Network : Channel 3
Khae
terkejut melihat kedatangan Nai. Sedangkan Wat yang tidak mengetahui hal itu,
dengan perlahan dia memasukan cincin yang disiapkan nya itu ke jari Khae. Dan Thorsaeng
tersenyum senang.
Melihat
keberadaan Nai, Khae seketika menjadi sangat ragu. Jadi sebelum cincin milik
Wat terpasang dijarinya secara penuh, Khae langsung menarik tangannya dari Wat.
Sehingga cincin tersebut pun terjatuh ke lantai. Dan Wat serta Thorsaeng pun
menjadi terkejut. Sedangkan para wartawan, mereka dengan cepat memotret
kejadian tersebut.
“Ada
apa ini?” tanya Nok yang baru disana. Dan menyadari hal itu, Nai pun menjadi
terkejut.
Khae
meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak bisa menikah dengan Wat. Dan
mendengar itu, Wat pun menjadi bingung kenapa. Tapi tanpa menjelaskan apapun,
Khae langsung berjalan pergi dan menghampiri Nai.
Para
wartawan yang ingin memotret ditahan oleh para penjaga di tempat Khae.
“Aku
mengikuti perjanjian kita,” kata Khae kepada Nai. Dan ketika Nai hanya diam
saja, Khae pun tersadar bahwa disana juga ada Nok. Lalu seperti sadar akan
sesuatu, Khae pun bertanya dengan nada terkejut,” Kamu memohon padaku untuk
tidak mengatakan ‘ya’. Untuk dia?”
Nai
tetap diam dan tidak menjawab. Dan karena malu serta tidak tahu harus perbuat
apa, maka Khae pun berjalan pergi darisana. Lalu Nai menyarankan Nok untuk
membawa Wat keluar, jadi Nok pun berjalan menuju ke tempat Ayahnya. Dan Nai
menghentikan para wartawan yang ingin memotret kejadian itu.
Dirumah.
Vi mengatakan kepada Nai bahwa dia tidak tahu harus merasa bersalah atau
tertawa pada Wat. Karena menurut Vi, bagaimana bisa Wat melakukan itu di sebuah
acara besar, tanpa mengkonfirmasi dengan Khae dahulu.
“Jangan
biarkan Paman mendengar apa yang barusan kamu katakan,” kata Nai.
“Dia
akan tahu bahwa melakukan lamaran seperti itu sangat kuno. Sejak dua puluh
tahun lalu, dia sangat kuno. Dan sampai sekarang juga,” balas Vi.
“Gaya
kuno ini berhasil dimasa lalu,” balas Nai sambil tersenyum.
“Mm…
aku setuju menikah dengannya. Karena aku bosan dengan Ibuku yang terus
membicarakan tentang ini setiap waktu,” elak Vi. Dan lalu dia menanyakan dengan
penasaran tentang kenapa Khae menolak lamaran Wat, padahal sebelum nya Khae
yang sangat menginginkan itu. Tapi Nai hanya diam dan tidak menjawab.
Nok dan
Phai datang bersama ke ruang tamu. Nok memberitahu bahwa kini Wat telah tidur
dikamar, karena tadi dia memberikan obat tidur kepada Wat. Dan lalu Nok meminta
Vi untuk menjaga Wat, karena saat ini dia harus kembali ke perusahaan.
Mendengar
itu, Vi menjadi heran kenapa harus dia. Dan Phai menjawab bahwa dia harus pergi
ke pasar. Untuk Aff dan Aey, mereka berdua sedang pergi, karena tadi Ibu Vi (Nenek)
menelpon menyuruh mereka kesana. Sehingga tidak ada orang lagi dirumah.
“Oi…
dia adalah bebanku. Aku perlu pergi keluar,” kata Vi mengeluh.
Lalu
Nai pun bangkit berdiri dari duduknya dan mengajak Nok untuk pergi ke kantor.
Dan Nok setuju, tapi dia mau naik mobil Nai.
Diapatermen.
Khae memeras banyak jeruk. Dan lalu Thorsaeng yang baru pulang, menghampirinya
dan langsung memarah- marahinya, karena Khae telah menolak lamaran Wat di depan
publik.
“Mengapa
kamu tidak mengkonfirmasi ku dulu tentang apa yang akan kamu lakukan?” kata
Khae. Sambil tetap fokus memeras jeruk.
“Aku
tidak berpikir bahwa kamu akan menolak. Apa yang salah dengan mu? Kamu butuh
dia untuk membuat itu jelas, jadi dia melakukannya untukmu. Apa lagi yang kamu
mau?” tanya Thorsaeng dengan marah.
“Mom.
Bisakah kamu berhenti bertanya padaku? Aku sedang benar- benar pusing,” balas
Khae dengan kesal.
Thorsaeng
mengambil kulit jeruk diatas meja dan melemparkan itu ke kepala Khae. Lalu dia
memarahi Khae lagi. Dia menyuruh Khae untuk pergi menemui dokter, supaya Dokter
bisa menyembuhkanya, agar Khae bisa ingat bahwa segala yang Khae dapatkan
adalah karena Thawat. Setelah itu Thorsaeng pun pergi ke kamar.
Dengan
sedih, Khae menekan keras- keras jeruk di tangannya. Lalu dia mengingat tentang
perkataan Nai yang mengatakan bahwa alasan dia melakukan itu semua adalah karena
orang yang dicintainya, yaitu Nok.
Dikantor.
Nok sedang melihat pemandangan kota dari jendela. Dan Nai lalu datang
menghampirinya sambil membawakan segelas minuman untuknya. Dan ketika Nok
melihat bahwa Nai tampak biasa saja, maka Nok bertanya apa tidak ada yang ingin
Nai katakan.
Lalu
karena tidak mengerti maksud Nok, maka Nai pun bertanya. Dan Nok membalas bahwa
tanpa dia bicara, Nai pasti sudah tahu. Tapi Nai tetap tidak tahu, jika Nok
tidak memberitahunya.
“Ck… tentang yang si Ratu kecantikan itu
bilang, kamu meminta nya untuk menolak lamaran Ayahku? Kamu melakukan itu
untukku,” kata Nok.
“Iya,”
balas Nai, singkat.
“Apa
alasannya?”
“Jawaban
alasanku adalah untukmu. Aku memberi kamu saran untuk tidak menjadi aggressive
untuk mendapatkan Ayahmu. Aku juga tidak setuju Ayahmu menggunakan itu untuk
memaksa kamu menyetujui pernikahannya,” jelas Nai.
Nok
memegang tangan Nai dengan lembut dan berterima kasih. Dan melihat tangan Nok
yang memegang nya, Nai tampak sedikit terkejut. Lalu dengan heran. Nok menanyakan
pada Nai, kenapa Khae bisa setuju untuk melakukan itu, apa Nai menawarkan
sesuatu kepada Khae hingga Khae bisa setuju.
“Aku
menjawab pertanyaan mu sebanyak yang aku bisa. Aku memberikan waktu tambahan
bagimu untuk mendapatkan Ayahmu kembali. Jika kamu setuju dengan itu, jangan
terus bertanya apapun lagi,” kata Nai, tanpa menjawab pertanyaan Nok.
Lalu
karena Jomyuth menelpon, maka Nai pun kembali keruangan. Dan Nok mengikuti.
Jomyuth
memberikan file data rencana kampaye baru mereka ‘Menyelamatkan dunia, jawab
sosial tahun ke-5’ . Dan mendengar itu, Nok tidak mengerti, jadi dia pun
bertanya. Lalu Nai menjelaskan.
“Kampaye
ini tentang mengirimkan produk daur ulang. Contohnya, meja plastik, kursi
plastik, canvas plastik, untuk komunitas lain. Dengan melakukan itu, mereka
akan menjadi sadar untuk memisahkan sampah. Karena beberapa sampah bisa di daur
ulang. Lebih jauh lagi, mereka bisa menghasilkan uang dari itu,” jelas Nai.
“Dia membuat
perusahaan kita memenangkan penghargaan di likungan sosial setiap tahun. Kita
telah memasuki kompetisi selama 5 tahun,” tambah Jomyuth.
Bukannya memuji Nai, Nok malah memuji Ayahnya sendiri yang begitu inovatif. Dan mendengar itu, Nai serta Jomyuth hanya diam.
Nai
menanyakan pada Jomyuth, apa kampanye itu termaksud dalam rencana untuk donasi
ke yayasan lain seperti biasa. Dan Jomyuht mengiyakan, hanya saja ada satu
perbedaan dari kampanye ini, yaitu ada tiga perusahaan yang ingin terlibat
dalam kampaye baru ini. Selain itu, presenter nya akan diubah.
“Apa
kita perlu seorang presenter dalam kampanye ini?” tanya Nok dengan terkejut.
“Iya,”
jawab Jomyuth.
“Tentang
kampanye mengenai sampah seperti ini, aktris atau aktor terkenal akan takut merusak
reputasi mereka, kan?” tanya Nok.
“Tidak.
Sama sekali tidak. Kebanyakan dari mereka bersedia menjadi presenter kami. Kamu
tahu, tanggung jawab sosial sangat menarik. Khususnya, mereka akan mendapatkan
banyak berita positif. Jadi untuk mendapatakan perhatian dari masyarakat, tidak
akan ada seorang pun yang akan menolaknya,” jelas Jomyuth.
Nai
lalu menanyakan tiga perusahaan yang ingin bergabung bersama dengan mereka. Dan
Jomyuth pun menjelaskan bahwa dia telah memasukan semua data nya ke dalam file,
begitu juga dengan deskripsi semua kandidat yang menjadi presenter untuk
kampanye mereka.
Mendengar
itu, Nai dengan segera membaca file data yang diberikan kepadanya itu.
Sementara Nok, dia tampak seperti memikirkan sesuatu.
Nok
menghampiri Jomyuhth di tangga. Dia menanyakan apakah Pimolkhae termasuk dalam
kandidat presenter di perusahaan mereka.
Dikamar.
Wat berbaring sambil merenung. Dia mengingat tentang bagaimana tadi Khae
menolak lamarannya. Dan disaat itu, Vi masuk ke dalam kamarnya, dia membawakan bubur
serta air untuk Wat. Tapi melihat itu, Wat tidak bersemangat untuk makan.
“Mengapa
kamu menyebabkan banyak masalah untukku?” tanya Vi.
“Mengapa
kamu harus peduli tentang ku?” tanya Wat dengan kesal.
“Jika
Nok tidak meminta ku melakukannya, aku tidak akan datang sama sekali.”
Dengan
malas, Wat tetap tidak mau makan. Dan Vi pun menasehati Wat dengan tegas, dia
menyuruh Wat untuk berhenti menjadi seperti remaja yang patah hati. Karena
berbaring di tempat tidur sepanjang hari, tidak akan membuat segalanya membaik.
“Jika
kamu disini untuk mengangguku, tolong keluar. Aku butuh istirahat,” kata Wat
dengan kesal dengan Vi yang cerewet. Namun sekali lagi, Vi memberikan nasihat
kepada Wat.
Vi
mengatakan bahwa kalau Wat ingin menjadikan Khae sebagai istri baru serta
menjaga hubungan baik dengan Nok, maka
itu tidak bisa. Dan hal pertama yang harus Wat ubah, itu adalah perkataan Wat.
Karena Wat bilang mencintai Nok, tapi dalam tindakannya tidak. Wat terus
berbohong kepada Nok, memberikan Nok harapan palsu, bilang kalau tidak akan
menyakit Nok, tapi akhirnya Wat melakukan itu.
“Aku
pikir. Kamu pasti melakukan hal yang sama kepada si Ratu kecantikan itu juga.
Itu mengapa dia menolak untuk menikah denganmu. Jika kamu membuat keputusan
sebelum ini, mungkin itu akan berakhir bahagia untuk setiap orang,” jelas Vi.
“Mengapa
kamu tidak memberitahuku pada waktu itu?” tanya Wat.
“Untuk
membuatmu merasakan bahwa kamu telah melewatkan sesuatu. Karena kamu tidak bisa
mengembalikan waktu. Kamu harus menghadapi konsekuensinya. Nok dan si Ratu
kecantikan itu seperti air dan minyak. Yang mana tidak bisa dicampur bersama.
Jadi, kamu harus memilih. Mempertahankan Putrimu atau si Ratu kecantikan,”
jelas Vi.
Vi lalu
mau keluar, tapi dia teringat sesuatu. Jadi dia berbalik dan dia mengatakan
pada Wat bahwa Wat pasti tidak bisa memilih salah satu dari mereka. Dan
mendengar itu, Wat pun terdiam, tidak bisa menjawab.
Didalam
rapat. Nai meminta para staff untuk mengecek profile ketiga perusahaan yang ingin
bergabung dalam kampanye mereka, barulah setelah itu dia akan memutuskan.
Karena dalam kampanye ini, mereka membutuhkan perusahaan yang benar- benar
sadar akan tanggung jawab social, bukan hanya karena ingin masuk dalam social
media.
Lalu
Nok menanyakan tentang presenter yang cocok untuk konsep mereka. Dan Nai
menjawab bahwa dia belum membuat keputusan tentang presenter baru saat ini.
Nai
lalu membahas tentang yayasan Anak buta. Mereka butuh mencari tahu tentang
berapa banyak yang yayasan tersebut butuhkan. Dan Nai memutuskan untuk
mengurusnya sendiri.
“Biarkan
saya menjadi sukarelawan untuk membantu Khun Luckanai,” kata Nok, menawarkan
diri membantu Nai. Dan mendengar itu, mereka semua terkejut.
Dikantin.
Jomyuth, Sudjai, Pribprao, mereka menggosipi tentang Nok yang terus mengikuti
Nai. Dan Sudjai serta Pribprao menduga bahwa pasti Wat serta Vi telah mengetahui
hubungan tentang mereka berdua, sehingga Nok tidak menyembunyikan hubungan nya
dengan Nai seperti sebelumnya.
“Bukan
hanya dia mengikuti Khun Nai. Tapi dia juga menyelidiki sesuatu,” kata Jomyuth.
Dan dengan semangat, Sudjai serta Pribprao ingin tahu. Tapi Jomyuth dengan
sengaja mengatakan,” Aku akan memberitahumu besok pagi.”
Dengan
kesal, Pribprao mengambil garpu dan ingin menusuk tangan Jomyuth. Begitu juga
dengan Sudjai. Tapi Jomyuth menahan mereka dan mengingatkan mereka untuk tidak
berisik. Sehingga Sudjai dan Pribprao pun terdiam.
Lalu
dengan suara pelan, Jomyuth berbisik,” Khun Nok mengecek list nama kandidat
presenter, itu saja,” kata Jomyuth.
“Oh my…
dia cemburu!” kata Sudjai dan Pribprao sambil tertawa kecil.
Dijalan.
Nok dan Nai, masing- masing dari mereka mengangkat kantong belanjaan untuk
anak- anak. Lalu tiba- tiba Nok bersin, karena di bicarakan oleh mereka
bertiga. Dan Nai pun bersyukur karena dia tidak ada mengatakan apapun.
“Kamu
mungkin membayangkan bahwa kamu sedang membicarakan ku di belakang ku,” kata
Nok.
Para
pengurus yayasan memberikan salam kepada Nai, tapi Nai menyuruh mereka untuk
tidak bicara. Dan lalu para pengurus menanyakan kepada anak- anak, “Ayo tebak
siapa yang datang hari ini?” tanyanya.
“P’Nai!!”
jawab semua anak- anak dengan serempak.
“Jadi,
bagaimana kamu bisa tahu dia adalah P’Nai?” tanya si Pengurus.
“Aku
ingat wangi parfumnya.” Jawab seorang anak.
“Itu bisa
jadi orang lain yang menggunakan parfum yang sama.”
“Aku
mendengar suara kantong snack,” jawab anak yang lain.
Lalu
para anak- anak meminta izin untuk menyentuh wajah Nai, agar mereka bisa
mengenali apa itu Nai. Jadi dengan senang hati, Nai berjongkok di depan mereka
dan membiarkan mereka menyentuh wajanya. Lalu dia memeluk mereka semua. Dan
melihat itu, Nok ikut tersenyum.
Ditaman.
Nai serta Nok duduk bersama dengan anak- anak. Dan disana Nai menawarkan diri
untuk membacakan sebuah cerita, yaitu ‘Gadis berkerudung merah”. Dan dengan
semangat, anak- anak berseru ‘YA’. Lalu Nok pun ikut menawarkan diri untuk ikut
membacakan cerita itu bersama dengan Nai. Dan anak- anak mengiyakan.
Karena
anak- anak setuju, maka Nok langsung pindah duduk lebih dekat disamping Nai.
Dan dengan heran, Nai pun bertanya.
“Kamu
hanya punya satu buku, kan? Jadi aku harus pindah sedikit lebih dekat. Kamu
ambil bagian narasinya. Dan aku bagian pembicaraannya,” kata Nok sambil
tersenyum.
Lalu
saat anak- anak sudah siap, maka Nai pun mulai bercerita. Dibantu oleh Nok. Dan
anak- anak yang mendengar itu, mereka
tertawa dan menikmati cerita yang dibacakan untuk mereka itu.
Ketika
telah selesai. Nok mengatakan pada Nai bahwa itu benar, membuat mereka bahagia,
itu bisa membuat kita merasa bahagia juga. Namun Nok juga merasa kasihan kepada
anak- anak tersebut, karena mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melihat
keindahan yang ada didunia ini.
“Aku
pikir bahwa anak- anak mungkin telah melihat hal- hal yang lebih indah daripada
kita. Karena, mereka telah melihat hal- hal melalui imajinasi mereka. Sementara
kita telah melihat kenyataan yang tidak seindah seperti yang kita duga,” jelas
Nai.
“Apa
yang kamu katakan? Aku tidak mengerti sama sekali,” balas Nok.
“Apa
kamu perlu untuk mengerti itu?” tanya Nai. Dan Nok pun menjadi heran.
Nok berjalan
dengan mata yang ditutup dan bahkan dia melepaskan sepatunya. Lalu dengan
perlahan, Nok mulai berjalan- jalan sambil meraba udara. Dan ketika tiba- tiba
dia menginjak rumput ditaman, dia menjadi terkejut dan takut sendiri.
“Apa
aku menginjak sesuatu … yang menjijikan?” tanya Nok.
“Coba
sentuh itu lagi, kemudian kamu akan tahu apa itu,” jelas Nai.
Dan Nok
pun menginjakan kakinya sekali lagi ke rumput, lalu akhirnya dia tahu bahwa apa
yang diinjaknya hanyalah rumput. “Ini lembut dan sangat nyaman. Aku merasa
enak,” kata Nok.
Nok
kemudian mengulurkan tangannya untuk menyentuh Nai, tapi dengan sengaja Nai
melangkah mundur. Dan karena itu, maka Nok pun berjalan maju sambil menanyakan
dimana Nai berada, tapi dengan sengaja Nai tidak menjawab. Lalu tanpa sengaja,
karena Nai terus menghindar, maka Nok pun hampir saja terjatuh. Untung saja,
Nai berhasil menangkap Nok, sehingga Nok tidak terjatuh.
“Tunggu.
Aku perlu tahu bahwa apa dengan menyentuhmu, aku akan tahu apa yang ada di
dalam pikiranmu,” kata Nok, ketika Nai mau melepaskannya.
Lalu
setelah mengatakan itu, Nok dengan perlahan menyentuh tubuh atas Nai. “Jantung mu
berdetak dengan begitu cepat,” kata Nok sambil tersenyum. Lalu dia lanjut,
makin keatas menyentuh Nai, hingga akhirnya kedua tangannya menyentuh wajah Nai.
Dan
ketika Nok menyentuh wajahnya, Nai tersenyum dengan lembut. Lalu karena
merasakan itu, Nai melepaskan kain penutup matanya.
“Dengan
menyentuh, bisakah kamu merasakan apa yang ada didalam pikiran ku?” tanya Nai.
Dan sambil menatap Nai, Nok hanya diam saja.
Tiba-
tiba saja disaat itu, hape Nai berbunyi, karena Sudjai menghubunginya. Dan
karena itu, suasana diantara mereka berdua pun menjadi canggung secara tiba-
tiba.
Tags:
Game Sanaeha
Selalu setia nunggu update tan sinopsis ini semangat trus y min
ReplyDeleteDitunggu yah min thanks before
ReplyDeleteDitunggu yah min thanks before
ReplyDeleteSemangat kak 💪 setia selalu nunggu updateannya
ReplyDelete