Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 06 – 1


Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 06 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Ya memberitahu tujuannya datang ke Bangkok, dia akan mengungkapkan semua kebohongan mereka mengenai Na yang berpura-pura menjadi dirinya untuk masuk ke keluarga Sutharak. Krit terkejut mendengar tujuan Ya.
Peuk keluar dari kamar Krit untuk memberikan waktu bagi Ya dan Krit bicara. Diluar, Peuk berjumpa dengan Na, KhaoSuay dan Nuan yang baru tiba. Na jelas heran melihat Peuk ada di rumah sakit. Peuk memberitahu kalau dia datang ke sini bersama Ya karena Ya ingin bertemu Krit. Na lebih kaget mengetahui Ya datang dan tidak memberitahunya.
Mereka bergegas untuk masuk ke ruang rawat Krit, tetapi Lert ternyata datang juga ke rumah sakit. Dia datang untuk mengantarkan sesuatu.
Ya masih bicara dengan Krit. Dia tidak bisa membiarkan orang-orang dalam situasi berbahaya lagi karenanya, karena itu dia ingin Na dan Krit berhenti melakukan hal ini. Krit tidak mau, dia melakukan ini bukan hanya untuk Ya, tetapi juga untuk mendiang ayahnya dan Khun Pipop. Krit tidak bisa dim saja sementara orang yang melukai Ya, membunuh ayahnya dan Khun Pipop masih berkeliaran dengan bebas tanpa di hukum.
“Jika Khun Ya ingin berhenti, aku tidak akan melarang. Tapi Khun Ya, tolong jangan hentikan aku,” pinta Krit.
Air mata Ya menetes, dia tidak tahu harus bagaimana lagi menghentikan Krit.
--
Lert heran melihat Siriya dan Nuan bicara dengan pria asing (Peuk), jadi dia bertanya siapa pria itu?  Na langsung berbohong kalau Peuk hanyalah orang asing yang sedang menanyakan arah tadi. Peuk langsung ikut berakting, kalau dia tadi menanyakan arah kamar mayat. Peuk juga memberitahu Lert kalau kakaknya meninggal dan dia datang untuk mengambil tubuh kakaknya dari rumah sakit. Kakaknya bernama Na. Nuan dan Na langsung memandang kesal pada Peuk yang malah menyebut namanya sebagai orang yang sudah meninggal.
Untuk menjauhkan Lert, Na meminta Nuan untuk membawa KhaoSuay pergi makan kue. Nuan mengerti dan dia langsung membawa Lert untuk ikut dengannya dan KhaoSuay.
--
Ya menangis dan memohon Krit untuk berhenti tetapi Krit tetap berkeras pada keputusannya.
Suster masuk ke dalam ruang rawat dan menyampaikan pada Ya kalau ada orang yang ingin bertemu.
Dan orang itu adalah Na. Na berada di kamar mandi dan menunggu Ya. Begitu melihat Na, Ya langsung meminta Na untuk berhenti berpura-pura menjadi dirinya. Tapi sama seperti Krit, Na tidak mau. Mereka saling berdebat.
“Tidak ada yang namanya happy ending, P’Ya. Kami sudah terlanjur menyatakan perang, dan bahkan jika kami sekarang berhenti dan berbalik, pelaku itu tetap akan mengejar kami. Jika P’Ya ingin aku, Khun Krit dan KhaoSuay aman, kita harus menangkap pelakunya,” tegas Na.
Ya terdiam sesaat dan berpikir, “Aku akan memberikan waktu 2 bulan.”
“3 bulan ya, P’Ya!”
“2 setengah bulan.”
“Itu terlalu pendek, P’Ya. Aku minta waktu 3 bulan.”
“Baiklah, 3 bulan. Kau harus bisa menangkap pelakunya dalam waktu 3 bulan. Lebih dari 3 bulan, kalian harus keluar dari rumah itu bagaimanapun dan apapun yang terjadi. Hanya sebatas ini aku bisa menahannya.”
“Okay. Aku akan menangkap pelakunya dalam 3 bulan,” setuju Na.
“Dan ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu. Mungkin ini akan membuat masalah ini cepat berakhir. Aku menyimpan rahasia ini karena aku tidak ingin lagi terlibat dengan orang – orang dari keluarga Sutharak lagi. Di hari aku tertembak, ada sebuah bukti yang mungkin berhubungan dengan si pelaku.”
Flashback
Ya di rawat di rumah sakit karena luka tembaknya. Polisi menemuinya dan menunjukkan obat yang mereka temukan di sekitar lokasi kejadian. Mereka bertanya, apa itu obat Ya? Ya melihatnya dan mengatakan bukan, tetapi dia penasaran itu obat apa.
“Itu Glucophage.  Itu berguna untuk menjaga level gula darah. Itu di konsumsi oleh pasien diabetes. Tempat kejadian terjadi di daerah yang sepi dan jarang di lewati orang. Jika itu bukan milik Anda dan juga bukan milik orang yang menolong Anda, maka itu mungkin milik si pelaku.”
End
--
Na sudah pulang dengan Nuan dan memberitahu apa yang Ya katakan kepadanya. Nuan menyimpulkan bahwa ada kemungkinan bahwa pelaku memiliki penyakit diabetes? Na membenarkan, tetapi ada kemungkinan tidak juga. Setidaknya, itu bukti yang ada dan bisa membantu mereka untuk mengecilkan kemungkinan pelaku. Nuan memberikan pendapat kalau berarti mereka harus mencari tahu siapa saja anggota keluarga Sutharak yang memiliki penyakit diabetes.
--
Malam hari,
Na berpakaian hitam, mengenakan topeng hitam dan sarung tangan hitam, mulai berkeliling rumah. Pertama, dia masuk ke dalam kamar Khun Nat dan memeriksa semua sudut untuk menemukan pil obat yang mungkin Khun Nat konsumsi.
Khun Nat sendiri berada di ruang tamu dan sedang membaca. Usai membaca, dia beranjak ke kamarnya.
Na menemukan kotak obat dan membaca kegunaan obat-obat itu, tidak ada obat diabetes. Saat dia hendak keluar, Khun Nat masuk ke dalam kamar. Refleks, Na bersembunyi di dalam lemari pakaian Khun Nat. untunglah dia tidak ketahuan. Saat Khun Nat masuk ke dalam toilet, dia langsung keluar kamar.
Saat dia berjalan di lorong, lampu lorong menyala. Khun Pawinee keluar dari kamar dan membuka semua lampu lorong. Refleks, Na masuk ke dalam ruang dapur dan bersembunyi. Sial, Khun Pawinee ternyata juga menuju dapur untuk mengambil air dan minum obat.
Saat Khun Pawinee berbalik, Na hendak melihat jenis obat yang di minum Khun Pawinee, tetapi Thi masuk. Akhirnya, Na harus kembali merunduk dan bersembunyi dari Thi dan Khun Pawinee.
Beruntungnya, bungkus obat yang Khun Pawinee letak di atas meja, terjatuh ke lantai. Dan Khun Pawinee serta Thi keluar dari dapur tanpa membawa bungkus obat.
Saat mereka keluar, Na segera meraih bungkus obat dari lantai dan memeriksa jenis obat itu. Khun Pawinee teringat obatnya yang tertinggal di dapur, dan Thi menawarkan diri untuk mengambilnya.
Na membaca jenis obat itu dan kegunaannya. Itu adalah obat glucophage yang digunakan untuk menurunkan gula darah. Sama seperti jenis obat yang di temukan di lokasi kejadian penembakan Ya.
Tiba-tiba pintu dapur menyala dan Thi masuk. Na belum sempat bersembunyi dan Thi melihatnya. Langsung saja Na berlari keluar rumah. Karena pakaian hitam yang gelap, Na cukup sulit di kejar dan di lihat jadinya. Thi kehilangan jejaknya, dan teringat mengenai Siriya. Dia takut orang yang di kejarnya berniat melukai Siriya.
--
Nuan sedang menonton film horor lewat handphone di kamarnya. Pas sekali ada yang menggedor pintu kamarnya, dan Nuan langsung ketakutan. Dia semakin ketakutan saat melihat sosok hitam-hitam masuk ke dalam kamarnya. Nuan langsung menjerit dengan sangat keras. Suara jeritannya terdengar oleh Thi.
Na menenangkannya dan membuka topengnya. Nuan langsung kesal saat tahu itu ternyata Na.
Thi pergi ke kediaman Siriya. Dia ingin mengecheck keadaan Siriya apalagi terdengar teriakan Nuan tadi.
Na meminta Nuan untuk segera membantunya karena Thi sedang menuju kemari. Nuan segera membantu Siriya bertukar baju, bersamaan dengan Thi yang masuk kamar. Untunglah, Thi tidak sadar kalau dia orang yang di kejar Thi tadi. Thi meminta Siriya untuk bicara dengannya di ruang tamu.
--
Na dan Nuan berbicara dengan Thi di ruang tamu. Thi bertanya, apa Siriya tadi ada melihat orang berpakaian hitam? Na menjawab tidak ada, jika dia melihatnya, dia pasti sudah melapor ke polisi. Thi tidak bertanya lebih jauh lagi dan hanya menyarankan Siriya untuk mengunci pintu kamar dan jendela dengan rapat.
Selesai bicara dengan Siriya, Thi mulai berkeliling rumah untuk memeriksa. Dia tidak menemukan petunjuk apapun. Jadi, Thi hanya mengunci dan memeriksa semua pintu dan jendela telah terkunci dengan rapat. Tetapi, tetap saja Thi penasaran siapa orang yang masuk ke rumahnya dan memakai pakaian serba hitam tadi? Dia mulai curiga, apa benar seperti yang Siriya dan Krit tuduhkan, ada pembunuh dalam keluarganya?
--
Pagi-pagi, Lert datang dengan bangga untuk melapor kalau dia sudah memperbaiki semua CCTV di semua sudut seperti yang Thi perintahkan. Dan dia berani jamin, jika ada orang yang masuk ke rumah ini lagi, mereka pasti bisa tahu siapa orang itu. Thi memujinya.
Dan, Thi meminta bantuan Lert sekali lagi.
--
Lert membawakan semua barang-barang Thi masuk ke dalam kamar Siriya. Nuan dan Na jelas heran. Dan Lert menarik Nuan serta KhaoSuay agar keluar dan memberikan waktu untuk Thi dan Siriya bicara.
Thi memberitahu Siriya kalau dia akan tinggal di kamar ini mulai dari sekarang. Na jelas tidak setuju dan mengusir Thi keluar dari kamarnya. Thi tidak mau, dia akan tinggal di kamar untuk melindungi Siriya karena kemarin malam ada orang asing yang masuk ke rumah mereka. Di tambah lagi, Khun Pipop telah mempercayainya untuk menjaga Siriya.
“Aku sudah bilang, aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku tidak takut pada pelaku itu. Dan juga, dirimu juga memiliki kemungkinan sebagai pelaku juga. Jadi, mana mungkin aku bisa mempercayaimu? Kau mungkin mencari kesempatan untuk mendekatiku agar bisa melukaiku!”
“Maka buktikan lah itu. Kau berani dengan orang yang tidak kau percayai selama 24 jam sehari? Hal bagusnya adalah kau bisa mencari kesalahanku selama waktu itu. Dan kau akan tahu apakah aku adalah orang yang melukaimu atau bukan. Dan hal baiknya untukku adalah aku bisa menjagamu seperti yang P’Pop wasiatkan. Dan aku… akan tahu apakah kau mengincar harta kakakku atau bukan! Bagaimana? Setuju? Bukankah ini solusi win-win.”
“Mengapa kau tiba-tiba peduli jika aku hidup atau mati?”
“Aku peduli dengan keselamatan setiap orang dalam rumah ini,” tegas Thi. “Jadi bagaimana? Kau bersedia mengikuti permainanku? Jangan jadi pengecut. Bukankah kau bilang bisa menjaga dirimu, lalu kenapa kau takut padaku?”
Akhirnya, Na setuju untuk membiarkan Thi tinggal di kamarnya.

Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.


Post a Comment

Previous Post Next Post