Network : Channel 3
Didalam kamar. Nai serta Nok duduk diatas tempat
tidur bersama, namun mereka berdua saling terdiam. Kemudian akhirnya Nai
membuka pembicaraan, dia berterima kasih atas apa yang telah Nok lakukan
untuknya. Lalu Nai memegang tangan Nok dan meminta Nok mengatakan lagi
perkataan yang ingin Nok ucapkan tadi, karena tadi dia tidak bisa mendengar
dengan jelas.
“Karena kamu adalah musuhku. Jika kamu kalau
ketika game belum dimulai. Maka aku tidak bisa bersenang- senang,” jelas Nok.
“Bahkan jika itu hanya game. Aku tidak menyesal
memainkannya. Karena hari ini, kamu membantu musuhmu. Mungkin setelah ini, kamu
bisa…” balas Nai dengan kata menggantung. Dan mengerti dengan maksud yang ingin
Nai katakan, Nok langsung menarik tangannya dengan gugup.
“Aku menerima terima kasih mu,” kata Nok.
Untuk menunjukan rasa terima kasihnya, Nai
mengatakan bahwa dia pasti akan membuat Nok merasa Nok nyaman malam ini. Nai
mengatakan hal itu sambil tersenyum, lalu dia berdiri dan berdiri dibelakang
Nok.
Dan dengan gugup, Nok pun ingin menghindar, saat
Nai menyentuhnya. Tapi ternyata alasan Nai mendekatinya adalah untuk
membantunya melepaskan kalung dilehernya. Dan setelah itu Nai bahkan
membantunya melepaskan sepatunya.
“Aku bisa melakukannya sendiri,” kata Nok dengan
sedikit tidak nyaman dengan perhatian Nai.
Lalu Nai pun berdiri secara perlahan serta
mendekatkan wajahnya pada Nok. Tapi Nok langsung menghindar dengan cepat.
Kemudian Nai pun berbicara dengan pelan, “Tunggu aku.”
Setelah mengatakan itu, Nai melepaska jas nya dan
kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi. Lalu dengan perasaan sedikit panik,
Nok pun ingin pergi keluar dari kamar. Tapi karena gaun pengantinnya yang
panjang, maka tanpa sengaja dia malah jatuh tersandung.
Lalu mendengar itu, Nai pun keluar dari kamar
mandi. Dan melihat itu, Nok merangkak untuk pergi, tapi sayangnya dia kesusahan
sendiri. Jadi Nai pun mendekati Nok untuk membantunya.
“Kamu belum tahu? Pada malam pertama, pengantin
tidak boleh keluar. Kecuali …” kata Nai, lalu dia menggendong Nok dan membawa
Nok ke atas tempat tidur.
“Apa yang kamu lakukan?” tanya Nok dengan panik,
kemudian dia mencoba untuk melarikan diri lagi. Tapi Nai menghalanginnya. Nai
mendekat kan wajahnya pada Nok. Dan kemudian…
Ditepi kolam berenang. Wat serta Vi duduk bersama
sambil bersulang. Mereka berdua mengobrol dan tertawa mengingat kejadian hari
ini. Dan mereka bersyukur, Nai yang menjadi menantu mereka. Tapi ada satu hal
yang Vi takutkan, yaitu Nok akan menyakiti Nai. Sedangkan Wat, dia percaya
bahwa segalanya akan baik- baik saja.
“Jadi, jika suatu hari mereka berakhir seperti
kita,” kata Vi.
“Lihat pada kita. Kita bertengkar setiap hari.
Tapi sekarang kita bisa minum dan menikmati malam bercahaya ini bersama,” balas
Wat.
“Kamu benar. Berapa lama ya? Sejak kita terakhir
kali berbicara dengan damai seperti ini,” kata Vi sambil tertawa.
“Mm… mungkin sebelum Nok sekolah keluar negeri,”
balas Wat. Dan Vi mengingat-ingat bahwa sepertinya jauh sebelum itu. Lalu
mereka berdua saling tertawa bersama.
Tiba- tiba saja disaat itu, terdengar suara
jeritan Nok. Dan mendengar itu, Wat langsung ingin berdiri untuk memeriksa.
Tapi Vi menahannya dan memberitahu Wat bahwa kini Nok sudah menikah.
“Kemudian mengapa dia berteriak?” tanya Wat dengan
heran.
“Pasangan baru menikah. Kamu tahu,” balas Vi. Dan
kemudian saat mengerti, Wat tertawa.
Namun setelah itu, mereka berdua saling terdiam.
Lalu karena sudah ralut malam, maka Vi pamit untuk pulang duluan. Tapi sebelum
Vi pergi, Wat memanggil Vi dan mengingatkan Vi untuk menyetir dengan hati-
hati. Dan mendengar itu, Vi menjadi heran kenapa Wat tiba- tiba menjadi
perhatian. Namun dengan sikap biasa, Vi mengucapkan bye dan pergi.
Khae yang berada di kamar dan melihat itu. Dia
tampak sedih dan cemburu.
Saat Wat masuk ke dalam kamar dan memeluk Khae
dari belakang, Khae sama sekali tidak merespon dan tidak tampak baik. Jadi
menyadari hal itu, maka Wat pun melepaskan Khae. Lalu Wat menanyakan kenapa
Khae pulang cepat tadi.
“Aku hanya tamu. Tidak ada hubungannya aku ada
disana. Aku bukan seorang anggota keluarga. Aku akan tidur duluan sekarang,”
kata Khae. Kemudian dia langsung berjalan menuju tempat tidur dan berbaring.
Melihat itu, Wat tampak sedih dan kecewa. Lalu
melalui jendela, dia melihat keluar, ke arah rumah kecil, tempat dimana Nai dan
Nok tinggal.
Pagi hari. Nok terbangun dengan tetap memakai gaun
pengantin secara lengkap. Saat menyadari bahwa tidak terjadi apapun, maka Nok
pun menjadi heran dan melihat ke sekeliling. Lalu dia melihat Nai yang tertidur
dibawah tempat tidur. Dan kemudian Nok pun mengingat apa yang terjadi semalam.
Flashback
Nok menjerit dengan keras, saat Nai mendekatkan
wajahnya. Nok sangat ketakutan dan panik, dia menyuruh Nai untuk menjauh
darinya. Dan Nai membalas bahwa dia akan pergi, tapi setelah pagi ini dan
selanjutnya, maka…
Namun belum selesai Nai berbicara, Nok langsung
mendorong serta memukuli Nai untuk segera menjauh darinya. “Pergi, pergi!
Menjauh sana! Jangan sentuh aku!” teriak Nok dengan panik. Dan karena Nok tetap
tidak mau berhenti memukulinya, maka Nai pun menarik kaki Nok.
“Aku mohon. Jangan lakukan apapun ya, Lucky?”
pinta Nok dengan putus asa.
“Apa kamu ingat. Aku berjanji bahwa aku akan
membuatmu menyesali apa yang kamu katakan. Mengubah kebencianmu menjadi permintaanmu
untuk memohon pelukanku. Ini adalah peraturan ku, tidak ada pengecualian. Aku
akan menunggu sampai kamu tidak memiliki kebencian padaku. Aku tidak akan
mendorongmu sampai kamu siap,” jelas Nai dengan lembut.
Dan setelah mendengar itu, Nok pun menjadi lebih
tenang.
Nai mengambil air serta kain, lalu dia menggunakan
itu untuk memijat kaki Nok. Karena seharian ini Nok telah memakai sepatu high
heels, berdiri lama dan mengambil foto dengan para tamu. Jadi pasti sekarang
kaki Nok menjadi sakit. Makanya Nai melakukan itu.
Dan menerima sikap penuh perhatian dari Nai itu,
maka Nok pun menjadi sedikit tidak enak hati. “Kamu berdiri seharian ini juga,”
kata Nok.
“Jadi biarkan aku memijat kaki mu duluan. Kemudian
giliran kamu memijat ku, ok?” balas Nai sambil tersenyum memandang Nok.
“Tidak mungkin,” balas Nok.
“Aku bahkan tidak pernah memimpikan tentang itu.
Aku tahu. Bisakah kita berhenti bertengkar hari ini dan memulai game nya besok?
Aku akan membuat mu berhenti membenciku. Izinkan aku untuk …” kata Nai dengan
kata yang digantung. Sambil memandang Nok dengan pandangan mesra.
Dan menyadari maksud Nai, maka Nok langsung
melempari Nai menggunakan barang yang diberada didekatnya. “Kamu ingin memijat
kaki ku atau mati?” canda Nok. Dan Nai tertawa.
Flash back
end.
Nok tersenyum sendiri, saat mengingat kejadian
semalam. Dan kemudian Nok memandangi wajah Nai yang tertidur. “Mari lihat. Aku
akan membencimu sampai akhir dunia,” gumam Nok.
Lalu dengan perlahan, Nok ingin berdiri. Tapi
tanpa sengaja, dia malah tersandung oleh gaunnya sendiri dan terjatuh diatas
badan Nai. Lalu tanpa sengaja juga, bibir Nok menyentuh pipi Nai.
“Kamu sudah bangun?” tanya Nai sambil tersenyum.
“Kamu!” kata Nok dengan malu. Kemudian dengan
segera, Nok pun berdiri dan berjalan cepat keluar dari dalam rumah kecil. Dan
melihat itu, Nai duduk sambil tersenyum senang.
Diluar rumah. Didepan pintu. Nok bergumam sendiri
untuk memperingatinya dirinya sendiri. “Jangan kehilangan pikiranmu. Jangan
kehilangan pikiranmu. Tidak mungkin.”
Aff, Aey, yang kebetulan datang untuk mengantarkan
sesuatu. Mereka tertawa kecil melihat sikap lucu Nok. Dan menyadari keberadaan
mereka, Nok pun berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri, lalu dia menanyakan
kenapa mereka berdua kesini.
“Khun Thawat memberitahu kamu untuk mempersiapkan
sarapan untuk mu.”
“Kamu belum mengganti pakaian mu, Khun Nok?”
“Aku tidak bisa membuka ristletingnya,” jawab Nok.
Dan kemudian Aff, Aey, mereka membantu Nok untuk
membuka resleting di belakang baju Nok. Lalu tepat disaat itu, Nai membuka
pintu dan melihat itu.
“Kamu tunggu diluar. Aku ingin berganti pakaian,”
kata Nok dengan cepat. Lalu dia masuk ke dalam rumah. Begitu juga dengan Aff,
Aey, mereka ikut masuk untuk membantu Nok.
Setelah Nok selesai. Giliran Nai yang mandi. Dan
setelah selesai, karena lupa membawa handuk, maka Nai meminta tolong kepada Nok
agar mengambilkannya. Tapi Nok menolak dan dia menyuruh Nai untuk berpakaian
saja dulu, lalu ambil sendiri.
“Jika aku memakai pakaian kotorku, kemudian aku
kotor lagi,” kata Nai.
“Itu urusanmu. Berhenti mengoceh. Jangan coba
mengambil keuntungan dari kebaikan ku,” balas Nok tidak peduli. Dan karena itu,
Nai pun ingin keluar untuk mengambilnya sendiri.
Tapi karena tidak mau melihat tubuh telanjang Nai,
maka Nok pun menyuruh agar Nai jangan keluar seperti itu. Dan Nai pun mengeluh,
jika Nok tidak mau mengambilkan nya, maka dia akan mengambilnya sendiri. Lalu
karena itu, maka Nok setuju untuk mengambilkan handuk untuk Nai.
Nok mengambilkan handuk dan mengulurkan itu kepada
Nai, tanpa mau melihat ke belakang. Dan dengan sengaja, Nai meminta Nok lebih
mendekat. Jadi Nok mundur selangkah, kemudian Nai meminta Nok untuk mendekat
sedikit lagi. Dan lalu dengan kesal, Nok pun memukul pintu kamar mandi.
Kemudian Nai pun langsung meringis kesakitan.
“Rasakan itu!” kata Nok, mengatai Nai.
Lalu tanpa sengaja, karena pintu kamar mandi
terbuka dengan sangat lebar. Maka Nok pun melihat tubuh telanjang Nai, lalu
dengan keras Nok langsung menjerit dan berlari pergi. Dan sambil tersenyum
senang, Nai pun menutup kembali pintu kamar mandi.
Pen datang ke rumah Wes. Dan melihat kedatangan
nya, Wes langsung menjadi malas dan ingin masuk kembali ke dalam rumah. Namun
karena Pe berteriak, meminta dia untuk mendengarkannya dulu. Maka Wes pun tidak
jadi masuk ke dalam rumah dan berjalan mendekati Pen.
“Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan.
Pulanglah,” kata Wes sambil mendorong Pen dengan lembut agar pergi. Tapi Pen
tidak mau.
“Ada. Mengapa tidak ada? Jika kamu masih
mencintaiku, tolong dengarkan aku ya. Sejak kamu pergi. Aku tidak merasa
bahagia satu hari pun. Itu membuatku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup tanpa
kamu,” pinta Pen. Lalu dia memeluk Wes dengan erat. Tapi dengan segera Wes
melepaskan pelukan Pen.
Dengan sikap memohon, Pen menanyakan apa mereka
tidak bisa kembali bersama, karena saat ini tidak ada siapapun lagi disisinya.
Dan tepat disaat itu, Pat keluar dari rumah serta mendengar itu. Lalu dia
menyuruh Wes untuk masuk ke dalam mobil. Dan Wes melakukannya.
“Kamu menusuk Wutta dari belakang,” kata Pen.
“Jika bukan aku, kemudian siapa yang akan
melakukan itu? Seseorang yang menyebabkan masalah untuk Putri temanku, dia
pantas mendapatkan konsekuensinya. Dan orang yang mengacaukan Putraku akan
mendapatkan yang lebih buruk,” balas Pat. Lalu dia memberikan peringatan agar
Pen tidak mendekati Wes lagi.
“Keputusan dibuat oleh aku dan Wes, bukan oleh
kamu. Hari dia terluka, dia bisa mendengarkanmu. Tapi ketika aku membuat dia
bahagia, kata- kata mu menjadi tidak berarti,” balas Pen dengan sinis.
Dan dengan marah, Pat menarik tangan Pen dan
memberikan peringatan sekali lagi kepada Pen. Dia membalas bahwa Pen lah yang
telah menyebabkan ini, jadi jangan salahkan orang lain. Kemudian setelah itu,
Pat masuk ke dalam mobil. Dan lalu Wes menjalankan mobilnya.
“Wanita tua! Kamu tidak bisa membahaya kan ku! Kamu
akan merasakan obat ku segera,” gumam Pen dengan pandangan marah.
Tags:
Game Sanaeha
Wow seru2 syukurin tuh si pen wes dah nggak mau di rayu lg,thx ya min
ReplyDeleteBagus banget seru..lanjutin kak di tunggu selanjutnya..
ReplyDeleteD tunggu part selanjutnya...
ReplyDeletemakin seru gak sabar nunggu kelanjutanx 😊
ReplyDeleteYakin seru bgt...lanjut ka..💪
ReplyDeleteLanjutkan ke episode berikutnya
ReplyDeleteMakin kesini makin seru....Next ya min 😊
ReplyDeleteDi tunguuuuuuu yaaaaa cerita selanjutnya🙏
ReplyDeletekereen😁😊 aku suka drama ini. Penasaran
ReplyDeleteSukaaaaa bgt
ReplyDeleteBagus sekali cerita nya jadi penasaran sama kelanjutannya..ayo kakak2 semangat buat sinopsisnya!!tak tunggu😊😊😊😊
ReplyDeleteSelalu Ditunggu kelanjutan nya ya💪💪💪😙😙😙
ReplyDeleteterimakasih banyak
ReplyDelete