Pim panik ketika meliha
bayangan orang melewai jendela. Sehingga ia mengarahkan pisaunya sambil
berteriak panik,”Ah .. Siapa disana? Siapa disana? Keluar! Aku akan menusuk
kamu! Kamu dengar?! Aku bilang keluar!”
Perlahan Pim berjalan menuju
kearah jendela sambil terus berteriak. Lalu karena tidak ada satupun suara,
jadi Pim mulai mengarahkan pisaunya dengan sembarangan kearah tirai. Pim pun
membuka tirai jendelanya, tapi kosong.
Jadi dengan perasaan was2 Pim
berjalan mundur, tepat ketika itu Pim mendengar suara pintu dibuka dikamarnya.
Sehingga ia mulai berteriak lagi dengan perasaan panik sambil terus mengarahkan
pisaunya dan dengan sembarangan menusuk kearah jendela.
Lalu Pim mendengar suara
dari luar, sehingga ia mulai berteriak lagi menyuruh mereka keluar dan Pim
dengan ketakutan terlihat mulai mau menangis,”Aku bilang keluarlah! Aku takut.
Jangan sakiti aku. Siapa kamu?!”
Dan tiba2 Pim mendengar
suara benda jatuh, sehingga ia menjadi lebih panik lagi.
Ternyata diluar ada 2 orang
pegawai apatermen, tidak sengaja menjatuhkan perlengkapan untuk bersih2. Tapi Pim yang tidak tau, terlihat
makin ketakutan. Jadi ia terus berteriak, lalu tiba2 ia mendengar suara orang
masuk kedalam.
Kaki Pim pun terasa lemas, sehingga
ia terjatuh dan mulai bersembunyi masih sambil memegang pisau. Tiba2 seseorang
memegang nya dari belakang. Orang itu adalah Gun.
Melihat keadaan Pim, Gun
berusaha menenangkan Pim serta menyadarkan Pim yang terlihat tidak mengenalinya
untuk sesaat.
Pim pun lalu terlihat merasa
lega dan memeluk Gun sambil terus menangis. Sedangkan dengan lembut Gun
membalas pelukan Pim berusaha untuk menenangkannya,”Kamu aman. Kamu aman
sekarang. Kamu aman sekarang Pimdao.”
Jade memberikan rekaman yang
berhasil ia dapatkan kepada Wit. Ketika itu Wit sebenarnya terlihat khawatir
saat melihat Jade harus meminum obat. Tapi Jade menepuk pundak Wit serta
berjanji, ketika semua sudah selesai, ia pasti akan pergi untuk melakukan
pemeriksaan.
Lalu Koy datang, ia terlihat
sangat senang ketika melihat Jade. Setelah itu, Wit menawarkan Koy untuk duduk
dan ikut mendengarkan isi rekaman yang berhasil didapatkan oleh Jade. Tapi Koy
tidak mau.
“P’Gun terlihat tidak peduli
sama sekali. Lihat ini, berapa besar resiko yang Jade ambil untuk P’Non dan
P’Radee. Kita semua stress. Tapia pa yang dilakukan Gun? Dia malah mempedulikan
Pimdao.” Kata Koy dengan nada jengkel, tapi Wit serta Jade hanya bisa diam dan
tidak berkata apa2.
Berdasarkan dari informasi
orang2 nya, Met datang ke Body Work dan memeriksa. Disana ia melihat foto Koy
dipapan beserta dengan nama nya yang ditulis dibawah foto, Ratai Premtan
(Koy),”Nama belakang yang sama dengan Radee.” Kata Met.
Pim memutuskan untuk pindah
dari apatermen nya, tapi Gun mengingatkan bahwa Pim masih dalam bahaya
sekarang. Pim pun membalas,”Jadi apa? Kamu ingin orang2 itu datang lagi dan
membunuhku?” lalu Pim pun berjalan pergi.
Gun terlihat bingung dan
menanyakan orang siapa yang Pim maksud. Jadi Pim berbalik kepadanya dan bilang bahwa Gun pasti berpikir
dia gila, jadi ia tidak ingin mendengar itu dan menyuruh Gun untuk menutup
mulutnya saja. Lalu Pim juga marah karena saat ia menghubungi Gun beberapa
kali, Gun tidak ada untuk menolongnya, tapi malah Win yang tidak tau apapun.
Gun heran dan menanyakan
apakah Pim sudah selesai berbicara? Tapi Pim malah membalas,”Jangan pikir aku
akan melembut dan membiarkan kamu menjadi bodyguard ku lagi. Pergi kemanapun
kamu mau. Aku tidak butuh kamu.”
“Apa kamu yakin?”
“Yakin. Pergi.” Kata Pim dan
menarik Gun untuk keluar dari apartemennya, lalu ia melanjutkan,”Aku akan
menemui Win. Aku akan lebih aman bersama nya daripada dengan kamu.”
Gun terlihat kecewa.
Sedangkan Pim sendiri terlihat kesal dan sedih. Lalu Gun pun pergi dari sana.
Win serta Dear sedang bermesra-mesraan,
ketika tiba2 mereka mendengar suara Ak. Jadi mereka pun pura2 berdiri secara
terpisah. Dan Dear lalu mengandeng tangan Ayahnya untuk pergi. Sedangkan Win
menanyakan kenapa Met tidak menahan Ayahnya. Lalu ia ikut pergi dari belakang.
Win melakukan konferensi
pers. Sedangkan Ak dan Dear berdiri melihatnya dari jauh. Disana Ak memuji
kerja Win yang bagus kali ini. Dear pun senang mendengar itu dan tersenyum,
tapi ia dengan cepat menyembunyikan nya.
“Sejak Win telah berhasil
membuktikan dirinya, berarti ia bisa melakukan apapun yang dia inginkan.
Bisakah kamu memberi dia kesempatan, untuk bisa bersamaku?” kata Dear dengan
tatapan memohon pada Ayahnya.
Tanpa di duga Ak membalas
bahwa ia akan memberikan kepada Dear segalanya, kecuali ini. Dan jika Dear
masih seperti ini, ia tidak akan membiarkannya. Lalu Ak tersenyum jahat,”Berapa
lama Win akan bisa hidup didunia ini.”
“Apa maksud Ayah?” tanya
Dear, tapi Ak memotongnya.
“Berhenti bicara! Jika kamu
tidak mendengarkan ku, kamu akan tau apa yang akan terjadi.” Kata Ak sambil
menatap tajam pada Dear. Lalu Dear mengepalkan tangan dengan erat tapi ia tidak
bisa bicara apapun untuk membalas Ayahnya.
Ak memegang pundak Win dan
memberitahu pada wartawan2 disana bahwa Win akan segera menikah dengan Pim.
Begitu juga dengan putrinya Dear. Jadi ia akan mengabungkan itu dan membuatnya
menjadi suatu pernikahan besar.
Dear dan Win hanya bisa
saling menatap.
Win dan Dear saling
mengobrol diapatermen. Win meminta Dear untuk tidak terlalu memikirkan apa yang
dikatakan oleh Ayah tadi. Tapi Dear berbalik dan bicara,”Kawin, aku ingin
menghentikan segalanya, apapun itu seperti Pimdao atau Perusahaan.”
“Khun Dear, mengapa kamu
sampai sejauh ini sih. Bagaimana bisa aku berhenti begitu saja bekerja untuk
Ayah? Kedepannya, segalanya, perusahaan, akan menjadi milik kamu.” Kata Win.
Dear berjalan sambil
bicara,”Jika aku bilang ke kamu aku tidak ingin apapun, uang ataupun
perusahaan.”
Win mendekati Dear dan
memegang tangannya, lalu ia menanyakan apakah ada yang salah dengan Dear, tapi
Dear menggeleng. Dengan raut wajah tidak tenang, Dear memperingatkan Win untuk
apapun yang terjadi, jangan menikahi Pimdao. Jadi Win menganguk, mengiyakan
perkataan Dear.
Gun menghubungin Jade,”Aku
tidak mau Pimdao tau seseorang mengawasi nya. Dia akan menjadi lebih stress.”
Jade pun mengiyakan. Lalu ia
menginfokan bahwa ia telah mengirim seseorang untuk mengawasinya di apatermen
serta lobby, juga tempat parkir. Dan Gun pun berterimakasih kepada Jade.
Ibu Nam menghampiri anaknya
ketika ia melihat Nam turun dari tangga, ia menanyakan bukankah seharusnya Nam
menemani Pim. Tapi Nam membalas bahwa pacar Pim ada disana menjaganya. Jadi Ibu
Nam pun mnejawab bahwa itu bagus, pasangan harus bersama-sama, lalu ia
memperingati Nam untuk tidak mencuri pacar siapapun. Karena Nam harus ingat
berapa banyak yang telah dilakukan Khub Pim untuk keluarga mereka.
Tapi Nam tidak terima dan
bersikeras membalas Ibu,”Mom! Tentang aku dan Win, kamu tidak perlu khawatir.
Khun Kawin benar2 mencintaiku! Aku tidak mencurinya dari siapapun. Khun Kawin
melakukan itu .”
Tepat ketika itu, Prim
datang dan mendengarkan semua
pembicaraan Nam bersama Ibu. Jadi Nam berbalik dengan kaget melihat Prim.
Diluar. Prim pun memarahi
Nam yang tega melakukan itu kepada teman baiknya sendiri. Sedangkan Ibu
memperhatikan mereka dari jauh.
“Dia memberi kamu hidup
mewah, mobil, gaji, segalanya! Aku tidak tau bagaimana kamu bisa melakukan ini
kepada dia, Nam!”
“Aku tidak ingin menjawabnya
sendiri sekarang. Mengapa kamu tidak bertanya ke Khun Kawin juga?” kata Nam
balas menantang Prim. Ibu yang melihat itu terlihat marah pada anaknya
“P’Prim. Jika cinta adalah
kesalahan. Maka setiap orang didunia juga salah. Khun Kawin mencintai ku, bukan
Khun Pim. Jangan bilang kamu tidak tau?”
Prim marah mendengar itu,
lalu ia mencengkram lengan Nam,”Apapun hubungan Khun Kawin dan Khun Pim, itu
adalah urusan mereka! Tapi yang pasti, kamu tidak boleh melakukan sesuatu yang
rendahan seperti ini! Gunakan otak kamu untuk berpikir! Dan biarkan aku
mengingatkan kamu sekarang, hentikan! Ini antara kamu dan aku. Jika Pim terluka
atau kenapa2 terjadi kepada Pim karena kamu, kamu dan aku akan melihat itu.
Jangan biarkan aku kehilangan kesabaranku terhadap kamu. Ingat itu!”
Lalu Prim pun melepaskan Nam
dan pergi. Ibu menghampiri Nam dari belakang serta menjambak anaknya, ia
mengingatkan Nam untuk memutuskan Win dan melakukan seperti apa yang
dibicarakan oleh Prim.
Tapi Nam malah marah2 pada
Ibu,”Mom! Cukup! Lepaskan aku! Berhenti bertingkah gila! Jika kamu tidak
berhenti, aku akan keluar dan tinggal dengan Khun Kawin! Apakah kamu akan
berhenti atau tidak?!”
Ibu pun menampar Nam, hingga
ia terjatuh,”Aku memperingati kamu! Apa kamu pikir kamu bagus? Kamu mencuri
pacar teman mu! Betapa beruntungnya kamu Khun Prim tidak akan menceritakan nya
kepada Khun Pim. Putus dengan Khun Kawin!” lalu Ibu memukul kepala Nam lagi dan
melanjutkan,”Walaupun aku pecandu alcohol dan miskin, tapi aku tidak pernah
mengajari kamu menjadi orang yang buruk! Brengsek!”
Nam pun hanya bisa terduduk
dan menangis.
Wit mengikuti Koy yang masih ngambek, jadi Koy
menanyakan alasan wit mengikutinya. Dan Wit menjawab bahwa tidak peduli apapun,
walaupun hanya dia yang melihat orang itu sekarang. Tapi ia senang melihat
orang didepannya aman.
Koy pun terharu,”Hanya kamu
yang peduli tentang ku sekarang. Aku tau, aku bertingkah kekanak-kanakan
sekarang. Tapi aku ingin yang lain
mengerti, aku kehilangan dua orang saudaraku. Okay, aku ngerti Khun Pimdao
membuat kita menjadi lebih dekat dengan orang2 itu. Tapi Gun bersama dengan dia
sepanjang hari dan meninggalkan kita disini. Aku tidak mengerti Wit. Aku tidak
yakin untuk apa P’Gun lakukan ini. Untuk P’Radee? Atau untuk Pimdao?”
Wit mememegang pundak Koy
dan bilang padanya bahwa segalanya akan menjadi lebih baik, percayalah.
Tags:
Game Maya