Broadcast Network : Tencent
Didalam kereta.
“Berapa lama kamu akan tetap
melihatku seperti itu?” tanya Qian Hua dengan menata tertutup. Karena Qi Lin
terus menatapnya.
Qi Lin lalu pindah tempat duduk, agak
menjauh dari Qian Hua.
Qian Hua meminum tehnya dan lalu
bertanya, ”Ini sudah beberapa jam. Kita harusnya akan tiba disama setelah dua
pemberhetian, kan? Dimana Putri Zhao Yang tinggal? Apa kamu ada petunjuk?
Darimana kita harus memulainya?”
Qi Lin tidak menjawab dan hanya
mengelengkan kepalanya, tanda tidak tau.
“Apa kita bisa menemukannya, ketika
kita berada disana?” tanya Qian Hua, lagi. Dan Qi Lin menganggukan kepalanya.
“Kamu hari ini sedikit aneh. Kamu
berbicara begitu sedikit. Aku hanya tidak biasa kamu menjadi begitu tenang,”
komentar Qian Hua, karena Qi Lin begitu sedikit berbicara.
“Ini pertama kalinya aku berpegian
denganmu. Jadi aku sedikit gugup,” balas Qi Lin sambil tersenyum malu- malu.
“Ini tidak bisa dianggap sebagai
liburan kita, kan?” tanya Qian Hua dengan agak sedikit nada dingin. Dan lalu
mereka berdua sama- sama terdiam.
Ditoko. Dengan lemas Pi Pi
mengatakan bahwa ia sedikit gugup sekarang tentang harus menhadiri pesta itu.
“Mungkin aku tidak seharusnya pergi. Gimana?” tanya Pi Pi, meminta pendapat
Xiao Ju.
“Tidak bisa Nona Guan. Kamu sudah
berjanji kepada Tuan He Lan. Jika kamu tidak pergi, maka itu tidak baik,” kata
Xiu Xian langsung.
“Kalalu begitu, biarkan aku berpikir
dulu,” kata Pi Pi dengan tidak bersemangat.
“Lihat dia. Jika dia pergi dan
terjadi sesuatu. Apa yang harus kita lakukan?” kata Xiao Ju, lalu berpikir.
Setelah itu ia memutuskan untuk ikut pergi juga.
“Kamu tidak bisa,” kata Xiu Xian
serta Kuan Yong secara bersamaan.
“Kamu tidak bisa pergi ke pesta Fox
Clan,” kata Kuan Yong.
“Kenapa?” balas Xiao Ju.
“Nona Guan adalah pacar Tuan He lan,
jadi dia bisa pergi. Sedangkan kamu tidak ada hubungan apa- apa dengan Fox
Clam, mengapa kamu harus pergi?” jelas Xiu Xian.
“Pacar, kah? Aku ingat dulu ada dua
orang pria manis yang merangkul bahuku dan mengatakan bahwa aku adalah pacar
mereka. Kapan itu ya?” balas Xiao Ju sambil menusuk daging dengan garpu dan
memakannya.
“Kamu bisa, bisa. Silahkan lakukan
apa yang kamu mau,” potong Xiu Xian.
Dan dengan senang, Pi Pi memeluk
Xiao Ju. Dan Xiao Ju lalu menyuapi daging yang ada kepada Pi Pi. Sedangkan Xiu
Xian dan Kuan Yong saling bertatapan.
Dirumah. Pi Pi sibuk memilih baju
yang akan dipakai, namun sayangnya tidak ada satupun bajunya yang cocok untuk
dipakai berpesta. Dan melihat itu, Xiao Ju pun berkomentar.
“Jika kamu tidak punya baju yang
bagus, kamu seharusnya pinjam kepada temanmu. Seperti aku. Bagaimana? Cantik
kan?” tanya Xiao Ju sambil membanggakan dirinya sendiri.
Pi Pi mulai malas untuk pergi. Ia
mengeluh, jika memang Xiao Ju tau seperti itu, maka seharusnya dia membantunya
meminjam sebuah pakaian.
“Mana aku tau kalau bajumu seperti
ini,” kata Xiao Ju.
“Sudahlah. Aku tidak pergi. Tidak
ada yang bisa ku pakai,” keluh Pi Pi. Ia berbaring diatas tempat tidur dengan
malas.
“Mana bisa. Kita kan sudah janji?
Ayolah kenakan apa saja, okay?” bujuk Xiao Ju sambil menarik Pi Pi agar bangun.
Tepat disaat itu, hp Xiao Ju
berbunyi. Jadi Xiao Ju mengangkatnya dan lalu tanpa mengatakan apa- apa kepada
Pi Pi, ia turun kebawah.
Ternyata Kuan Yong yang datang. Dan
dengan bangga, Xiao Ju menunjukan pakaian yang dipakainya. “Aku khusus
menyiapkan dress ini untuk pesta nanti. Bagus, kan?”
“Bagus,” kata Kuan Yong.
Kuan Yong memberikan dress untuk Pi
Pi yang disiapkan oleh He Lan. Dan menerima itu, Xiao Ju berkomentar bahwa He
Lan benar- benar rubah tua, lebih baik daripada Xiu Xian serta Kuan Yong.
“Kami juga ada menyiapkan untukmu,”
kata Kuan Yong, memberikan dress untuk Xiao Ju juga.
“Apa kamu yang memilih itu?” tanya
Xiao Ju dengan wajah berseri.
“Xiu Xian yang membelinya,” jawab
Kuan Yong dengan jujur. Lalu pergi.
Pi Pi telah selesai berganti
pakaian. Didepan cermin, ia memandangin kalung yang dipakaikan oleh He Lan. Dan
Xiao Ju berteriak memanggilnya agar cepat.
“Kukira rubah selatan tidak suka
dengan manusia,” kata Qian Hua. Ketika Qi Lin membawanya ke dalam sebuah mall.
“Mereka benar- benar tidak suka
manusia,” balas Qi Lin.
“Jadi mengapa kamu memilih tempat
ini?” tanya Qian Hua.
“Seratus tahun yang lalu, penatua
yang kurang agresif ingin pindah kedalam hutan. Menjauh dari manusia. Tapi
sekarang dimana kita bisa kita menemukan tempat tanpa manusia?” kata Qi Lin.
Mereka berdua menaiki eskalator.
“Manusia bisa ada dimanapun. Lebih
kamu membiarkannya, lebih agresif mereka. Apa kamu lupa tentag yang mereka
lakukan padamu?” jelas Qi Lin.
“Tapi kamu masih memilih hidup
dengan mereka. Sama seperti kami,” balas Qian Hua.
Qi Lin membawa Qian Hua masuk
kedalam sebuah lift. Namun walaupun tampak biasa, tapi itu seperti nya bukanlah
lift biasa. Qi Lin menenkan tombol 4, 3, 2, 1, 1, 2, 3, 4. Dan melihat itu Qian
Hua menjadi heran.
Saat pintu lift terbuka. Tempat yang
dilihatnya bukanlah sebuah mall. Tapi seperti sebuah bar dan tempat bermain.
Disana banyak orang rubah yang sejenis seperti mereka, yang datang untuk bersenang-
senang.
“Berapa lama kamu membuat tempat
seperti ini? Aku kira kamu…” tanya Qian Hua melihat itu semua. Sambil mengikuti
Qi Lin.
“Kamu kira aku… ,” potong Qi Lin
sambil tersenyum. “Kamu kira aku hanya menyebabkan masalah. Tapi aku tidak
membosankan seperti He Lan Jing Ting yang menghabiskan bertahun- tahun dengan
manusia,” kata Qi Lin.
Saat sudah berjalan agak jauh,
akhirnya mereka tiba ditempat tujuan. Qi Lin memberikan tangannya untuk
dipegang oleh Qian Hua. Namun Qian Hua tidak mengerti dan bertanya.
“Apa?” tanya Qian Hua.
“Menjadi Istri Imam Kiri,” kata Qi
Lin.
Dan sambil menghela nafas singkat,
Qian Hua memegang lengan Qi Lin dan mengikutinya lagi.
“Jika kamu ingin mendapatkan
informasi, maka beraktinglah seperti ini,” kata Qi Lin.
Tags:
Moonshine and Valentine