By : Hunan TV
Ditempat lain. Zifeng melihat piala-piala
nya yang telah rusak, lalu merobek piagam petinju terbaik miliknya. Melihat itu
Zichen memarahi kakaknya. Tapi dengan lemas Zifeng berkata, katanya,”Kejuaraan
sabuk? Piala? Medali? Mereka semua hanya logam sampah. Aku pernah berpikir
bahwa dengan kedua kepalan tanganku, keluargaku akan bisa hidup dengan baik.
Tidak ada yang akan menggertak kita. Tapi apa hasilnya? Dimata orang lain kita
masih sama. Kami hanya cacing ditanah untuk mereka injak.”
Hu memberitahu Zifeng bahwa itu semua
adalah resiko, karena kompetisi dan panggung yang dia ikuti diorganisir oleh
mereka. Jadi selama ia terus meninju, maka ia harus menderita karena mereka.
Zifeng memutuskan untuk berhenti
bertinju. Lalu ia mengingat perkataan Wushuang padanya dan memutuskan untuk
mencoba masuk ke universitas Zhenyu. Tapi Hu segera mengingatkan bahwa
universitas Zhenyu adalah sekolah anggar bukan tinju.
Zifeng teringat lagi, saat Erhao
bertarung. Sehingga tekadnya menjadi tambah kuat untuk bisa masuk kesana.
Mendengar itu semua, Zichen dan Hu tersenyum dengan terpaksa menyetujui
perkataan Zifeng.
Di Universitas Zhenyu. Erhao berlatih
bertarung satu persatu melawan murid-murid disana. Dan hanya dengan waktu
sebentar saja dia bisa mengalahkan mereka serta membuat mereka kelelahan.
Saat latihan telah selesai. Erhao
menjelaskan pada Zhenyu untuk Sarbe atau Tim Pedang, mereka tidak akan bisa
bertahan dalam satu pukulan. Serta untuk Banter, paling, mereka bisa membuat
semifinal City Games.
Zhenyu menjelaskan bahwa setiap pemain
yang dia inginkan malah masuk ke Aosheng, satu persatu. Jadi kali ini tidak
peduli apapun, ia akan berusaha untuk menemukan pemain anggar yang baik sebelum
sekolah dimulai.
Hu masih mempertanyakan keputusan
Zifeng yang ingin masuk ke Universitas Zhenyu. Dan Zifeng memberitahunya bahwa
kemarin ia bertemu dengan seorang pria dan saat ia melihat pria itu bertarung,
ia jadi berpikir apakah dengan belajar anggar ia bisa menjadi seperti pria itu.
Saat Hu melihat syal yang dipegang
oleh Zifeng, ia pun bertanya,”Apa kamu jatuh cinta pada seseorang yang sekolah
di Zhenyu?”
Zifeng menyangkal, karena ia saja
bahkan tidak tau nama gadis itu. Alasan ia memilih Zhenyu adalah karena kakak
gadis itu menyarankan Zhenyu kepadanya. jadiZifeng berpikir jika ia pergi
kesana, maka ia bisa menemukan jawabannya.
Walaupun Hu sudah mencoba membuat
Zifeng mengubah keputusannya, tapi Zifeng tetap kokoh pada keputusannya itu.
Sehingga akhirnya, Hu mengambil harddisk milik Papanya dan memperlihatkan
rekaman Anggar yang dibuat oleh Papanya.
Dan Zifeng terpukau melihat kompetisi
Anggar yang direkam oleh Papa Hu.
Hu menjelaskan bahwa saat ia mendengar
Zifeng ingin belajar anggar, ia teringat oleh video kompetisi Anggar yang
sering ditonton Papanya sendirian saat malah hari, ketika ia masih kecil dulu.
Zifeng pun bertanya darimana Papa Hu bisa memiliki video itu.
Jadi Hu mulai bercerita, dulu Papanya
pernah memiliki seorang teman atlet anggar. Setiap kali ia berkompetisi,
Papanya selalu datang dan merekamnya. Lalu Papanya itu menyimpan file-file
tersebut disini. Tapi sayangnya, ia belum pernah bertemu dengan teman Papanya
itu, bahkan Hu berpikir bahwa mungkin Papanya dengan temannya itu telah
kehilangan kontak sejak lama.
Ditempat lain. Yiyi juga sedang menonton
pertandingan anggar dari laptopnya. Dan pada saat ia melihat kesamping, ia
melihat foto mereka bertiga (Yiyi, Erhao, Wushuang), lalu ia pun berpikir untuk
menghubungin Erhao. Tapi tiba-tiba Yiyi teringat akan perkataan Erhao kemarin
malam padanya.
Jadi akhirnya Yiyi tidak jadi
memberitahu Erhao dan hanya mengirim kan pesan untuk menyemangati kakaknya,
disebuah artikel online Sabre Wanita
Zhenyu berhasil sampai ke final.
Papa Hu heran saat melihat anaknya dan
Zifeng yang sedang fokus menonton dilaptop, bahkan mereka sampai tidak
menyadari kedatangannya. Jadi ia pun mendekati mereka secara perlahan dan
mengejutkan mereka. Dan saat ia melihat harddisk miliknya, ia segera memerahi
Hu yang telah berani menyentuh barangnya.
Hu hendak berlari kedalam saat Papanya
hendak memukul dia, tapi ia gagal. Lalu ia pun menjelaskan bahwa ia mengambil
itu karena Zifeng bilang ingin belajar anggar. Mendengar itu, Papa Hu tidak
jadi marah pada anaknya. Malahan Papa Hu tersenyum senang kepada Zifeng.
Mereka berdua kelihatan bingung, saat
Papa Hu buru-buru berlari masuk kedalam dan keluar sambil membawa sebuah kotak
besar.
“Inilah harta karun yang aku simpan
selama 20 tahun. Hari ini, aku akan memberikannya padamu,” kata Papa Hu kepada
Zifeng. Tapi Hu malah protes, karena selama ini saat ia meminta, Papanya tidak
pernah mau memberikan itu kepadanya.
Papa Hu memarahi anaknya dan
berkata,”Apa kamu tahu?! Ini awalnya miliknya ..” jelas Papa Hu, tapi saat
Zifeng menatapnya, ia tiba-tiba saja menghentikan perkataannya. Lalu ia membuka kotak itu, yang ternyata
berisi perlengkapan seperti baju, penutup wajah, dan pedang yang digunakan
dalam anggar.
Papa Hu menjelaskan bahwa Zifeng harus
mengembalikan martabat yang menjadi pemilik sebelumnya dari pedang itu. Lalu ia
juga meminta Zifeng untuk tidak memberitahukan itu kepada Papanya dulu, sampai
ia berhasil meraih prestasi nantinya.
Awalnya Zifeng bingung kenapa, tapi
Papa Hu segera memberinya alasan yang terdengar masuk akal. Jadi ia pun
menyetujui pendapat Papa Hu.
Papa Hu tersenyum puas dengan hal ini,
dalm hatinya ia berkata,”Tianqi, jangan
salahkan aku karena campur tangan. Kuharap suatu hari anakmu bisa merebut
kembali piala emas milikmu itu.”
Erhao datang untuk melihat Wushuang
yang berhasil memenangkan suatu kompetisi anggar. Dan ia tersenyum melihat nya.
Kang bersama temannya juga berada
disana. Ia bertepuk tangan dan mengacungkan jempolnya kepada Wushuang, saat
Wushuang berjalan kearahnya. Tapi sayangnya, Wushuang malah tidak menyadari
keberadaannya sama sekali. Lalu temannya menarik dia pergi dari sana.
Wushuang mendekat ketempat Erhao dan
dari belakang teman-temannya menyoraki dia, sehingga membuat ia merasa agak
malu. Erhao juga tersenyum dan melihat dengan heran, tapi Wushuang pura-pura
tidak mengerti juga dan hanya tersenyum.
Dicafe. Erhao memengang tangan
Wushuang dan mengajaknya untuk ikut bersamanya ke Paris. Karena jika Yiyi aja
bisa pergi ke Inggris untuk berlajar aksitektur, kenapa Wushuang tidak bisa
pergi juga untuk belajar anggar.
Wushuang teringat saat dulu Zhenyu
pernah menawarkannya untuk belajar diluar negeri dulu. Tapi Wushuang tidak mau
menerima itu, malah ia meminta agar Zhenyu membiarkan Yiyi saja yang pergi
sekolah di Inggris untuk agar dia dapat mengejar mimpinya. Dan ia sendiri akan tetap
tinggal disini, menjaga kehormatan Akademi Zhenyu.
Wushuang melepaskan tangan Erhao dan
membalas,”Akulah yang tidak mau pergi. Bibi dan Paman mengadopsi ku saat aku
ditinggal sendirian. Mereka adalah keluargaku yang paling berharga. Jkika Yiyi
pergi ke Inggris dan aku ke Prancis, siapa yang akan mengurusnya?”
Erhao masih berusaha membujuk
Wushuang, tapi Wushuang tetap menolak.
Saat Wushuang sedang memakan kuenya,
Erhao mengangkat tangannya untuk memegang kepala Wushuang. Tepat ketika itu,
Kang dan temannya juga datang kecafe itu. Jadi ketika ia melihat itu, ia segera
memanggil Wushuang.
Kang protes apakah dulu Wushuang
menolaknya karena Erhao dan bukankah Wushuang sendiri yang dulu pernah bilang
bahwa ia hanya ingin berkencan dengan atlet Olimpiade. Jadi Wushuang berdiri
dari kursinya dan membalas bahwa ia dan Erhao hanyalah teman baik.
Kang tidak menanggapi penjelasan
Wushuang dan malah langsung menganggap Erhao sebagai saingan cintanya. Lalu ia
pun menantang Erhao sambil sedikit memprovokasi Erhao bila ia tidak mau
menerima tantangannya. Mendengar itu, Erhao pun menerima tantangannya. Di Lomba
Anggar Muda bulan depan.
Sebelum pergi Kang menendang kursi
didekatnya dan berjalan melewati Erhao sampai berbisik pelan,”Aku akan
membantaimu.”
Erhao hanya tersenyum menanggapi itu.
Lalu ia menceritakan kepada Wushuang alasannya menerima tantangan itu. Ia hanya
menerima itu karena jika tidak maka Kang akan mulai berkeliling dan memberitahu
semua orang bahwa ia takut.
Zifeng mendaftarkan dirinya di Aplikasi Acara : Kompetisi Persatuan Pesta Pemula.
Tags:
Attack It Lightning