Broadcast Network : Tencent
“Suami,”
panggil Hui Yan.
“Tuan
Muda,” panggil Hui Yan.
“A Xi,”
panggil Hui Yan.
“Tuan
Pengemis,” panggil Pi Pi.
He Lan
terbangun dengan nafas terengah karena mimpi buruk yang dilihatnya.
Pagi hari.
Pi Pi menghubungin Tian Xin, meminta dia agar menemaninnya pergi membeli hadiah
untuk Jia Lin. Tapi Tian Xin menolak, karena dia ada latihan sepanjang hari ini
dan tidak ada waktu luang. Jadi Pi Pi pun memutuskan untuk pergi sendiri ke mall.
Pi Pi masuk kedalam satu toko dan mulai melihat- lihat baju kemeja yang ada
disana. Dan disaat itu seorang wanita penjaga toko, menghampiri Pi Pi dan
menawarkan bantuan untuk membantu Pi Pi.
“Aku
ingin membeli kemeja putih. Dengan kancing merah,” kata Pi Pi menjelaskan
seperti apa kemeja yang sedang dicarinya kini.
Wanita
toko itu menuntun Pi Pi dan menunjukan sebuah kemeja seperti yang Pi Pi
inginkan. Dan melihat kemeja yang dicarinya, Pi Pi merasa sangat senang, tapi
ketika ia melihat harga yang tertera disana, ia pun menjadi ragu.
“Yeah.
Kemeja ini sudah di diskon juga. Nona, apa kamu mau memberikan ini kepada
pacarmu?” kata si wanita penjaga toko dengan ramah.
“Untuk
hadiah ulang tahunnya… mm… aku akan ambil satu ini,” kata Pi Pi dengan riang,
walaupun ia awalnya sempat ragu dengan harga kemeja itu.
Si wanita
toko itu pun dengan ramah menanyakan ukuran baju pacar Pi Pi. Dan mendengar
itu, Pi Pi pun menjadi bingung, karena ia tidak tau. Jadi Pi Pi pun mulai
menjelaskan bentuk dan besar badan Jia Lin dengan mengira- ngira sambil
mengingat.
Melihat
bagaimana Pi Pi menggambarkan bentuk dan besar badan Jia Lin. Si wanita toko
itu menyimpulkan kalau mungkin saja ukuran Jia Lin adalah L atau M.
Dan disaat
Pi Pi masih kebingungan, si wanita toko menyarankan agar Pi Pi mengajak Jia Lin
kesini dan mecobanya agar lebih pasti, karena ditoko mereka barang yang sudah
dibeli tidak bisa dikembalikan atau ditukarkan.
Sebenarnya,
Pi Pi ingin memberikan kejutan kepada Jia Lin, sehingga ia menjadi agak
kebingungan antara mau telpon atau tidak. Dan tepat disaat itu, ia melihat seorang
pria yang bentuk badanya hampir mirip seperti Jia Lin.
Dengan
hati- hati, Pi Pi mendekati pria itu dan mengukur tinggi serta lebar bahu si
oria. Lalu setelah berpikir sesaat, Pi Pi menunjuk si pria dan berbicara dengan
suara pelan ke wanita penjaga toko. Pi Pi mengatakan kalau bentuk dan besar
badan si pria hampir sama seperti pacarnya.
Mendengar
suara Pi Pi, si pria berbalik dan tanpa sengaja menyentuh tangan Pi Pi.
Sehingga membuat Pi Pi menjadi terkejut. Dan si pria itu ternyata adalah He
Lan.
“Oh, maaf.
Tolong maafkan orang buta ini,” kata He Lan, meminta maaf.
Ketika
melihat wajah He Lan, maka Pi Pi pun mengingatnya. Begitu juga dengan He Lan, ketika
mendengar suara Pi Pi, ia langsung mengenalinya.
Dan si
wanita toko yang melihat itu, berkata kepada Pi Pi, kalau bentuk dan besar
badan pacar Pi Pi hampir sama seperti He Lan, maka mungkin L akan cocok. Lalu
ia menyarankan agar Pi Pi meminta kepada He Lan saja untuk mencobanya.
“Jika
kamu tidak masalah. Aku bisa mencobanya untukmu,” kata He Lan setuju untuk
menolong Pi Pi mencoba baju itu.
Mungkin
karena tidak bisa melihat, maka ketika memakai kemeja itu, He Lan tidak bisa
mengancingkan nya dengan baik. Sehingga melihat itu, Pi Pi pun membantunya
untuk mengancingkan kemeja itu.
“Seperti
apa dia?” tanya He Lan, disaat Pi Pi sedang membantu mengancingkan kemeja itu.
“Siapa?”
tanya Pi Pi heran.
“Kamu
memberinya hadiah yang mahal. Aku jadi ingin tau seperti apa dia.”
“Oh,
maksudmu pacarku. Dia pria yang sangat baik. Dia mendapatkan peringkat yang
baik. Dia luar biasa. Dia lebih baik dariapa aku,” jelas Pi Pi.
Setelah
akhirnya, Pi Pi selesai mengancingkan kemeja itu dan melihatnya. Ia langsung
menjuju kepada si wanita penjaga toko dan mengatakan bahwa ia jadi untuk
mengambil kemeja itu. Sedangkan He Lan, terdiam ditempat.
Ketika
akan membayar, ternyata salah satu kartu miliknya sama sekali tidak bisa
digunakan, satunya lagi tidak bisa digesek dimesin EDC disana. Dan dengan suara
pelan, Pi Pi menanyakan apakah baju kemeja itu tidak bisa di diskon lagi serta
bisakah ia membayar dengan angsuran disini.
Tentu
saja hal itu tidak bisa. Si wanita toko menyarankan agar Pi Pi turun ke lantai
bawah dan menyebrangin jalan, karena disana terdapat ATM. Jadi Pi Pi bisa
membayar dengan cash saja.
Dengan
riang, Pi Pi pun berterima kasih dan ia meminta agar si wanita toko itu menjaga
kemeja tersebut. Tunggu sampai dia kembali. Dan setelah Pi Pi pergi, si wanita
toko yang awalnya tersenyum, langsung tampak berubah seperti memandang rendah
Pi Pi.
Disaat Pi
Pi telah benar- benar pergi, He Lan mendatangin meja kasir dan memberikan
kartunya kepada si wanita penjaga toko.
Di tempat
mesin ATM berada. Pi Pi mengambil uangnya menggunakan dua kartu ATM yang ia
punya, tapi sayangnya, salah satu kartunya tidak bisa digunakan.
Pi Pi
kembali kedalam toko dengan nafas yang terengah. Disana ia langsung memberikan
semua uang nya serta beberapa uang logam yang berada didompetnya.
“Bisakah
aku membayar sisanya besok? Tidak. Aku akan membayarnya sore ini,” kata Pi Pi
dengan cepat, karena uang yang dimilikinya kurang.
Si wanita
toko membalas kalau He Lan telah membayarkan baju kemeja yang diingankan Pi Pi.
Dan mendengar itu, Pi Pi langsung menjadi senang. Ia berterima kasih kepada He
Lan dan meminta nomor telpon He Lan, supaya ia bisa membayarnya nanti.
“Tidak
perlu,” kata He Lan, ketika Pi Pi mengatakan itu.
“Tidak,
tidak… ini hadiah untuk pacarku. Itu sangat berarti bagiku. Aku hanya bisa
melakukan sebanyak ini untuknya. Dia benar- benar penting untukku. Jadi aku
harus membeli kemeja ini sendiri untuknya,” balas Pi Pi menjelaskan dengan
riang.
“Nona,
aku kira kamu salah paham. Aku tidak membeli kemeja ini untuk pacarmu. Ini
cocok untukku, jadi aku membelinya,” kata He Lan menjelaskan dengan tegas.
“Tuan ini
juga membeli kemeja dengan ukuran yang lainnya juga,” tambah si wanita penjaga
toko, memberitahu Pi Pi.
Mendengar
itu, Pi Pi pun menjadi kesal dan protes kepada He Lan. Dan dengan tegas, He Lan
menyuruh agar Pi Pi tidak berteriak kepada orang buta, karena itu akan
menyakiti pendengarannya.
Dengan lemas,
Pi Pi menanyakan kepada si wanita toko apakah mereka masih memiliki stok lagi.
Tapi sayangnya, mereka tidak punya stok kemeja itu lagi.
Sebelum
He Lan pergi, ia menanyakan siapa nama Pi Pi. Dan karena kesal, Pi Pi tidak
menjawab dengan ketus bahwa itu bukan urusan He Lan.
“Nah,
nona Guan…” kata He Lan, tapi dipotong langsung oleh Pi Pi.
“Bagaimana
kamu tau margaku?” tanya Pi Pi heran.
“Kamu
bilang ‘bukan urusanmu’. Harusnya ‘Urusan’ (dalam bahasa China) adalah ‘Guan’,”
kata He Lan, menjelaskan. Dan si wanita toko tertawa mendengar itu.
“Kamu…
namaku Guan Pi Pi. Tidak ada 4 karakter (mungkin tulisan nama dalam China)
dalam nama mereka. Aku bukan orang Jepang,” kata Pi Pi dengan ketus.
He Lan
lalu memberikan penawaran kepada Pi Pi, yaitu jika Pi Pi memang menginginkan
kemeja itu maka Pi Pi harus membayarnya langsung. Jika Pi Pi tidak bisa, maka
ia akan pergi.
Dan tentu
saja, Pi Pi tidak bisa. Ia hanya bisa terdiam dan menghela nafas, ketika
melihat He Lan mengambil kantong belanjaan yang berisikan kemeja itu.
“Oh iya,
nama ku He Lan. 2 karakter. Nama sopanku adalah Jing Ting, 2 karakter. ‘Ketika
seorang pria mencapai 20, dia harus mengenakan nama sopan’. Disana banyak marga
2 karakter seperti He Lan. Jadi bukan orang jepang saja yang punya 4 karakter
dalam nama mereka,” jelas He Lan.
Setelah itu He Lan keluar dari toko. Sedangkan Pi Pi berdiri disana dengan raut keheranan, mengapa He Lan menjelaskan itu padanya.
Tags:
Moonshine and Valentine