
sebuah rumah bergaya jepang serta seorang wanita berkimono yang sedang
membersihkan halaman,”Ayahku merupakan
generasi ketiga dari rumah makan jepang Kominami. Dengan keadaan itu, walau
menjadikanku pandai memasak...” cerita Akane sambil berjalan keluar, lalu
tampak seorang pria berlari dibelakangnya,”...Namun
yang dipilih untuk meneruskan rumah makan adalah kakak ku.”
Akane
berbalik dan melihat kebelakang,”Hanya
karena dia seorang laki-laki.” Lanjutnya.
“Mungkin karena diselimuti rasa kesal,
kumulai berpikir untuk membuka restoran ala barat.” Ceritanya
sambil menggambar makanan dibukunya. Lalu seorang guru yang berdiri didepan
kelas memanggil Akane, menyadarkannya. Guru tersebut memuji ulasan analisis
mengenai tokoh utama dengan Ibunya, yang dibuat oleh Akane, bagus dan unik. Jadi
guru tersebut berkata bahwa ia akan merekomendasikan itu kesekolah. Akane pun
hanya mengangguk saja mendengar itu.
“Mau diapakan juga, aku tidak peduli.
Karena yang ada dalam otak ku hanyalah mimpi untuk membuka restoran ala Barat.”
Lanjutnya
sambil berjalan keluar dan tersenyum sendiri. Ketika itu Itsumi tiba-tiba
menghampiri Akane. Awalnya Akane menolak, tapi saat Itsumi mengajak untuk
kesalon serta mencicipi kue buatannya, karena didalam sana ada sebuah dapur.
Mendengar itu, Akane pun setuju.
Didalam
dapur, Akane terpukau melihatnya. Dengan riang Akane bercerita pada Itsumi
sambil menunjukan buku nya bahwa ia ingin membuka sebuah restoran.
“Dengan diriku yang sudah terpikat
padanya ini, aku pun membicarakan mimpiku padanya. Walau pada awalnya, aku
kurang suka dengannya, namun karena dia ramah dan juga baik. Aku pun mengerti
kenapa dia bisa sangat terkenal.”
Itsumi
membaca buku milik Akane dan Akane pun duduk disana menemani nya. Lalu saat
Itsumi sadar bahwa hari telah gelap, ia meminta maaf pada Akane karena telah
membuat dia menemaninya. Tapi Akane sendiri merasa tidak keberatan dan
tersenyum.
Dalam
perjalan pulang. Akane buru-buru berlari ketika melihat kerumunan orang banyak.
Ternyata rumahnya terbakar. Melihat itu Akane pun jatuh terduduk, berteriak
serta menangis.
“Ada beberapa hal yang kuketahui.
Kebakaran terjadi pada saat toko tutup, sehingga tidak ada korban. Lalu sumber
apinya bukan dari dapur. Dan itu berarti ada pelaku yang membakarnya.”
Disekolah
Itsumi menghibur Akane dan menawarkan bantuan padanya, jika ada yang dapat ia
bantu. Jadi Akane meminta pada Itsumi untuk mengizinkan ia bergabung dengan
klubnya. Dan Itsumi dengan tersenyum, menerima Akane.
“Dengan menggunakan dapur salon klub
sastra, aku pun membuat berbagai macam kudapan. Karena jika kulakukan hal itu,
rasanya impianku semakin dekat. Anggota klub sastra pun semakin bertambah, dan
rasa senangku saat memasak pun meningkat.”
Akane
keluar dari dapur serta bergabung dengan anggota lainnya. Pada saat itu ia
menatap kearah Mirei. “Dia adalah anggota
baru yang bernama Nitani Mirei. Tidak kusangka dirinya berbuat hal sekeji itu.”
Saat
Akane sedang mengaduk adonan kue. Itsumi datang menemuinya, lalu Akane
bercerita bahwa ia tidak tahu kalau Mirei bekerja sebagai guru privat untuk
adik Itsumi. Tapi Itsumi malah berkata,”Bukan aku yang menginginkannya. Walau
sudah berulang kali kutolak, namun ia berkeras menjadi relawan. Karena tak enak
hati, maka kuberika bayaran padanya. Hanya saja .. barang-barang ku .. banyak
yang menghilang.”
Akane
kaget ketika mendengar itu, tapi Itsumi meminta Akane untuk tidak seperti itu.
Karena seharusnya Mirei bukan anak yang jahat. Mendengar itu pun, Akane tidak
mempermasalah kan itu. Lalu mereka berdua pun memasak bersama, Akane mengajari
Itsumi cara mengaduk yang benar.
"Macaronage* agar adonan tidak terlalu mengembang busanya dihancurkan." jelas Akane.
*Macaronage adalah pengadukan bahan kering dengan kocokan putih telur.
“Setelah itu, Itsumi menjadi semakin
pendiam. Serta dirinya terasa suram.”
Diana
memakai kan Itsumi wewangian minyak mawar dari bulgaria. Shiyo memilihkan
kepingan piring hitam lagu serta memutarnya. Mirei menuangkan minuman. Akane
datang membawa makanan.
“Semua anggota klub mencemaskan Itsumi,
dengan caranya masing-masing. Supaya dirinya membaik. Dan Itsumi pun menjawab
perlakuan itu dengan menampilkan raut wajah ceria.”
Saat
hari perayaan,”Berbeda dengan kesanku
saat belum mengenalnya, mungkin Itsumi adalah orang yang pintar melalukan
macaronage dalam hal hubungannya dengan orang lain. Seraya menghancurkan busa
ketakutan dan ketidak puasan.”
Dengan
baik mereka melayani semua pengunjung. Lalu saat barang yang mereka jual telah
habis, mereka tertawa bersama-sama merayakan. Pada saat itu Akane melihat,
Mirei mendekati Itsumi serta memeluknya. Dan ketika itu, Akane menyadari raut
wajah Itsumi yang walaupun tersenyum terasa sedih.
“Dia menyakiti dirinya sendiri untuk
dapat berbaur dengan orang lain, dan membuat hubungan baik bersama mereka.
Namun, karena terlalu menghancurkan diri sendiri, dia menjadi tipis.”
Ketika
hari telah larut, Akane melihat Itsumi duduk sendirian didalam salon. Dan
Itsumi dengan sedih bercerita padanya, ketika Akane bertanya,”Apa ada barang
lain yang dicuri olehnya?”
“Walau
ketika dia mencuri barang lain masih kumaafkan, namun tidak untuk yang satu
itu. Karena itu benda peninggalan nenekku.” Kata Itsumi sambil berdiri dan
membelakangin Akane.
Barang
tersebut adalah sebuah jepit rambut bermotif bunga lily. Mendengar itu, Akane
mengajak Itsumi untuk melapor kepolisi. Tapi Itsumi menghentikannya serta
berkata bahwa ia sedang menulis surat untuk Mirei, karena ia ingin membicarakan
itu secara baik-baik. Besok seusai pulang sekolah, bertempat di beranda atap.
Akane
lalu menawarkan diri untuk menemani Itsumi, tapi Itsumi menggeleng dan menolak.
Jadi Akane pun memutuskan untuk tidak ikut dan berkata pada Itsumi bahwa jika
permasalahan ini tidak menemui titik terang, biar dia yang menggantikannya.
Lalu dengan hangat Itsumi tersenyum padanya.
“Diriku ini sangat naif. Kuanggap itulah
pesan kematian Itsumi yang hendak disampaikannya padaku. Dan bunga itu
menunjukkan sifat sejati pelakunya. Serta sifat Itsumi yang mau mengampuni si
pelaku sampai akhir hayatnya. Curahan jiwa Itsumi memenuhi bunga itu.” Lanjut
Akane mengakhiri ceritanya.
Sayuri
tersenyum pada Akane,”Aku sama sekali tidak menyangka naskah satire itu datang
darimu yang sering membuat kudapan manis. Benar-benar cerita yang objektif, ya.
Namun, mungkin itulah arti sesungguhnya dari proses menulis. Melihat kenyataan
secara objektif, lalu menuangkannya dalam bentuk kalimat. Kemudian perasaan
sebenarnya yang tidak kita ketahui pun terlihat.”
Perlahan
sambil terus berbicara, Sayuri berjalan mendekat kearah Mirei,”Akan tetapi, ada
bagian ceritanya yang bertentangan dengan naskah sebelumnya.”
Petir
pun bergemuruh lagi serta cahaya nya yang terang terlihat dari jendela,
menerangin Mirei yang sedang menyentuh Jepit Rambut dikepalanya.
Setelah itu
suasana kembali gelap,”Kalau begitu, giliran siapa?” kata Sayuri bertanya
dengan nada lembut.