Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 05-5/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 05-5/5
Images by : Channel 3
Anak panti sedang merayakan ulang tahun. Ibu panti memberikan kue ulang tahun tetapi anak panti bertanya mengenai Boot. Ibu panti kebingungan cara menjawabnya.
Kebetulan, Wat datang menyapa mereka dan membimbing mereka keluar.
Wat membawa mereka ke depan mobilnya. Dan saat dia membuka bagasi mobil, balon - balon bertebaran keluar bersama seorang badut. Anak-anak langsung bersorak gembira melihat Boot. Dan Boot dalam pakaian badut, mulai menghibur mereka.
Wat memperhatikannya dan bergumam kalau Boot lumayan hebat.
Ponsel Wat kemudian berbunyi dan mendapat telepon dari temannya, Dan. Entah apa yang di katakan temannya, tetapi Wat bertanya memastikan apa temannya yakin kalau ‘mereka’ akan keluar bermain malam ini?
--
Pong dan Jack sedang berkumpul di sebuah ruangan dan bersenang-senang. Seorang pelayan masuk dan memberitahu kalau ada tamu untuk Pong.
Pong turun dan melihat Wat yang sedang menunggunya. Wat langsung bicara to the point membahas mengenai Pong yang mendorong Prim ke kolam. Dengan tajam, Wat bertanya alasan Pong melakukan hal seperti itu pada wanita yang di sukainya. Pong malah menggodanya. Wat mengancam, jika Pong tidak memberitahunya, besok dia akan menemui Khun Pat dan melaporkan apa yang sedang Pong lakukan sekarang. Pong marah mendengarnya.
“Aku bertingkah tidak sopan pada Khun Prim. Karena aku dan P’Vicky menginginkan jawaban. Apa yang P’Phu pikirkan mengenai Khun Prim. Coba kau tebak, apa jawaban yang kudapatkan?” jelas Pong dengan tersenyum sinis.
Wat memandang tajam ke arahnya. Sepertinya, dia tahu apa jawabannya.
--
Esok hari,
Di kantor, Phu menerima telepon dari Prim. Dan wajahnya langsung tersenyum surimgah. Prim menelpon untuk bertanya mengenai makanan ataupun minuman kesukaan Vicky karena dia ingin menyiapkan makanan ketikan Khun Vicky datang belajar. Phu tersenyum mendengarnya dan menyuruh Prim untuk tidak perlu melakukan sesuatu seperti itu hanya untuk membuat Vicky senang. Prim balas menjawab kalau dia melakukan ini karena kemanusiaan, dia tidak ingin kalau muridnya nanti kelaparan dan tidak semangat belajar jadinya.
Phu akhirnya memberitahu kalau Vicky tidak suka makanan yang membuatnya gemuk. Prim berterimakasih atas informasi Phu dan menutup telepon.
“Suatu hari. Keluarga dari tante Patchara pasti akan menyukaimu,” gumam Phu.
Touch datang menemui Phu dan memberitahu kalau sore ini Wat mengajak mereka untuk bertemu.
--

Wat berada di tempat gym dan sedang berlatih memukul samsak. Dia terlihat sangat emosi. Phu dan Touch yang baru datang sampai heran melihatnya dan menggodanya seperti orang yang sedang patah hati. Wat mengabaikan Touch dan mengajak Phu untuk bertanding tinju satu kali dengannya.
Di atas ring tinju, Wat menyuruh Phu untuk serius bertanding, karena dia juga akan serius menghajar Phu. Phu jelas heran dan bertanya ada masalah apa?
“Kau menyukai Khun Prim atau tidak?” tanya Wat.
Phu terdiam dan menatap Touch yang juga menanti jawabannya, “Kenapa kau bertanya seperti itu?”
“Karena seseorang memberitahuku bahwa kau menyukai Khun Prim! Jadi, aku ingin tahu apa itu benar atau tidak. Jadi apa jawabannya? Kau menyukai Khun Prim atau tidak?”
Phu menghela nafas, “Ya. Aku mengakuinya. Aku mempunyai perasaan terhadap Khun Prim.”
“Jadi kau mencintainya?”
“Belum sampai tahap itu.”
“Lalu, kau suka dalam hal apa?”
“Aku… aku belum pernah merasakan hal seperti ini pada wanita manapun.”
Wat jadi emosi mendengarnya dan menghajar Phu. Phu yang dari tadi diam, akhirnya membalas serangan Wat.
Dan Wat tertawa. Dia senang karena Phu mau mengaku, itulah teman. Phu lebih terkejut karena sebelumnya dia mengira kalau Wat marah padanya. Wat tidak marah, karena dia belum punya hubungan apapun dengan Prim, jadi siapapun punya hak untuk mencintainya. Dan itu juga sama dengan Prim, dia punya hak untuk menyukai siapapun.
“Tapi, ada satu hal. Kau tidak bisa memberitahunya kalau kau menyukainya. Dan juga kau tidak bisa memberitahu teman-temannya juga. Karena aku tidak mau kau punya bala bantuan,” tegas Wat.
“Ai-Wat. Aku tidak berpikir untuk merayu Prim.”
Wat malah senang mendengarnya. Dan dengan semangat bertekad untuk membuat Prim menjadi miliknya. Touch yang ada di pinggir arena dari tadi, mendengar semua perkataan Wat dan terdengar tidak nyaman. Dia memilih pergi untuk berolah raga angkat beban.
Usai bermain, Wat dan Phu menghampirinya. Mereka memanggil Touch dan Wat mengejek Touch yang terlihat seperti sedang patah hati. Touch diam saja. Phu mencoba bicara pada Touch dan dia meminta maaf.
“Kenapa kau minta maaf? Kau tidak melakukan hal yang salah. Sama seperti yang Wat katakan, Khun Prim bukan pacar siapapun. Setiap orang punya hak untuk menyukainya,” ujar Touch dan beranjak pergi.
Phu menghela nafasnya keras. (sepertinya, Touch marah karena Phu tidak jujur pada perasaannya).
--
Wat pergi ke Phuket untuk menemui ibunya yang sedang makan siang di restoran hotel. Ibu sangat senang melihat kedatangan Wat, tetapi dia tahu kalau pasti Wat datang menemuinya untuk meminta sesuatu.
Akhirnya, ibu pergi menghadap ke ayah Wat dan meminta 50juta baht. Ayah tentu tidak setuju, mau digunakan apa uang itu? Wat memberitahu kalau dia ingin membuka perusahaan organizer, yang membuat iklan, mengatur acara dan peluncuran produk. Dan juga dia punya teman yang merupakan pemilik dari brand-brand ternama, jadi dia bisa meminta mereka bekerja sama dengannya. Ibu setuju.
“Tunggu. Ada apa denganmu? Tiba-tiba saja kau ingin mandiri dan bekerja,” tanya ayah bingung.
Dan Wat teringat saat Boot mengejeknya yang tidak tahu cara menggunakan alat pompa balon dan Prim pasti tidak akan menyukainya.
“Aku ingin semua orang tahu, kalau aku bukan hanya tampan! Ayah, tolong pinjamkan aku uang.”
Ayah tidak mau karena dia takut Wat akan menggunakan uang itu untuk bermain. Wat kesal karena ayah tidak percaya padanya. Ayah menjawab balik kalau di dunia ini, hanya ibu Wat saja yang percaya kepadanya. Ibu protes karena ayah terlalu keras, padahal dia hanya ingin membantu anaknya untuk bertumbuh dan melakukan hal yang di sukainya. Dan ibu serta ayah malah jadi berdebat.
Ibu akhirnya meminta Wat untuk tidak meminta uang pada ayah. Dia bisa memberikan uang untuk Wat dengan menjual semua perhiasannya. Ibu mulai berakting sedih hingga ayah akhirnya bersedia memberikan uang pada Wat. Wat berterimakasih atas bantuan ibunya.
Wat juga sudah bertekad agar bisa sukses.
--

Touch dalam keadaan mabuk mulai menelpon orang secara asal. Dan orang yang di teleponnya adalah Rita. Dia meracau kalau dia adalah orang yang paling kesepian di dunia ini dan tidak punya siapapun orang yang bersedia menghabiskan waktu dengannya. Rita jelas heran dengan rancauan Touch.
Dan Touch malah terus bicara kalau dia menyukai Prim. Rita jelas heran dan memberitahu kalau dia bukan Prim, tapi Rita. Touch kaget dan baru sadar kalau dia salah telepon.
“Hmm! Kau salah tekan nomor, kan?” tebak Rita. “Khun Touch, kau punya masalah? Kau bisa menceritakannya padaku. Jangan lupa kalau kita adalah teman.”
Touch senang mendengarnya. Dan mengajak Rita untuk ketemu. Dia ingin pergi ke tempat Rita, tetapi, pada akhirnya dia malah pingsan.

Rita tentu panik dan memanggil-manggilnya. Pelayan mengambil alih ponsel Touch dan memberitahukan keadaannya.
Rita kebetulan bertemu dengan Prim dan memberitahukan kalau Touch pingsan karena mabuk. Dan Prim menghubungi Phu untuk memberitahu hal tersebut.
--
Akhirnya, Phu, Prim dan Rita pergi menjemput Touch. Phu dan Prim duduk di bangku depan, sementara Touch duduk di bangku belakang bersama dengan Rita.

Masalahnya, selama tidur, Touch terus menerus menjatuhkan kepala di bahu Rita. Rita berusaha bertahan dan menggeser kepala Touch, tetapi Touch malah memeluk Rita. Rita jadi tidak nyaman dan meminta bantuan Prim. Phu berteriak menyuruh Touch bangun. Akhirnya, Prim meminta Phu untuk berhenti. Dia mau bertukar kursi dengan Rita. Phu mencegahnay, dia tidak setuju.
And…
Jadinya, Rita yang menjadi supir dan Phu yang duduk di kursi belakang bersama dengan Touch. Rita mengemudi dengan tegang karena dia biasanya hanya mengemudikan mobil tua ayahnya dan belum pernah mengemudikan mobil mahal. Di kursi belakang, Phu terus mendorong Touch yang berusaha memeluknya.
--
Akhirnya, mereka sudah selesai mengantar Touch ke tempat Phu. Dan Phu menelpon orangtuan Touch untuk melaporkan hal itu, tetapi, dia tidak bilang kalau Touch mabuk.
Selesai berteleponan, Prim bertanya kepada Phu kenapa Phu berbohong pada orang tua Touch? Phu memberitahu kalau Touch adalah anak tunggal dan harapan dari kedua orang tuanya juga harapan perusahaan, karena itu kedua orang tua Touch gampang khawatir. Jadi, dia berbohong dengan tidak memberitahu kalau Touch mabuk agar orang tua Touch tidak terlalu khawatir.
Prim kemudian memberitahu kalau Rita mengatakan kepadanya Touch menyukainya. Tapi kenapa? Phu juga tidak tahu, mungkin Touch memang menyukai Prim. Dan Phu malah khawatir kalau Prim juga menyukai Touch. Prim membantah hal itu. Dan akhirnya, mereka malah saling menggoda.
“Apa kau selalu memikirkanku?” tanya Phu.
“Ya, itu benar. Khun Phuree! Aku selalu memikirkanmu! Memikirkanmu saat aku membuka mata bahkan saat aku mau tidur. Memikirkanmu setiap malam, setiap jam, dan di setiap nafas. Kau senang?” akui Prim dan pergi keluar karena malu.
“Sangat senang,” balas Phu dan tersenyum lebar.

Prim sangat malu karena sudah mengatakan hal itu. Dan Phu tersenyum sangat lebar mendengar jawaban Phu.
--
Phu sudah mengantarkan Prim dan Rita pulang. Dan saat sudah sampai rumah, Phu mengirimkan pesan line pada Prim : Aku sudah sampai rumah. Mimpi indah… Tua Phu :)
Prim tersenyum membaca pesan tersebut.
Dan Boot yang sedang membantu Prim membuat sepatu, menyadari hal itu. Dia menghampirinya dan bertanya apa yang sedang Prim pikirkan hingga menjahit dengan lama? Prim membantah hal itu, dia menjahit dengan lambat karena ingin pekerjannya sempurna.
Prim kemudian menyuruh Boot dan Rita untuk beristirahat karena mereka besok akan bekerja menjaga booth. Dia bisa menyelesaikan sisanya sendiri. Boot mengerti dan membawa Rita ke kamar untuk tidur.


Post a Comment

Previous Post Next Post