Network : Channel 3
Asisten
si Juru Foto (Koy) menemanin Khae yang telah sadarkan diri di kamar rumah
sakit. Dan lalu karena Thawat datang, maka dia pun pamit dan pergi dari sana.
“Bagaimana
keadaanmu?” tanya Wat.
“Dokter
sudah mengobatiku. Sekarang, tinggal menunggu hasil X-Ray,” jawab Khae.
Lalu
setelah itu mereka berdua saling diam sejenak. Dan kemudian, Khae mengucapkan
terima kasih kepada Wat yang sudah meninggalkan pekerjaannya untuk ke sini.
“Aku
tidak tahu apa yang terjadi antara kita berdua. Tapi tidak peduli betapa
bingung aku. Bila hal ini terjadi kepadamu, aku pasti datang. Aku peduli
padamu, Khae,” jelas Wat.
“Aku..
aku benar- benar berterima kasih padamu,” balas Khae.
“Aku
telah melihat bahwa kamu baik- baik saja, jadi aku lega.”
“Khun
Wat. Kamu benar- benar baik padaku.”
“Mengapa
kamu mengatakan itu? Kamu adalah prioritasku. Kamu tahu itu, kan? Mm… bisakah aku bertanya? Mengapa kemarin kamu
menolak lamaranku? Apa alasannya? Aku pikir kamu menginginkah hal itu. Bisakah
kamu memberiku jawaban, Khae?” tanya Wat. Dan Khae hanya diam, tidak bisa
menjawab.
Nai dan
Nok tiba di rumah sakit. Disana sebelum Nok membuka pintu kamar rawat Khae, Nai
menghentikan Nok. Dan dengan tajam, Nok menatap Nai, lalu dia mengatakan bahwa
dia hanya ingin melihat mantan pacar Ayahnya. Setelah itu, Nok membuka pintu.
Dan dia mendengar pembicaraan Ayahnya dengan Khae.
Lalu
sambil menguatkan dirinya sendiri, Nok tetap masuk ke dalam. Dan Nai mengikuti.
“Mengapa
ekspresi wajahmu seperti itu? Aku hanya ingin melihat mantan pacar mu,” kata
Nok dengan tenang kepada Wat yang tampak terkejut. Lalu Nok mengatakan kepada
Khae bahwa pasti sangat sakit terjatuh seperti itu.
Dan
Khae mengucapkan terima kasih kepada Nok yang telah peduli serta dia
menjelaskan kalau kini dia sedang menunggu laporan X-Ray nya saja.
“Bagus!
Terutama perlu X-Ray extra disini,” kata Nok sambil menunjuk ke bagian kepala
yang berarti adalah otak. Lalu dia mengatakan bahwa dia ingin memastikan kalau
Khae tidak melupakan perkataan Khae sendiri ketika menolak Ayahnya.
“Nok,”
kata Wat, memperingati Nok.
Nok
menjelaskan bahwa dia hanya tidak ingin Khae melupakan itu dan menarik kembali
perkataannya sendiri hari ini. Dan mendengar itu, Khae menjadi marah, tapi dia
hanya diam saja.
“Khae
belum membaik sekarang!” kata Wat, memperingati Nok lagi.
Tapi
Nok tidak mau berhenti dan tetap mengatai Khae. “Aku hanya memperingatkan nya
bahwa dilahirkan seperti manusia. Dia harus memiliki martabat. Kamu tahu apa
maksudku, kan?” kata Nok sambil tersenyum kepada Khae.
Dengan
raut yang tampak kesal. Khae mengatakan kepada Wat bahwa sekarang dia tidak mau
memberikan jawaban kepada Wat. Lalu sambil menatap kepada Nok, Khae mengatakan
itulah kenapa dia tidak bisa menerima lamaran Wat.
“Aku
tidak bermaksud untuk menyakiti dirimu. Tapi aku tidak bisa membiarkan diriku
merasa buruk lagi,” kata Khae kepada Wat.
“Dan
mengapa Ayahku harus peduli pada perasaanmu, meninggalkan istri dan anaknya,
untuk bersama dengan wanita memalukan yang merusak keluarga orang lain seperti
ini?” balas Nok dengan marah sambil mengatai Khae yang tidak ada merasa malu.
“Nok.
Hentikan itu!” kata Wat dengan tegas.
“Tolong
tenang,” tambah Nai.
Dan
dengan senyum jahat, Khae tersenyum kepada Nok. Lalu melihat itu Nok pun
menjadi marah, tapi ketika Wat berbalik untuk melihat, dia melihat Khae
bersikap biasa saja, sehingga dia tidak percaya.
“Kamu
bilang Khun Vi dan kamu tidak saling mencintai lagi. Beritahu aku, kalau aku
bukanlah orang ketiga. Kemudian aku akan setuju berkencan denganmu. Tapi aku
tidak menyetujui diriku sendiri untuk sasaran kemarahan orang lain,” kata Khae.
“Penghargaan
pembohong, aku akan memberinya padamu!” balas Nok dengan marah.
“Itu
cukup, Nok!” kata Wat.
Tapi
Nok tetap tidak mau berhenti. Dia marah dan mengatai Khae lagi. Dan mendengar
itu, Khae menunjukan wajah mengejek, sehingga Nok menjadi dan semakin menjadi
emosi. Tapi Wat tidak melihat itu.
“Nok.
Khae dan aku berkencan dengan cinta,” jelas Wat.
“Tidak!
Gadis ini tidak pernah memikirkan kamu sebagai kekasihnya. Tapi sebuah mesin
ATM,” balas Nok.
“Dia
tidak pernah melakukan itu,” balas Wat, membela Khae.
“Kamu
memberitahuku bahwa dia tidak pernah mengambil uangmu! Bisnis kecantikan,
apatermen, mobil mewah, apa dia yang menghasilkan segalanya itu sendiri atau
apa? Mengapa kamu tidak bisa menyadari ini?” tanya Nok. Dan Wat sama sekali
tidak bisa menjawab.
Menyadari
hal itu, Khae memegang tangan Wat,” Tidakkah kamu mengerti? Mengapa aku
frustasi. Khun Nok bukan hanya menghinaku mengguakan kata- katanya.. hmm…
jangan pikirkan. Aku tidak ingin untuk mengingatnya,” kata Khae dengan ekspresi
sedih dan terluka yang disengaja.
“Nok. Mengapa
kamua melakukan itu kepada Khun Khae?” tanya Wat dengan nada menuduh dan
menyalahkan Nok.
Dan dengan
sedih, Nok menjadi sangat emosi, karena Wat tidak mempercayainya. Dia lalu kembali
marah kepada Khae yang telah berbohong. Dan Nai menarik tangan Nok, dia mengajak
untuk pergi. Tapi Nok tidak mau.
“Ini
sudah selesai! Sudah berakhir! Aku tidak pernah mengira bahwa kamu begitu kejam
kepadanya,” kata Wat dengan marah. Dan dibelakang Wat, Khae menatap Nok sambil
tersenyum mengejek pada Nok.
Sehingga
Nok menjadi lebih emosi lagi. Dia lalu bergerak untuk memukul Khae, tapi Wat
dan Nai menahannya. Lalu karena sikap Nok yang seperti itu, maka Wat berteriak
pada Nok dan mengusir Nok untuk keluar.
“Kamu
mengusir aku keluar? Kamu mengusir putrimu untuk wanita tidak tahu malu ini. Baiklah!
Jika kamu berpikir bahwa orang asing lebih baik daripada putrimu,” kata Nok
dengan nada terluka, lalu dia menepis tangan Nai dan pergi dari sana.
Dan melihat
betapa terlukanya Nok, Wat menjadi merasa bersalah. Lalu dengan segera, dia pun
pergi menyusul Nok. Begitu juga dengan Nai. Sementara Khae sendiri, dia tampak
sangat kesal karena mereka semua pergi meninggalkannya.
Wat
menarik tangan Nok dan mengajaknya untuk bicara. Tapi Nok tidak mau dan pergi,
karena Wat tidak mempercayainya. Dan Nai pun meminta Wat untuk tidak mengejar
Nok lagi serta Nai menawarkan diri untuk menjaga Nok. Lalu Wat pun setuju dan
berterima kasih kepada Nai. Dan dengan segera, Nai langsung pergi menyusul Nok.
Diluar
gedung rumah sakit. Nai merebut kunci mobil Nok. Dan dengan kesal, Nok berusaha
mengambil kembali kunci mobilnya di tangan Nai. Tapi Nai tidak mau memberikan
nya kepada Nok. Jadi dengan kesal serta sedih, Nok memukuli dada Nai.
“Dengan
emosi seperti ini, aku pasti tidak akan menyetujui kamu untuk menyetir sendiri,”
kata Nai sambil menahan tangan Nok yang memukulinya.
Dan
dengan sangat sedih, Nok berbicara dengan nada lirih,”Aku tidak ingin berada
disini.”
“Aku
tahu. Tapi aku tidak ingin kamu menjadi sendirian. Kemanapun kamu pergi, aku
akan pergi denganmu,” kata Nai, menawarkan diri.
Dalam
perjalanan. Ketika Nai mau berbelok ke arah jalan tempat mereka tinggal. Nok
langsung mengatakan bahwa saat ini, dia masih tidak ingin pulang ke rumah. Dan karena
itu, maka Nai pun tidak jadi berbelok.
“Jika
begitu, kemana kamu mau pergi?” tanya Nai. Tapi Nok hanya diam sambil berusaha
untuk menahan air matanya. Dan melihat itu, Nai menyuruh agar Nok menangis saja
dengan keras, jika memang Nok tidak bisa menahan nya.
“Tidak.
Aku tidak akan menghilangkan air mataku untuk jebakan dari gadis itu lagi,”
kata Nok sambil air matanya yang berhasil terjatuh dipipinya. Dan mendengar
itu, maka Nai pun diam.
Lalu tiba-
tiba saja, hujan turun dengan begitu derasnya. Dan Nai pun menghentikan
mobilnya dengan alasan terlalu berbahaya untuk menyetir ketika sedang hujan
deras seperti ini. Tapi Nok tidak peduli dan hanya diam sambil memandangin
hujan.
“Ketika
aku muda dan merasa sedih. Kemudian hujan turun seperti ini, aku merasa begitu
lega,” kata Nai mulai bercerita. Lalu Nok berbalik menatap kepada Nai dan
mendengarkan cerita Nai.
“Karena
kita bisa menangis dengan keras tanpa takut seseorang bisa mendengar itu. Sebab
suara tangisan di langit akan menutupi suara tangisan kita. Dan tidak
seorangpun yang akan tahu, apa yang sebenarnya ada diwajahku. Apa itu air hujan
atau air mata,” jelas Nai, lalu dia menghela nafas dengan berat. “Itu membawa
banyak kembali kenangan masa kecilku,” kata Nai, mengakhiri ceritanya.
Lalu setelah
itu, Nai keluar dari dalam mobil dan berdiri di pinggir jalan. Dia mengarahkan
wajahnya ke atas dan menikmati tetesan air hujan yang jatuh membasahi dirinya.
Didalam
mobil. Ketika melihat betapa Nai begitu menikmati air hujan diluar. Pertahanan diri
Nok runtuh. Dengan keras, Nok mulai menangis dan menumpahkan semua air mata
kesedihannya.
Dan
diluar. Melalui jendela mobil, Nai
memperhatikan Nok yang menangis.
Didalam
kamar rawat. Thorsaeng mengobrol berdua bersama dengan Wat. Dia memuji Wat yang
begitu baik dan tidak pernah mengecewakannya. Lalu Thorsaeng memberitahu Wat
bahwa alasan Khae menolak Wat adalah karena Khae sedang stress, tapi sebenarnya
Khae tidak senang menolak Wat.
Thorsaeng
juga meminta agar Wat memberikan sedikit waktu kepada Khae dan dia berjanji
kepada Wat bahwa Khae tidak akan pergi kemana pun pastinya. Dan Khae yang baru
keluar dari kamar mandi serta mendengar semua itu, dia tampak sangat malas.
“Ya. Terima
kasih banyak ya,” kata Khae.
Wat mengulurkan tangannya untuk menyentuh bahu Khae, tapi sebelum tangannya menyentuh bahu Khae, Wat menjadi ragu sendiri dan menurunkan kembali tangannya. Dan Khae yang menyadari hal itu, dengan sikap canggung, dia tersenyum kecil kepada Wat.
“Dan
apa? Apa aku salah mengatakan itu? Apa kamu memiliki seseorang lain yang baik
kepadamu seperti Khun Wat?” balas Thorsaeng. Dan Khae pun diam.
“Jika
ada tetesan air yang jatuh ke matamu, maka kamu tidak akan bisa menyetir dengan
selamat. Aku akan dalam bahaya juga,” kata Nok. Lalu dia mendekat dan menlap
kan wajah Nai yang basah karena hujan.
Dan sambil
diam, Nai memperhatikan Nok yang tampak begitu serius dalam menlap kan
wajahnya. Lalu menyadari hal itu, maka Nok berhenti menlap dengan alasan bahwa
wajah Nai sudah sedikit kering.
Tags:
Game Sanaeha
Aduh makin seru aj g sabar nunggu sinopsis selanjutnya semangat trus y min💪💪
ReplyDeleteWlopun aku sudah nonton filmnya...tapi g pernah bosen....pengen baca terus sinopsis
ReplyDeletea....
Wlopun aku sudah nonton filmnya...tapi g pernah bosen....pengen baca terus sinopsis
ReplyDeletea....
Semangat min😄...
ReplyDeleteSeru lanjut maka min
ReplyDelete