Network : Channel 3
Disebuah
gedung. Pat bersama temannya menjual tiket amal bersama, tapi sejak pembukaan
dia hanya bisa menjual kurang dari pada 10 lots. Dan tepat disaat itu, Wes
datang untuk menjemputnya, jadi Pat pun pamit untuk pergi bersama dengan
anaknya itu. Tapi ketika dia melihat Pen juga ikut, maka Pat pun tidak jadi dan
kembali duduk untuk menjual tiket amal bersama dengan temannya.
Pas
disaat itu, seorang wanita yang mengenali Pen sebagai seorang artis, dia
mengajak Pen untuk berfoto bersama, karena dia adalah fans Pen. Dan dengan
senang hati, Pen berfoto bersamanya. Lalu Pen menjelaskan kepada wanita itu
bahwa hari ini dia sedang membantu Klub istri rumah tangga Army dalam menjual
tiket amal dan Pen menawarkan kepada wanita itu. Dan dengan senang hati, wanita
itu mau membeli 2 lots.
“Mom,
tolong 2 lots,” kata Pen sambil tersenyum kepada Pat. Dan dengan terpaksa, maka
Pat pun tersenyum, karena dia harus melayani si wanita yang ingin membeli.
Lalu
Pen berteriak dan memanggil setiap orang disana untuk ikut berpatisipasi. Dan
karena itu, beberapa orang yang tertarik pun berkumpul dan membeli tiket amal
tersebut. Lalu Wes mengacungkan jempol nya kepada Pen, tanda ‘kerja bagus’.
Dirumah.
Wat berjalan dengan sikap gelisah dan cemas. Dan tepat disaat itu, Vi pulang
sambil membawa banyak kantong belanjaan. Vi lalu menanyakan kepada Wat tentang
apa yang sebenarnya Wat bicarakan dengan
Nok, karena Nok sama sekali tidak mengangkat telponnya atau bahkan menelpon
balik dirinya, kepadahal dia mau membelikan tas baru untuk Nok dan mau
menanyakan tentang warna mana yang Nok sukai.
“Tidak
ada. Dia ada dengan Nai. Dan dia akan pulang, jika dia sudah merasa lebih
baikan,” kata Wat dengan gugup.
“Merasa
lebih baik? Jangan bilang padaku bahwa kamu dan Nok…” kata Vi dengan curiga.
“Aku
tidak bermaksud seperti itu,” balas Wat.
Dan Vi
lalu menjatuhkan semua kantong belanjaan yang ada ditangannya. “Beritahu aku detailnya,”
kata Vi dengan tegas.
Nai
membawa Nok berhenti disebuah restoran. Dan melihat tempat dimana mereka
berada, Nok bertanya dengan heran apa Nai lapar. Lalu Nai pun menjelaskan bahwa
Nok harus makan sesuatu.
“Aku
tidak lapar,” kata Nok.
“Paman
dan tante menelponku. Setelah pulang, kita mungkin harus menjelaskan nya. Dan
kamu belum ada makan apapun sejak siang. Ayo isi beberapa energi,” balas Nai.
Tapi Nok hanya diam dan tetap duduk di dalam mobil. Lalu Nai pun pergi keluar
sendirian dari dalam mobil untuk membeli makanan.
Didekat
air mancur. Nok duduk sambil merenung. Lalu Nai mendekat sambil membawakan roti
untuk Nok. Tapi Nok menolak untuk makan. Dan dengan penuh perhatian, Nai membujuk
Nok untuk makan segigit saja, lalu karena itu, maka Nok pun setuju untuk makan
segigit saja.
Dan setelah
Nok makan segigiti roti, Nai membujuk Nok lagi untuk makan segigit lagi. Jadi Nok
pun makan lagi segigit roti, lalu kemudian dia mengatakan bahwa dia sudah
kenyang. Tapi Nai membujuk lagi, dia mengatakan bahwa rotinya masih banyak tersisa
dan dia meminta Nok untuk makan segigit lagi. Jadi akhirnya, Nok mengambil dan
memakan semua roti itu.
“Khun
Nok. Bisakah kamu membiarkan paman untuk menentukan hidupnya sendiri? Apapun pilihannya,
aku percaya kamu akan selalu menjadi yang pertama dihatinya,” kata Nai,
memberikan pengertian kepada Nok.
“Aku
tahu bahwa Ayahku mencintaiku. Aku mencintai dia juga. Tapi wanita yang
dipilihnya harus lah seorang wanita yang baik. Bukan tipe yang lapar uang yang
menghisap darahnya seperti ini,” balas Nok.
Nai
memberikan pengertian agar Nok mau membuka pikiran dan mengerti. Sehingga dengan
itu, mungkin saja Wat akan lebih mendengarkan Nok. Tapi Nok tidak mau menerima
Khae, karena kebahagiaannya hancur karena Khae.
“Dan
apa yang telah kamu lakukan membuatmu bahagia?” tanya Nai.
“Kamu
mencoba membujukku untuk membantu dia, kan? Kamu melakukan itu untuk Ayah, kan?”
balas Nok.
“Segala
yang aku lakukan… Itu hanya untuk kamu,” balas Nai dengan serius sambil
tersenyum. Dan mendengar itu, Nok terdiam.
Direstoran.
Dengan sikap sopan. Pen mengambilkan potongan daging ayam dan menaruhnya di
piring Pat. Tapi Pat menyingkirkan ayam yang Pen berikan padanya itu dan dia
mengatakan pada Pen bahwa Pen tidak perlu mengambilkan untuknya, lalu Pat
meminta Wes untuk mengambilkan kartu diskon miliknya yang tertinggal di mobil. Jadi
Wes pun pergi meninggalkan mereka berdua.
Lalu setelah
Wes pergi, dengan sikap yang tetap sopan, Pen mengambilkan udang dan menaruhnya
di piring Pat. “Kamu tidak suka ayam, kan?” kata Pen.
“Biasanya
aku suka itu. Tapi aku pikir itu tidak ‘bersih’.
Jadi aku tidak berani makan itu,” balas Pat, menyindir Pat.
“Tidak
ada yang jelas atau yang 100% bersih. Jika kamu akan membuka pikiranmu,” balas
Pen.
“Aku
telah mencoba untuk ‘membuka mataku’.
Tapi tindakanmu memperlihatkan latar belakangmu. Kamu terlalu gampangan atau
berpura- pura terlihat baik.”
“Aku
memang kurang berpendidikan. Jika Mom mau memberiku kesempatan. Tolong ajarin
aku.”
“Bahkan
walaupun kamu besar di dalam rumah seorang bangsawan. Kamu masih tidak bisa
menyerap beberapa perilaku baik sama sekali. Aku tidak mau menghabiskan waktuku
dengan gadis yang tidak murni seperti kamu.”
Mendengar
itu, Pen menjadi kesal. “Mom.”
“Aku
tidak nyaman untuk membiarkan orang asing memanggilku ‘Mom (Ibu)’. Karena aku
orang yang pemilih,” kata Pat dengan tegas.
Dengan bangga,
Pen mengatakan bahwa Wes mencintainya. Dan mendengar itu, Pat tersenyum, lalu
dia mengatakan bahwa itu hanyalah imajinasi Pen saja, karena ketika Wes membuka
matanya, maka tidak akan terlambat untuk Wes memutuskan Pen.
Lalu tepat
disaat itu, Wes kembali. Dan walaupun kesal, tapi Pen tidak bisa mengatakan
apapun dan hanya bisa menahan emosinya saja dengan cara memegang erat serbetnya.
Dirumah.
Wat merasa sangat cemas, karena Nok belum pulang. Sedangkan Vi dengan santai,
dia membaca majalah, karena dia percaya Nai akan membawa Nok pulang. Lalu Wat
menanyakan kepada Vi bagaimana caranya untuk membuat Nok mengerti bahwa mereka
berdua tidak akan bisa bersama lagi.
Tepat disaat
itu. Nok dan Nai pulang. Lalu Nok mengatakan bahwa dia mengerti, bahkan dari sebelum
dia pergi sekolah keluar negri, dia tahu kalau Ibu dan Ayahnya telah berpikiran
untuk bercerai.
“Jadi
jika kamu sudah tahu, bagaimana tentang apa yang baru saja berlalu itu?” tanya
Vi dengan heran. Lalu Nok memandang ke arah Nai sebentar dan Nai menganggukan
kepalanya.
Setelah
itu Nok pun menjawab bahwa dia tahu kalau dia bukanlah anak kecil lagi dan dia
sadar untuk menghormati keputusan kedua orang tuanya. Lalu Nok meminta maaf
karena telah menjadi terlalu keras kepala. Dan Nok menjelaskan bahwa sebenarnya
dia hanya ingin mereka bertiga bisa tinggal bersama lagi. Lalu dengan sedih,
Nok pun memeluk Wat.
“Aku
minta maaf,” kata Wat sambil memeluk Nok
balik. Dan Vi pun ikut memeluk Nok. Sementara Nai, dia hanya melihat itu sambil
tersenyum.
“Walaupun
Ibu dan Ayah berubah untuk alasan apapun itu. Aku tidak akan pernah merubah
cintaku untuk kalian berdua,” kata Nok sambil melepaskan pelukanya.
“Aku
menyebabkan kamu menjadi sedih. Aku bukan Ayah yang baik,” balas Wat.
“Tapi
aku bangga menjadi putrimu. Ibu bilang namaku berarti ‘seperti Ayah’,” kata Nok.
“Karena
kamu adalah hidupku yang lain. Aku sayang kamu, nak,” balas Wat.
“Aku
juga,” balas Nok lalu memeluk Wat kembali.
Lalu Wat
membahas tentang hubungannya dan Khae. Dan Nok menjelaskan bahwa itu karena
cinta, maka dia bisa terima, tapi sebelum ini dia melihat Khae sebagai wanita
yang serakah serta hari ini Khae berani untuk menuduhnya agar mendapatkan
simpati, jadi Nok tidak bisa menerimanya.
“Nok.
Biarkan aku membuat keputusan untuk masalahku sendiri,” kata Wat.
“Ya. Tapi
jika aku menemukan wanita itu tidak tulus padamu, aku tidak akan tinggal diam,”
balas Nok. Dan Wat ingin membalas. Tapi Nok memotong,” Kelihatannya kamu tidak
percaya diri bahwa dia adalah wanita yang baik.”
“Aku
yakin tapi…”
“Jika
begitu, kita putuskan dengan ini. Ok,” kata Nok. Lalu dia pamit untuk
istirahat, karena dia merasa capek. Dan Vi pun mengikuti Nok.
Karena Khae
menelpon, maka Nai pun menemuinya. Disana sebelum Nai tiba, Khae mengingat
tentang Wat yang membelanya ketika Nok mau menyerangnya dirumah sakit. Lalu tepat
disaat itu, Nai datang.
Khae
memegang tangan Nai dan sambil tersenyum, Khae mengatakan bahwa dia telah
melakukannya seperti perjanjian mereka dan lalu dia menanyakan apa dengan ini
mereka berdua bisa kembali bersama lagi.
“Aku
tidak memintamu untuk menolak lamaran Paman Wat. Aku hanya meminta waktu agar
Khun Nok cukup untuk menerima itu,” jelas Nai dengan tegas.
“Tapi
kamu berjanji denganku bahwa jika aku putus dengan Paman Wat, maka kita akan
kembali bersama,” balas Khae.
“Aku minta
maaf untuk membuat mu salah paham. Tapi aku ingin kamu berpikir hati- hati. Apa
aku pernah meminta mu untuk putus dengan Paman Wat,” balas Nai.
“Apa
kamu balas dendam padaku?” tanya Khae dengan sedih.
“Aku
tidak pernah dendam. Tapi aku memilih untuk ‘mengerti’ bahwa pada hari kamu
meninggalku, itu adalah karena kamu tidak mencintai ku lagi. Hari ini, aku
ingin kamu sadar bahwa aku akan tinggal dengan seseorang hanya dengan cinta.”
“Nai…”
“Tentang
masalahmu, kamu mungkin butuh waktu. Khun Nok pasti akan bisa menerima itu
pastinya. Dan segalanya akan membaik,” jelas Nai. Lalu dia berbalik untuk
pergi.
“Khae…”
“Hari
ini, kamu pasti melihat nya. Betapa Khun Wat mencintaiku. Aku telah mendapatkan
banyak metode untuk membuat Muanchanok terluka. Mati lebih baik daripada hidup,”
kata Khae, mengancam.
“Tidak ada
yang permanent, Nai. Kita bisa mengubahnya,” kata Khae sambil tersenyum.
“Tinggal
dengan seseorang yang tidak punya perasaan untukmu. Bagaimana kamu akan menjadi
bahagia?”
“Sekali.
Aku pernah membuatmu mencintaiku. Kamu hanya perlu untuk kembali. Aku yakin. Aku
bisa membuat mu mencintaiku sekali lagi,” balas Khae.
Tags:
Game Sanaeha
Semangat ditunggu selalu sampai the end ya kak ☺
ReplyDeleteepisode-episode selanjutnya dtunggu,,,
ReplyDeleteSemangat teruz ya ka
ReplyDeleteDitunggu kelanjutan nya yaa😍😍😍
ReplyDeleteDitunggu kelanjutan nya yaa😍😍😍
ReplyDeleteS3mngt kak.di tunggu terus kelanjutan ny
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMaksih kak..sinopnya..aku suka aku suka
ReplyDeleteKreennnn ey lgsung 3 part😃😃😃😃 thank u
ReplyDeleteMkasie sis. Ditunggu sinopsis selanjutnya
ReplyDeleteTerima kasih kak sinopsis nya,semangat buat episode selanjutnya y 😘😘😘
ReplyDeleteSambunganya mana yakkk.... semangat dong nulisnyaaa
ReplyDelete