Aishite tatte, Himitsu wa
Aru (2017)
I Love You, But I Have a Secret
Episode 10 - 1
Network : NTV
“Itu
bukan Ibuku, tapi aku yang membunuh Ayahku,” aku Rei, lalu mulai
bercerita,”Perasaan pada waktu itu, masih terasa. Ibu dan aku mengubur Ayah
dihalaman dan hidup seperti dia tidak ada. Aku mengatakan pada diriku sendiri
bahwa itu bukan salahku. Aku meyakinkan banyak orang, termaksud kamu. Aku
mengkhianati kamu sepanjang waktu. Jadi kamu tidak perlu meminta maaf pada
orang sepertiku.”
Rei
berdiri dan berjalan mendekat kepada Sawa, tapi tanpa sadar Sawa melangkah
mundur. Sehingga Rei menjadi kecewa dan berjalan pergi meninggalkan Sawa yang
terdiam ditempatnya.
“Ada sesuatu didalam hatiku, aku
mengabaikan ini. Karena pacarku. Aku pikir dia akan menerima pengakuanku. Tidak
peduli betapa gelapnya aku, aku pikir dia akan meneranginku. Aku berjaga-jaga
selama ini seperti orang bodoh.” Pikir Rei dalam hatinya
sambil berjalan dengan lemas dan tersenyum sedih.
Sawa
mendapatkan telpon dan lalu dengan buru-buru mulai berlari. Ia datang kerumah
sakit, dimana Ibu dan Akihito sedang menunggui papanya yang sedang dioperasi.
Akihito
terlihat tidak bersemangat dan menyalahkan dirinya sendiri, karena tidak bisa
melindungin Ayah. Tapi Ibu menyemangatinya. Lalu Akihito berkata,”Aku melihat.
Dia mungkin ingin menerima hukumannya.”
Ibu
terlihat tidak mengerti maksud Akihito.
Dengan
lemas, Rei datang ke kantor polisi.
Kazami sedang berada dikantor polisi juga,
sepertinya ia menyerahkan dirinya, mungkin. Dan disana ia bertanya kepada
seorang pria berjas hitam,”Dimana Tachibana?”
“Dia
masih koma,” balas pria itu.
Hari
telah pagi. Rei bangun dari tidurnya, ia terlihat bingung. Lalu pada saat itu
bel rumah berbunyi, jadi ia turun dan membuka pintu. Ternyata orang yang datang
kerumahnya adalah Detektif Ichinose dan Daigo.
“Kami
menemukan orang yang mengirimkan senjata pembunhan kepada Sawa Tachibana,” kata
Ichinose langsung, sebelum Rei bisa berkata-kata.
Mendengar
itu Rei terkejut. Tapi ia mempersilahkan mereka masuk, lalu ia pun melihat
rekaman CCTV yang ada di tempat pengiriman barang. Disana ia melihat dengan
jelas, Ibunya yang datang sambil membawa sebuah kardus.
“Ibu?”
kata Rei seperti tidak percaya.
“Itu
mungkin, Ibu mu adalah orang yang telah menggali dan mengambil semuanya dan senjata
pembunuhan itu.” kata Ichinose.
“Tapi
motif nya masih misteri. Bisakah kamu pikirkan alasan mengapa Ibu mu melakukan
itu?” tanya Daigo.
Ichinose
dengan sesakma memperhatikan raut wajah Rei yang terkejut. Dan untuk pertanyaan
Daigo, Rei tidak bisa menjawab.
Dihalaman,
Rei memandangin tanah tempat mereka mengubur Ayah dan bertanya-tanya apakah itu
benar-benar Ibunya. Lalu ia membayangkan Ibunya, menggali tanah itu, mengambil
tusuk rambut Sawa, membungkus dan mengirimnya. Setelah itu meletakan kotak kedalam
lemarinya.
Rei
segera masuk kedalam kamarnya dan membuka laci meja nya, lalu mengambil foto
kotak yang dibungkus kain merah yang pernah diterimanya.
“Itu mungkin bagi Ibu untuk menaruk
foto ini kedalam dokumen, sejak aku masuk kedalam depatermen investigasi
spesial. Selain itu…” pikir Rei. Lalu ia mengingat tentang
Ibunya yang selalu menyemangati dia untuk jadi bahagia.
Didalam
penjara. Ibu duduk sendiri sambil merenung.
“Tidak peduli apapun, aku tidak bisa
percaya itu. Mengapa Ibu bisa mengharapkan kebahagianku pada waktu yang sama
dengan menghacurkan itu?” Pikir Rei.
Rei
keluar rumah dan menelpon seseorang, karena ada yang ingin ia bicarakan. Dan
ternyata orang itu adalah Kosaka-sensei.
“Aku
ingin bertemu Ibuku untuk mengkonfirmasi sesuatu.”
“Apakah
itu tentang diari Ayahku?” tanya Kosaka, sehingga memuat Rei heran, tapi dengan
cepat Kosaka berkata bahwa beberapa hari yang lalu sebuah foto copyan diari
dikirim ke tempatnya. Dan Kosaka memberikan itu kepada Sawa untuk dibaca.
“Aku
tidak berpikir, aku akan bertemu Sawa lagi,” kata Rei, membuat Yamada dan
Kosaka heran, tapi sebelum Kosaka menyalahkan dirinya sendiri, Rei
melanjutkan,”Kamu melakukan hal yang bagus.”
Tachibana
sadar dan menyadari itu mereka semua mendekatinya dan menanyakan keadaannya
dengan cemas. Dan Akihito yang melihat itu tampak lega.
“Akito,
apa kamu baik-baik saja?” tanya Tachibana, lalu,”Mengapa kamu melindungiku?”
Ibu
segera menyuruh mereka untuk menghentikan pembicaraan tentang kejadian itu.
Lalu Akihito pun pamit untuk pergi bekerja.
“Aku
bermimpi. Aku bermimpi membunuh Kazami. Sensasi menusuk dengan pisau masih
terasa denganku,” kata Tachibana.
Mendengar
itu Sawa teringat akan perkataan Rei.
Dikamar.
Rei melihat foto—fotonya bersama Sawa dan perlahan ia menghapus satu persatu
foto itu. Ia terlihat sedih.
Pagi
hari, saat turun Rei melihat ruang tamu dirumahnya tampak kacau dan berantakan.
Seolah-olah ada seseorang yang datang merusak itu, bahkan foto copy buku harian
Ayahnya pun tersobek-sobek. Pada saat itu, Rei melihat sebuah CD putih, jadi ia
menyalakannya.
Rei
duduk dan menonton rekaman ruang tamunya disaat malam hari. Ruang tamunya
tampak baik-baik saja. Tapi pada saat melihat itu Rei heran dan ia pun
berbalik, lalu melihat sebuah handycam merekamnya. Jadi ia berdiri dan mendekat
kesana.
Lalu
saat Rei berbalik kearah TV, ia melihat seseorang mengambil buku hariannya.
Lalu merobek-robek itu dan melemparkan sobekan itu. Orang tersebut memakai
jaket hoodie hitam.
Rei
mendekat lagi kedepan TV dan dengan gugup melihat rekaman itu, lalu saat orang
itu membuka hoodienya dan menunjukan wajahnya. Rei terkejut.
Orang
itu adalah Rei sendiri. Ia tertawa dan tersenyum lebar kearah kamera.
Dikantor.
Kosaka memberitahu Sawa tentang saat Rei datang kemarin, lalu mereka berbicara
sedikit tentang Sawa. Dan Yamada pun bertanya apa Sawa baik-baik saja, lalu
dengan tenang Sawa mengaku bahwa ia baik-baik saja serta mulai duduk dan
membahas pekerjaan.
Tanpa
sengaja Sawa menjatuhkan dokumennya, lalu Yamada bantu mengambil itu dan
memberikan pada dia. Setelah itu Sawa mulai bercerita,”Disana banyak hal yang
masuk kedalam pikiranku, semuanya kacau.”
Kosaka
memperlihatkan koran. Disana ada foto orang tua Rei. Lalu Kosaka duduk
disebelah Sawa menasehatinya,”Aku merasa jika kamu bisa menghadapi kejadian ini.”
Sawa
terlihat mulai berpikir secara perlahan.
Rei
berjalan dengan gontai dijalan, lalu saat ia melihat pantulan dirinya di kaca
mobil. Apakah itu aku? Tanya Rei pada
dirinya sendiri.
Rei
mengingat, saat malam hari ia mulai menggali kuburan Ayahnya, lalu menari-nari
dengan senang. Masuk kedalam rumah, meletakan foto kotak berbungkus kain merah,
kedalam dokumen miliknya yang berada didalam laci. Rei melakukan semua itu
sambil tersenyum gembira.
Bungkusan
kotak itu ia masukan kedalam lemari bajunya sendiri.
“Apa aku yang melakukan semua itu?” tanya
Rei.
Sawa
menempelkan koran tersebut didalam bukunya. Lalu ia mendapatkan telpon dari
Kotaro tentang Rei yang tidak ada kabardan telah absent selam 2 hari. Bahkan
Kotaro juga menerangkan bahwa ia tidak bisa menghubungi Rei dan Kotaro takut
bahwa Rei akan melakukan hal yang aneh.
Dengan
buru-buru, Sawa mengambil tasnya. Lalu pergi kerumah Rei dan mengetuk-ngetuk
pintu rumah Rei dan sadar bahwa pintu rumahnya terbuka. Jadi Sawa masuk begitu
saja.
Rei
duduk ditangga dan melihat Sawa yang masuk kedalam,”Ada apa ?” tanya Rei sambil
mendekat kepada Sawa.
Dengan
cemas, Sawa menceritakan tentang Kotaro yang memberitahunya. Tapi Rei malah
mendekat dan ingin menciumnya, karena itu Sawa segera mendorong Rei.
Rei
yang terjatuh kelantai, mulai tertawa dengan keras. “Seperti yang diduga, kamu
menolakku. Kamu yang terbaik, kan?” kata Rei, lalu mengulang perkataan Sawa
kepadanya dimasa lalu.
Sawa
bingung melihat Rei yang bersikap seperti orang yang berbeda. Dan melihat itu
Rei berdiri dan menjelaskan,”Sekarang, kamu pasti mengira dia akan bunuh diri
dan kamu datang untuk menghentikan dia, kan? Dan jikan dia mati karena kamu,
itu akan menghantui kamu, kan?”
“Hey,
ada apa denganmu?” tanya Sawa.
Rei
mendekati Sawa lagi,”Kamu tau, aku membenci kamu. Kamu dan milikmu berbicara
omong kosong,” katanya, lalu memegang atas kepala Sawa dan menatapnya,”Kamu
munafik.”
Rei
membuka pintu dibelakang Sawa dan mendorongnya keluar. Sedangkan Sawa yang
masih kebingungan, tidak ada melakukan apa-apa.
Akihito
datang sebentar untuk menjenguk Ayahnya, lalu ia akan pergi. Tapi Tachibana
mulai berbicara kepadanya,”Kamu bisa menulis itu,” katanya sambil melihat koran
ditangannya.
“Aku
pikir itu akan ditolak, jika aku yang menulis itu.”
“Itu
resiko pekerjaanmu.”
Saat
mendengar pembicaraan Kosaka ditelpon yang akan pergi ke Kantor Polisi
Minatonishi. Sawa segera bertanya,”Bisakah aku ikut kamu untuk mewawancarai Ibu
Rei?”
Mereka
berdua heran, tapi Sawa menjelaskan bahwa ada sesuatu yang ingin dia check.
Didepan
kantor polisi. Sawa dan Kosaka menunggu Rei. Dan saat Rei datang, ia heran dan
berjalan mendekati mereka.
“Apa
kamu ingat bertemu denganku semalam?” tanya Sawa langsung, tapi tampak nya Rei
tidak ingat apa-apa tentang kejadian semalam.
Kosaka
lalu mengajak mereka berdua untuk masuk, tapi sebelum itu Rei ingin
membicarakan sesuatu, jadi ia menghentikan mereka.
Di
dalam. Kosaka memperkenalkan dirinya sebagai pengacara kepada Shouko, hal itu
membuat Shouko heran. Tapi Rei menjelaskan bahwa Ia yang meminta kepada Kosaka.
Walaupun
heran melihat Rei, Sawa dan Kosaka. Shouko duduk dengan tenang. Lalu Rei mulai
memberitahu bahwa ia telah membaca diari Ayahnya, jadi dengan kaget, Shouko
bertanya,”Apa kamu ingat?”
Rei
bingung mendengar itu. Lalu Kosaka menjelaskan bahwa ia menerima foto copyan
diari itu dikantornya. Mendengar itu Shouko jadi heran.
“Apa
maksudmu dengan ‘Apa kamu ingat’?” tanya Rei.
Dengan
gugup Shouko mulai bercerita,”Rei, kamu pernah membaca diari itu sekali
sebelumnya.”
“Huh?
Bisakah kamu menjelaskan agar aku mengerti?”
Shouko
menggeleng dan menolak untuk memberitahu. Jadi Rei mengakui bahhwa Kosaka dan
Sawa sudah tahu bahwa dia lah yang membunuh Ayahnya sendiri. Lalu bertanya lagi
pada Ibu,”Apa aku yang menggali itu? Setelah aku menggali itu, kamu mengirimkan
piala itu kepada Sawa?”
Shouko tidak menjawab, jadi
Rei menyimpulkan bahwa itu benar. Jadi Shouko mulai bercerita,”Kali ini, kamu
menerima itu. Kamu tidak ingat diari itu adalah karena sebagian ingatan mu
adalah milik anak itu. Bagian lain dari kamu. Rei dan Saku.”
Lanjutannya dong..penasaran nih 😇😇
ReplyDeleteCerita ending nya apa cuma segitu ya??? Bikin penasaran 😮
ReplyDeleteMaaf ya.. nanti dilanjutkan
Delete