Sinopsis
C-Drama : The Little Nyonya E41
Di
malam hari,
Yueniang
sudah bebas dan sudah menangkap pelaku pembunuhan Sheng. Dan begitu pulang,
Yueniang pun membakar kertas sembahyang (
jenisnya ada 2, yaitu : kim cua dan gin cua. Kim cua untuk dewa-dewi, sementara
gin cua untuk arwah leluhur. Yang
Yueniang bakar adalah gin cua).
Yueniang
menangis sedih saat membakar kertas tersebut. Hatinya diliputi kedukaan. Dia
teringat betapa baiknya Sheng padanya saat dia masih kecil dulu dan sampai
sekarang. Dia pun mengingat pertemuan terakhirnya dengan Sheng, dimana Sheng berpesan
padanya kalau dia harus bahagia dengan Xi Er.
“Paman
Sheng, pembunuhnya sudah ditangkap. Kuharap paman bisa istirahat dengan
tenang.”
Tapi
tiba-tiba saja, sejenis cairan menyirami api hingga membesar. Guihua yang
melakukannya. Dia menyirami tubuh Yueniang dengan sebotol minyak tanah yang
dibawanya. Dia juga membawa obor. Dibelakangnya ada Jin Hua dan Xiufeng yang
berdiri jauh dibelakang dan ketakutan.
“Aku
harus membakarmu sampai mati untuk kejahatanmu!” teriak Guihua.
Suara
ribut-ribut itu membuat Ah Tao keluar dari rumah. Guihua malah menyuruh Ah Tao
untuk tetap diam atau dia akan membakarnya dengan Yueniang hingga mati! Ah Tao
ketakutan dan menyuruh Jinhua dan Xiufeng untuk menghentikan Guihua.
Xiufeng
membujuk Guihua agar tidak melakukan tindakan esktrem begitu, tapi Guihua
tidak mau mendengarkannya sama sekali.
Dia terus dan terus menerus menyalahkan Yueniang atas hal yang bukan
kesalahannya. Dia menuduh Yueniang menjebak Tianbao padahal Tianbao adalah satu-satunya
keturunan pria dari keluarga Huang. Dia menyebut, Yueniang berusaha mengakhiri
garis keturunan mereka! Dan hari ini, dia akan mengorbankan nyawanya untuk
menghukum Yueniang!
Ah
Tao menyuruh Yueniang untuk kabur karena Guihua pasti bisa bertindak ekstrem.
Yueniang tidak mau pergi. Dia tidak akan kabur.
“Jika
kau benar-benar berpikir aku menjebak Tianbao… Jika kau benar-benar berpikir
aku berusaha mengakhiri garis keturunanmu… Jika kau benar-benar berpikir
Tianbao menjadi aib sekarang karna ulahku, maka lakukanlah. Bakar aku sampai
mati,” ujar Yueniang, tanpa menunjukkan rasa ketakutan sedikitpun. “Nenekku…
nenekku tak pernah mengecewakan keluarga Huang. Ibuku tak pernah mengecewakan
keluarga Huang. Tak satupun dari kami yang sudah mengecewakan keluarga Huang.
Kita sudah menjadi keluarga selama ini.”
Ucapan itu membuat Guihua terdiam. Tidak ada yang salah satupun dari perkataan Yueniang. Guihua pun menjatuhkan obor di tangannya. Xiufeng segera menendang obor itu menjauh.
Mata
Guihua berkaca-kaca dan dia mulai tertawa miris, “Ini ulahku! Ulahku!”
teriaknya dengan suara bergetar. “Aku. Aku. Semua itu salahku. Aku… yang
memperlakukan nenekmu dengan buruk. Aku… yang memperlakukan ibumu dengan buruk.
Aku. Aku… yang memperlakukanmu dengan buruk. Jika kau mau membalas dendam,
lakukanlah. Balas dendam kepadaku!” tangisnya dan meratap di depan Yueniang.
“LANGIT!!!
LANGIT!!!!” teriak Guihua berulang kali dan membuat Xiufeng khawatir. “Balas
dendammu kepadaku!!!” teriaknya pada Yueniang. “Lakukanlah!!!!”
Tepat
di saat dia mengatakan itu, dia tiba-tiba saja terkena serangan stroke.
Bibirnya pun menjadi miring. Dia mengalami kelumpuhan di separuh tubuhnya.
Yueniang yang sudah diperlakukan dengan buruk, segera menolong mereka. Dia
menggendong Guihua di punggungnya dan segera membawanya ke rumah sakit.
--
tn.
Huang menunggu dirumah dengan cemas. Jin Cheng dan Xiujuan sudah pergi ke rumah
sakit untuk menyusul Guihua.
Tidak
lama, mereka pun pulang dengan kabar buruk. Jin Cheng memberitahu kalau
sekarang, separuh tubuh Guihua lumpuh. tn. Huang menghela nafas penuh rasa
frustasi karna semua kemalangan datang bertubi-tubi. Xiujuan memberitahu kalau
Guihua beruntung bisa selamat dan mereka harus berterimakasih kepada Yueniang
karna menyelamatkannya. Dokter juga bilang kalau Yueniang tidak membawa Guihua
ke rumah sakit tepat waktu…
Jin
Cheng malah menyuruh Xiujuan berhenti bicara. Udah gitu, dia malah menyalahkan
Xiufeng karna tidak menghentikan Guihua yang pergi dengan tujuan membakar
Yueniang. Xiufeng sangat marah karna Jin Cheng terus saja menyalahkannya
padahal Jin Cheng lah yang bilang bahwa Tianbao ditangkap karna salah Yueniang.
Mereka jadi berdebat. tn. Huang pun membentak mereka agar berhenti.
Xiujuan
berusaha meredakan suasana. Dia menyarankan Xiufeng untuk beristirahat saja.
Sekarang
di ruang santai hanya ada Xiujuan, Jin Cheng dan tn. Huang. Xiujuan mulai
membahas kalau mereka harus mencari cara menyelamatkan Tianbao. tn. Huang
meminta saran Xiujuan karna dia yakin Xiujuan yang sudah lama tinggal di
Inggris pasti tahu caranya. Xiujuan pun memberitahu kalau menurut hukum
Inggris, tersangka akan diadili di pengadilan dan begitu dinyatakan bersalah,
kekuatan Ilahi pun tidak akan bisa menyelamatkan Tianbao. Jadi, mereka harus
mencegah polisi mengadilinya. Dia menyarankan agar mereka menyuap dan membuat
si pembunuh mengaku bersalah atas semua tuduhan. Yang paling sulit di sini
adalah para polisi. Jin Cheng menjadi pesimis karna masalah ini sekarang
ditangani oleh petugas Inggris.
Xiujuan
berujar kalau petugas Inggris juga manusia dan yang membedakan adalah mereka
akan menuntut lebih banyak uang. Dia menyuruh mereka untuk tenang dan
menyerahkan masalah ini padanya. Dia akan memastikan Tianbao selamat.
“Baiklah.
Lakukan apa yang kau butuhkan. Jika kau butuh uang, minta saja kepada Jin
Cheng,” setuju tn. Huang.
“Paman.
Ada baiknya kita beritahu keluarga Chen soal rencana ini. Semoga saja mereka
tidak menyimpan dendam terhadap kita.”
“Tentu.”
Jin
Cheng ragu karna keluarga Chen sedang berduka dan Ny. Chen kini terbaring di
ranjang. Dia cemas kalau mereka tidak akan setuju dengan rencana ini.
--
Esok
harinya,
tn
Huang dan Jin Cheng datang berkunjung ke keluarga Chen. Yang menyambut mereka
adalah Zhenzhu dan Meiyu. Meiyu cemas dan menanyakan kebenaran kabar mengenai
Tianbao yang sudah mengakui kejahatannya. Jin Cheng langsung berujar kalau
Tianbao itu pengecut, jadi ancaman kecil sudah membuatnya ketakutan. Zhenzhu
mulai memaki abangnya bodoh dan membuat mereka jadi kesulitan. Dia sangat kesal
karna seluruh keluarga Chen sekarang melihatnya sebagai musuh! Dia menyesal
sudah menikah ke keluarga ini. Jin Cheng pun memarahinya karna bicara seperti
itu.
Tidak lama, Gong dan Xi Er turun bersama dokter dan
suster. Xi Er mengantarkan dokter dan suster ke depan sementara Gong menemui
tn. Huang dan Jin Cheng. tn. Huang memberitahu tujuannya datang untuk menjenguk
Ny. Chen. Gong menyambut niat baik mereka, tapi neneknya sekarang masih belum
bisa menemui tamu. tn. Huang mendoakan kesembuhannya.
tn Huang kemudian membahas kasus Sheng. Dia mengucapkan
bela sungkawanya. Tapi, mengenai Tianbao yang terlibat dalam kasus ini, ini
adalah tragedi bagi keluarga mereka. Istrinya, Guihua, juga terpukul dan kini
mengalami stroke.
Jin Cheng mulai bicara. Dia memberitahu kalau Tianbao
tidak mungkin berani melakukan kejahatan keji seperti itu walaupun mengumpulkan
semua keberaniannya. (Cih! Apa dia lupa saat Tianbao menyuruh pelayan untuk
menyiram wajah Yueniang dengan air panas?!). Dia menyakinkan mereka kalau
Tianbao tidak bersalah dan pasti dijebak.
“Benarkah? Tolong jelaskan, siapa yang menjebaknya?”
tanya Gong.
“Itu… Yueniang,” jawab Jin Cheng.
Xi Er yang baru kembali, tentu marah mendengar jawaban
Jin Cheng. Jin Cheng tidak tahu kemarahan Xi Er dan bilang kalau pembunuhnya,
Hei Gou, adalah anak buah Liu Yidao dan Liu Yidao adalah suami Yueniang.
Yueniang dendam kepada mereka karna perlakuan buruk yang diterimanya. Jadi,
Yueniang menyuruh Hei Gou membunuh Sheng dan memfitnah Tianbao!
“Yueniang tak menjebaknya! Sebaliknya, dia membantu
menangkap pembunuh pamanku! Pamanku kini bisa beristirahat dengan tenang berkat
dia.”
“Tapi… kita adalah keluarga. Tianbao mungkin tak pandai,
tapi dia tidak akan…,” ujar Jin Cheng.
“Paman harus tanya sendiri kepada Tianbao,” potong Xi
Er. “Dia jelas tahu siapa yang sudah menjebaknya.”
Gong angkat bicara. Dari hasil penyelidikan, mereka
menemukan perbuatan Tianbao ada hubungannya dengan Charlie Zhang dan putranya.
Charlie Zhang dan putranya adalah orang yang akan menggunakan perbagai cara
apapun untuk mendapatkan keinginan mereka. Makanya, mereka pun sudah sering
memperingatkan keluarga Huang, tapi Jin Cheng bersikeras untuk bersekutu
dengannya. Mereka juga tidak bisa memaksa.
“Kita akan selesaikan masalah ini. Chen Gong, mengingat
kita sudah menjadi keluarga sejak lama, tunjukkanlah belas kasihan. Tunjukkan
belas kasihan untuk Tianbao,” mohon tn. Huang.
“Bagaimana dengan Paman Sheng?! Tidak ada yang
menunjukkan belas kasihan kepadanya!” teriak Xi Er, diliputi amarah.
“Xi Er,” tegur Gong. “Kasus ini kini sedang diselidiki
oleh polisi. Jadi, ini bukan soal pengampunan. Kuharap Paman tidak salah paham.
Maafkan aku, aku masih ada urusan lain,” ujar Gong dan beranjak pergi.
Gagal membujuk Gong, Jin Cheng ingin membujuk Xi Er agar
membantu Tianbao. Dia bilang kalau Tianbao itu dihasut Robert, jadi kalau mau
menghukum, hukum mereka. Xi Er tidak mau mendengarkan apapun lagi. Dia bisa
mengerti kalau mereka peduli pada Tianbao, tapi jangan mereka lupakan Yuzhu.
Dia sudah bilang kalau Robert berusaha membawa Yuzhu keluar rumah sakit dan
untungnya polisi masih menginvestigasi sehingga bisa menghentikannya. Tapi,
entah apa yang akan dilakukan Robert lagi.
Jin Cheng benar-benar kelewatan. Dia beralasan bahwa
mereka tidak bisa melakukan apapun terkait Yuzhu karna Yuzhu sudah menikah. Dan
sekarang, Yuzhu adalah milik Robert. (KELEWATAN!)
“Itu bukan alasan bagi Paman mengabaikan Yuzhu untuk
selamanya!” teriak Xi Er. “Jika paman tak menyelamatkannya sekarang, dia bisa
mati kapan saja, paham?! Aku mau paman ke rumah sakit sekarang dan bawa dia
kembali ke Melaka.”
“Baiklah. Kita akan melakukan saran Xi Er,” ujar tn.
Huang.
--
Xi Er pun membawa Jin Cheng dan tn. Huang ke rumah sakit
jiwa, tempat Yuzhu dirawat. Kebetulannya, saat mereka tiba, saat itu Yuzhu
sedang berusaha dibawa Robert pergi dari sana. Yuzhu terus menjerit histeris
meminta tolong. Robert tidak ada takutnya sama sekali padahal di sana ada kakek
dan ayah Yuzhu. Dia malah memerintahkan perawat untuk menyumpal mulut Yuzhu!
Robert memberitahu mereka kalau investigasi sudah
selesai dan hasilnya, semua luka ditubuh Yuzhu adalah perbuatannya sendiri.
Tidak ada hubungannya dengannya. Dia pun menunjukkan surat hasil investigasi.
YANG LEBIH MEMUAKKAN, JIN CHENG DAN TN. HUANG TIDAK
BERUSAHA MENYELAMATKAN YUZHU SAMA SEKALI! Nyali keduanya langsung ciut saat
Robert bilang kalau dia tidak akan menerima Yuzhu kembali jika mereka
membawanya pergi. Dan itu artinya hubungan kemitraan mereka berakhir dan mereka
akan menjadi saingan dalam bisnis.
Yuzhu sudah senang bisa bebas dari Robert dan segera
berlari memeluk kakeknya. Dia memohon agar tn. Huang menyelamatkannya.
“Tidak!!! Tidak!!! Robert, kau harus membawa Yuzhu
bersamamu,” mohon Jin Cheng. (BAPAK BJGN!)
Yuzhu berteriak, menolak hal itu. Xi Er juga terkejut
dengan keputusan Jin Cheng. Tapi, Jin Cheng tidak mau mendengarkannya dan malah
mendorong Yuzhu ke sisi Robert. Yuzhu memohon pada tn. Huang agar tidak
meninggalkannya dan menyelamatkannya, tapi Jin Cheng menyeret ayahnya pergi
dari sana. tn. Huang juga hanya menatap iba pada cucunya.
Yuzhu memohon dengan sangat pada Xi Er agar menolongnya.
Robert menghina Yuzhu yang sudah ditinggalkan ayah dan kakeknya sendiri. Dan
jika Xi Er ingin membawa Yuzhu, maka Xi Er harus memohon dan dia akan
membiarkan Yuzhu pergi dengan Xi Er.
“Robert. Aku mohon kepadamu. Biarkan aku membawanya.
Biarkan aku merawatnya,” mohon Xi Er.
Tapi, Robert malah menilai Xi Er tidak tulus. Dia pun
menyuruh perawat pria untuk membawa Yuzhu. Xi Er tidak membiarkannya dan
memukuli para perawat itu. Yuzhu sudah sangat putus asa.
“Aku berniat melepaskannya. Tapi karna kau, aku berubah
pikiran. Lihat baik-baik. Orang yang menghancurkanmu adalah dia,” ujar Robert
dan mencengkeram leher Yuzhu untuk melihat wajah Yuzhu.
Xi Er juga tidak berdaya karna menurut hukum, Xi Er
tidak mempunyai hak sama sekali.
--
Begitu pulang, Xiujuan segera menemui tn. Huang dan Jin
Cheng. Dia bilang kalau petugas yang menangani kasus Tianbao adalah orang yang
dikenalnya. Mereka adalah teman dekat saat di Inggris. Temannya itu bilang
karna ini adalah kasus pembunuhan, akan sangat sulit. Tapi, saat mereka minum
bersama, temannya ini keceplosan dan bilang akan membantu tapi butuh uang
Masalahnya, uang yang diminta sangat besar. Teman
polisinya itu mau 100.000 dollar.
Sangat besar. tn. Huang memberitahu Xiujuan kalau dia
minta segitu, sama saja seperti meminta semua harta mereka. Jin Cheng memohon
agar Xiujuan membujuk temannya itu agar mau menurunkan harganya lagi.
Xiujuan memasang wajah murung dan memberitahu kalau demi
mendapatkan harga segitu saja, dia harus membiarkan pria mesum itu menyentuhku.
Jika mereka mau meminta harga lebih rendah lagi, pria itu pasti akan memintanya
tidur bersamanya.
Mereka tentu tidak bisa membiarkan Xiujuan seperti itu.
Xiujuan terus mendesak agar mereka segera bergegas. tn. Huang pun memutuskan
untuk menjual perkebunan karet mereka dan gadaikan juga rumah serta
gudang-gudang yang mereka miliki. Xiujuan menawarkan sedikit uang tabungan yang
dimilikinya untuk mereka. tn. Huang jelas sangat berterimakasih atas bantuannya
tersebut.
--
di Singapore,
Yueniang datang ke tengkulak untuk mengantarkan sarang
burung walet seperti di kontrak kerja sama mereka. Hubungannya dengan para
tengkulak di sana sangat bagus dan mereka juga saling mempercayai satu sama
lain.
Setelah mengantarkan barang, Yueniang pergi untuk
mencari Ah Fu. Kebetulan sekali orang yang ingin ditemuinya sedang mendorong
gerobak yang berisi barang-barangnya. Dia baru saja di usir. Yueniang pun
memperkenalkan dirinya serta memberitahu kalau Sheng yang menyuruhnya kemari.
Yueniang pun memberitahu kematian Sheng.
Ah Fu berduka mendengar kabar itu. Baginya, Sheng adalah
sahabatnya.
Yueniang menunjukkan Ah Fu beberapa barang antik yang
dimilikinya, seperti yang Sheng pesankan padanya. Dia memberitahu Ah Fu kalau
dia hendak menjual barang-barang itu untuk mendapatkan modal untuk usahanya.
Dan setelah dia mendapatkan uang kembali dari usahanya, dia akan membeli
kembali barang-barang tersebut. Ah Fu mengerti dan berkata akan memperkenalkan
Yueniang pada pembeli yang di kenalnya.
Sebelum berpisah, Ah Fu menyerahkan sebuah buku pada
Yueniang. Itu adalah buku milik Sheng yang tertinggal saat menemuinya. Isi buku
itu adalah pantun-pantun yang dikumpulkan Sheng selama bertahun-tahun. Dia pun
meminta tolong Yueniang untuk menyimpannya.
“Aku akan menyimpannya,” ujar Yueniang.
--
Yueniang berhasil menjual semua koleksi barang antik
yang dimilikinya yang waktu itu dibantu Sheng untuk dikumpulkan. Dia menjualnya
pada tn. Lin (ini pria yang dulunya adalah pemilik toko yang dimiliki Yanzi
sekarang ini). Yueniang sangat bersyukur dan berterimakasih karna Sheng
membantunya.
Ah Tao ikutan
senang dan tidak menyangka kalau peralatan makan bisa bernilai semahal itu. Dia
pun memuji Yueniang yang tidak hanya menjual sarang burung tapi juga barang
antik. Dia bertanya apakah Yueniang mau menjadi Nyonya Besar? Yueniang
membenarkan. Dia ingin menjadi Nyonya Besar sehingga bisa melakukan lebih
banyak investasi dan menghasilkan lebih banyak uang. Dia juga ingin membangun
rumah sakit dan sekolah saat sudah kaya. Dia ingin membantu masyarakat. Dengan
uang, dia akan bisa memenuhi keinginan terakhir Sheng, membangun museum Nyonya.
Yueniang dan Ah Tao kemudian lanjut ke gunung untuk
mengantarkan makanan dan minuman untuk para saudara. Di perjalanan, mereka
bertemu dua pria yang baru saja selesai memanen. Dengan ramah, mereka pun
menawari mereka minum dan bertanya-tanya sedikit. Kedua pria itu memberitahu
kalau harga burung walet mereka terus dibeli murah oleh para pedagang dengan
alasan kualitasnya buruk. Yueniang pun meminta izin melihat burung walet yang
mereka panen. Mata Yueniang sangat jeli dan bisa menilai kualitas burung walet.
Dia tahu kalau burung walet yang mereka panen adalah burung walet gunung dan
kualitasnya bagus. Dia pun menawarkan diri untuk membeli burung walet hasil
panen mereka dan akan membayar tunai sekarang. Dua pria itu pun mau menjual
kepadanya.
--
Dan begitulah rutinitas Yueniang sekarang ini. Dia sibuk
mengawasi para saudara memanen dan ikut membantu. Dan sekarang, dia juga tidak
langsung menjual sarang burung walet yang dikumpulkan, tapi membersihkannya
terlebih dahulu. Harganya tentu akan lebih tinggi.
Bukan hanya itu, kualitas pengantaran juga semakin baik.
Kini, mereka meletakkan sarang burung walet ke dalam kotak kayu sehingga lebih
aman. Rekan bisnis Yueniang pun lama kelamaan semakin banyak.
Dan benar kata orang : usaha tidak akan mengkhianati
hasil. Perlahan tapi pasti, bisnis mereka mulai mendapatkan keuntungan dan
semakin baik. Yueniang juga mulai mengerti dunia bisnis. Dia juga membeli
beberapa produk lain di Singapura seperti permen, daun teh, permen, parfum dan
kosmetik. Dia tidak membeli dalam jumlah banyak, tapi hanya sedikit untuk
sampel dalam menjajakannya pada toko-toko sekitar. Jika mereka tertarik, dia
akan menjualnya.
Dan hari ini, Yueniang juga akan membagikan uang hasil
penjualan sarang burung walet kepada para saudara. Mereka mendapat untung
besar.
Dan di hari itu pula, Xi Er datang mengunjunginya.
Mereka pun berjalan-jalan sekitar sambil berbincang. Xi Er membahas mengenai
Sheng yang selalu tampak gembira dan bersenang-senang, tapi dia tahu bahwa di
dalam hatinya, Sheng merasa kesepian. Dia pun memberitahu Yueniang kalau dulu
pamannya mau menikahi Juxiang, Ibu Yueniang. Tapi, karna tekanan dari keluarga,
dia menikahi Meiyu. Sheng pun pernah
bilang padanya kalau saja dia tidak menyerah atau menentang keluarganya,
mungkin…
“Semua itu sudah berlalu,” potong Yueniang. “Itu tak ada
artinya bagi kita sekarang.”
“Dia pernah memberitahuku jangan mengikuti langkahnya,
hidup dalam penyesalan dan kesepian. Pernikahan aku dan Zhenzhu di atur saat
aku koma. Kuberitahu nenek buyut dan ayahku, aku tak bisa menerima pernikahan
seperti itu. Pernikahan tanpa dasar cinta tak akan bertahan lama atau bahagia.
Itu hanya buang-buang waktu. Aku tak mau menyia-nyiakan masa mudaku atau waktu
Zhenzhu. Beberapa waktu yang lalu, nenek buyut memberitahuku : “Jika kau bisa menikah dengan Zhenzhu, itu
bagus. Tapi jika kau tak bisa, kau harus berjanji kepada Nenek Buyut satu hal.
Jangan menyulitkan Zhenzhu atau Bibi Meiyu.” Nenek Buyut memikirkannya,
tapi, tiba-tiba dia jatuh sakit. Seluruh
keluarga kini mencemaskan kesehatannya. Ku harap kau bisa memberiku waktu.”
Yueniang yang tau kabar Ny. Chen menjadi khawatir.
Apalagi, Xi Er bilang kalau Ny. Chen sekarang seperti dalam keadaan koma. Dia
tertidur tapi tidak mau bangun. Dokter bilang masih ada harapan Ny. Chen untuk
bangun.
“Chen Xi, bolehkah aku mengunjunginya?”
“Tentu boleh.”
--
Karna itu, Xi Er pun membawa Yueniang ke rumahnya. (Huft!
Aku benar-benar lelah kalau sudah masuk scene
Zhenzhu). Dia mulai teriak-teriak mengusir Yueniang. Dia juga memarahi Xi Er.
Intinya, dia mengusir Yueniang dan mendorong Yeuniang.
Xi Er muak! Dan memarahinya. Dia menyuruh Yueniang untuk
ke kamar neneknya, sementara dia akan menghalangi Zhenzhu. Zhenzhu
menangis-nangis dan bilang kalau Xi Er menindasnya. Pertengkaran mereka menarik
perhatian Meiyu. Zhenzhu melapor sama Meiyu kalau Xi Er membawa Yueniang.
Di dalam kamar Ny. Chen, Yueniang membacakan pantun yang
ada di buku catatan Sheng. Buku catatan yang waktu itu di dapatkannya dari Ah
Fu. Yueniang melakukan itu karna ingat Sheng pernah bilang kalau dia selalu
membuat Ny. Chen tertawa dengan membacakan pantun.
Xi Er terharu dengan apa yang Yueniang lakukan. Yueniang
juga menunjukkan buku pantun Sheng. Walau Ny. Chen masih tertidur, Yueniang terus menyanyikan pantun sambil mengenggam
tangan Ny. Chen. Xi Er membantu di sampingnya dengan menabuh gendang.
Hal itu dilakukan Yueniang dan Xi Er selama 2 hari tanpa
istirahat sama sekali. Gong dan Ling terkesima dengan apa yang Yueniang
lakukan. Zhenzhu nggak suka dan ingin menghentikan mereka, tapi Meiyu
menariknya turun ke bawah.
Di bawah, Zhenzhu terus merengek-rengek. Meiyu
menyuruhnya untuk berhenti dan bertahan sementara. Zhenzhu nggak bisa dan minta
tolong sama Gong untuk memberikannya ‘keadilan’.
“Cukup! Semua orang di sini mencemaskan kondisi Nenek.
Bagaimana denganmu? Kau hanya bisa cemburu,” marah Gong.
Zhenzhu mulai menangis dan menyebut Gong sama jahatnya.
Gong capek bicara dengannya. Dia menyuruh Meiyu untuk mengajarkan Zhenzhu
dengan benar mengenai kewajiban seorang istri.
Setelah Gong pergi, Meiyu memarahi Zhenzhu. Matanya
melotot! Dia muak melihat tingkah Zhenzhu yang masih saja manja padahal dia
sudah sering mengajarinya!! Jika dia terus begini, dia pun tidak akan bisa
menyelamatkannya!!
“Aku sudah muak! Aku sudah muak! Mereka boleh menyanyi
bersama atau tidur bersama! Aku sudah muak!” teriak Zhenzhu. “Aku akan pergi
bersenang-senang!”
--
Di Malaka, kediaman keluarga Huang,
Xiujuan sudah mendapatkan uang dari Jin Cheng sebanyak
80 ribu dollar. Uang itu masih kurang tapi dia akan menambahkannya dengan
uangnya. Dia pun pamit untuk pergi agar Tianbao bisa diselamatkan.
Yang tidak Jin Cheng sadari adalah Xiujuan membawa
passport bersamanya. Dan yang lebih menjijikan, Jin Cheng malah mengajak
Xiujuan menghabiskan ‘waktu bersama’ setelah Xiujuan kembali dari kantor polisi
(dia mengira Xiujuan akan ke kantor polisi untuk menyuap).
Di lantai bawah, Xiufeng sedang menerima telepon.
Xiujuan pun diam-diam menyelinap pergi. Sayangnya, dia ketahuan sama Xiufeng.
Xiufeng udah selesai teleponan dan menanyakan kabar mengenai Xiujuan yang akan
pergi ke Hongkong. Dia bisa tahu karena yang menelpon tadi adalah tn. Wang yang
menyuruhnya menyampaikan pada Xiujuan kalau tiket sudah siap.
Xiufeng tidak membiarkan Xiujuan pergi karna dia curiga.
Kenapa? karna tn. Wang bilang Xiujuan harus segera ke bandara sekarang karna
penerbangannya sebentar lagi. Ini tentu hal aneh karena Xiujuan pergi tanpa
membawa koper dan diam-diam. Apa dia mau kabur? (Oowh, ketahuan)! Dia pun
melihat uang yang Jin Cheng berikan.
“Bagaimana bisa kau seperti ini! teganya kau melakukan
ini padaku!” marah Xiufeng karna menyadari Xiujuan menipu keluarganya.
Sialnya, Jin Cheng malah turun dari lantai atas. Xiujuan
yang melihat itu langsung memanfaatkannya.
“Kakak ipar, tolong aku! Dia tahu hubungan kita,” teriak
Xiujuan, berbohong.
Lanjuut...lanjuuttt
ReplyDeleteSemangaattt...semangaaat..
ReplyDelete