Sinopsis Lakorn : Love At First Hate Episode 03 part 1


Sinopsis Lakorn : Love At First Hate Episode 03 part 1
Images by : GMM Tv
Kluay tiba di rumah ayahnya. Ayah sangat senang karena kedatangan Kluay. Dia juga membahas mengenai gossip yang beredar tempo hari, dan merasa kesal karena orang-orang mengatai jelek putrinya. Tetapi, untunglah Kluay telah berhasil mengklarifikasi semuanya.
Ayah kemudian mengajak Kluay untuk ikut ke pesta tetangga, Mr.Chim, yang akan dilakukan besok, dan Kluay setuju.
Ayah sangat memanjakan Kluay. Dia memasakan Kluay banyak makanan. Saat sedang makan, ayah bertanya pada Kluay, apa dia sudah lama mengenal dr. Pup? Kluay kesal mendengar nama Pup, dan menegaskan pada ayahnya kalau dia hanya kebetulan mengenal Pup.
“Aku juga mengenal Pup,” beritahu ayah. “Aku membawa pekerja di sini untuk berobat kepadanya ketika mereka sakit. Dan dia merawat mereka dengan sangat baik. Aku rasa… dr. Pup adalah pria baik. Jika kamu ingin dekat dengannya dan menjadi teman terlebih dahulu, aku bisa…”
“Tidak!” potong Kluay sebelum ayah selesai bicara. “Aku tidak ingin dekat dengan pria sepertinya.”
“Apa kamu merasa tidak nyaman dengannya atau ada sesuatu?” tanya ayah penasaran.
“Menyebalkan!” marah Kluay.
“Ayah menyebalkan?” tanya ayah dengan sedih.
“Bukan. Maksudku dr. Pup. Mari kita tidak membicarakannya. Hal itu membuatkan kesal,” pinta Kluay. Dan ayah dengan terpaksa setuju.
--
Ploy sedang berada di bar sendirian. Seorang pria tertarik padanya dan mengajak Ploy untuk menari bersamanya. Dia terus menggoda Ploy dan bertanya apa Ploy adalah artis? Karena Ploy mirip dengan artis terkenal, Kluay. Ploy yang awalnya tertarik dengan pria itu, menjadi marah saat mendengar nama Kluay di sebut. Dia menyiramkan wine yang ada di tangannya ke wajah pria itu.
“Kami memiliki orang tua berbeda. Bagaimana bisa aku terlihat mirip dengannya?” marah Ploy. “Kau tidak mengenalku tapi mengenal Kluay? Kau sungguh rendah dan punya selera buruk. Pergi dari hadapanku sekarang juga! Pergi!” marah Ploy.
Tetapi, pria itu tidak juga pergi. Dengan kesal, Ploy yang pergi. Masalahnya, pria itu tidak membiarkan Ploy pergi begitu saja, setelah menyiramnya. Pria itu bahkan bertanya dengan mengancam, “Apa kau tidak tahu siapa ayahku?!”
“Siapa ayahmu? Ooohhh… mungkin anji**,” jawab Ploy dengan kasar.
Pria itu mnejadi marah, dan hendak menampar Ploy. Untunglah seorang pria berkacamata menolong Ploy. Dia berhasil menjatuhkan pria itu dan mengusirnya pergi.
Ploy dan pria berkacamata itu duduk bersama. Pria itu bertanya keadaan Ploy, dan Ploy mengucapkan terimakasih. Sepertinya pria itu mengenal Ploy, karena pria itu menyebut kalau Ploy masih belum berubah.
“Kau mengenalku?” tanya Ploy.
Pria itu mengangkat sedikit kacamatanya, dan Ploy langsung menjerit mengenali pria itu. “Bae, Tawan!”

Mereka jalan pulang bersama dan Tawan membahas mengenai mereka yang tidak pernah bertemu lagi sejak lulus sekolak. Tetapi, dia masih sering melihat Ploy, di TV dan berita. Mereka berbicang singkat, dan di ketahui kalau Bae ini menjalankan halaman Facebook showbiz : “Gossiping Stars.” Jadi, bisa di katakan kalau Bae adalah reporter dan juga content writer di fanspagenya. Ploy juga mengajak Tawan untuk saling bertukar ID Line. Setelah itu, dia pamit untuk pulang duluan.
--
Ayah dan Kluay sudah bersiap untuk pergi ke pesta mr. Chim. Tetapi, Kluay langsung kesal saat tahu kalau Pup juga di undang ke pesta itu. Ayah menjelaskan pada Kluay kalau mr. Chim mengenalnya, dr. Golf dan dr. Pup, jadi dia mengundang mereka semua. Ayah juga meminta Kluay untuk tidak khawatir akan di gossipkan lagi dengan Pup karena ada dia dan Golf di pesta itu.
--

Dan akhirnya, Kluay tetap menolak untuk datang ke pesta itu. Golf bertanya alasannya, dan ayah berbohong kalau Kluay merasa lelah dan ingin istirahat. Sepertinya, Pup menyadari alasan Kluay tidak mau ikut, karena raut wajahnya terlihat beda.
--
Kluay sedang bersantai di balkon rumah. Dan terdengar suara motor yang memasuki halaman rumahnya. Ketika dia memeriksa, ternyata yang datang adalah Pup. Kluay jelas heran melihat Pup ada di halaman rumahnya dan bukannya di pesta.
“Kau pasti sangat yakin tidak akan bertemu denganku hari ini,” sindir Pup.
Kluay kesal dan bertanya alasan Pup datang ke kediamannya. Dan Pup malah menjawab kalau dia datang bukan untuk melihat Kluay, jadi Kluay jangan kegeeran. Kluay benar-benar kesal.
“Aku datang untuk mengambil sesuatu,” beritahu Pup akhirnya. “Jika kau bisa membantuku mengambilnya, aku akan segera pergi.”
“Mengambil? Apa?” tanya Kluay.
Dan yang mau di ambil adalah mangga. Ternyata, ayahnya Kluay ini jualan buah, dan salah satunya mangga. Pup meminta Kluay untuk membantunya mengambilkan mangga, tetapi Kluay menolak. Dan Pup malah menyindir Kluay yang pasti tidak ingin tangannya rusak dan tangan itu hanya berfungsi untuk melambai ke kamera.
Kesal mendengarnya, Kluay memilih untuk membantu mengambilkan mangga. Pup tersenyum melihatnya. Dia terus meminta ini itu, walaupun Kluay sudah kelelahan. Saat akan mengambil mangga terakhir, Kluay hampir terjatuh jika Pup tidak menangkapnya. Dan mereka saling berpandangan sesaat.
“Kenapa kau pura-pura jatuh? Jika kau ingin dekat denganku, kau tinggal bilang. Tidak perlu melakukan itu," ujar Pup menggoda Kluay.
Kluay sangat kesal mendengarnya dan menyebut Pup sebagai orang yang suka kepedean.
Usai mengambilkan mangga, Kluay segera mengusir Pup pergi. Setelah itu, dia segera membersihkan diri di kamar mandi sambil menggerutu karena harus bertemu orang seperti Pup.
Saat Kluay keluar kamar mandi, dia malah melihat Pup yang sedang asyik bersantap mangga di meja makan. Pup malah dengan santai mengajak Kluay untuk makan mangga bersamanya. Kluay dengan kesal bertanya, kenapa Pup malah makan mangga dan bukan mengantarnya?
“Aku memang ingin makan mangga ini sendiri. Aku berjanji pada diriku dulu, kalau mangga ini sudah berbuah, aku harus langsung mencobanya.”
“Kau memanfaatkanku!” marah Kluay.
“Tidak. Aku sebenarnya ingin membeli mangga ini, tapi ayahmu menolak uangku. Apa yang bisa ku lakukan?”
Kluay kehilangan kesabaran. Dia melempar mangga yang sedang Pup makan ke tubuh Pup. Pup menghentikannya dan mengingatkan kalau itu membuang makanan. Kluay benar-benar marah karena Pup sudah mempermainkannya. Dia mengira mangga itu untuk di bawa ke acara pesta karena ayahnya minta.
“Dengar, jika kau pergi ke pesta, aku tidak akan melakukan apapun. Tapi, kau secara jelas menunjukkan bahwa kau tidak ingin melihatku. Dan itu membuatku jadi ingin melihatmu! Kau sangat sial karena bertemu orang sepertiku!”
“Keputusanku tepat untuk menghindari pria sepertimu.”
Pup malah semakin menggoda Kluay dengan mengatakan kalau dia tidak akan pergi dan akan menemani Kluay. Dia yakin kalau ayah Kluay pasti setuju. Dan Pup dengan santainya duduk di kursi santai yang ada di balkon. 

Kluay tidak tahan lagi. Jadi, dia memutuskan untuk pergi dari rumah. Kembali ke Bangkok. Dia segera merapikan koper-nya dan pergi. Pup jelas heran melihat Kluay yang pergi sambil membawa koper, dia berusaha menghentikan Kluay, tetapi Kluay mengabaikannya.

Hari sangat mendung, dan itu membuat Pup semakin khawatir. Dia menunggui Kluay pulang, berharap kalau Kluay hanya bermain, tetapi Kluay benar-benar pergi. Pup mencoba menghubungi ayah, tetapi ayah sedang sibuk di pesta dan tidak mendengar suara ponsel.
Pup tanpa sengaja menjatuhkan foto Kluay yang ada di ruang tamu hingga frame-nya pecah. Hal itu membuat Pup semakin khawatir.
Dan kekhawatiran Pup terbukti!
Kluay menyetir dalam hujan deras dan tidak bisa melihat jalanan dengan benar. Sebuah pohon tumbang di depannya, dan dengan panik, Kluay membanting setir.
Pup benar-benar khawatir, dan mengedarai motornya untuk mencari Kluay.
Kluay terbangun dan jidatnya memar karena membentur setir. Dia mencoba menghidupkan mobilnya, tetapi tidak mau menyala. Petir menyambar dengan keras di sertai gemuruh.
Kluay keluar dari mobilnya dengan payung. Dia mencoba mencari pertolongan tetapi jalanan sangat sepi. Sialnya, ponselnya malah terjatuh ke kubangan air dan mati total. Petir menyambar, dan Kluay ketakutan hingga melempar payungnya sambil berlari masuk ke mobil. Kluay akhirnya berdiam di dalam mobil sambil menyumpahi Pup yang membuatnya jadi sial.
--
Hari semakin larut…
Kluay semakin takut karena tidak ada seorangpun. Dia berdoa memohon perlindungan. Hujan juga belum berhenti.
Kluay mendengar langkah kaki seseorang, dan dia segera menggenggam pisau kecil yang ada di dashboard mobilnya. Seseorang mengetuk pintu Kluay dan berteriak menyuruhnya membuka pintu. Kluay menjerit ketakutan dan tidak berani membuka pintu.


Post a Comment

Previous Post Next Post