Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 5 - part 1


Network : Channel 3



Khae terkejut melihat kedatangan Nai. Sedangkan Wat yang tidak mengetahui hal itu, dengan perlahan dia memasukan cincin yang disiapkan nya itu ke jari Khae. Dan Thorsaeng tersenyum senang.

Melihat keberadaan Nai, Khae seketika menjadi sangat ragu. Jadi sebelum cincin milik Wat terpasang dijarinya secara penuh, Khae langsung menarik tangannya dari Wat. Sehingga cincin tersebut pun terjatuh ke lantai. Dan Wat serta Thorsaeng pun menjadi terkejut. Sedangkan para wartawan, mereka dengan cepat memotret kejadian tersebut.



“Ada apa ini?” tanya Nok yang baru disana. Dan menyadari hal itu, Nai pun menjadi terkejut.


Khae meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak bisa menikah dengan Wat. Dan mendengar itu, Wat pun menjadi bingung kenapa. Tapi tanpa menjelaskan apapun, Khae langsung berjalan pergi dan menghampiri Nai.

Para wartawan yang ingin memotret ditahan oleh para penjaga di tempat Khae.


“Aku mengikuti perjanjian kita,” kata Khae kepada Nai. Dan ketika Nai hanya diam saja, Khae pun tersadar bahwa disana juga ada Nok. Lalu seperti sadar akan sesuatu, Khae pun bertanya dengan nada terkejut,” Kamu memohon padaku untuk tidak mengatakan ‘ya’. Untuk dia?”


Nai tetap diam dan tidak menjawab. Dan karena malu serta tidak tahu harus perbuat apa, maka Khae pun berjalan pergi darisana. Lalu Nai menyarankan Nok untuk membawa Wat keluar, jadi Nok pun berjalan menuju ke tempat Ayahnya. Dan Nai menghentikan para wartawan yang ingin memotret kejadian itu.



Dirumah. Vi mengatakan kepada Nai bahwa dia tidak tahu harus merasa bersalah atau tertawa pada Wat. Karena menurut Vi, bagaimana bisa Wat melakukan itu di sebuah acara besar, tanpa mengkonfirmasi dengan Khae dahulu.

“Jangan biarkan Paman mendengar apa yang barusan kamu katakan,” kata Nai.

“Dia akan tahu bahwa melakukan lamaran seperti itu sangat kuno. Sejak dua puluh tahun lalu, dia sangat kuno. Dan sampai sekarang juga,” balas Vi.


“Gaya kuno ini berhasil dimasa lalu,” balas Nai sambil tersenyum.

“Mm… aku setuju menikah dengannya. Karena aku bosan dengan Ibuku yang terus membicarakan tentang ini setiap waktu,” elak Vi. Dan lalu dia menanyakan dengan penasaran tentang kenapa Khae menolak lamaran Wat, padahal sebelum nya Khae yang sangat menginginkan itu. Tapi Nai hanya diam dan tidak menjawab.



Nok dan Phai datang bersama ke ruang tamu. Nok memberitahu bahwa kini Wat telah tidur dikamar, karena tadi dia memberikan obat tidur kepada Wat. Dan lalu Nok meminta Vi untuk menjaga Wat, karena saat ini dia harus kembali ke perusahaan.

Mendengar itu, Vi menjadi heran kenapa harus dia. Dan Phai menjawab bahwa dia harus pergi ke pasar. Untuk Aff dan Aey, mereka berdua sedang pergi, karena tadi Ibu Vi (Nenek) menelpon menyuruh mereka kesana. Sehingga tidak ada orang lagi dirumah.

“Oi… dia adalah bebanku. Aku perlu pergi keluar,” kata Vi mengeluh.

Lalu Nai pun bangkit berdiri dari duduknya dan mengajak Nok untuk pergi ke kantor. Dan Nok setuju, tapi dia mau naik mobil Nai.



Diapatermen. Khae memeras banyak jeruk. Dan lalu Thorsaeng yang baru pulang, menghampirinya dan langsung memarah- marahinya, karena Khae telah menolak lamaran Wat di depan publik.

“Mengapa kamu tidak mengkonfirmasi ku dulu tentang apa yang akan kamu lakukan?” kata Khae. Sambil tetap fokus memeras jeruk.

“Aku tidak berpikir bahwa kamu akan menolak. Apa yang salah dengan mu? Kamu butuh dia untuk membuat itu jelas, jadi dia melakukannya untukmu. Apa lagi yang kamu mau?” tanya Thorsaeng dengan marah.

“Mom. Bisakah kamu berhenti bertanya padaku? Aku sedang benar- benar pusing,” balas Khae dengan kesal.


Thorsaeng mengambil kulit jeruk diatas meja dan melemparkan itu ke kepala Khae. Lalu dia memarahi Khae lagi. Dia menyuruh Khae untuk pergi menemui dokter, supaya Dokter bisa menyembuhkanya, agar Khae bisa ingat bahwa segala yang Khae dapatkan adalah karena Thawat. Setelah itu Thorsaeng pun pergi ke kamar.

Dengan sedih, Khae menekan keras- keras jeruk di tangannya. Lalu dia mengingat tentang perkataan Nai yang mengatakan bahwa alasan dia melakukan itu semua adalah karena orang yang dicintainya, yaitu Nok.


Dikantor. Nok sedang melihat pemandangan kota dari jendela. Dan Nai lalu datang menghampirinya sambil membawakan segelas minuman untuknya. Dan ketika Nok melihat bahwa Nai tampak biasa saja, maka Nok bertanya apa tidak ada yang ingin Nai katakan.

Lalu karena tidak mengerti maksud Nok, maka Nai pun bertanya. Dan Nok membalas bahwa tanpa dia bicara, Nai pasti sudah tahu. Tapi Nai tetap tidak tahu, jika Nok tidak memberitahunya.

“Ck… tentang yang si Ratu kecantikan itu bilang, kamu meminta nya untuk menolak lamaran Ayahku? Kamu melakukan itu untukku,” kata Nok.

“Iya,” balas Nai, singkat.

“Apa alasannya?”

“Jawaban alasanku adalah untukmu. Aku memberi kamu saran untuk tidak menjadi aggressive untuk mendapatkan Ayahmu. Aku juga tidak setuju Ayahmu menggunakan itu untuk memaksa kamu menyetujui pernikahannya,” jelas Nai.



Nok memegang tangan Nai dengan lembut dan berterima kasih. Dan melihat tangan Nok yang memegang nya, Nai tampak sedikit terkejut. Lalu dengan heran. Nok menanyakan pada Nai, kenapa Khae bisa setuju untuk melakukan itu, apa Nai menawarkan sesuatu kepada Khae hingga Khae bisa setuju.

“Aku menjawab pertanyaan mu sebanyak yang aku bisa. Aku memberikan waktu tambahan bagimu untuk mendapatkan Ayahmu kembali. Jika kamu setuju dengan itu, jangan terus bertanya apapun lagi,” kata Nai, tanpa menjawab pertanyaan Nok.

Lalu karena Jomyuth menelpon, maka Nai pun kembali keruangan. Dan Nok mengikuti.



Jomyuth memberikan file data rencana kampaye baru mereka ‘Menyelamatkan dunia,  jawab sosial tahun ke-5’ . Dan mendengar itu, Nok tidak mengerti, jadi dia pun bertanya. Lalu Nai menjelaskan.

“Kampaye ini tentang mengirimkan produk daur ulang. Contohnya, meja plastik, kursi plastik, canvas plastik, untuk komunitas lain. Dengan melakukan itu, mereka akan menjadi sadar untuk memisahkan sampah. Karena beberapa sampah bisa di daur ulang. Lebih jauh lagi, mereka bisa menghasilkan uang dari itu,” jelas Nai.

“Dia membuat perusahaan kita memenangkan penghargaan di likungan sosial setiap tahun. Kita telah memasuki kompetisi selama 5 tahun,” tambah Jomyuth.

Bukannya memuji Nai, Nok malah memuji Ayahnya sendiri yang begitu inovatif. Dan mendengar itu, Nai serta Jomyuth hanya diam.



Nai menanyakan pada Jomyuth, apa kampanye itu termaksud dalam rencana untuk donasi ke yayasan lain seperti biasa. Dan Jomyuht mengiyakan, hanya saja ada satu perbedaan dari kampanye ini, yaitu ada tiga perusahaan yang ingin terlibat dalam kampaye baru ini. Selain itu, presenter nya akan diubah.

“Apa kita perlu seorang presenter dalam kampanye ini?” tanya Nok dengan terkejut.

“Iya,” jawab Jomyuth.

“Tentang kampanye mengenai sampah seperti ini, aktris atau aktor terkenal akan takut merusak reputasi mereka, kan?” tanya Nok.

“Tidak. Sama sekali tidak. Kebanyakan dari mereka bersedia menjadi presenter kami. Kamu tahu, tanggung jawab sosial sangat menarik. Khususnya, mereka akan mendapatkan banyak berita positif. Jadi untuk mendapatakan perhatian dari masyarakat, tidak akan ada seorang pun yang akan menolaknya,” jelas Jomyuth.

Nai lalu menanyakan tiga perusahaan yang ingin bergabung bersama dengan mereka. Dan Jomyuth pun menjelaskan bahwa dia telah memasukan semua data nya ke dalam file, begitu juga dengan deskripsi semua kandidat yang menjadi presenter untuk kampanye mereka.

Mendengar itu, Nai dengan segera membaca file data yang diberikan kepadanya itu. Sementara Nok, dia tampak seperti memikirkan sesuatu.



Nok menghampiri Jomyuhth di tangga. Dia menanyakan apakah Pimolkhae termasuk dalam kandidat presenter di perusahaan mereka.



Dikamar. Wat berbaring sambil merenung. Dia mengingat tentang bagaimana tadi Khae menolak lamarannya. Dan disaat itu, Vi masuk ke dalam kamarnya, dia membawakan bubur serta air untuk Wat. Tapi melihat itu, Wat tidak bersemangat untuk makan.

“Mengapa kamu menyebabkan banyak masalah untukku?” tanya Vi.

“Mengapa kamu harus peduli tentang ku?” tanya Wat dengan kesal.

“Jika Nok tidak meminta ku melakukannya, aku tidak akan datang sama sekali.”



Dengan malas, Wat tetap tidak mau makan. Dan Vi pun menasehati Wat dengan tegas, dia menyuruh Wat untuk berhenti menjadi seperti remaja yang patah hati. Karena berbaring di tempat tidur sepanjang hari, tidak akan membuat segalanya membaik.

“Jika kamu disini untuk mengangguku, tolong keluar. Aku butuh istirahat,” kata Wat dengan kesal dengan Vi yang cerewet. Namun sekali lagi, Vi memberikan nasihat kepada Wat.

Vi mengatakan bahwa kalau Wat ingin menjadikan Khae sebagai istri baru serta menjaga hubungan baik dengan Nok,  maka itu tidak bisa. Dan hal pertama yang harus Wat ubah, itu adalah perkataan Wat. Karena Wat bilang mencintai Nok, tapi dalam tindakannya tidak. Wat terus berbohong kepada Nok, memberikan Nok harapan palsu, bilang kalau tidak akan menyakit Nok, tapi akhirnya Wat melakukan itu.

“Aku pikir. Kamu pasti melakukan hal yang sama kepada si Ratu kecantikan itu juga. Itu mengapa dia menolak untuk menikah denganmu. Jika kamu membuat keputusan sebelum ini, mungkin itu akan berakhir bahagia untuk setiap orang,” jelas Vi.

“Mengapa kamu tidak memberitahuku pada waktu itu?” tanya Wat.



“Untuk membuatmu merasakan bahwa kamu telah melewatkan sesuatu. Karena kamu tidak bisa mengembalikan waktu. Kamu harus menghadapi konsekuensinya. Nok dan si Ratu kecantikan itu seperti air dan minyak. Yang mana tidak bisa dicampur bersama. Jadi, kamu harus memilih. Mempertahankan Putrimu atau si Ratu kecantikan,” jelas Vi.

Vi lalu mau keluar, tapi dia teringat sesuatu. Jadi dia berbalik dan dia mengatakan pada Wat bahwa Wat pasti tidak bisa memilih salah satu dari mereka. Dan mendengar itu, Wat pun terdiam, tidak bisa menjawab.



Didalam rapat. Nai meminta para staff untuk mengecek profile ketiga perusahaan yang ingin bergabung dalam kampanye mereka, barulah setelah itu dia akan memutuskan. Karena dalam kampanye ini, mereka membutuhkan perusahaan yang benar- benar sadar akan tanggung jawab social, bukan hanya karena ingin masuk dalam social media.

Lalu Nok menanyakan tentang presenter yang cocok untuk konsep mereka. Dan Nai menjawab bahwa dia belum membuat keputusan tentang presenter baru saat ini.



Nai lalu membahas tentang yayasan Anak buta. Mereka butuh mencari tahu tentang berapa banyak yang yayasan tersebut butuhkan. Dan Nai memutuskan untuk mengurusnya sendiri.

“Biarkan saya menjadi sukarelawan untuk membantu Khun Luckanai,” kata Nok, menawarkan diri membantu Nai. Dan mendengar itu, mereka semua terkejut.


Dikantin. Jomyuth, Sudjai, Pribprao, mereka menggosipi tentang Nok yang terus mengikuti Nai. Dan Sudjai serta Pribprao menduga bahwa pasti Wat serta Vi telah mengetahui hubungan tentang mereka berdua, sehingga Nok tidak menyembunyikan hubungan nya dengan Nai seperti sebelumnya.

“Bukan hanya dia mengikuti Khun Nai. Tapi dia juga menyelidiki sesuatu,” kata Jomyuth. Dan dengan semangat, Sudjai serta Pribprao ingin tahu. Tapi Jomyuth dengan sengaja mengatakan,” Aku akan memberitahumu besok pagi.”



Dengan kesal, Pribprao mengambil garpu dan ingin menusuk tangan Jomyuth. Begitu juga dengan Sudjai. Tapi Jomyuth menahan mereka dan mengingatkan mereka untuk tidak berisik. Sehingga Sudjai dan Pribprao pun terdiam.

Lalu dengan suara pelan, Jomyuth berbisik,” Khun Nok mengecek list nama kandidat presenter, itu saja,” kata Jomyuth.

“Oh my… dia cemburu!” kata Sudjai dan Pribprao sambil tertawa kecil.


Dijalan. Nok dan Nai, masing- masing dari mereka mengangkat kantong belanjaan untuk anak- anak. Lalu tiba- tiba Nok bersin, karena di bicarakan oleh mereka bertiga. Dan Nai pun bersyukur karena dia tidak ada mengatakan apapun.

“Kamu mungkin membayangkan bahwa kamu sedang membicarakan ku di belakang ku,” kata Nok.



Para pengurus yayasan memberikan salam kepada Nai, tapi Nai menyuruh mereka untuk tidak bicara. Dan lalu para pengurus menanyakan kepada anak- anak, “Ayo tebak siapa yang datang hari ini?” tanyanya.

“P’Nai!!” jawab semua anak- anak dengan serempak.

“Jadi, bagaimana kamu bisa tahu dia adalah P’Nai?” tanya si Pengurus.

“Aku ingat wangi parfumnya.” Jawab seorang anak.

“Itu bisa jadi orang lain yang menggunakan parfum yang sama.”

“Aku mendengar suara kantong snack,” jawab anak yang lain.



Lalu para anak- anak meminta izin untuk menyentuh wajah Nai, agar mereka bisa mengenali apa itu Nai. Jadi dengan senang hati, Nai berjongkok di depan mereka dan membiarkan mereka menyentuh wajanya. Lalu dia memeluk mereka semua. Dan melihat itu, Nok ikut tersenyum.



Ditaman. Nai serta Nok duduk bersama dengan anak- anak. Dan disana Nai menawarkan diri untuk membacakan sebuah cerita, yaitu ‘Gadis berkerudung merah”. Dan dengan semangat, anak- anak berseru ‘YA’. Lalu Nok pun ikut menawarkan diri untuk ikut membacakan cerita itu bersama dengan Nai. Dan anak- anak mengiyakan.

Karena anak- anak setuju, maka Nok langsung pindah duduk lebih dekat disamping Nai. Dan dengan heran, Nai pun bertanya.

“Kamu hanya punya satu buku, kan? Jadi aku harus pindah sedikit lebih dekat. Kamu ambil bagian narasinya. Dan aku bagian pembicaraannya,” kata Nok sambil tersenyum.

Lalu saat anak- anak sudah siap, maka Nai pun mulai bercerita. Dibantu oleh Nok. Dan anak- anak yang mendengar itu,  mereka tertawa dan menikmati cerita yang dibacakan untuk mereka itu.



Ketika telah selesai. Nok mengatakan pada Nai bahwa itu benar, membuat mereka bahagia, itu bisa membuat kita merasa bahagia juga. Namun Nok juga merasa kasihan kepada anak- anak tersebut, karena mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melihat keindahan yang ada didunia ini.

“Aku pikir bahwa anak- anak mungkin telah melihat hal- hal yang lebih indah daripada kita. Karena, mereka telah melihat hal- hal melalui imajinasi mereka. Sementara kita telah melihat kenyataan yang tidak seindah seperti yang kita duga,” jelas Nai.

“Apa yang kamu katakan? Aku tidak mengerti sama sekali,” balas Nok.

“Apa kamu perlu untuk mengerti itu?” tanya Nai. Dan Nok pun menjadi heran.



Nok berjalan dengan mata yang ditutup dan bahkan dia melepaskan sepatunya. Lalu dengan perlahan, Nok mulai berjalan- jalan sambil meraba udara. Dan ketika tiba- tiba dia menginjak rumput ditaman, dia menjadi terkejut dan takut sendiri.

“Apa aku menginjak sesuatu … yang menjijikan?” tanya Nok.

“Coba sentuh itu lagi, kemudian kamu akan tahu apa itu,” jelas Nai.



Dan Nok pun menginjakan kakinya sekali lagi ke rumput, lalu akhirnya dia tahu bahwa apa yang diinjaknya hanyalah rumput. “Ini lembut dan sangat nyaman. Aku merasa enak,” kata Nok.

Nok kemudian mengulurkan tangannya untuk menyentuh Nai, tapi dengan sengaja Nai melangkah mundur. Dan karena itu, maka Nok pun berjalan maju sambil menanyakan dimana Nai berada, tapi dengan sengaja Nai tidak menjawab. Lalu tanpa sengaja, karena Nai terus menghindar, maka Nok pun hampir saja terjatuh. Untung saja, Nai berhasil menangkap Nok, sehingga Nok tidak terjatuh.



“Tunggu. Aku perlu tahu bahwa apa dengan menyentuhmu, aku akan tahu apa yang ada di dalam pikiranmu,” kata Nok, ketika Nai mau melepaskannya.

Lalu setelah mengatakan itu, Nok dengan perlahan menyentuh tubuh atas Nai. “Jantung mu berdetak dengan begitu cepat,” kata Nok sambil tersenyum. Lalu dia lanjut, makin keatas menyentuh Nai, hingga akhirnya kedua tangannya menyentuh wajah Nai.

Dan ketika Nok menyentuh wajahnya, Nai tersenyum dengan lembut. Lalu karena merasakan itu, Nai melepaskan kain penutup matanya.




“Dengan menyentuh, bisakah kamu merasakan apa yang ada didalam pikiran ku?” tanya Nai. Dan sambil menatap Nai, Nok hanya diam saja.


Tiba- tiba saja disaat itu, hape Nai berbunyi, karena Sudjai menghubunginya. Dan karena itu, suasana diantara mereka berdua pun menjadi canggung secara tiba- tiba.

4 Comments

Previous Post Next Post