Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 07 – 2
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh
: Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Khun
Nat sudah pulang, jadi Na dan Peuk bisa kembali masuk ke dalam ruangan Krit.
Krit meminta agar Ya tidak lagi datang menjenguknya, agar kejadian hari ini
tidak terulang lagi. Tetapi, Ya menolak, dia tetap akan datang karena tidak
bisa membiarkan Krit sendirian. Krit balas berkata kalau Na tahu mengenai yang
terjadi hari ini, Na pasti tidak akan membiarkan Ya datang. Ya meminta agar
tidak ada yang memberitahu hal ini pada Na.
Krit
berusaha meminta Aunt On agar membantunya membujuk Ya. Tetapi, Ya mengingatkan
Aunt On yang selalu mengajarkannya dan Na agar tidak meninggalkan orang yang
baik pada mereka kan? Bahkan jika Aunt On dan Peuk tidak mau mengantarkannya
lagi untuk menjaga Krit di rumah sakit, dia akan tetap datang bagaimanapun
caranya. Aunt On akhirnya memutuskan akan mengikuti keputusan Ya.
--
Na
sedang berolahraga di dalam kamar. Nuan bertanya mengenai keputusan Na terhadap
sekolah KhaoSuay. Dan Na akhirnya setuju untuk tetap membiarkan KhaoSuay
sekolah di sana karena perkataan Khun Nat benar.
“KhaoSuay,
kamu akan pergi sekolah dan bertemu banyak teman,” ujar Nuan pada KhaoSuay.
“Senang atau tidak?”
“Senang!’
jawab KhaoSuay.
Nuan
juga meminta Na untuk menurunkan sedikit kecurigaan agar hidup tidak terlalu
stress. Na setuju, lagipula yang mencurigakan saat ini bukanlah Khun Nat tetapi
Khun Pawinee.
--
Khun
Pawinee datang ke perusahaan. Dan semua karyawan langsung menyambutnya. Khun
Pawinee datang untuk menemui Thi.
Da
melapor pada Thi kalau ada sedikit masalah. Salah seorang mitra kerja sama
mereka yang biasa mereka gunakan jasanya untuk mengirim barang ke luar negeri,
menuntut mereka karena telah melanggar perjanjian. Thi jelas heran, dan Da
memberikan laporannya. Perusahaan mereka membatalkan secara sepihak penggunaan
jasa perusahaan tersebut. Thi jelas kaget karena dia tidak pernah memerintahkan
hal itu. Da memberitahu kalau itu adalah kerjaan Pa.
--
Pa
sedang bersama Khun Wiset. Pa berujar kalau dia sudah membawa banyak keuntungan
untuk perusahaan, tetapi Thi tidak melakukan apapun. Wiset berusaha mengambil
hati Pa, dengan memuji Pa yang telah melakukan yang terbaik dan suatu hari Khun
Pawinee pasti akan memberikan posisi Ketua ST Car pada Pa. Pa sangat senang
mendengarnya, dan bertekad suatu hari akan menghancurkan Thi.
Pas
sekali, Khun Pawinee masuk ke dalam ruangannya. Dia memberikan tuntutan dari
mitra kerja sama mereka. Pa tidak measa bersalah dan malah menganggap
perusahaan itu hanya mengancam mereka saja. Lagipula dia menemukan perusahaan
lain yang bisa memberikan biaya pengiriman yang jauh lebih murah daripada
perusahan tersebut. Wiset membenarkan perkataan Pa.
Diluar,
para karyawan sudah berkumpul untuk menguping apa yang para eksekutif
pertengkarkan (di antara para karyawan itu, yang paling kepo adalah Prawdta –
sekretaris dari Khun Wiset). Praw bahkan membuka taruhan untuk memilih siapa
yang akan menang, Khun Pa atau Thi? Chet merasa kalau seharusnya mereka tidak
membuat taruhan semacam itu, tetapi Praw malah beralasan kalau hal ini hanyalah
hiburan di tempat kerja. Wat yang ada di sana, kesal melihat tingkah Praw yang
seperti itu, dan hendak pergi saja.
Kebetulan
sekali Wat melihat Khun Nat dan hendak memberitahu mereka agar bubar. Tetapi
Praw malah mengusir Wat untuk pergi saja dan dia bahkan menyebut Wat sebagai
orang yang suka cari muka atasan. Wat jelas kesal, dia tidak jadi memberitahu
kedatangan Khun Nat dan langsung pergi.
Khun
Nat melihat tingkah mereka yang berdiri di balik pintu dan menguping. Chet
melihat Khun Nat dan menyuruh semuanya untuk bubar, tetapi Praw tetap tidak mau
dan terus menguping. Chet milih pergi, dan para karyawan lain mengikutinya.
Di
tinggal sendiri, Praw jelas heran. Pas dia balik, sudah ada Khun Nat. kaget,
Praw langsung kabur dan beralasan kalau sedang mencari mesin fotocopy.
Thi
masih mempelajari profil perusahaan yang Pa bilang menawarkan biaya kirim lebih
murah. Pa terus membual kalau dia membawa laba untuk perusahaan. Thi angkat
bicara, berdasarkan yang dia pelajari, perusahaan yang Pa pilih tidak bisa di
percaya. Khun Pawinee langsung marah pada Pa. Dan Pa langsung marah balik pada
Thi karena asal bicara.
“P’Pa
apa yang aku katakan adalah benar. Dan yang paling penting, perusahaan
pengiriman ini mengirimkan barang lebih lambat dari perusahaan yang kita
gunakan sebelumnya,” jelas Thi.
“Hoy,
Pa! Cukup!” marah Khun Pawinee.
Khun
Nat masuk saat itu. Dia datang karena mendapat telepon dari Da yang memberitahu
kalau ada masalah di perusahaan. Jadi, dia ingin membantu. Khun Pawinee senang
karena Khun Nat datang, dan dia meminta Khun Nat untuk mempelajari data perusahaan
pengiriman yang Pa pilih. Thi juga senang, jadinya Khun Nat dapat menjadi
penengah dalam keputusan ini.
Khun
Nat memberitahu kalau dia sudah mempelajari perusahaan itu karena Da telah
mengirimkan datanya. Khun Pawinee langsung meminta pendapat Khun Nat.
“Aku
setuju dengan Khun Thi, Ma. Seperti yang Khun Thi katakan, perusahaan itu baru.
Mereka tidak punya cukup informasi dan juga tidak punya cukup kredibilitas. Lebih penting, waktu pengiriman mereka lebih
lama daripada perusahaan yang kita gunakan sebelumnya.”
“P’Pa
sepertinya sudah salah paham. Sekarang ini, kita harus bisa mengirim segalanya
dengan cepat karena persaingan.”
“Aku
rasa kita harus menggunakan perusahaan pengiriman kita dulu, Ma,” pendapat Khun
Nat.
Dan
Khun Pawinee setuju. Pa tidak mau, dia menekankan kalau dia sudah menghubungi
perusahaan itu, dan jika membatalkan kerja sama, dia bisa malu. Khun Pawinee
tidak peduli, itu kan salah Pa sendiri. Dia menyebut Pa yang hanya bisa membuat
masalah. Pa benar-benar marah, tetapi tidak bisa membantah lagi.
--
“Aku
sudah melakukan sesuai yang kita sepakati. Tapi, kenapa hasilnya malah seperti
ini?” marah Wiset pada orang yang di telponnya.
Tidak
lama, Pa datang dan marah – marah pada Wiset karena membuatnya memilih
perusahaan itu dan akhirnya dia harus di permalukan. Wiset hanya bisa meminta
maaf. Tetapi, Pa malah memaki Wiset yang selalu membuat masalah untuknya dan
tidak pernah membantunya sama sekali.
--
Khun
Pawinee pulang bersama Thi dan Khun Nat. Khun Pawinee masih marah-marah karena
kesal dengan kelakuan Pa yang selalu membuat masalah untuk perusahaan. Thi
berusaha menenangkan Khun Pawinee agar tidak marah. Tetapi, Khun Pawinee tetap
marah.
Na
dan Nuan mendengar kemarahan Khun Pawinee tersebut dari jauh. Setelah itu, Na
berdiskusi dengan Nuan. Na merasa kalau Khun Pawinee itu aneh, dia kan sudah
kasih posisinya ke Thi, tetapi tetap saja dia ikut campur dengan masalah
perusahaan. Na merasa kalaua Khun Pawinee itu bukan nenek-nenek biasar, Khun
Pawinee sangat pintar dan mereka harus berhati-hati padanya.
“Untuk
apa berhati-hati? Seharusnya kamu memikirkan malam ini. Kau harus hati-hati
dengan yang terjadi. Meh! Apa kau bisa menghandle-nya ? hmm?” goda Nuan. “Kemarin malam kau
tidak bisa tidur.”
“Jangan
khawatir, P’. Tidak peduli apapun, malam ini, aku pasti bisa tidur dengan
nyaman! Karena aku telah mempersiapkan segalanya.”
--
Thi
hendak masuk ke dalam kamar, tetapi Na sudah mengunci pintu kamar. Thi
memanggilnya dan memintanya untuk membuka pintu, tetapi Na tidak mau. Na bahkan
dengan riang berguling-guling di tempat tidur.
Ada
seseorang yang masuk lewat jendela kamar mandi yang ada di kamar Na. Na bisa
merasakannya, dan dia sudah mempersiapkan pisau kecil di bawah bantalnya. Saat
orang itu mendekat, Na segera mengarahkan pisau itu kepada orang tersebtu.
Ternyata, itu adalah Thi.
“Bagaimana
kau bisa masuk?”
“Kenapa
aku tidak bisa masuk? Inikan rumahku,” jawab Thi. “Dan aku tahu setiap sudut di
rumah. Dan pintu di kamar mandi, itu tidak tertutup. Jangan berpikir kau bisa
lepas dari genggamanku!”
“Kau
bermain pisau seperti ini, kalau terlihat oleh KhaoSuay akan jadi contoh yang
buruk.”
“Aku
tidak bermain! Aku serius!”
Dan
Thi dengan perlahan menyingkir. Dia hendak mandi dan tidur.
Thi
selesai mandi. Dan sama seperti kemarin, Na memakai jaket untuk melindungi
tubuhnya dari Thi. Thi tersenyum melihatnya. Thi kemudian bertanya apa KhaoSuay
sudah di terima sekolah?
“Sudah.
Khun Nat yang membantu.”
“Kau
sudah lihat kan Khun Nat sangat baik padamu. Jadi kenapa kau sangat jutek
padanya?”
“Masalah
ini, Khun Nat memang baik. Tapi, aku tetap tidak mempercayainya. Sebenarnya, semua orang di rumah ini tidak
bisa di percaya. Setiap orang bisa saja pelakunya. Termasuk kau!”
Thi
tidak membalas. Dia malah mengganggu Na dengan mematikan AC. Na tentu marah karena
kamar jadi terasa panas. Thi membalas kalau sepertinya Siriya sangat kedinginan
hingga memakai jaket tebal. Dia sampai berpikir kalau Siriya dari Korea.
“Begitu?
Pertahanan dari kemesuman? Berpakaian seperti ini, kau tidak akan bisa
mempertahankan dirimu dari kemesumanku,” goda Thi.
Dan
Na segera mengeluarkan pisaunya lagi. Thi langsung menyingkir dan tidur.
Sebelum tidur, dia menyuruh Na agar berhati-hati, jangan sampai tertidur. Atau
Na mungkin akan telanjang jika sampai tertidur. Na kesal sekali.
--
Pada
akhirnya, Na tetap tertidur dan tidak bisa bangun. KhaoSuay sampai
melompat-lompat membangunkan Na agar bangun, tetapi Na tetap tidak bangun. Thi
memanfaatkan hal ini untuk mengganggu Na. Dia mengajak KhaoSuay untuk
bekerjasama.
Da
datang ke kediaman Na dan Thi. Dia memanggil Thi dan bahkan dengan sengaja
memakai pakaian seksi bertali satu.
Na
masih setengah tertidur. Dan mengira kalau yang ada di depannya adalah
KhaoSuay. Jadi, dia memeluk dan mencium pipi Thi yang di kiranya KhaoSuay. Thi
sampai kaget. Na membuka mata, dan terkejut karena yang di cium-nya adalah Thi.
Dia segera mendorong tubuh Thi dengan kuat ke lantai.
“Khun
Mae mencium pipi Uncle Thi!” ujar KhaoSuay, berulang kali dengan riang.
Thi
kemudian mengingatkan Na kalau hari ini adalah hari pertama KhaoSuay sekolah,
tetapi Na malah telat bangun. Na menyarankan Thi yang membuatnya merasa tidak
aman, hingga dia tidak bisa tidur. Dari luar, Da mendengar pembicaraan mereka.
Thi
kemudian menunjukkan foto yang di ambilnya. Foto Na yang wajahnya di corat
coret. Na jelas kesal dan Thi tersenyum jahil.
Thi
keluar kamar dan melihat Da yang berdiri di depan pintu. Da berusaha tenang.
Dia memberitahu kalau dia datang untuk memberikan dokumen untuk pertemuan klien
hari ini yang harus Thi tandatangani. Thi berterimakasih dan hendak mengambil
dokumen itu.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy
Lanjut lg ya,,
ReplyDeleteKk tlong donk sinopsis rising sun season 1 jdulny roy ruk huk liam tawan,,, bgus bngt crtanya
ReplyDelete