Company name : Citizen Kane
Yada berkeliling mencari keberadaan
Trai dan ketika ia kembali ke dekat mobilnya, ia melihat Trai yang terduduk
disana. Dengan segera, Yada pun membantu Trai, tapi Trai sama sekali tidak mau
ke rumah sakit.
Jadi karena Trai terus menolak, maka
Yada pun setuju untuk tidak membawanya kerumah sakit. Tapi sayangnya untuk
berdiri saja, Trai sangat kesulitan. Dan dengan sedih, Yada memeluk dan
menopang Trai.
Dipagi hari. Trai menolak ketika
Khem ingin menyuapinya dan Yada yang melihat itu dari jauh, menawarkan diri
agar dia saja yang mengurusi Trai. Dan ketika Yada mendekat, Khem protes karena
Yada tidak membawa Trai kerumah sakit.
“Jika aku membawanya kerumah sakit,
polisi akan tau,” jelas Yada.
“Itu bagus. Kita bisa menangkap
mereka semua,” balas Khem.
“Tidak perlu. Jika kita membuat
berita, reputasi Khun Nee akan jadi bahaya. Setiap orang sudah cukup terluka.
Atau kamu kira belum?” kata Trai kepada Nee.
Mendengar perkataan Trai kepadanya,
maka Khem pun pergi meninggalkan mereka. Lalu dengan penuh perhatian, Yada
menyuruh agar Trai beristirahat saja dan jangan terlalu banyak memikirkan hal
itu, karena ini sudah cukup buruk.
“Aku harusnya lebih dipukuli lagi,”
kata Trai kepada Yada.
Sambil melihat foto Yada yang berada
diblognya, Krit mengingat semua kejadian kemarin malam bersama Yada. Dan
setelah mengingat itu, Krit tampak sedih sendiri. Ia membalikan laptopnya dan
duduk merenungkan semuanya.
Dikamar mandi. Yada duduk dihadapan
cermin dan menyisiri rambutnya.
Krit masuk kedalam kamar yang
dulunya ditempatin oleh Yada. Disana ia berdiri dan mengingat kembali, hari
pertama mereka menikah. Krit lalu duduk diatas tempat tidur dan mengelusnya. Ia
mengingat saat Yada memijatnya. Ia mengingat tentang kedekatan mereka berdua.
Yada masih menyisiri rambutnya. Ia
mengingat saat dulu ia memakaikan cream kewajah Krit dan membercandainnya. Ia
mengingat tentang kedekatan mereka berdua.
Yada lalu mengingat mengenai, Krit
yang melepaskan tusuk rambutnya dan berkata bahwa dia menyukai rambut Yada yang
seperti ini. Ketika mengingat itu semua, Yada menjadi sedih, ia lalu menyisiri
rambutnya dengan tangan.
Krit dengan pandangan mata yang
tampak sangat sedih, ia mengingat saat pertama kali mereka balik ketempat ini,
setelah mereka selesai berbulan madu. Saat itu, ia membuka tirai jendelanya dan
mengatakan pada Yada bahwa ia tidak suka tempat yang gelap.
Dan dengan langkah cepat, Krit lalu berjalan
menuju kedepan jendela dan menutup tirai jendela yang terbuka. Sehingga tempat
itu pun menjadi gelap.
Sedangkan Yada. Ia mengambil tusuk
rambutnya dan memakai itu dirambutnya.
Direstoran. Tassana ditawari sebuah
pekerjaan, tapi ia menolak dan meminta waktu untuk memikirkan hal itu dulu. Dan
tepat pada saat itu, Yada datang untuk menemuinya. Yada datang ditemanin oleh
dua orang bodyguardnya.
Dicafe. Ping mengabarkan kepada
Krit, yaitu mereka masih belum tau dimana Dilok berada, tapi yang pasti Dilok
tidak ada pergi meninggalkan negara ini. Dan tampaknya Dilok tidak ada
menggunakan kartu kreditnya.
“Lanjutkan pencarian. Kita harus tau
alamatnya duluan, sebelum Khun Joe,” Kata Krit, memberi perintah.
“Mengapa?”
“Aku ingin mengurus Dilok dengan
tanganku sendiri,” jawab Krit.
Ping lalu memberitahu bahwa Tassana
sedang berada disini dan ia juga memperingati Krit agar berhati-hati, karena
Tassana tidak lagi berada disisi mereka dan bukan teman Krit lagi.
Mendengar perkataan Ping, Krit pun
menjadi emosi. Ia mendekati Ping dan menarik kerah kemeja Ping. Dengan tegas,
ia mengatakan bahwa Tassana masih tetap temannya dan itu tidak akan pernah
berubah.
Yada menanyakan tentang apa yang
pernah Tassana katakan. Karena ia telah mencari tau, tapi Ayahnya sama sekali tidak
pernah terlibat dengan D.S Company serta ia tidak membuat Kad masuk kepenjara.
“Orang yang tidak melakukan bisnis
bersama, bukan berarti mereka tidak mengenal satu sama lain,” kata Tassana.
Tassana lalu bangkit berdiri, ingin
pergi dari sana. Dan melihat itu, Yada ikut bangkit berdiri. Yada mengancam
Tassana, ia bertanya apakah Tassana tidak ingin bertemu dengan Khem lagi.
Mendengar pertanyaan itu, Tassana menghembuskan
nafasnya. Ia berbalik, menghadap kearah Yada dan menolak. Bagi Tassana, hanya dengan
memiliki Kwan dalam hidupnya, itu sudah cukup.
“Khun Na!” kata Yada seperti
memberikan peringatan.
“Jangan mengancamku. Apa kamu tau,
seperti siapa kamu sekarang? Seperti orang yang kamu benci,” balas Tassana,
lalu ia berjalan pergi, meninggalkan Yada.
Krit berdiri menunggu kedatangan
Tassana. Dan melihat Krit berada disana, Tassana pun menghampirinya. Ternyata
semua hal tentang pekerjaan itu adalah sesuatu yang telah diatur oleh Krit
untuk Tassana.
“Apapun perusahaan yang ingin
mempekerjakanmu, harus bertanya padaku dulu,” jelas Krit.
Yada datang dan mengatai Krit yang
terdengar begitu egois. Karena Krit tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam
pekerjaan baru Tassana.
“Kenapa kamu tidak mengurus
situasimu dulu?” tanya Tassana, lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua. Dan
setelah Tassana pergi, Yada pun ikut pergi, meninggalkan Krit.
Krit mengikuti Yada sampai keluar
dan menanyakan apa alasan Yada bertemu dengan Tassana. Dan Yada pun menjawab
bahwa itu tidak ada hubungannya dengan Krit, sambil masih terus berjalan.
Lalu Krit pun menarik tangan Yada
dan menghentikannya berjalan. “Aku masih memiliki hak atas mu,” kata Krit,
menegaskan kepada Yada.
“Jangan sentuh aku. Atau…” balas
Yada. Ia melepaskan tangan Krit yang memegang tangannya.
“Atau apa? Kamu mau menembakku?”
tanya Krit dengan tajam. Dan pada saat itu, ia tersadar, ketika dua orang
bodyguard Yada muncul. Krit pun tersenyum.
“Aku tidak bicara baik- baik kepada
orang seperti kamu. Jadi aku harus menggunakan paksaan,” kata Yada kepada Krit.
Ping muncul dan melihat semua itu,
ia lalu pun ingin mengeluarkan senjatanya. Dan melihat itu, kedua orang
bodyguard Yada pun ingin mengeluarkan senjata mereka. Menyadari hal itu, Krit
mengangkat tangannya untuk menghentikan Ping.
“Aku takut untuk menyentuhmu sekarang,”
kata Krit, tidak tampak takut. Lalu ia mendekatkan wajahnya dan berbisik
ditelingan Yada,”Selanjutnya, aku akan meminta hak ku.”
Disaat Krit ingin mencium pipinya,
Yada dengan segera memalingkan wajahya dan berbalik pergi dari sana. Diikuti
oleh dua orang bodyguardnya. Dan penolakan itu, membuat raut wajah Krit
berubah, ia tampak tidak senang.
Diruang rapat. Dengan gaya yang
sangat menyakinkan, Kasin menunjukan diagram garis tentang anggota baru mereka
yang tidak ada meningkat selama 3 hari ini. Dan ia menyuruh para kawayawan
untuk lebih aktif lagi dalam bekerja.
“Kalian harus memiliki visi yang
jauh kedepan. Bukan hanya memikirkan hari ini saja. Rencana jangka panjang.
Kalian harus memiliki itu! Termaksud kalian, tidak punya tujuan dan tidak ambisius,”
jelas Kasin.
Mon yang mendengarkan penjelasan
Kasin, tidak mengerti sama sekali. Jadi ketika Kasin berhenti bicara, maka ia
menanyakan itu kepada Chat. Tapi tiba-tiba saja Kasin memukul meja.
“Target kita adalah anggota kita
harus meningkat 50 persen. Dan sekali itu naik. Naik! Naik! Naik! Itu tidak
bisa turun,” kata Kasin, lalu menyuruh mereka semua keluar.
Setelah semua karyawan keluar dari
ruangan, Chat bertanya kepada Kasin dengan agak ragu, apakah mereka benar-benar
bisa melakukan nya. Dan dengan mudahnya, Kasin membalas bahwa pekerjaan ini
sama sekali tidak sulit.
“Hey, Khun Kasin. Biar aku tanya
padamu. Bahkan sejak perusahaan ini dibuka, apa kamu pernah mengundang seorang
anggota baru untuk bergabung?” tanya Mon kepada Kasin. Dan mendengar hal itu,
Kasin pun menjadi terdiam.
Didalam ruangan kerja Ayahnya, Yada
mulai membongkar dan memeriksa satu persatu barang milik Ayahnya. Karena ia
mengingat akan perkataan Tassana tadi kepadanya.
Yada lalu menemukan beberapa album
foto lama. Ia pun memeriksanya. Dan disana ia menemukan sebuah foto pria.
Dibawah foto tersebut terdapat tulisan. Untuk teman baikku, Kad Wongsirisawad. Melihat
foto itu, Yada pun menjadi kaget dan kebingungan.