Images by Toei, Showgate
Sayuri
mempersilahkan Diana untuk duduk dan melanjutkan,”Selanjutnya merupakan giliran
pembacaan naskah yang terakhir dari antara kalian berempat. Untuk Takaoka
Shiyo, waktu dan tempatnya dipersilahkan.” Katanya dengan senyum dan nada yang
lembut.
Pembacaan
Cerita Pendek – Kusuma Berna oleh Takaoka Shiyo Kelas 2 C
“Debutku menjadi penulis adalah saat kelas tiga SMP. Ternyata karyaku itu
mendapat banyak perhatian.”
Itsumi
menghampiri Shiyo serta mengajak Shiyo untuk bergabung bersamanya di klub
sastra, karena saat Itsumi membaca karya Shiyo, Itsumi merasa itu menakjubkan.
“Ketika
Itsumi-senpai mengajak ku bicara, sejujurnya kakiku gemetar.”
Shiyo
duduk bersama dengan Itsumi dan Sayuri didalam salon. Mereka minum teh,
mengobrol, serta tertawa bersama – sama.
“Karena,
diantara seluruh murid yang ada di SMA Putri ini, tak ada seorang pun yang
dapat mengalihkan pandangan dari dirinya .. yang laksana cinderella itu.”
Disana
Itsumi berkata pada Shiyo bahwa ia sangat menantikan karya selanjutnya. Serta
Itsumi pun menawarkan Shiyo menggunakan salon ini untuk menulis dan mereka
pasti akan mendukung Shiyo.
“Sesuai
perkataannya dia memperbolehkanku gunakan ruangan ini, atau malah
memperlakukanku lebih dari itu. Perlakuannya ini kalau di Eropa mungkin mirip
seperti patron*?”
Itsumi
menuangkan minuman serta memberikan nya kepada Shiyo yang sedang menulis
dipojok ruangan. Dengan tersenyum pun Itsumi menyemangati nya.
*Patron merupakan seseorang yang mendukung artis, penulis, dll.
Dengan usaha, uang, maupun hadiah yang berguna bagi artis tersebut.
“Ayahnya
Itsumi-senpai seraya melindungiku dari awak media beliau menjadi seperti
seorang teman bagiku.”
Ayah
Itsumi memberikan hadiah parfum Guerlain dari Le Mugeut kepada Shiyo. Dan
ketika Shiyo menerima itu, Shiyo merasa sangat senang. Lalu Shiyo pun membuka
tutup botol parfum tersebut serta menciumin aromanya.
“Hanya
saja ada kalanya ku merasa enggan berada disini. Yaitu saat Itsumi-senpai
bersikeras ingin menerjemahkan karyaku ini ke bahasa lain.”
Itsumi
ingin menerjahakan novel Kimigake Sou milik Shiyo. Awalnya Shiyo menolak,
karena Shiyo ingin Kimigake Sou hanya tersedia versi jepangnya saja, untuk menciptakan
kesan bahwa ini adalah karya ringan dan sesuai usia remaja dinegeri ini.
Tapi
sambil tersenyum Itsumi berkata bahwa karena itulah, ia merasa novel milik
Shiyo akan semakin laris apabila dijual diluar negeri.
“Sebenarnya,
aku lebih memilih membuat novel baru..”
Didalam
ruangan salon yang remang-remang. Shiyo membaca buku-buku, ketika itu ia
membaca sebuah buku tentang Lamia wanita penghisap darah. Jadi Shiyo pun
memutuskan bahwa ia akan mencoba menulis genre horror. Lalu ia berjalan pindah
untuk duduk disofa. Dan dibelakangnya ada Diana yang sedang berdiri di dekat
jendela.
“Pada
saat itulah yang membuatku berpikir dia pelakunya.”
Saat
Shiyo berbalik, Diana sudah tidak ada disana lagi. Dan ketika Shiyo baru
saja akan duduk, tiba-tiba Diana sudah
berada didepannya. Lalu Diana pun memberikan salam padanya.
“Seram. Itulah kesan pertamaku padanya.
Soalnya, langkah kakinya tak terdengar. Ditambah lagi, sosoknya mirip dengan
Lamia yang ada dibuku.”
Pagi
hari disekolah, dekat taman bunga kecil. Shiyo melihat Diana, jadi Shiyo peun
bertanya apa yang sedang Diana lakukang. Dan Diana menjawab,”Menanam bunga
lily. Aku juga ingin teman-teman yang ada disini mengenal bunga yang kubawa
dari daerah asalku.”
Shiyo
pun ikut berjongkok, lalu berkata,”Ternyata kamu anak yang baik, ya.”
“Itsumi
yang menjanjikan padaku. Jika aku dapat membawa keindahan dalam sekolah ini,
akan ada banyak lagi murid international yang berasal dari desa kami nantinya.
Makanya, kurang tepat kalau dikatakan anak baik. Aku ini perhitungan.” Balas
Diana.
“Aku
pun menjadi ragu akan perkataannya. Soalnya, Itsumi-senpai berkata bahwa tahun
depan tidak ada murid international lagi.”
Saat
bulan purnama,”Malam itu,
rasanya aku tidak bisa tidur. Dan aku berencana untuk menulis sesutau di salon.
Makanya, aku pagi-pagi ke sekolah.”
Ketika
itu Shiyo melihat Diana, jadi ia pun mengikuti Diana. Disana ia melihat Diana
mengeluarkan sebuah boneka kecil serta menusuknya dengan mata yang melebar dan
memerah. Lalu Diana pun berbicara menggunakan bahasa asing yang tidak Shiyo
ketahui.
Disalon.
Itsumi masuk kedalam sambil berkata pada Sayuri yang menghampirinya bahwa
dadanya tiba-tiba merasa sesak, tapi saat Itsumi memeriksakan nya di UKS,
katanya tidak ada gejala serius. Dan sekarang sudah agak mendingan.
Shiyo
yang mendengar itu, teringat akan kejadian malam itu. Dan melihat kearah Diana
yang sedang memegang boneka. Tapi saat Diana menoleh melihat kearah Shiyo,
Shiyo sendiri segera memalingkan tatapan nya.
“Itu
pasti kutukannya Diana! Karena, dikhianati oleh Itsumi-senpai, maka sudah
seharusnya Diana menaruh dendam kepadanya.”
Dengan
perasaan kesal. Diana menginjak bunga lily yang telah ia tanam. Dan saat Akane
membawakan makanan untuk mereka, Itsumi malah berkata dengan lemas bahwa
akhir-akhir ini ia tidak suka dengan makanan manis. Karena entah kenapa, Itsumi
merasa tidak enak badan.
”Setelah
itu, keadaan Itsumi-senpai semakin memburuk.”
Saat
hari festival, ketika kue yang mereka jual telah habis. Shiyo melihat Itsumi
sedang duduk sendirian, jadi ia menghampiri Itsumi serta mengajak Itsumi untuk
ke kapel. Tapi Itsumi terlihat gelisah dan berteriak,”Aku tidak dapat membaca
ayat suci! Aku tidak ingin melihat tanda salib! Aku tidak ingin mendekatinya!
Lalu
Itsumi pun berlari meninggalkan Shiyo.
“Ini
gawat, pikirku. Karena kurasa kutukannya Diana sudah menjalar kemana-mana!
Shiyo
pun berlari mengejar Itsumi dan ketika itu diatas tangga, Shiyo melihat Itsumi
yang sedang pingsan didalam pelukan Diana. Dan ketika Shiyo akan mendekati
mereka, ia terhenti, saat ia melihat bekas gigitang pada leher Itsumi. Lalu
Diana pun membawa Itsumi menuruni anak tangga dan pergi.
Shiyo
sendiri hanya dapat berdiri sambil menatap Diana dengan pandangan ketakutan.
“Sosoknya
itu bagaikan iblis yang sedang membawa mayat manusia masuk ke dalam neraka.
Lalu, beberapa minggu sesudahnya .. Itsumi-senpai .. mati. Dia mengenggam bunga
lily. Lalu, bekas gigitan dilehernya, akan mekar kusuma berna.”
Sayuri
pun berdiri dan mengucapkan terima kasih pada Takaoka Shiyo atas pembacaan
ceritanya serta meminta mereka untuk memberinya tepuk tangan. Lalu Sayuri
berkata,”Sebagai seorang penulis terkenal yang ada diklub kita ini, maka
naskahmu sudah dinantikan oleh semuanya. Cerita kali ini cukup mendebarkan, ya?
Mungkin termasuk genre horror? Kemudian muncul terduga pelaku yang baru lagi,
ya?”
Lalu
Sayuri meletakan lilin ditangan nya keatas meja. Serta Sayuri pun mengambil
sebuah naskah,”Kalau begitu, yang terakhir. Aku juga ingin membaca cerita
pendek. Naskah ini bukan aku yang menulisnya. Shiraishi Itsumi, dia sendiri
yang menuliskannya.” Lanjutnya.
Cahaya
petir pun menerangi ruangan itu. Terlihat wajah kaget semua orang.
Shiyo
berdiri dan menanyakan maksud Sayuri. Dan dengan tenang serta nada suara yang
lembut, Sayuri mengingatkan Shiyo untuk kembali duduk. Tapi Shiyo masih tetap
ingin bertanya,”Itsumi-senpai sendiri yang menulisnya?!”
“Jangan
melanggar aturan. Dilarang berbicara. Jangan merusak naskah yang Itsumi cintai
ini.” Kata Sayuri dengan tajam, tapi lalu,”Silahkan dengarkan lah sampai
akhir.” Lanjutnya dengan lembut dan tersenyum.