Images by Toei, Showgate
Petir
pun bergemuruh lagi serta cahaya nya yang terang terlihat dari jendela,
menerangin Mirei yang sedang menyentuh Jepit Rambut dikepalanya. Setelah itu
suasana kembali gelap,”Kalau begitu, giliran siapa?” kata Sayuri bertanya
dengan nada lembut.
Diana
pun berdiri serta membuka naskahnya.
Pembacaan
cerita pendek – Doa Dewi oleh Murid International Diana Detcheva
“Musim panas saat itu, aku mendapati seorang Venus. Disebuah desa kecil
yang terdapat di Bulgaria, aku dan saudari kembarku Emma dibesarkan. Pada suatu
hari, Emma yang bekerja sebagai pemandu wisata itu membawa seseorang untuk
menginap dirumah kami, dan dia adalah Itsumi.”
“Penanggung
jawabnya adalah Pak Hojo,namun dia kerap sibuk dengan acara lain. Oleh karena
itulah, aku menemani Itsumi mengunjungi tempat wisata indah yang ada disini.”
“Karena
mendiang ibu kami merupakan orang jepang, kami jadi cepat akrab dengan Itsumi.”
Diana
mengajak Itsumi berkeliling. Dan saat ia membawa Itsumi kesekitar danau, dengan
sangat ramah Itsumi mengajak Diana untuk berenang. Lalu ia membuka pakaiannya
begitu saja dan memasuki danau. Sedangkan Diana berdiri serta menatap Itsumi
dengan takjub.
“Oleh karena sisinya yang murni layaknya anak kecil, membuatku tertegun
dan kemudian terpikat padanya. Dirinya yang muncul dari air itu ... laksana
lukisan kelahiran Venus* yang terkenal itu. Seakan-akan terpancar darinya
kehidupan yang kemilau dan penuh kesucian.”
*Kelahiran Venus (bahasa Italia : Nascita di Venere) adalah lukisan
karya Sandro Botticelli yang dibuat pada pertengan tahun 1480-an
Saat
Itsumi bersama dengan Hojo sensei akan pulang ke jepang kembali, Diana terlihat
sangat sedih.
“Waktu
menyenangkan itu dengan cepat berlalu, dan perpisahan pun tiba.”
Itsumi
memberikan sebuah boneka kecil pada Diana sebagai tanda perpisahan,”Bawalah dan
anggap saja ini aku. Karena kelak kita akan berjumpa lagi.” Katanya.
“Oleh
karena ayahnya merupakan pengelola dari SMA Katolik Santa Maria sebagai murid
international yang istimewa kamu pun dapat undangan ke Jepang. Namun, karena
yang dipilih hanya satu orang, aku pun mengajukan Emma. Karena baginya, pergi
ke Jepang merupakan hal yang telah lama diimpikannya."
"Namun, Tuhan usil. Saat
Emma sedang menjadi pemandu wisata di benteng Aldimir dia terjatuh dari tangga
batu yang ada disana. Dan itu berarti impiannya kandas.”
“Lalu,
menggantikan Emma, aku pun menuju ke Jepang dan bersekolah disini. Karena
negara yang lain yang pertama kali kukunjungin adalah Jepang dan lalu bersekolah
di SMA Putri, membuatku berulang kali kebingungan.”
Saat
sedang berada dilorong sekolah, Diana berjalan sendiri. Tiba2 dari belakang
Itsumi yang melihatnya, memanggil dia, serta menanyakan apakah ia sudah
terbiasa. Lalu dengan tersenyum Itsumi menggandeng tangan Diana.
“Dengan
tiadanya murid lelaki, terciptalah nuansa bahwa keanggunanya tidak terkalahkan
oleh murid perempuan lainnya. Itsumi mengajakku ke klub sastranya. Karena ini
demi dirinya juga, aku berharap bisa cepat terbiasa dengan klub sastra.”
Diana
masuk kedalam dapur dan bertemu dengan Akane, lalu ia menawarkan bantuan. Tapi tanpa
sengaja Diana melihat suatu bekas ditangan Akane, dengan terkejut Akane pun
segera menutupinya. Ketika itu Itsumi masuk kedalam dapur juga,”Kamu tidak
perlu malu. Bentuknya imut bagaikan bunga lily. Itu adalah titik pesonamu.”
Katanya kepada Akane dengan lembut.
Tapi
Akane malah berlari keluar.
“Saat
itu, aku pun mengetahuinya. Kebakaran yang melanda restorannya. Dan impiannya
yang kandas.”
Itsumi
bercerita pada Diana bahwa bekas luka pada Akane mungkin disebabkan kejadian
waktu itu. Dan Itsumi ingin Akane kembali seperti sedia kala. Mendengar itu
Diana pun paham, maka dari itu ia tidak akan pernah mengungkit kejadian yang
menimpa restoran Akane.
”Dan
aku akan bicarakan hal yang terjadi kemudian.”
Dengan
lembut Akane mengambil minyak wewangian dan memakaikan itu di badan Itsumi,”Karena keadaannya yang semakin memburuk, walau Itsumi datang ke salon
sekalipun, kesehariannya yang lesu itu terus berlanjut. Dari tubuhnya, Itsumi
semakin terlihat bahwa dirinya kehilangan kekuatan. Layaknya keindahan Venus
yang perlahan memudar. Dirinya seperti terkena mantra racun yang dirapalkan
oleh penyihir.”
Itsumi
berterima kasih pada Diana serta berkata,”Aromanya seperti bunga mawar, ya.”
Lalu
Diana pun membalas,”Ini minyak bunga mawar dari Bulgaria. Bila dibalurkan
dengan ini, rasa letih pun akan hilang.”
Dengan
riang Shiyo mengambil piringan hitam lagu untuk didengarkan. Setelah itu dari
belakang Mirei datang dengan membawa minuman. Ketika itu tiba-tiba Itsumi
melepaskan tangannya dari Diana serta berkata bahwa ia mendadak haus. Lalu
dengan terburu-buru ia minum.
Dibelakang
sambil membawakan nampan berisi makanan, Akane menatap Itsumi dengan tajam.
Saat
acara telah selesai, Diana masuk kedalam salon dan melihat Itsumi yang sedang berbaring
disofa. Diana pun menghampiri Itsumi sedang mengabarkan bahwa kue yang mereka
jual telah laris terjual. Mendengar itu Itsumi berkata bahwa dengan ini
setidaknya mereka bisa menyumbang 150.000 yen.
Lalu
Itsumi mengambil brosur diatas meja dan Diana pun duduk berpindah kesebelah
Itsumi. Dan Itsumi berkata lagi.”Walau tekadnya sangat kuat, tapi masih ada
banyak anak yang tidak dapat bersekolah,’kan?”
Jadi
Diana membalas bahwa kepada anak-anak yang kekurangan itu, ia ingin dapat
membantu. Itsumi memuji niat Diana itu, lalu Itsumi bercerita,”Ketika aku lulus
nanti, aku ingin menutup salon ini. Lalu salon ini disumbangkan kepada panti
asuhan, untuk dirombak oleh mereka.”
Ketika
itu Akane masuk kedalam serta mengabarkan bahwa kue bolunya telah habis. tapi
lalu Akane berkata lagi bahwa Itsumi berencana merebut salon ini dari mereka
dan ia tidak dapat memaafkan sama sekali rencana itu.
“Bagi
Kominami yang impiannya telah kandas itu, dapur salon ini merupakan tempatnya
bernaung.”
Dihari
seperti biasanya, Akane dengan senang menyiapkan makanan untuk mereka. Dan kali
ini Akane membuat Puding Venus, lalu saat setiap orang mengambil bagiannya
masing-masing, Akane sendiri lah yang mengambil kan puding untuk Itsumi.
Ketika
itu Diana memperhatikan Akane yang sedang serius menatap kearah Itsumi. Dan
Takaoka pun mulai bercerita, sehingga setiap orang mulai mengalihkan pandangan
padanya. Takaoka bercerita dengan riang bahwa diperancis ada kue lengan Venus
dan ia sering memakannya.
Sedangkan
Mirei memuji makanan nya, ia berkata bahwa ia jarang memakan kudapan seperti
ini. Dan pada pertama kali ia kesalon ini, yang disajikan adalah Medeiline
serta Itsumi menawarkan itu kepadanya, tapi mungkin karena tidak terbiasa
dengan apa yang ia makan, ia pun menjadi kurang enak badan dan memuntahkannya
di toilet.
“Saat itu aku memastikan sesuatu. Perilaku dirinya.”
Segera
Diana mendekati Itsumi serta meminta Itsumi untuk tidak memaksa dirinya memakan
itu. Karena itu adalah racun untuknya. Lalu menggunakan bahasa asing, ia
menatap Akane,”Aku tidak akan memaafkanmu.”
“Aku
pun membulatkan tekad. Untuk melindungin Itsumi darinya. Melindungin dirinya
yang hendak diracun.”
Itsumi
terlihat bingung dengan perkataan Diana itu, lalu bertanya. Tapi Diana membalas
bahwa itu hanyalah mantra, mantra supaya kebahagiaan senantiasa menyertai
Itsumi.
“Itsumi
.. keseharianku setelah kepergianmu sangat menyesakkan seolah nafasku terhenti.
Aku tidak bisa .. ‘menerimannya’.”
Sayuri
mengucapkan terima kasih pada Diana atas pembacaan ceritanya,”Naskah yang agak
erotis, ya. Dan juga, naskah ini disertai sudut pandang Diana yang unik.”
Lalu
Sayuri mempersilahkan Diana untuk duduk dan melanjutkan,”Selanjutnya merupakan
giliran pembacaan naskah yang terakhir dari antara kalian berempat. Untuk
Takaoka Shiyo, waktu dan tempatnya dipersilahkan.” Katanya dengan senyum dan
nada yang lembut.