Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 02-1/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 02-1/5
Images by : Channel 3

Prim segera mematikan alarm keamanan yang menyala. Setelah itu, dia segera memarahi Phu yang berani masuk ke kediaman utama. Phu yang awalnya gugup, berhasil memikirkan sebuah alasan. Dia beralasan kalau dia datang ke kediaman utama untuk meminta bantal dan selimut, karena di ruang tamu hanya ada satu set saja. Prim tidak curiga. Tetapi, dia memperingati Phu untuk tidak masuk lagi ke sini, jika perlu sesuatu, teriak saja dari luar. Phu mengangguk mengerti dan segera pergi keluar.
Di luar, Touch sudah menunggunya dan bertanya suara apa tadi hingga kedengaran sampai keluar? Phu dengan lemas menjawab kalau itu suara alarm keamanan. Touch kemudian mengingatkan kalau tadikan Phu bilang ibunya pernah bilang kalau Khun Pree tidak takut apapun (jadi tidak akan memasang alarm dan CCTV). Phu malah marah karena Touch terus bertanya. Dia bahkan dengan kasar memberitahu kalau ayah dan ibunya sudah bercerai 20 tahun yang lalu, mana tau ayahnya sudah berubah.
“Yang aneh, wanita itu (Prim) tahu password untuk mematikan alarm. Aku rasa mereka bukan kelompok penipu biasa,” beritahu Phu.
Di supermarket,
Rita, Boot dan Wat selesai berbelanja dan tinggal membayar. Total tagihan belanjaan mereka adalah 9985 baht. Boot segera berpura-pura mengeluarkan dompet untuk membayar, tetapi Wat mencegah. Biar dia saja yang membayar. Boot segera memberitanda mata pada Rita kalau rencana mereka berhasil.
Wat memeriksa kantong celananya, tetapi dompetnya tidak ada. Dia segera memberitahu hal ini pada Rita dan Boot kalau dompetnya tertinggal. Rita dan Boot jelas kaget. Ditambah lagi, Wat meminta mereka yang membayar belanjaan ini, dan jika mereka belanja lagi, dia berjanji dia yang akan bayar. Boot dan Rita langsung lemas, uang mereka tidak ada sebanyak itu.
Wat berpura-pura heran melihat mereka yang tidak kunjung membayar. Rita beralasan kalau mereka tidak bawa uang tunai, hanya ada bawa kartu. Wat dengan ramah, memberitahu kalau kartu kredit dari Prancis juga bisa digunakan untuk membayar. Mereka kehilangan alasan.
Dan… Boot terpikirkan sesuatu. Dia langsung pura-pura sesak nafas (hahahha) dan berkata tidak bisa bernapas. Dia bahkan berpura-pura tidak sanggup berdiri hingga harus di topang oleh Rita. Rita yang menyadari kalau Boot berakting, ikutan berakting. Dia menjelaskan pada Wat kalau penyakit asma Boot kambuh, mungkin karena mereka ada di tempat ramai dan udara tidak bagus. Dia meminta izin untuk membawa Boot keluar.
Boot dan Rita langsung pergi keluar. Wat memperhatikan mereka dan tersenyum kecil karena menyadari mereka berbohong.
Wat mengejar mereka dan bertanya Rita akan membawa Boot kemana? Rita menjawab dengan gugup kalau dia akan membawa Boot keluar untuk duduk dan menghirup udara segar. Wat menyarankan untuk membawa Boot ke mobil-nya dan mereka bisa menyalakan AC mobil. Hal itu harusnya lebih baik. Rita setuju dan mulai membawa Boot ke mobil.
Wat menghentikannya dan segera menggendong Boot (ala gendongan putri). Boot yang paling anti di pegang-pegang pria, lupa kalau dia sedang berakting bengek. Dia langsung menyikut dada Wat dengan siku-nya hingga membuat Wat terjatuh. Setelah itu, dia bangkit dan hendak menghajar Wat. Rita segera menghentikannya, dan memberitanda pada Boot dengan mata-nya, mengingatkan Boot bahwa dia tadi sedang akting sesak nafas. Boot yang tersadar, segera lanjut akting sesak nafas kembali.
Rita menjelaskan pada Wat kalau tadi Boot pasti elapsed makanya tanpa sengaja sikunya mengenai dada Wat. Wat berpura-pura percaya. Dia kemudian menggunakan cara lain untuk membawa Boot yaitu dengan memanggulnya. Boot hendak teriak, tetapi Rita membekap mulutnya. Mereka tidak menyadari Wat yang tersenyum sinis.
Boot di baringkan di kursi belakang. Wat menawarkan untuk membawa Boot ke rumah sakit tetapi Rita menolak dengan alasan kalau sebentar lagi Boot pasti baikkan.
“Oke. Tapi jika dia tidak sembuh juga, kau harus memberitahuku secepatnya. Jadi, aku bisa menolong dengan memberikan CPR,” ujar Wat.
Boot langsung keluar dari mobil dan memberitahu kalau dia sudah sembuh. Boot dan Wat saling menatap tajam.
Belanjaan mereka yang tadi juga sudah di antar oleh petugas. Boot dan Rita jelas heran karena tadi kan mereka tidak punya uang untuk bayar. Wat yang menyadari keheranan mereka, memberitahu kalau dia tadi bertemu dengan salah seorang pegawai-nya di hotel dan meminjam uang nya untuk membayar (yang jelas itu bohong).
Mereka sudah pulang ke rumah dan sedang menyiapkan makan malam untuk para tamu. Prim memuji Boot yang sangat pintar karena tidak hanya membeli bahan masak tetapi juga membeli banyak cemilan.
“Terlahir sebagai orang kaya seperti Wat juga bagus, kan? Menghabiskan uang hingga hampir 10.000 baht, juga tidak masalah. Tidak harus memikirkan apa yang akan di makan besok. Pasti sangat bahagia,” ujar Boot sedih.
“Tapi, aku percaya, suatau hari nanti kau akan menjadi kaya!” semangati Prim.
“Aku juga percaya hal itu!” optimis Boot.
Rita menghampiri mereka. Dia meminta Boot untuk tidak marah lagi dengan Wat, menurutnya Wat cukup jantan karena tadi sudah mau menolong Boot. Prim setuju, menurutnya Wat dan Touch cukup manis. Tetapi, Phu, dia merasa ada yang aneh mengenainya. Rita mengemukakan pendapatnya, menurutnya Phu mungkin tidak percaya kalau mereka adalah pemilik rumah ini karena sebelumnya mereka sudah pernah bertemu di Bangkok. Prim setuju, dan karena itu mereka harus berhati-hati, jangan sampai ketahuan.
Di tengah malam,
Saat semua sudah tertidur, Prim dkk bangun dengan membawa senter. Mereka mulai membersihkan rumah tanpa menyalakan lampu dan hanya menggunakan senter (agar tidak ketahuan oleh Phu dkk).
Phu belum tidur. Dia sedang berjalan-jalan di taman belakang sambil menelpon ibunya untuk memberitahu kalau dia sedang berlibur di suatu tempat di dekat hotel Wat. Dia juga berjanji akan kembali di hari ibunya akan pulang untuk mengantar.
Selesai berteleponan, Phu melihat ada cahaya senter. Karena merasa curiga dia pergi memeriksa. Cahaya itu berasal dari senter yang di pegang Prim, dia sedang menyiram tanaman.
Prim menerima telepon dari pamannya. Dan Phu menguping pembicaraan mereka. Prim dan pamannya bercerita panjang lebar dan bahkan membicarakan oleh-oleh. Dimana paman ingin memberikan Prim hadiah tapi palsu, dan Prim menolak karena dia hanya menyukai barang asli. Phu yang mendengarkan pembicaraan mereka, mengira kalau Prim sedang bicara dengan ayahnya, Khun Pree.

Dan saat Phu sedang menguping dan melihat ke bawah kakinya, dia berteriak kaget karena melihat pipa sebagai ular. Prim yang mendengar teriakan itu, langsung melonjak ke punggung Phu untuk menyelamatkan diri dari ular palsu itu. Dan saat tersadar kalau dia berada di punggung Phu, Prim segera berteriak kaget. Hal itu membuat Prim kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh, Phu segera menangkapnya. Mata mereka saling berpandangan.
Rita dan Boot datang karena mendengar teriakan Prim. Boot yang melihat Phu, langsung dengan jutek bertanya, sedang apa di sini?
“Aku melihat ada cahaya senter. Jadi aku datang untuk memeriksa,” jelas Phu.
“Cahaya apa? Aku tidak lihat,” bohong Prim.
“Tapi aku lihat,” tegas Phu.
“Jika aku bilang tidak ada, maka tidak ada. Aku lupa memberitahumu, peraturan di sini, kau dilarang untuk berada di sekitar sini, baik waktu siang ataupun malam. Karena kami membutuhkan privasi,” perintah Prim.
Phu mengerti.
Prim dkk tidur di kamar. Prim terlihat memperhatikan sesuatu. Dia merasa curiga dengan Phu yang sepertinya sangat memperhatikan gerak-geriknya.
“Aku tahu sekarang!” teriak Prim tiba-tiba dan membuat Boot serta Rita terkejut. “Aku tahu kenapa Phu bertingkah aneh padaku!”
Di tempat lain, Phu memberitahu dugaannya mengenai Prim kepada Touch, “Wanita itu adalah simpanan ayah.”
“Dia berpikir untuk merayuku!” beritahu Prim pada Boot dan Rita. “Karena dia pikir aku kaya!”
Phu memberitahu Touch kalau Prim hanya mau mendapat uang dengan tubuhnya. Dan menempel pada orang tua.
Prim sendiri menduga kalau Phu berencana menempel padanya untuk mendapatkan uang secara mudah.
“Sungguh menjjikkan!” ujar mereka berdua di tempat berbeda.
New York
Vee datang mengunjungi Pong. Dia datang setelah melihat ibu Pong dan Vicky pergi. Dia datang untuk mengunjungi Pong dan Pong mempersilahkan Vee untuk masuk. Di dalam, dia mulai berbicara mesra pada Vee. Hal ini tentu membuat Vee salah paham, dia mengira kalau Pong masih mencintai-nya. Dan Pong dengan terpaksa membenarkan, dia masih mencintai Vee, dan karena itu, dia menyuruh Vee untuk aborsi.
Vee marah mendengarnya. “Aku tidak akan membunuh anakku. Ibuku meninggalkanku, dan aku tidak ingin menjadi sama seperti ibuku! Aku akan menjaga anak ini.”
Pong memaksa dan Vee terus menolak. Mereka tidak menyadari kalau Khun Pat dan Vicky kembali karena ada barang yang tertinggal. Dan Vicky diluar mendengar perdebatan mereka. Khun Pat memanggil Pong.
Pong panik. Dia menghentikan Vee untuk bertemu dengan Khun Pat lagi. Khun Pat terus menekan bel dan menyuruh Pong untuk membuka pintu. Karena pintu tidak kunjung terbuka, Khun Pat menyuruh Vicky untuk menelpon ke respsionis dan meminta kunci cadangan kamar.

Di dalam, Pong dan Vee masih terus bertengkar. Pong marah dan mendorong tubuh Vee hingga perut Vee menabrak ke sofa dengan keras. Tepat saat itu, Khun Pat dan Vicky masuk dan kaget melihat hal tersebut. Vee sendiri, merasa kesakitan dan pingsan. Vicky panik, jika Vee sampai keguguran, ayah Vee pasti akan memasukkan Pong ke penjara. Khun Pat menyuruh Vicky untuk menelpon ambulans.
Khun Pat menyeret Pong ke kamar. Pong merengek dan berkata kalau dia tidak sengaja. Khun Pat tidak mau mendengarnya, dia menyuruh Pong untuk segera mengepak barang dan kembali ke Thailand. Masalah mengenai Vee, dia yang akan mengurusnya.
Pagi hari, Phuket,
Prim memberitahu kalau hari ini dia akan mengusir Phu dkk dari rumah ini. Boot senang mendengarnya. Rita malah merasa tidak setuju, karena mereka masih ada hutang budi sudah di selamatkan oleh mereka. Boot dengan tegas memberitahu kalau mereka sudah membalas budi sama Phu dkk sejak mengizinkan mereka masuk ke rumah ini. Dia juga menyetujui keputusan Prim dan lebih baik jika Prim memberitahu mereka yang sebenarnya. Karena semakin Prim berbohong, semakin dia terkekang. Dia bahkan menawarkan diri untuk mengusir mereka.
Prim menghentikannya.
“Aku…. pasti akan mengusir mereka. Tapi, aku minta satu hari lagi,” pinta Prim.
“Apa lagi yang harus di tunggu?”
“Menunggu Khun Wat membawaku bertemu dengan pemilik P.Paul. Jika aku mengusir mereka sekarang, dia tidak akan senang. Dan semua yang sudah kita lakukan, akan sia-sia! Hanya satu hari,” pinta Prim. Dan Boot terpaksa setuju.
Prim juga menemui Wat dan bertanya apa malam ini Wat ada janji? Wat senang mendengar pertanyaan itu, itu artinya Prim akan mengajaknya kencan.
Wat bertemu dengan Touch dan Phu. Touch dan Phu sudah membereskan barang-barangnya dan berniat pergi. Hal itu karena Phu sudah tidak mencurigai Prim lagi. Wat senang mendengarnya karena Phu sudah yakin kalau Prim dkk bukan kelompok penipu.
“Menjadi kelompok penipu lebih baik,” beritahu Touch.
Wat bingung tetapi mereka tidak mau menjelaskan. Wat tidak memaksa, tetapi dia hanya meminta mereka untuk tidak pergi hari ini. Karena hari ini, Pim baru saja mengajaknya kencan, makan malam berdua di hotel. Phu salah paham, dia semakin mengira kalau Prim dkk berlagak menjadi orang kaya untuk mendapatkan Wat yang adalah pemilik hotel. Dan Wat baru mengerti kalau Phu menduga Prim adalah simpanan ayahnya.

3 Comments

  1. trimakasih untuk sinopsisnya. Mau nanya dong kak ini link downloadnya dimna ya??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di doramax264 kak. Di nekoplay juga ada kak 😊😊

      Makasih utk kunjungannya kak 😀

      Delete
  2. Maksih sonipsisnya di lanjut ya ka semangat

    ReplyDelete
Previous Post Next Post