Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 5 - part 2



Broadcast Network        Tencent




Wang Xuan pergi kerumah sakit dan meminta bantuan temannya Jian Zhi Hong untuk memeriksa lipstik nya. Dengan alasan saat ia memakai lipstik itu, ia jadi terkena alergi, jadi ia ingin tau apa yang terkandung didalamnya.



Dan disaat Zhi Hong menolak untuk membantu. Maka Wang Xuan pun duduk dilantai rumah sakit sambil menangis dan berteriak, mengatakan bagaimana bisa seorang dokter tidak mau membantu pasiennya.



Karena itulah dengan agak terpaksa, maka Zhi Hong setuju untuk membantu Wang Xuan, asalkan Wang Xuan berhenti bersikap seperti itu didepan banyak orang.

Dengan senang, Wang Xuan langsung berterima kasih dan kemudian pergi.



Dirumah. He Lan bergerak dengan gelisah. Dan ketika Xiu Xian serta Kuan Yong telah datang, ia segera menunjukan dua dasi yang telah disiapkan kepada mereka.

“Yang mana?” tanya He Lan dengan serius. Dan hal itu, membuat mereka berdua jadi merasa keheranan.


“Apa hal daruratnya?” tanya Kuan Yong, karena tadi He Lan menelpon mereka.

“Ini penting,” jelas He Lan sambil menunjukan dasinya.



Xiu Xian yang telah nampak ahli, menjelaskan trik berkencan kepada He Lan. Contoh bila wanita ditawarkan makanan, dia pasti bilang tidak mau makan. Tapi yang sebenarnya dia mau makan, hanya saja dia mau agar si pria yang memesankan makanan favoritnya.



Contoh, jika wanita bertanya, mengapa kamu tidak memesan untuk kita hari ini. Itu berarti dia mau si pria memesankan semua makanan enak tapi sedikit mahal di menu.

“Ribetnya,” komentar He Lan, ketika mengetahui itu.


“Itu tidak begitu buruk, tuan. Wanita diusia ini lebih sederhana. Kamu hanya perlu ingat satu hal, ketika kamu bersama mereka. Ketika mereka bilang ‘ya’, itu berarti ‘tidak’. Begitupun sebaliknya,” jelas Xiu Xian dengan lebih sederhana sambil mengoyangkan tubuhnya manja.



“Jadi ya berarti tidak. Tidak berarti ya?” ulang He Lan.

“Benar.”


“Kemudian apa ini?” tanya He Lan sambil mengoyangkan tubuhnya manja seperti yang Xiu Xian lakukan sebelumnya.

“Itu berarti, ‘Aku ingin itu semua!’,” jelas Xiu Xian.



Kelas telah berakhir. Tian Xin mulai berbicara dengan teman sekelasnya dan temannya itu mengajak Tian Xin untuk makan malam bersama. Tapi disaat itu Jia Lin datang ke kelas, ia meminta agar Tian Xin ikut keluar bersamanya, karena ada yang mau ia bicarakan dengan Tian Xin.


“Aku minta maaf. Aku punya pembicaraan penting,” kata Tian Xin, menolak, sambil menatap temannya. Tapi karena merasa tidak enak, si teman pamit dan langsung keluar dari dalam kelas.



Jia Lin duduk disamping kursi Tian Xin. Lalu ia mulai berbicara. Tapi dengan sengaja Tian Xin menanggapi dengan sikap cuek dan setelah selesai membereskan semua bukunya, ia pamit untuk pergi, karena ia tidak punya waktu.

“Bisakah kita bicara?” tanya Jia Lin dengan serius. Menahan Tian Xin untuk tidak pergi.



“Kita sudah saling mengenal sejak sekolah. Aku bukan orang asing bagimu. Mengapa kamu tidak mau bicara denganku? Keegoisanmu hanya akan menyakiti orang lain,” kata Jia Lin, tegas.



“Baik. Aku akan jujur. Apa yang takut kukatakan padamu barusan adalah aku punya perasaan padamu. Apa kamu senang sekarang?” balas Tian Xin.

“Apa kamu mau mendengar jawabanku?” balas Jia Lin, tampak agak kaget dengan pernyataan Tian Xin barusan.



“Aku tidak peduli tentang jawabanmu sama sekali. Kita telah menjadi teman sekelas sejak sekolah dulu. Kamu tau bagaimana perasaanku. Aku tau bagaimana perasaanmu padaku. Aku mengakui, aku punya perasaan padamu. Tapi aku tidak mau temanku Pi Pi putus denganmu. Aku teman baiknya. Kamu adalah orang yang dicintai Pi Pi. Jika kita bersama, kita akan kehilangan Pi Pi. Tapi untuk Pi Pi, dia akan kehilangan kita berdua,” jelas Tian Xin dengan cepat. Ia tampak sedih.



“Aku senang kamu begitu peduli dengan perasaan Pi Pi. Tapi apa kamu peduli dengan perasaanku? Aku telah memikirkan itu. Kita bertiga akan terluka, jika kita melanjutkan ini,” kata Jia Lin.



Tapi dengan cepat, Tian Xin menyela dan menyuruh agar Jia Lin berhenti. Karena ia tidak mau mendengarkan itu lagi.

“Apa kamu ingat restoran yang kupesan? Aku akan menunggumu disana malam ini. Aku ingin kamu tenang dan memikirkan tentang ini,” bujuk Jia Lin, memberi kesempatan untuk Tian Xin berpikir.

“Jangan tunggu aku. Aku tidak akan pergi,” balas Tian Xin.



Tepat disaat itu teman sekelas Tian Xin yang tadi, masuk kembali kedalam kelas untuk mengambil hp nya yang ketinggalan. Dan melihat dia, Tian Xin langsung berkata bahwa ia menerima tawaran makan malam bersamanya tadi.




Setelah itu kepada Jia Lin, Tian Xin mengingatkan bahwa yang dipedulikan oleh Pi Pi adalah Jia Lin. Jadi ia berharap agar Jia Lin tidak menyakiti Pi Pi.




Dirumah. Kuan Yong menantikan perubahan penampilan He Lan yang didandanin oleh Xiu Xian. Tapi setelah melihat itu, Kuan Yong langsung tidak bersemangat dan berpikir kalau tidak boleh seperti itu.




Kedua, giliran Kuan Yong yang mendandanin He Lan. Tapi ketika melihat itu, Xiu Xian langsung menjadi tidak bersemangat juga. Jadi akhirnya dengan agak kesal, He Lan pun memutuskan untuk melakukannya sendiri saja.



Setelah He Lan telah selesai bertukar baju lagi. Ia keluar dan menunjukannya kepada Xiu Xian serta Kuan Yong.

“Bukankah itu baju yang selalu kamu pakai?” tanya Xiu Xian, heran.

“Ya,” balas He Lan.

“Kemudian mengapa kamu meminta kami untuk datang?” tanya Kuan Yong, heran juga.

“Terima kasih,” balas He Lan. Lalu pergi begitu saja.



Dikantor. Wang Xuan sibuk berpikir dan lalu melalui internet, ia mulai mencari tempat operasi plastik yang ada dokter tampannya. Dan disaat itu, ia berhasil menemukan situs kecantikan yang menuliskan nama Zhao Kuan Yong.


Wang Xuan datang ke klinik Kuan Yong. Disana dia mengatakan kepada perawat bahwa ia ingin membuat janji. Tapi sayangnya, jika ingin membuat janji, maka Wang Xuan harus melakukannya secara online.

Dan Wang Xuan membuat alasan, ia berkata kalau besok ia akan menikah, jadi ia ingin terlihat lebih cantik.


“Nona, kamu butuh waktu untuk sembuh setelah operasi disini. Kami tidak bisa melakukan ini untukmu,” jelas perawat itu.

“Bisakah kamu menchek, jika ada orang yang membatalkan janji mereka? Atau mungkin ada orang yang tidak datang? Aku bisa menunggu,” pinta Wang Xuan, tidak menyerah.

“Baiklah. Silahkan duduk dulu,” balas perawat.



Wang Xuan mendekati Linda yang sedang duduk dikursi tunggu. Lalu dengan ramah ia menanyakan, apa Linda tau tentang dokter tinggi dan tampan yang bekerja disini.

“Disini ada dua dokter yang seperti itu. Apa dia dewasa atau dia mengganggu?” tanya Linda.



“Yang dewasa,” jawab Wang Xuan.

“Oh, itu Dokter Zhao.”

“Apa dia dokter yang bagus?”

“Dia sangat bagus. Sulit untuk membuat janji dengannya.”

“Apa dia punya pacar?”

“Mungkin tidak ada.”



Tepat disaat itu Kuan Yong dan Xiu Xian datang. Dan melihat mereka, Wang Xuan langsung menghampiri Kuan Yong, tapi Kuan Yong menolak untuk bicara dengan alasan kalau ia harus melakukan operasi.



Dan disaat Wang Xuan masih memaksa, Xiu Xian menghalanginnya. Dan memanggil Linda untuk naik kelantai kedua. Lalu dengan terpaksa Wang Xuan pun kembali kekursinya dan menunggu.



Direstoran. Jia Lin duduk menunggu Tian Xin, tapi setelah agak lama menunggu, Tian Xin masih juga belum datang.

Post a Comment

Previous Post Next Post