Company name : Citizen Kane
Ditempat persembunyiannya yang
sangat indah dan nyaman. Dilok mulai merasa heran, karena tidak ada satupun
uang yang masuk lagi. Dan pada saat itu, ia mendengar suara pintu pagar terbuka,
jadi dengan agak was-was ia pun pergi untuk memeriksa siapa itu.
Dan ketika itu, ia melihat kalau
pintu rumahnya telah terbuka. Jadi dengan agak waspada, Dilok segera bergerak
cepat untuk naik keatas rumah.
“Mencari pistolmu?” tanya Krit,
mengejutkan Dilok.
Yada melihat foto keluarganya. Lalu
Yada mulai mengingat perkataan Krit tentang Ayahnya dulu, tapi saat itu ia
tidak percaya. Dan Yada pun mengingat perkataan Trai yang mengatakan bahwa
mereka tidak bisa menolong Ayah, karena itu benar.
“Tidak benar. Tidak benar,” kata
Yada kepada dirinya sendiri.
Tepat disaat itu, Tassana datang dan
mengajak Yada untuk ikut bersamanya, karena Krit telah berhasil menemukan
Dilok. Tapi Yada malah ragu dengan Tassana.
“Bisakah temanmu dipercaya? Akankah
aku melihat Ayahku, atau aku akan melihat mayatnya?” tanya Yada dengan tatapan
berharap akan jawaban Tassana.
Dilok duduk disofa dan lalu Krit
meletakan sebuah kertas yang bertuliskan nomor rekening. Ia menyuruh agar Dilok
mentransferkan uangnya ke account itu. Dan dengan agak ragu, Dilok membaca
kertas itu.
“Apa kamu mencoba untuk merampokku?”
tanya Dilok, tapi tanpa menjawab, Krit mengangkat pistolnya, sehingga melihat
itu Dilok pun langsung mengambil hpnya.
“Berapa banyak?” tanya Dilok.
“Semuanya,” tegas Krit.
“Transfer semuanya?! Apa kamu gila?!
Aku mentransfer semuanya dan aku tidak akan memiliki apapun! Aku tidak punya
dana, maka perusahaanku akan bangkrut!” teriak Dilok, tidak terima.
“Perusahaanmu sudah bangkrut.
Pilihlah. Uang. Atau hidupmu,” ancam Krit, memegang pistolnya. Dan akhirnya,
Dilok menurut, ia mengirimkan semua uang nya kedalam rekening yang Krit
berikan.
Setelah Dilok mengirimkan semua
uangnya, Krit mengangkat pistolnya karena ia juga menginginkan hidup Dilok. Dan
dengan cepat, Dilok berdiri serta berkata agar Krit tidak membunuhnya, karena
ia masih ada keluarga yang harus dijaga.
“Bagaimana dengan orang yang kamu
bunuh. Apa mereka tidak punya keluarga yang harus dijaga?” tanya Krit.
“Aku tidak pernah membunuh
siapapun,” balas Dilok dengan nada keras.
Krit lalu melemparkan bukti
ditangannya, yaitu foto Chai yang mati karena tertimpa kardus berisikan batu.
Dan setelah melihat itu, Dilok berkata bahwa bukan ia yang melakukan itu, itu
semu hanyalah kecelakaan saja.
“Tapi disana masih ada seseorang
yang menderita dan masih hidup. Dia terkurung selama 20 tahun. Bahkan walaupun
dia tidak melakukan kesalahan apapun. Kecuali mempercayai seorang penipu
seperti mu,” jelas Krit.
Dilok mengingat tentang Kad yang
telah ia khianati. Dan lalu ia menanyakan apa hubungan antara Krit dengan Kad.
“Anak teman baikmu,” jawab Krit
dengan nada tajam. Dan mendengar itu, Dilok langsung membeku, karena terkejut,
tapi lalu ia tetap saja menyangkali semua kesalahannya.
“Aku tidak bermaksud untuk melakukan
itu. Ayahmu mengakuinya sendiri! Orang bodoh selalu menjadi korban orang
pintar. Itulah cara kerja dunia sekarang!” jelas Dilok dengan nada keras. Dan
lalu Krit menembakan satu peluru ke jendela disebelah kiri Dilok.
“Kali ini, kamu mencoba dan jadilah
korban,” kata Krit, lalu menembakan satu peluru lagi kearah jendela di sebelah
kanan Dilok. Sehingga Dilok menjadi kaget serta ketakutan sendiri.
“Peluru selanjutnya. Aku tidak akan
gagal. Peluru selanjutnya akan menembus kakimu, lenganmu, dan perutmu. Kamu
akan berdarah sampai kamu tidak mempunyai darah lagi. Untukku, aku akan duduk
dan melihat kamu kehabisan nafas dan mati,” jelas Krit dengan kejam, lalu ia
mengangkat pistolnya lagi dan mengarahkan itu, kali ini lurus kearah Dilok.
Tepat pada saat itu, Yada masuk
kedalam rumah dan ia langsung menahan tangan Krit yang memegang pistol. Ia
berusaha untuk merebut pistol itu, tapi Krit tidak mau melepaskan pistolnya dan
meminta agar Yada melepaskan tangannya, karena itu berbahaya.
Tapi Yada tetap bersikeras ingin
merebut pistol itu, sehingga tanpa sengaja Krit menembak, mengenai kaki Dilok.
Dan dengan panik, Tassana serta Yada langsung menghampiri Dilok untuk
membantunya.
Krit marah kepada Tassana, karena
telah membawa Yada ketempat ini. Tapi Tassana langsung membalas dengan marah
juga, karena Krit tidak menepati perkataanya, yaitu untuk tidak membunuh Dilok.
“Aku tidak membunuhnya. Aku hanya
mau untuk menyiksanya. Atau jika tidak, oran sepertinya tidak akan bertobat,”
kata Krit, tajam.
Yada juga marah kepada Krit yang
telah terlalu kejam menjadi manusia. Tapi dengan tenang, Krit menyuruh agar
Yada bertanya saja kepada Dilok.
“Ayah. Apa ada yang tidak ku
ketahui? Ayah!” tanya Yada, tapi dengan wajah yang tampak menyesal dan
kesakitan, Dilok tidak bisa menjawab.
“Pengecut! Siap?” teriak Krit,
bertanya.
“Siap untuk apa?” balas Dilok bertanya,
tidak mengerti.
Ternyata Krit membawa mereka semua
kepenjara. Dan disana, Kad keluar, karena hari ini dia akhirnya bebas. Lalu
ketika melihat Kad keluar, Krit pun memberikan salam.
“Hari ini akhirnya datang, yah,”
kata Krit.
Melihat Kad, Dilok pun berjalan
dengan agak kesulitan untuk menghampiri Kad. Tapi menyadari kaki Dilok yang
terluka, maka Kad menyuruhnya untuk berhenti, karena dialah yang akan berjalan
kesana untuk menghampirinya.
Kad mendekati Dilok serta meminta
maaf mewakili anaknya. Dan mendengar itu, Krit terkejut. Sedangkan Dilok
langsung sadar dan menjadi sangat menyesal, ia lalu berlutut dan meminta maaf
kepada Kad.
Dan sebelum wajah Dilok menyentuh
kakinya, Kad segera ikut berlutut dan mengangkat wajah Dilok agar tidak perlu
seperti itu.
“Aku menyadari kesalahanku. Aku
janji,” kata Dilok, menyesal.
“Semuanya sudah berakhir,” balas
Kad, memaafkan.
Yada yang melihat itu, tampak
seperti sedih dan terharu. Sedangkan Krit, dengan marah ia menghampiri Ayahnya
dan berkata bahwa Dilok seperti itu hanya karena Dilok takut mati, bukan karena
Dilok telah sadar.
Pas disaat itu, Trai serta Khem
datang, karena Tassana menghubungin mereka tadi. Dan disitulah, akhirnya mereka
tau kalau Ayah mereka lah yang telah bersalah.
Krit sendiri masih belum bisa menerima
keputusan Ayahnya untuk memaafkan Dilok, jadi ia pun segera protes. Tapi Kad
tetap pada keputusannya, ia mau memaafkan Dilok, bahkan ia lalu memeluk Dilok.
“Pertama kali aku tidak mempercayai
itu. Tapi melihat ini dengan mataku sendiri,” kata Khem, tampak kecewa.
“Aku melakukan itu untuk keluarga kita,”
balas Dilok.
“Kamu melakukan itu untuk uang,”
kata Trai, membalas perkataan Dilok.
“Kita akhirnya tau mengapa Khun
Sharkrit menyakiti keluarga kita. Karena kamu! Kamu!” kata Khem dengan sedih.
“Berhenti Khem! Berhenti. Ayo pulang
dulu, kita akan bicara nanti,” pinta Yada.
Sebelum Yada serta yang lainnya bisa
pulang. Tepat disaat itu, tiga orang polisi datang menghampiri mereka semua,
untuk menangkap Dilok. Dan setelah Dilok dibawa masuk kedalam mobil polisi,
para wartawan langsung berdatangan untuk mewawancarai mereka sekeluarga. Tapi
dengan tegas, Yada menolak untuk diwawancara kali ini sama mereka.
Setelah Yada serta keluarganya pergi.
Kad berkata kepada Krit bahwa semuanya telah cukup. Tapi Krit malah membalas,
ia bertanya bisakah Ayahnya berhenti menjadi orang baik, karena ia telah
mengorbankan diri demi Ayahnya, tapi Ayahnya malah menghancurkan itu.
“Bagaimana denganmu? Bisakah kamu
berhenti menjadi orang jahat?” balas Kad, bertanya.
“Jika kita melihat musuh kita jahat,
maka kita harus menjadi lebih jahat,” kata Krit, penuh kebencian.
Kad berusaha untuk menyadarkan Krit
bahwa semua sudah cukup, tapi Krit tetap bersikeras. Sehingga Tassana yang
berada disana, tidak tahan lagi. Ia mengatakan cukup, karena Dilok akan
dipenjara selam 10 tahun.
“Tapi Ayahku masuk kepenjara selama
20 tahun,” teriak Krit, membalas Tassana.
“Aku masuk ke penjara, aku lebih
bebas daripada kamu. Kamu mengunci dirimu sendiri dengan kemarahan. Lepaskanlah
dirimu sendiri, Sharkrit,” kata Kad, mengingatkan Krit.
Sesudah mengatakan itu, Kad meminta
agar Tassana memberikan tumpangan kepadanya. Dan tanpa memperdulikan Krit,
mereka berdua berjalan pergi, meninggalkannya.
Dirumah. Dilok pulang. Dan Trai
dengan perhatian, mengambilkan obat serta air untuk Ayahnya. Sedangkan Khem
dengan wajah yang masih tampak kesal, ia hanya diam saja. Lalu Yada yang telah
selesai bertelponan, menghampiri Ayahnya.
“Ayah, aku menemukan pengacara
untukmu. Khun Wicha akan datang siang ini. Lalu untuk polisi, kita punya Kasin
untuk menjadi saksi kita. Orang seperti Kasin bisa dibeli menggunakan uang, aku
akan mengurus itu,” jelas Yada.
“Tidak. Kamu tidak perlu melakukan
apapun. Segalanya harus mengikuti hukum. Apapun kesalahanku, aku harus membayar
itu,” balas Dilok.
Mendengar Ayahnya berkata seperti
itu, raut wajah Khem tampak melembut. Ia yang awalnya cuma duduk diam saja,
berdiri untuk membantu Ayahnya berjalan.
“Aku minta maaf. Maaf karena aku
mengecewakanmu,” kata Dilok kepada Khem.
“Aku anakmu, aku pasti akan berada
disisimu,” balas Khem, memaafkan. Lalu mereka berdua pun berpelukan.
Trai juga senang, karena akhirnya
Ayahnya mau mengakui kesalahannya. Begitu juga dengan Yada, ia merasa terharu
melihat kalau akhirnya semua keluarganya bisa kembali berkumpul bersama lagi.
“Kita akan kehilang semuanya P’Da,”
kata Trai kepada Yada, ketika Khem dan Dilok telah masuk kedalam. Dan Yada
membalas bahwa ia tau, tapi masih ada yang harus dia urus.
Penasaran....akhirnya bagaimana, apa krit dan yada bisa bersatu?
ReplyDelete